Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
obstruksi usus nomor satu dan tindakan operasi darurat nomor dua setelah
kali lebih banyak daripada hernia femoralis dan keduanya mempunyai persentase
sekitar 75-80 % dari seluruh jenis hernia, hernia insisional 10 %, hernia ventralis
kejadian hernia inguinalis lebih banyak diderita oleh laki-laki dari pada
dan keganasan abdomen) dan kelemahan otot dinding perut (usia tua, kehamilan,
Hernia inguinalis dapat diderita oleh semua umur, tetapi angka kejadian
bimodal (dua modus) untuk usia yaitu dengan puncaknya pada usia 1 tahun dan
pada usia rerata 40 tahun. Pada anak, insidensinya 1-2%, dengan 10 % kasus
bedah mengenai hernia inguinalis. Insiden dan prevalensi di seluruh dunia tidak
diketahui pasti. Tingkat prosedur operasi dalam berbagai negara memiliki tingkat
yang bervariasi, berkisar antara 100 hingga 300 prosedur per 100.000 orang dalam
satu tahun. Kasus hernia inguinalis di USA (United States America) sekitar
800.000 kasus setiap tahun dan negara Belanda sekitar 33.000 kasus setiap tahun.
(4)
3
BAB 2
LAPORAN KASUS
Nama :H
Umur : 47 tahun
Agama : Islam
Suku : Aceh
Nomor RM : 07.77.13
2.2 Anamnesis
2. Keluhan tambahan
Nyeri perut, nyeri benjolan lipatan paha kanan, mual dan muntah
Pasien datang dengan keluhan adanya benjolan pada lipatan paha kanan
yang dialami sekitar 9 bulan yang lalu. Benjolan yang dirasakan bersifat hilang
timbul. Benjolan dirasakan semakin membesar saat pasien sedang berdiri, batuk,
berbentuk bulat dan tidak nyeri jika ditekan serta dapat dimasukkan dengan
menggunakan jari. Dalam 1 hari SMRS, pasien mengeluhkan nyeri pada perut dan
sekitar benjolan. Pasien juga mengeluhkan adanya mual dan muntah sebanyak 4
kali dalam sehari. Selain itu pasien juga mengeluhkan sudah 2 hari tidak dapat
buang air besar. Keluhan demam, riwayat batuk lama, dan buang air kecil
sebagai kuli bangunan sejak usia muda sekitar usia 20 tahun, dalam kehidupan
penyakit gula
6. Riwayat pengobatan
7. Riwayat sosial
berat
A. Status present
Suhu : 37 C
B. Status generalisata
1. Kepala
b. Mata: konjungtiva pucat (-/-), pupil isokor diameter 2 mm, refleks cahaya
(+/+)
2. Thoraks
Paru
Jantung
angkat
3. Abdomen
Palpasi : soepel, nyeri tekan (-), defens muskular (-), hepar dan lien
tidak teraba
Perkusi : timpani
4. Ekstremitas
C. Status Lokalisata
pada jari ke 2
7
15 Juni 2016
2.6 Diagnosis
2.7 Penatalaksanaan
a. Pengobatan umum
b. Laporan operasi
6. Dilakukan herniotomi
9. Operasi selesai
- Puasa
2.8 Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
2.9 Follow Up
Tanggal S O A P
15/6/2016 Benjolan di TD: 130/ HIL IVFD Asering
(H+1) lipatan paha 90 mmHg inkarserata 20 gtt/i
kanan (+), dapat HR: 92 x/ i dextra Inj.
