You are on page 1of 10

STUDI KOMPARATIF KINERJA GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK

DAN YANG BELUM DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN


DI SMPN3 SINGARAJA

Ni Pt. Riana Ayu Ningsih


Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pendidikan Ganesha
Jl. Udayana No. 12 C, (Kampus Tengah) Singaraja, Bali.

E-mail: geg.rhian_na@yahoo.com

Abstrak
Penelitian yang mengambil lokasi di SMP Negeri 3 Singaraja ini bertujuan untuk mengetahui (1)
kinerja guru yang sudah bersertifikat pendidik, (2) kinerja guru yang belum bersertifikat pendidik, dan (3)
perbedaan antara kinerja guru yang sudah bersertifikat pendidik dengan guru yang belum bersertifikat
pendidik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode dokumentasi dan
wawancara mengenai hasil kinerja dari 58 orang guru. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis
menggunakan analisis perbandingan rata-rata (Independent-Samples t Test). Dari hasil analisis
menunjukkan bahwa kinerja guru baik yang sudah bersertifikat pendidik maupun yang belum bersertifikat
pendidik sudah tergolong kategori baik dengan nilai rata-rata 89,84 dan 88,44. Berdasarkan hasil analisis
komparatif dengan menggunakan SPSS 16.00 for windows, diperoleh nilai thitung sebesar 1,028 dan tTabel
0,05;56= 2,000. Hal ini berarti tidak ada perbedaan kinerja antara guru yang sudah bersertifikat pendidik
dengan guru yang belum bersertifikat pendidik di SMP Negeri 3 Singaraja Tahun Ajaran 2012/2013.

Kata Kunci: pembelajaran, kinerja guru, sertifikasi.

Abstract
The research that located at SMP Negeri 3 Singaraja, aims to (1) teacher‟s performance who
have been certified, (2) teacher‟s performance who have not been certified, and (3) the difference of
teacher‟s performance between those who have been certified and those who have not. The data of 58
teacher‟s performance were obtained by using documentation and interview methods. It was further
analyzed by comparing mean score. From the result of analysis, the score obtained show that the
performance of both certified and uncertified teacher was categorized excellent, with the mean score
89.84 and 88.44 respectively. Base on the analysis the tobs was 1.028 and the ttable 0.05;56 of SPSS 16.00
for windows was 2.000. This means, there are no difference between the performance certified teacher
and the performance uncertified teachers of SMP Negeri 3 Singaraja in the academic year 2012/2013.

Key words: instruction, teacher‟s performance, certification.

