You are on page 1of 3

'Motor Neuron', Sakit yang Diderita Stephen

Hawking
Rahman Indra, CNN Indonesia | Rabu, 14/03/2018 11:41 WIB
Bagikan :

Ahli fisika dan kosmologi, Stephen Hawking meninggal dunia di usia 76 tahun. Hawking menderita penyakit motor neuron
sejak 1963, di usia 21 tahun. (Foto: AFP PHOTO / ANDREW COWIE)

Jakarta, CNN Indonesia -- Stephen Hawking, ahli fisika dan kosmologi meninggal dunia di
usia 76 tahun, di kediamannya Inggris pada Rabu (14/3) dini hari waktu setempat. Kabar
meninggalnya Hawking disampaikan anggota keluarganya dalam pernyataan resmi.

Lucy, Robert dan Tim, anak Hawking menyampaikan: "Kami berduka cita yang sedalam-
dalamnya atas meninggalnya ayah kami pada hari ini. Kami akan merindukan selamanya. Dia
adalah lilmuwan hebat dan pria luar biasa yang ide dan warisannya akan diteruskan selama
bertahun-tahun."

Meski keluarga tak menyebutkan dengan pasti penyebab meninggal dunianya, seperti dilansir
dari The Guardian, Hawking diketahui menderita penyakit motor neuron (MND). Ia pertama
kali didiagnosis mengidap penyakit itu pada 1963, di usia 21 tahun.

Saat didiagnosis MND, dokter menilai hidupnya tinggal hanya dua tahun lagi. Namun, ia
memiliki penyakit yang berkembang lebih lambat dari biasa diderita orang lain. Oleh
karenanya, ia bertahan lebih dari 50 tahun menghadapi penyakit yang biasanya mematikan
setelah tiga tahun tersebut.

Penyakit motor neuron (MND) sendiri merupakan sakit yang menyebabkan saraf motorik
rusak dan akhirnya berhenti bekerja. Karenanya, otot-otot yang rusak saraf pasokan secara
bertahap kehilangan kekuatan mereka.

Lihat juga:
Ahli Fisika dan Kosmologi Stephen Hawking Meninggal Dunia

Dari penelusuran beberapa sumber, diketahui Motor Neuron Disease atau penyakit motor
neuron memengaruhi orang-orang berbeda dalam berbagai cara. Penyakit ini membuat otot
melemah secara bertahap dan semakin memburuk.

Gejala pertama biasanya terbentuk di tangan dan lengan, atau kaki dan kaki. Gejala lainnya,
ada juga yang mengenai otot-otot di sekitar wajah dan tenggorokan, sehingga tidak bisa
berteriak atau bernyanyi. Gejala lainnya yang mungkin terjadi di antaranya, kram otot,
kelelahan, 'kedutan' otot melemah, dan menyentak dari lengan atau kaki saat beristirahat.

Ada beberapa jenis dari penyakit motor neuron, di antaranya Amyotrophic lateral sclerosis
(ALS), progressive bulbar palsy (PBP), progresif otot atrofi (PMA), dan primer lateral
sclerosis (PLS). Hawking diduga menderita jenis ALS, atau yang kerap juga disebut Lou
Gehrig's Disease yang membuatnya lumpuh, sehingga bertumpu pada pemakaian teknologi
untuk membantunya beraktivitas.

Apa penyebabnya? Peneliti dari Universitas Teknologi Sydney Australia pada lima tahun
lalu, seperti dilansir dari Radio Australia menduga penyebab penyakit saraf ini adalah racun
yang ada dalam alga yang kemudian mencemari sumber makanan manusia.

Zat racun tersebut mengikuti rantai makanan, dan jika seseorang terpapar racun tersebut bisa
menyebabkan timbulnya penyakit saraf dalam sejumlah kasus. Zat tersebut bisa menyerupai
zat-zat yang digunakan dalam memproduksi protein dalam tubuh manusia.

Namun, itu baru salah satu temuan yang masih perlu diteliti lebih jauh. Hingga kini,
penyebab lebih dari 90 persen kasus penyakit saraf motor neuron masih belum diketahui.

Lihat juga:
Inspirator Ice Bucket Challenge Wafat, Kenali ALS Lebih Jauh

Meski didiagnosis penyakit yang melumpuhkannya, Hawking masih tetap bekerja. Dalam
salah satu wawancara, Hawking pernah memperkirakan bahwa dia bekerja 1.000 jam selama
tiga tahun sarjana di Oxford.

"Anda seharusnya menjadi orang yang brilian tanpa usaha, atau menerima keterbatasan
Anda," tulisnya dalam otobiografinya pada tahun 2013, 'My Brief History'.

Bagi Hawking, diagnosis dini penyakit terminalnya memicu pemikiran baru. "Yang
mengejutkan saya, bahwa saya menikmati hidup di masa sekarang lebih dari sebelumnya.
Saya mulai membuat kemajuan dengan penelitian saya, " ujarnya suatu kali.

Hawking mulai menggunakan kruk di tahun 1960an, tapi lama-lama memperjuangkan


penggunaan kursi roda. Dia menjadi terkenal karena kemunculannya di sepanjang jalan-jalan
di Cambridge, dan sesekali muncul di lantai dansa di pesta-pesta perguruan tinggi.
Suatu kali, Hawking pernah berbicara tentang kematian, sebuah kemungkinan yang berada di
cakrawala yang lebih jauh daripada yang dipikirkan dokter.

"Saya telah hidup dengan prospek kematian dini selama 49 tahun terakhir. Saya tidak takut
mati, tapi saya tidak terburu-buru untuk mati. Saya punya banyak hal yang ingin saya lakukan
lebih dulu," katanya seperti dikutip dari The Guardian.

Yang mengejutkan orang di sekitarnya adalah sejak didiagnosis penyakit motor neuron, ia
justru meraih banyak hal. Hawking meninggalkan tiga anak, Robert, Lucy dan Timothy, dari
pernikahan pertamanya dengan Jane Wilde, dan tiga cucu. (rah/rah)

You might also like