di masukkan (+), RR: 19 x/i Cefotaxime i
nyeri pada T: 37,1oC gr/ 12 jam
benjolan (-), mual Inj. Ranitidin
(+), muntah (+), 50 mg/ 12 jam
nafsu makan (+), Inj. Ketorolac
nyeri perut (+), 3% / 8 jam
BAB (-), BAK
(+)
16/6/2016 Benjolan di TD: 120/ HIL Operasi Hari
(H+2) lipatan paha 80 mmHg inkarserata Ini
kanan (+), dapat HR: 87 x/ i dextra IVFD Asering
di masukkan (+), RR: 21 x/i 20 gtt/i + drip
nyeri pada T: 37oC tramadol 1
benjolan (-), mual amp/ fls
(+), muntah (-), Aminofluid
nafsu makan (+), 500 cc/ Hari
nyeri perut (+), Inj. Fosmicin
BAB (-), BAK 1 gr/ 12 jam
(+) Inj. Ranitidin
50 mg/ 12 jam
Inj. Ketorolac
3% / 8 jam
10
Inj. Chrome 1
amp/ 12 jam
17/6/2016 Nyeri bekas op TD: 120/ Post IVFD Asering
(H+3) (+), mual ( ), 70 mmHg Hernioraphy 20 gtt/i + drip
muntah (-), HR: 90 x/ i H+1 tramadol 1
pusing (+), nafsu RR: 18 x/i amp/ fls
makan (+), BAB T: 36,9oC Aminofluid
(+), BAK (+) 500 cc/ Hari
Inj. Fosmicin
1 gr/ 12 jam
Inj. Ranitidin
50 mg/ 12 jam
Inj. Ketorolac
3% / 8 jam
18/6/2016 Nyeri bekas op ( TD: 110/ Post IVFD Asering
(H+4) ), mual ( ), 80 mmHg Hernioraphy 20 gtt/i + drip
muntah (-), HR: 88 x/ i H+2 tramadol 1
pusing (+), nafsu RR: 20 x/i amp/ fls
makan (+), BAB T: 37,2oC Aminofluid
(+), BAK (+) 500 cc/ Hari
Inj. Fosmicin
1 gr/ 12 jam
Inj. Ranitidin
50 mg/ 12 jam
Inj. Ketorolac
3% / 8 jam
19/6/2016 Nyeri bekas op (- TD: 120/ Post GV
(H+5) ), mual (-), 80 mmHg Hernioraphy IVFD Asering
muntah (-), HR: 90 x/ i H+3 20 gtt/i
pusing (-), nafsu RR: 21 x/i Inj. Fosmicin
makan (+), BAB T: 37oC 1 gr/ 12 jam
(+), BAK (+) Inj. Ketorolac
3% / 8 jam
20/6/2016 Nyeri bekas op (- TD: 110/ Post PBJ
(H+6) ), mual (-), 80 mmHg Hernioraphy
muntah (-), HR: 85 x/ i H+4
pusing (-), nafsu RR: 20 x/i
makan (+), BAB T: 37,3oC
(+), BAK (+)
11
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
Ligamentum gubernaculum turun pada tiap sisi abdomen dari pole inferior
dinding abdomen yang mana pada sisi bagian ini akan menjadi kanalis inguinalis.
dan dengan processus vaginalis testes akan turun melewati canalis inguinalis ke
angka kejadiannya lebih banyak pada laki-laki dan yang paling sering adalah yang
sebelah kanan.(5) Testis yang pada mulanya terletak didalam rigi urogenital di
minggu. Penurunan testis melalui kanalis inguinalis diatur oleh hormone androgen
dan faktor mekanis (meningkatkan tekanan dalam perut). Testis turun kedalam
skrotum pada umur kehamilan 29 minggu. Setiap testis turun melalui kanalis
menjadi ligamentum rotundum yang mana melewati cincin interna ke labia major.
peritoneal yang melewati cincin interna. Pada pria kehilangan sisa ini akan
12
melekatkan testis yang dikenal dengan tunika vaginalis. Jika processus vaginalis
tidak menutup maka hidrokel atau hernia inguinalis lateralis akan terjadi.
Sedangkan pada wanita akan terbentuk kanal Nuck. Akan tetapi tidak semua
lapisan prosesus vaginalis secara normal berfusi bersama dan berobliterasi masuk
dan distal tetapi patensi di bagian tengah tali spermatika akan menghasilkan
seharusnya dihindari karena anomali ini sinonim dengan hernia inguinalis total.(1)
13
3.2 Anatomi
inguinal merupakan batas bawah abdomen dengan fungsi yang terdiri atas lapisan
dasar inguinal terdiri dari susunan multi laminer dan seterusnya. Pada dasarnya,
1. Kulit (kutis).
Fasia ini terbagi dua bagian, superfisial (Camper) dan profundus (Scarpa).