PENDAHULUAN dijadikan landasan dalam pelaksanaan


Pemerintah telah menetapkan visi, reformasi pendidikan. Salah satu prinsip
misi, serta strategi pembangunan tersebut adalah pendidikan
pendidikan nasional dalam rangka diselenggarakan sebagai proses
pembaharuan sistem pendidikan. Adapun pembudayaan dan pemberdayaan peserta
visi pendidikan nasional adalah terwujudnya didik yang berlangsung sepanjang hayat.
sistem pendidikan sebagai pranata sosial Guru yang memberikan keteladanan,
yang kuat dan berwibawa untuk membangun kemauan, dan
memberdayakan semua warga negara mengembangkan potensi serta kreativitas
Indonesia, agar berkembang menjadi peserta didik sangat diperlukan dalam
manusia yang berkualitas, sehingga proses pendidikan tersebut. Implikasi dari
mampu dan proaktif menjawab tantangan prinsip ini adalah pergeseran paradigma
zaman yang selalu berubah. Terkait dengan proses pendidikan, yaitu dari paradigma
visi tersebut ditetapkanlah serangkaian pengajaran ke paradigma pembelajaran.
prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan guru dan sumber edukatif untuk mencapai tujuan tertentu”.
belajar pada suatu lingkungan belajar. Ahli lainnya yaitu Kunandar (2007: 265)
Proses pembelajaran perlu direncanakan, menyatakan bahwa “pembelajaran adalah
dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar proses interaksi antara peserta didik
terlaksana secara efektif dan efisien dengan lingkungannya sehingga terjadi
(Permendiknas 41 Tahun 2007). Oleh perubahan perilaku kearah yang lebih baik”.
karena itu, guru menjadi mata rantai Berdasarkan pendapat dari beberapa
terpenting yang menghubungkan antara ahli, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan harapan akan masa pembelajaran adalah suatu proses yang
depan pendidikan di sekolah yang lebih sistematis dan tersusun dari berbagai
baik. Bertolak dari kondisi inilah pemerintah komponen atau unsur yang saling
mengeluarkan Undang-Undang No. 14 mempengaruhi dalam pencapaian tujuan
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen yang pembelajaran. Proses pembelajaran yang
diantaranya memuat tentang kualifikasi, didalamnya terdapat interaksi edukatif antar
kompetensi dan sertifikasi guru. komponen pembelajaran memiliki makna
Menurut UU No. 14 Tahun 2005 dan pengertian yang lebih luas daripada
tentang Guru dan Dosen, guru adalah pengertian mengajar. Dalam proses
pendidik profesional dengan tugas utama pembelajaran tersirat adanya satu kesatuan
mendidik, mengajar, membimbing, kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa
mengarahkan, menilai dan mengevaluasi yang belajar serta guru yang mengajar dan
peserta didik pada berbagai jenjang dan antar kedua kegiatan ini, terjalin interaksi
jenis pendidikan formal. Kinerja guru sangat yang saling menunjang (Usman, 2005).
penting untuk diperhatikan dan dievaluasi Dalam proses pembelajaran terdapat
karena guru mengemban tugas profesional, beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu
artinya tugas-tugas hanya dapat dikerjakan 1) pembelajaran harus menekankan pada
dengan kompetensi khusus yang diperoleh praktik, baik di laboratorium maupun di
melalui program pendidikan. Selain itu masyarakat dan dunia kerja, 2)
setiap saat pendidikan dan pengajaran pembelajaran harus dapat menjalin
selalu berubah sesuai dengan perubahan hubungan yang baik antar sekolah dan
ilmu pengetahuan dan teknologi. masyarakat, 3) dalam proses pembelajaran
Perubahan ini akan menimbulkan masalah perlu dikembangkan iklim pembelajaran
baru dalam dunia pendidikan. Oleh karena yang demokratis dan terbuka melalui
itu, lembaga pendidikan khususnya sekolah pembelajaran terpadu dan partisipatif, 4)
harus mampu memfasilitasi perubahan pembelajaran perlu lebih ditekankan pada
tersebut, salah satunya dengan masalah-masalah aktual yang secara
meningkatkan kompetensi guru agar sesuai langsung berkaitan dengan kehidupan
dengan kebutuhan masyarakat. Kepala nyata yang ada di masyarakat, dan 5) perlu
sekolah harus mampu membina guru-guru dikembangkan model pembelajaran
agar peka dan peduli terhadap perubahan „moving class‟ untuk setiap bidang studi,
serta berusaha untuk bersikap inovatif dan karena kelas juga dapat dijadikan sebagai
selalu mengembangkan kualitas sumber laboratorium (Mulyasa, 2007).
daya dalam mengajar. Maka dari itu, kepala Proses pembelajaran terdiri dari
sekolah yang bertindak sebagai supervisor komponen-komponen yang berinterelasi
perlu melaksanakan penilaian terhadap dan berinteraksi satu dengan lainnya, untuk
kinerja guru-gurunya, khususnya dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
proses pembelajaran. (Sahertian, Piet A, ditetapkan. Adapun komponen-komponen
2000). dalam pembelajaran tersebut terdiri dari, 1)
Proses pembelajaran merupakan inti tujuan pembelajaran, 2) tenaga
dari kegiatan pendidikan di sekolah. kependidikan khususnya guru, 3) peserta
Menurut Moh. Uzer Usman (2005: 4), didik atau siswa, 4) perencanaan
proses pembelajaran adalah “suatu proses pengajaran, 5) strategi pembelajaran, 6)
yang mengandung serangkaian perbuatan media pembelajaran, dan 7) evaluasi
guru dan siswa atas dasar hubungan timbal pembelajaran (Hamalik, 2009).
balik yang berlangsung dalam situasi
Guru merupakan salah satu komponen Pada hakikatnya kinerja guru
manusiawi dalam proses pembelajaran. merupakan perilaku guru dalam
Secara sederhana guru adalah orang yang melaksanakan tugasnya sebagai pendidik
memberikan ilmu pengetahuan kepada dan pengajar ketika mengajar di kelas yang
anak didik (Djamarah, 2005). Oleh karena harus sesuai dengan kriteria tertentu dan
itu, guru dituntut untuk mampu berperan biasanya terlihat dari situasi dan kondisi
aktif dan menempatkan kedudukannya kerja sehari-hari. Saondi dan Suherman
sebagai tenaga profesional dalam (2009: 21) menyatakan bahwa “Kinerja guru
melaksankan tugasnya (Sardiman, 2007). adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh
Dalam melaksanakan tugasnya secara guru dalam melaksanakan tugas atau
profesional guru harus menguasai pekerjaannya”. Dengan demikian kinerja
seperangkat kemampuan yang disebut guru adalah tingkat keberhasilan yang
dengan kompetensi guru. Kompetensi yang ditunjukkan oleh kemampuan guru dalam
harus dimiliki guru mencakup kemampuan melaksanakan tugas atau perannya
menguasai siswa, tujuan pembelajaran, sebagai pendidik.
metode pembelajaran, materi yang Tugas dan peranan guru sebagai
diajarkan, teknik mengevaluasi, pendidik profesional meliputi kegiatan
pembelajaran, dan lingkungan belajar. berlangsungnya interaksi edukatif di dalam
Menurut Rusmini (dalam Saondi dan kelas, yang umum disebut proses
Suherman, 2010: 31) “kompetensi guru pembelajaran, administrator, evaluator, dan
adalah kemampuan atau kesanggupan konselor sesuai dengan kompetensi yang