Bagian superfisial meluas ke depan dinding abdomen dan turun ke sekitar penis,
skrotum, perineum, paha, bokong. Bagian yang profundus meluas dari dinding
Lapisan ini merupakan lapisan superfisial atau lapisan luar dari fasia
sarung rektus dan akhirnya linea alba. Aponeurosis obliqus eksternus menjadi
batas superfisial dari kanalis inguinalis. Ligamentum inguinal terletak dari spina
bawah aponeurosis muskulus obliqus eksternus. Terletak mulai dari SIAS sampai
dari ligamentum inguinale dan dibentuk dari serabut tendon obliqus eksternus
yang berasal dari daerah Sias. Ligamentum ini membentuk sudut kurang dari 45
serabut aponeurosis yang berasal dari crus inferior cincin externa yang meluas ke
linea alba.
pectinea (Cooper), iliopubic tract, falx inguinalis dan fasia transversalis. Fascia
lebih tipis dari bagian luar. Ia keluar dari tendon otot transversalis pada bagian
Cooper terletak pada bagian belakang ramus pubis dan dibentuk oleh ramus pubis
dan fascia. Ligamentum Cooper adalah titik fiksasi yang penting dalam metode
8. Preperitoneal space
dan saraf. Saraf preperitoneal yang harus diperhatikan oleh ahli bedah adalah
18
femoral lateral berasal dari serabut L2 dan L3 dan kadang cabang dari nervus
femoralis. Nervus ini berjalan sepanjang permukaan anterior otot iliaca dan
dibawah fascia iliaca dan melalui perlekatan sebelah lateral ligamentum inguinale
pada spina iliaca anterior superior. Nervus genitofemoral biasanya berasal dari L2
atau dari L1 dan L2 atau kadang dari L3. Ia turun di depan otot psoas dan terbagi
menjadi cabang genital dan femoral. Cabang genital masuk ke kanalis inguinalis
sebelah lateral dari arteri. Duktus deferens berjalan melalui preperitoneal space
lemak dan limfatik ditemukan di preperitoneal space, dan jumlah jaringan lemak
sangat bervariasi.
9. Peritoneum
a. Pintu hernia
b. Kantong hernia
c. Kanalis inguinalis
c.1 Anterior
c.2 Posterior
Bagian medial dibentuk oleh fasia transversa dan konjoin tendon, dinding
transversal.
c.3 Superior
Dibentuk oleh serabut tepi bawah muskulus obliqus internus dan muskulus
c.4 Inferior
Bagian ujung atas dari kanalis inguinalis adalah internal inguinal ring. Ini
merupakan defek normal dan fasia transversalis dan berbentuk huruf “U” dan “V”
dan terletak di bagian lateral dan superior. Batas cincin interna adalah pada bagian
obliqus eksternus, berbentuk “U” dengan ujung terbuka ke arah inferior dan
medial.
a. Duktus deferens
b. Tiga arteri yaitu arteri spermatika interna, arteri diferential, dan arteri
spermatika eksterna
e. Tiga lapisan fascia yaitu fascia spematika yang merupakan lanjutan dari
muskulus obliqus internus dan fascia otot, serta fascia spematika interna
Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia didefinisikan
adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah
(defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai
tempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya
daerah inguinal.(7)
Hernia ingunalis dibagi menjadi 2 yaitu hernia ingunal lateralis dan hernia
ingunalis medialis. Hernia inguinal lateralis mempunyai nama lain yaitu hernia
Selain hernia indirek nama yang lain adalah hernia oblique yang artinya kanal
yang berjalan miring dari lateral atas ke medial bawah. Hernia ingunalis lateralis
sendiri mempunyai arti pintu keluarnya terletak di sebelah lateral vasa epigastrika
21
1. Hernia reponibel
Bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan
dan masuk lagi bila berbaring atau didorong masuk perut, tidak ada keluhan nyeri
2. Hernia ireponibel
rongga perut. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneu
m kantong hernia.
22
a. Lemahnya dinding rongga perut. Dapat sejak lahir atau didapat kemudian
dalam hidup.
c. Kongenital
pada tempat-tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan (0-1 tahun) setelah
lahir akan terjadi melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan
bawaan tetapi disebabkan oleh faktor lain yang dialami manusia, antara
lain:
23
mengejan saat buang air besar atau buang air kecil, mengangkat beban
berat.
Konstitusi tubuh. Pada orang kurus hernia karena jaringan ikatnya sedikit,
sedangkan pada orang gemuk disebabkan oleh karena jaringan lemak yang
Kanalis inguinalis dalam kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8
peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis pritonea. Bila bayi lahir
umumnya prosesus telah mengalami obliterasi, sehingga isi rongga perut tidak
dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi dalam beberapa hal sering belum menutup,
karena yang kiri turun terlebih dahulu dari yang kanan, maka kanalis inguinalis
yang kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal, kanal yang terbuka ini
Bila prosesus terbuka sebagian, maka timbul hidrokel. Bila kanal terbuka
terus, karena prosesus tidak berobliterasi maka akan timbul hernia inguinalis
lateral kongenital. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi karena dengan
bartambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalami proses degenerasi. Pada
orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena daerah ini merupakan
24
lokus minoris resisten, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra
sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut. Akhirnya menekan
dinding rongga yang telah melemas akibat trauma, hipertrofi prostat, asites,
kehamilan, obesitas, dan kelainan kongenital dan dapat terjadi pada semua.(6)
perkembangan alat reproduksi pria dan wanita semasa janin. Potensial komplikasi
yang masuk cincin hernia semakin menjadi sempit dan menimbulkan gangguan
penyaluran isi usus. Timbulnya edema bila terjadi nekrosis. Bi;a terjadi
konstipasi. Bila inkarserta dibiarkan makan lama kelamaan akan timbul edema
progresif dan persisten yang progresif. Kadang hanya sedikit nyeri, sakit atau rasa
dari penonjolan yang nyata. Ketidaknyamanan ini memperjelas onset dari gejala
hernia yang sering dideskripsikan sebagai rasa sakit dan sensasi terbakar. Gejala
25
itu mungkin tidak hanya didapatkan didaerah inguinal tapi juga menyebar ke
daerah pinggul, belakang, kaki, atau kedaerah genital. Disebut reffered pain gejala
intensitas dari kerja, tapi kemudian dapat mereda atau menghilang dengan
a. Finger test
disuruh batuk. Bila impuls diujung jari berarti hernia ingunalis lateralis, bila
b. Ziemen test
dulu. Hernia kanan diperiksan dengan tangan kanan penderita disuruh batuk, bila
26
c. Thumb test
Anulus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh mengejan, bila
keluar benjolan berarti hernia inguinalis medialis, bila tidak keluar benjolan
a. Pemeriksaan laboratorium
dan menjadi dehidrasi. Tes Urinalisis untuk menyingkirkan adanya masalah dari
b. Pemeriksaan radiologis
Ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan adanya massa pada lipat paha
Pada pemeriksaan radiologis kadang terdapat suatu yang tidak biasa terjadi, yaitu
a. Hernia femoralis
Pada hernia inguinalis, leher hernia terletak di atas dan medial terhadap
ujung ligamentum. Pada hernia femoralis, leher hernia dibawah dan lateral
b. Hidrokel
tidak dapat dimasukkan kembali. Testis pada pasien hidrokel tidak teraba.
28
c. Limfadenopati inguinal
d. Testik ektopik
e. Lipoma
f. Kista sebasea
g. Cold abscess
3.11 Penatalaksanaan
1. Konservatif
direposisi.
a. Reposisi
pasien anak-anak. Reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi
hernia dengan tekanan lambat tapi menetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-
anak inkarserasi lebih sering terjadi pada umur dibawah dua tahun. Reposisi
spontan lebih sering dan sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia jarang
terjadi jika dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh cincin
hernia yang lebih elastis dibandingkan dengan orang dewasa. Reposisi dilakukan
dengan menidurkan anak dengan pemberian sedatif dan kompres es di atas hernia.