guru dalam mengelola pembelajaran”. dimilikinnya (Suryosubroto, 2009). Dalam
Dalam proses pembelajaran, guru dituntut mengelola pembelajaran, guru hendaknya
mampu menciptakan dan menggunakan melaksanakan pembelajaran dengan lebih
situasi atau kondisi yang nyaman, bebas efektif, dinamis, dan efisien. Hal ini ditandai
dari tekanan, ancaman, dan ketakutan, dengan adanya keterlibatan aktif diantara
agar anak dapat mengembangkan dua subjek yaitu guru sebagai pembimbing
kompetensinya dengan baik (Payong, dan pengarah, sedangkan siswa terlibat
2011). Hanafiah dan Suhana (2009: 162) aktif untuk memperoleh perubahan diri
menyatakan bahwa “kompetensi guru dalam pengajaran (Rohani, 2004).
merupakan perpaduan antara kemampuan Kinerja guru sangat penting untuk
personal, keilmuan, teknologi, sosial dan diperhatikan dan dievaluasi karena guru
spiritual yang membentuk kompetensi mengemban tugas profesional, artinya
standar profesi guru, yang mencakup tugas-tugas hanya dapat dikerjakan dengan
penguasaan materi, pemahaman terhadap kompetensi khusus yang diperoleh
peserta didik, pembelajaran yang mendidik, melalalui program pendidikan. Kinerja guru
pengembangan pribadi dan mempunyai spesifikasi atau kriteria tertentu,
profesionalisme”. Berdasarkan pendapat serta dapat dilihat dan diukur berdasarkan
ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa spesifikasi atau kriteria kompetensi yang
kompetensi guru merupakan seperangkat harus dimiliki oleh setiap guru.
penguasaan kemampuan yang harus ada (Suryosubroto, 2009). Dalam penelitian ini
dalam diri guru agar dapat mewujudkan Kepala SMP Negeri 3 Singaraja mengukur
kinerjanya secara tepat dan efektif kinerja guru menggunakan indikator yang
khususnya dalam proses pembelajaran. telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Kabupaten Buleleng yang dibagi kedalam
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tiga (3) bagian, yaitu penilaian perencanaan
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi pembelajaran, penilaian pelaksanaan
Akademik dan Kompetensi Guru, bahwa pembelajaran, dan penilaian evaluasi
Standar Kompetensi Guru dikembangkan pembelajaran.
secara utuh dari 4 kompetensi utama, yaitu Guru dikatakan profesional ketika guru
1) kompetensi pedagogik, 2) kepribadian, 3) tersebut mampu memenuhi keempat
sosial, dan 4) profesional. Keempat kompetensi dalam melaksanakan
kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerjanya. Kunandar, (2007: 45)
kinerja guru. menyatakan bahwa “profesi adalah suatu
pekerjaan atau jabatan yang menuntut Undang-undang Nomor 14 tahun 2004
keahlian tertentu”. Hal ini berarti bahwa tentang Guru dan Dosen, yang menyatakan
suatu pekerjaan atau jabatan tersebut, bahwa guru harus memiliki kualifikasi
dipegang oleh orang yang sudah akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,
mempersiapkan diri melalui pendidikan dan sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
pelatihan secara khusus. Menurut Undang- kemampuan untuk mewujudkan tujuan
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang pendidikan nasional.
Guru dan Dosen, profesional adalah
pekerjaan atau kegiatan seseorang yang METODE
menjadi sumber penghasilan kehidupan Penelitian yang mengambil lokasi di
serta memerlukan keahlian, kemahiran, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri
atau kecakapan sesuai standar mutu, 3 Singaraja ini merupakan penelitian
norma tertentu serta memerlukan deskriptif komparatif. Penelitian ini
pendidikan profesi. Profesi guru adalah bertujuan untuk membandingkan kinerja
suatu keahlian dan kewenangan khusus guru dalam pengelolaan pembelajaran,
dalam bidang pendidikan, pengajaran, antara guru yang belum dan sudah
pelatihan yang ditekuni oleh seseorang bersertifikat pendidik. Adapun variabel
untuk menjadi mata pencaharian dalam dalam penelitian ini adalah kinerja guru
memenuhi kebutuhan hidup (Kunandar: dalam pengelolaan pembelajaran dan
2007). diukur dengan menggunakan instrumen
Guru profesional memiliki persyaratan yang telah disediakan oleh dinas
minimal kualifikasi pendidikan profesi, pendidikan. Penelitian ini menggunakan
kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang seluruh guru di SMP Negeri 3 Singaraja
studinya, kemampuan berkomunikasi yang sebagai sampel, yang terdiri dari 49 orang
baik dengan anak didik, jiwa kreatif dan guru sudah bersertifikat pendidik dan 9
produktif, etos kerja dan komitmen tinggi orang guru belum bersertifikat pendidik.
terhadap profesinya, serta selalu Dalam penelitian ini, data
melakukan pengembangan diri secara terus dikumpulkan dengan menggunakan metode
menerus baik melalui organisasi profesi, dokumentasi dan metode wawancara
internet, buku, seminar, dan semacamnya sebagai pelengkap. Data yang diperoleh
(Kunandar, 2007). Pemberdayaan profesi dalam penelitian ini, merupakan data
guru atau dosen diselenggarakan melalui sekunder yang berupa hasil penilaian
pengembangan diri yang dilakukan secara kepala sekolah terhadap kinerja guru.
demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, Analisis data yang digunakan dalam
dan berkelanjutan dengan menjunjung penelitian ini adalah analisis data deskriptif
tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, komparatif yang dimaksudkan untuk
nilai kebudayaan, kemajemukan bangsa, menguji adanya perbedaan yang signifikan
dan kode etik profesi. Hal ini diatur dalam antara kinerja guru yang belum dan sudah
UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru bersertifikat pendidik. Sebagai alat untuk
dan Dosen. pengujian adanya perbedaan, digunakan
Pemerintah mengakui keprofesionalan analisis perbandingan rata-rata
guru dengan pemberian sertifikat pendidik (Independent-Samples t Test) dan dihitung
melalui program sertifikasi guru. Sertifikasi dengan menggunakan program SPSS
(certification) berarti pengakuan secara 16.00 for windows.
resmi kompetensi seseorang untuk
memangku sesuatu jabatan profesional. HASIL
Secara yuridis menurut ketentuan Pasal 1 Berdasarkan data dari 49 orang
ayat (11) Undang-Undang Republik guru bersertifikat pendidik, menunjukkan
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang bahwa skor tertinggi adalah 200, dengan
Guru dan Dosen, sertifikasi adalah proses skor maksimal 200. Sedangkan skor
pemberian sertifikat pendidik untuk guru terendah adalah 168. Secara rinci data skor
atau dosen. kinerja guru bersertifikat pendidik
Dasar hukum tentang perlunya diikhtisarkan dalam Tabel 1.
sertifikasi guru dinyatakan dalam pasal 8
Tabel 1 Skor Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik
No. Indikator Skor Rata-rata Kategori
1. Perencanaan 1978 92 Amat Baik
2. Pelaksanaan 4876 89 Baik
3. Penilaian 1924 89 Baik
Total 8778 270 -
Sumber: Hasil penilaian kinerja guru bersertifikat pendidik yang dilakukan oleh kepala
sekolah.

Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat kecenderungan kinerja guru bersertifikat


bahwa nilai rata-rata kinerja guru pendidik di SMP Negeri 3 Singaraja secara
bersertifikat pendidik dalam administrasi keseluruhan tergolong pada kategori baik.
perencanaan pengajaran sebesar 92, Untuk kinerja guru belum
pelaksanaan kegiatan pembelajaran bersertifikat pendidik berdasarkan data
sebesar 89, dan administrasi penilaian yang berhasil dikumpulkan dari sembilan
pembelajaran sebesar 89. Dari hasil orang responden, menunjukkan bahwa skor
analisis dengan menggunakan SPSS 16.00 tertinggi adalah 191, dari skor maksimal
for windows diperoleh nilai rata-rata kinerja 200. Sedangkan skor terendah adalah 166.
guru bersertifikat pendidik dalam Secara rinci data skor kinerja guru yang
pengelolaan pembelajaran sebesar 89,84. belum bersertifikat pendidik diikhtisarkan
Hasil ini menunjukkan bahwa dalam Tabel 2.
Tabel 2 Skor Kinerja Guru Belum Bersertifikat Pendidik
No Indikator Skor Rata-rata Kategori
1. Perencanaan 365 92 Amat Baik
2. Pelaksanaan 882 88 Baik
3. Penilaian 340 87 Baik
Jumlah 1587 267 -
Sumber: Hasil penilaian kinerja guru belum besertifikat pendidik yang dilakukan oleh kepala
sekolah.