29
Bila usaha reposisi ini berhasil anak disiapkan untukoperasi pada hari berikutnya.
Jika reposisi hernia tidak berhasil dalam waktu enam jam harus dilakukan
operasi segera.(11)
b. Bantalan penyangga
seumurhidup. Namun cara yang berumur lebih dari 4000 tahun ini masih saja
dipakai sampai sekarang. Sebaiknya cara ini tidak dianjurkan karena mempunyai
komplikasi, antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding perut di daerah yang
tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam. Pada anak-anak cara ini dapat
menimbulkan atrofi testis karena tekanan pada tangki sperma yang mengandung
2. Operatif
yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip
a. Herniotomi
kelehernya. Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan,
b. Hernioplasty
dilakukan inspeksi kanalis spinalis, celah direct dan indirect. Kantung hernia
biasanya diligasi dan dasar kanalis spinalis di rekonstruks. Komponen utama dari
hernia direk.
31
transversalis)
inguinalis lateral.
yaitu tegangan yang tejadi akibat jahitan tersebut, selain dapat menimbulkan nyeri
juga dapat terjadi nekrosis otot yang akan menyebakan jahitan terlepas dan
mengakibatkan kekambuhan.
Posterior repair (iliopubic tract repair dan teknik Nyhus) dilakukan dengan
inguinalis. Perbedaan utama antara teknik ini dan teknik open anterior adakah
rekonrtuksi dilakukan dari bagian dalam. Posterior repair sering digunakan pada
sebelumnya. Operasi ini biasanya dilakukan dengan anastesi regional atau anastesi
umum.
menggunakan pendekatan awal yang sama dengan teknik open anterior. Akan
tetapi tidak menjahit lapisan fascia untuk memperbaiki defek, tetapi menempatkan
sebuah prostesis, mesh yang tidak diserap. Mesh ini dapat memperbaiki defek
hernia tanpa menimbulkan tegangan dan ditempatkan disekitar fascia. Hasil yang
baik diperoleh dengan teknik ini dan angka kekambuhan dilaporkan kurang dari 1
persen.
tetapi juga menimbulkan kontroversi. Pada awal pengembangan teknik ini, hernia
atas peritoneum. Teknik inid itinggalkan karena potensi obstruksi usus halus dan
pembentukan fistel karena paparan usus terhadap mesh. Saat ini kebanyakan teknik
dan memperbaiki region inguinal dari dalam. Ini memungkinkan mesh diletakkan
untuk diseksi. Konsekuensinya, usus atau pembuluh darah bisa cedera selama
operasi.
3.12 Komplikasi
1. Hernia inkarserata
Isi hernia yang tercekik oleh cincin hernia yang menimbulkan gejala
dan muntah. Hernia yang membesar mengakibatkan nyeri dan tegang. Pada hernia
2. Hernia strangulata
hernia. Pada permulaan, terjadi bendungan vena sehingga terjadi oedem organ
atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantong hernia. Timbulnya
akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan
3.13 Prognosis
Perbaikan klasik memberikan angka kekambuhan sekitar 1% -3% dalam jarak waktu
saat perbaikan, jaringan yang kurang, hernioplasti yang tidak adekuat, dan hernia
pasien dengan hernia direk, khususnya hernia direk bilateral. Kekambuhan tidak
langsung biasanya akibat eksisi yangtidak adekuat dari ujung proksimal kantung.
pubikum, dimana tegangan garis jahitan adalah yang terbesar. Insisi relaksasi
meningkatkan tegangan jahitan dan bukan merupakan penyebab kekambuhan seperti yang
34
prostesis. (9,16)
35
BAB 4
4.1 Kesimpulan
perbaikan klinis yang ditandai berkurang nyeri pada bekas operasi dan
4.2 Saran
makanan yang bergizi agar penyembuhan luka bekas operasi berlangsung baik.
36
DAFTAR PUSTAKA