Tabel 2 menunjukkan bahwa rata- pembelajaran sebesar 88,44. Hasil ini


rata kinerja guru di SMP Negeri 3 Singaraja menunjukkan bahwa kecendrungan kinerja
yang belum bersertifikat pendidik dalam guru SMP Negeri 3 Singaraja yang belum
administrasi perencanaan pembelajaran bersertifikat pendidik secara keseluruhan
sebesar 92. Rata-rata kinerja guru belum tergolong kategori baik.
bersertifikat pendidik dalam pelaksanaan Perbedaan kinerja antara guru
kegiatan pembelajaran sebesar 88, dan bersertifikat pendidik dengan yang belum
dalam administrasi penilaian pembelajaran bersertifikat pendidik di SMP Negeri 3
sebesar 87. Berdasarkan analisis dengan Singaraja dianalisis dengan menggunakan
menggunakan SPSS 16.00 for windows SPSS 16.00 for windows. Adapun hasil
diperoleh nilai rata-rata kinerja guru analisis tersebut diikhtisarkan pada Tabel 3.
bersertifikat pendidik dalam pengelolaan
Tabel 3 Perbedaan Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik dengan Kinerja Guru Belum
Bersertifikat Pendidik.
Parameter Sig. thitung tTabel Keputusan
Kinerja Guru 0,690 1,028 2,000 Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak
ada perbedaan antara kinerja guru yang
bersertifikat pendidik dengan yang belum
bersertifikat pendidik
Sumber: Hasil analisis dengan menggunakan SPSS 16.00.
Berdasarkan hasil analisis kategori baik. Namun, jika dilihat dari skor
komparatif dengan menggunakan SPSS yang diperoleh khususnya dalam
16.00 for windows, diperoleh nilai thitung pengelolaan pembelajaran, menunjukkan
sebesar 1,028 dan tTabel 0,05;56= 2,000. Hal ini adanya perbedaan antara kinerja guru
berarti jika nilai thitung dibandingkan dengan bersertifikat pendidik dengan kinerja guru
tTabel pada taraf signifikasi 5%, maka nilai yang belum bersertifikat pendidik, yaitu
thitung lebih kecil 0,972 dari nilai tTabel. Ini 179,14 untuk skor kinerja guru bersertifikat
berarti H0 diterima dan Ha ditolak, yang pendidik dan 176,33 untuk skor kinerja guru
berarti tidak ada perbedaan antara kinerja yang belum bersertifikat pendidik. Secara
guru bersertifikat pendidik dengan yang rinci, perbedaan kinerja guru bersertifikat
belum bersertifikat pendidik di SMP Negeri pendidik dengan yang belum bersertifikat
3 SingarajaTahun Ajaran 2012/2013. pendidik dinilai dari 50 komponen penilaian
Kinerja guru SMP Negeri 3 yang telah ditetapkan oleh Dinas
Singaraja baik guru bersertifikat pendidik Pendidikan Kabupaten Buleleng
maupun yang belum bersertifikat pendidik diikhtisarkan pada Tabel 4 berikut.
memiliki kinerja sama yaitu tergolong

Tabel 4 Perbedaan Skor Rata-Rata Kinerja Guru yang Sudah Bersertifikat Pendidik
dengan Kinerja Guru yang Belum Bersertifikat pendidik.
SKOR
Komponen Penilaian Kinerja Guru
Sudah Belum
Kegiatan Perencanaan Pembelajaran
Program tahunan 3,90 4
Program semesteran 3,88 3,89
Pemetaan SK-KD 3,53 3,67
Silabus 3,47 3,56
RPP 3,47 3,67
Kalender Pendidikan 4,00 4
Jadwal tatap muka 3,69 3,78
Agenda harian 3,45 3,22
Daftar Nilai Mata Pelajaran dan Ahlak Mulia 3,69 3,56
KKM 3,63 3,56
Absensi Siswa 3,65 3,67
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
1. Menyiapkan peserta didik 3,82 4
2. Melakukan Apersepsi 3,82 3,67
3. Memotivasi siswa untuk melibatkan diri dalam kegiatan belajar-
mengajar 3,80 3,67
Kegiatan inti pembelajaran
A. Eksplorasi
1. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang yang luas dan
dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan
menerapkan prinsip alam terkambang jadi guru dan belajar dari
aneka sumber 3,63 3,44
2. Menggunakan beragam pendekatan pebelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lainnya 3,41 3,22
3. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya. 3,61 3,44
4. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan 3,82 3,78
pembelajaran
5. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, 3,22 3,11
studio, atau lapangan
SKOR
Komponen Penilaian Kinerja Guru
Sudah Belum
B. Elaborasi
1. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam 3,53 3,56
melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna
2. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan 3,61 3,67
lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan
maupun tertulis
3. Memberi kesempatan untuk berpikir menganalisis, menyelesaikan 3,82 3,89
masalah, dan bertindak tanpa rasa takut
4. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan 3,61 3,56
kolaboratif
5. Memfasilitasi pesrta didik berkompetisi secara sehat untuk 3,73 3,67
meningkatkan prestasi belajar
6. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang 3,35 3,33
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun
kelompok
7. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan kreasi, kerja 3,45 3,22
individual maupun kelompok
8. Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, 3,27 2,78
festival serta produk yang dihasilkan
9. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang 3,39 3,22
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
C. Konfirmasi
1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk 3,65 3,67
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta didik
2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi 3,37 3,22
peserta didik melalui berbagai sumber
3. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh 3,27 3,33
pengalaman belajar yang telah dilakukan
4. Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab 3,63 3,78
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar
5. Membantu menyelesaikan masalah siswa dalam melakukan 3,35 3,44
pengecekan hasil eksplorasi
6. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau 3,71 3,67
belum perpartisipasi aktif.
Kegiatan Penutup
1. Membuat rangkuman/simpulan pelajaran 3,49 3,44
2. Melakukan penilaian dan/ atau refleksi terhadap kegiatan yang 3,45 3,44
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram
3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran 3,65 3,67
4. Memberikan tugas terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak 3,51 3,44
terstruktur (KMTT)
5. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan 3,55 3,67
berikutnya

Kegiatan Penilaian Pembelajaran


Ada buku Nilai/Daftar Nilai 3,96 3,78
Melaksanakan tes (Penilaian kognitif), UH, Setengah Semester, UAS 3,80 3,89
Penugasan Terstruktur (PT) 3,78 3,44
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) 3,43 3,56
Melaksanakan Penilaian Keterampilan (Psikomotor) 3,35 3,11
SKOR
Komponen Penilaian Kinerja Guru
Sudah Belum
Melaksanakan Penilaian Afektif Ahlak Mulia 3,76 3,78
Melaksanakan Penilaian Afektif Kepribadian 3,71 3,67
Analisis Ulangan Harian 3,82 3,33
Program dan Pelaksanaan Remidial 3,33 3,11
Program dan Pelaksanaan Pengayaan 3,16 2,78
Bank Soal/ Instrumen Tes 3,18 3,33
Total Skor 179,14 176,33
Sumber: Hasil penilaian kinerja guru dilakukan oleh kepala sekolah.

PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian kinerja guru profesional yang ditandai dengan
khususnya dalam pengelolaan diterimanya sertifikat pendidik.
pembelajaran di SMP Negeri 3 Singaraja, Berdasarkan skor rata-rata yang
kinerja guru bersertifikat pendidik tergolong diperoleh antara kinerja guru bersertifikat
dalam kategori baik dengan perolehan nilai pendidik dengan kinerja guru yang belum
rata-rata 89,84. Hal ini menunjukkan bahwa bersertifikat pendidik, terlihat ada
kinerja guru dalam pengelolaan perbedaan, namun masih dalam kategori
pembelajaran sudah baik, walaupun masih sama. Jika dilihat dari komponen-
perlu ditingkatkan lagi, agar dimasa yang komponen yang digunakan dalam
akan datang dapat mencapai kinerja yang penelitian ini, kinerja guru berada pada
lebih baik. Kinerja guru yang sudah baik ini kategori dari amat baik sampai baik. Kinerja
dikarenakan guru telah menerima sertifikat guru bersertifikat pendidik maupun belum
pendidik sebagai tanda keprofesionalannya. bersertifikat pendidik di SMP Negeri 3
Dengan pemberian sertifikat pendidik ini, Singaraja, berdasarkan penilaian
guru dituntut untuk semakin profesional administrasi perencanaan pembelajaran
dalam menjalankan perannya sebagai agen berada pada kategori amat baik dengan
pembelajaran, sehingga kualitas nilai rata-rata 92. Hal ini mengindikasikan
pembelajaran semakin baik dan tujuan bahwa guru-guru di SMP Negeri 3
pembelajaran akan tercapai. Singaraja telah memiliki kemampuan dalam
Kinerja guru yang belum mempersiapkan pembelajaran. Namun
bersertifikat pendidik khususnya dalam kemampuan ini harus ditingkatkan lagi,
pengelolaan pembelajaran di SMP Negeri 3 agar proses pembelajaran bisa berjalan
Singaraja juga tergolong dalam kategori lebih efektif dan efisien. Hal ini dapat
baik dengan nilai rata-rata 88,44. Walaupun dilakukan dengan memberikan para guru
sudah tergolong kategori baik, kinerja guru pendidikan dan pelatihan mengenai
ini juga masih perlu lebih ditingkatkan lagi. administrasi perencanaan pembelajaran.
Hal ini karena kinerja guru yang belum Dilihat dari penilaian kegiatan
bersertifikat pendidik juga sangat penting pembelajaran, kinerja guru bersertifikat
dalam proses pembelajaran. Belum pendidik maupun belum bersertifikat
diperolehnya serftifikat pendidik bagi guru- pendidik di SMP Negeri 3 Singaraja
guru ini, bukan berarti kinerja mereka tergolong kategori baik dengan nilai rata-
kurang baik, tetapi karena belum rata 89 dan 88. Hal ini menunjukkan bahwa
mendapatkan kesempatan yang sama para guru bersertifikat pendidik maupun
untuk memperoleh sertifikat pendidik. belum bersertifikat pendidik di SMP Negeri
Pimpinan sekolah, khususnya kepala 3 Singaraja, mampu melaksanakan
sekolah harus memberikan perhatian lebih kegiatan pembelajarannya dengan baik dan
terhadap kinerja guru yang belum sesuai dengan administrasi yang telah
bersertifikat pendidik, agar guru-guru direncanakan. Namun kinerja ini, masih
termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya, perlu ditingkatkan lagi, agar kegiatan
sehingga bisa memperoleh kualifikasi pembelajaran di kelas dapat terlaksana
dengan baik sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai sesuai dengan yang telah memperkuat simpulan dari penelitian-
direncanakan. penelitian terdahulunya. Tidak terdapatnya
Dilihat dari penilaian terhadap perbedaan kinerja antara guru bersertifikat
administrasi penilaian, analisis hasil, pendidik dengan yang belum bersertifikat
program remidial dan pengayaan, kinerja pendidik dalam pengelolaan pembelajaran
guru bersertifikat pendidik maupun belum dikarenakan terdapat faktor lain yang
bersertifikat pendidik di SMP Negeri 3 mempengaruhi kinerja guru selain adanya
Singaraja juga tergolong kategori baik sertifikasi guru. Faktor-faktor tersebut
dengan nilai rata-rata 89 dan 87. Hal ini adalah motivasi dari pimpinan sekolah,
menunjukkan bahwa para guru di SMP adanya komitmen dari guru untuk dapat
Negeri 3 Singaraja, mampu melaksanakan melaksanakan pembelajaran dengan baik,
pengadministrasian penilaian dengan baik. jenjang pendidikan yang telah di tempuh
Namun hal ini harus lebih ditingkatkan lagi, oleh para guru, serta guru-guru telah
agar guru dapat memberikan evaluasi mengikuti berbagai pelatihan dan in-service
terhadap hasil pembelajaran dari para training. Kepala sekolah memiliki peran
siswa. Selain itu juga, diharapkan guru lebih yang cukup besar untuk memotivasi guru
maksimal dalam memberikan remidial dalam peningkatan kinerjanya khususnya
maupun pengayaan terhadap siswanya, dalam pengelolaan pembelajaran. Selain
sehingga kelemahan-kelemahan pada bertanggung jawab atas kegiatan
siswa dapat segera diperbaiki. adminstrasi sekolah, kepala sekolah juga
Dari hasil wawancara dengan bertanggung jawab mengawasi, membina
kepala sekolah, jika dilihat dari kinerja, dan memotivasi kinerja para gurunya.
semua guru SMP Negeri 3 Singaraja sudah
tergolong baik, terutama dalam pengelolaan SIMPULAN
pembelajaran. Pernyataan kepala sekolah Secara umum kinerja guru
ini, memperkuat hasil penelitian ini yang bersertifikat pendidik dalam pengelolaan
menyatakan bahwa kinerja guru SMP pembelajaran di Sekolah Menengah
Negeri 3 Singaraja sudah terkategori baik, Pertama (SMP) Negeri 3 Singaraja Tahun
khususnya dalam pengelolaan Ajaran 2012/2013 sudah tergolong kategori
pembelajaran. Hal ini terlihat dari sebagian baik, dengan nilai rata-rata 89,84.
besar guru telah mampu menyesuaikan diri Sementara itu, untuk kinerja guru yang
dengan perkembangan ilmu pengetahuan belum bersertifikat pendidik dalam
dan teknologi. Namun, ada juga beberapa pengelolaan pembelajaran di Sekolah
guru yang kurang termotivasi untuk Menengah Pertama (SMP) Negeri 3
mengembangkan dirinya, hal ini Singaraja Tahun Ajaran 2012/2013 juga
disebabkan oleh belum adanya tuntutan sudah terkategori baik, dengan nilai rata-
dan sanksi yang jelas sebagai tenaga rata 88,44.
pendidik yang profesional, sesuai dengan Berdasarkan hasil analisis dengan
kompetensi yang dimiliki. Satu hal yang menggunakan SPSS 16.00 for windows,
sudah jelas dilaksanakan oleh guru yang diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan
telah bersertifikat pendidik adalah pengisian antara kinerja guru bersertifikat pendidik
waktu mengajar 24 jam pelajaran per dengan guru yang belum bersertifikat
minggu. Hal ini merupakan implikasi dari pendidik dalam pengelolaan pembelajaran
pelaksanaan syarat sertifikasi melalui pada Sekolah Menengah Pertama (SMP)
penilaian portofolio yang menilai para guru Negeri 3 Singaraja Tahun Ajaran
berdasarkan pengakuan atas pengalaman 2012/2013. Hal ini terlihat dari hasil analisis
profesional guru dalam bentuk kumpulan yang memperoleh nilai thitung sebesar 1,028
dokumen selama masa kerja. sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikasi
Berdasarkan hal tersebut, terlihat 5% lebih besar yaitu 2,000.
bahwa tidak terdapat perbedaan antara
kinerja guru bersertifikat pendidik dengan SARAN
kinerja guru belum bersertifikat pendidik Berdasarkan simpulan dari
khususnya dalam pengelolaan penelitian ini, dalam upaya meningkatkan
pembelajaran. Temuan ini (2013) kinerja guru SMP Negeri 3 Singaraja, maka
disarankan beberapa hal yang dapat Problematika, dan Implementasinya.
dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Jakarta: PT Indeks Jakarta.
Pertama kinerja guru SMP Negeri 3
Riduwan. 2006. Dasar-Dasar Statistika.
Singaraja masih perlu ditingkatkan, dengan
Bandung: Alfabeta.
memberikan pendidikan dan pelatihan
khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan
dan teknologi yang sesuai dengan bidang Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka
kerjanya. Kedua penilaian kinerja guru perlu Cipta.
dilakukan secara bertahap dan berkala,
Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar &
karena hal ini penting untuk dijadikan
Teknik Supervisi Pendidikan, Dalam
masukan bagi para guru dalam
Rangka Pengembangan Sumber
meningkatkan kinerja dan produktivitas
Daya Manusia. Jakarta: PT
kerjanya.
Rineka Cipta.
Ketiga pemerintah sebaiknya
membentuk tim independen untuk Santosa, Purbaya Budi dan Ashari. 2005.
melakukan penilaian kinerja guru, agar Analisis Statistik dengan Microsoft
penilaian dapat dilakukan dengan lebih Excel & SPSS. Yogyakarta: Andi.
objektif, sehingga para guru dapat
Saondi, Ondi dan Aris Suherman. 2010.
memperoleh masukan yang lebih baik lagi
Etika Profesi Keguruan. Bandung:
untuk meningkatkan kinerja serta
RefikaAditama.
produktifitas kerjanya.
Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan
DAFTAR PUSTAKA Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan PT RajaGrafindo Persada.
Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar
Suatu Pendekatan Teoritis Psiologis
Statistik Pendidikan. Jakarta : PT.
(Edisi Revisi). Jakarta: PT Rineka
Raja Grafindo Persada.
Cipta.
Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar
Mengajar Di Sekolah. Wawasan
Mengajar. Jakarta: PT. Bumi
Baru, Beberapa Metode Pendukung
Aksara.
dan Beberapa Komponen Layanan
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2009. Khusus (Edisi Revisi) . Jakarta: PT
Konsep Strategi Pembelajaran. Rineka Cipta.
Bandung: PT Refika Aditama.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Irianto, H. Agus.2006. Statistik Konsep 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan
Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Dosen. 2005. http:// sa.itb. ac.id/
Kencana Ketentuan%20 Lain/UUNo142005
(Guru%20&%20Dosen).pdf.
Kunandar. 2007. Guru Profesional,
Diunduh pada tanggal 4 pebruari
Implementasi Kurikulum Tingkat
2013.
Satuan Pendidikan (KTSP) dan
Persiapan Menghadapi Sertifikasi Usman, Moh. Uzer. 2005. Menjadi Guru
Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Profesional. Bandung: PT Remaja
Persada. Rosdakarya Offset.
Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru
Profesional. Menciptakan
Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Payong, Marselus R. 2011. Serifikasi
Profesi Guru, Konsep Dasar,

You might also like