Professional Documents
Culture Documents
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam pengestimasian beta adalah data
dan sumbernya. Data yang diperoleh dari sumber yang berbeda sering
manghasilkan beta yang berbeda-beda untuk suatu aset yang sama. Mengapa hal
ini terjadi? Ingat bahwa beta adalah nilai yang diestimasi dengan data aktual. Tentu
saja, nilai beta estimasian tersebut memiliki kemungkinan berbeda-beda jika
dihasilkan dari data yang berbeda-beda pula.
Dari uraian estimasi persamaan regresi dia tas, kemudian akan timbul satu
pertanyaan tentang sejauh manakah keakuratan hsail estimasi beta sebagai ukuran
sensitivitas return suatu saham terhadap return psar. Hal ini terkait dengan danya
kemungkinan bahwa indeks pasar yang digunakan dalam regresi tersebut tidak bisa
menggambarakan portofolio pasar yang sebenarnya. Selain itu, ada beberapa
porfolio pasar yang sebenarnya. Selain itu, ada beberapa hal lainnya yang bisa
membuat kita ragu terhadap keakuratan hasil estimasi beta tersebut.
1. Estimasi beta tersebut menggunakan data historis. Hal ini secara implisit
berarti bahawa kita mengganggap apa yang terjadi pada beta masa lalu,
akan sama dengan apa yang terjadi pada beta masa lalu, akan sama dengan
apa yang terjadi pada beta masa datang. Padahal dalam kenyataannya, apa
yang terjadi di masal lalu mungkin akan jauh berbeda dengan apa yang
terjadi dimasa depan.
1
2. Garis karakteristik dapat dibentuk pleh berbagai observasi dan periode
waktu yang berbeda, dan tidak ada satupun periode dan observasi yang
dianggap tepat. Dengan demikian,estimasi beta untuk satu sekuritas dapat
berbeda karena observasi dan periode waktunya yang digunakan berbeda
3. Nilai α dan β yang diperoleh dari hasil regresi tersebut tidak terlepas dari
adanya error, sehingga bisa jadi estimasi beta tidak akurat karena α dan β
tidak menunjukkan nilai yang sebenarnya. Beta merupakan risiko
sistematis yang juga bisa berkaitan dengan perubahan perusahaan secara
khusus. Jika terjadi perubahan pada kondisi perusahaan (misalnya adanya
perbahan pendapatan, hutang) maka betanya pun akan berubah. Oleh
karena itu beta tidak bersifat stasioner sepanjang waktu.
2
E(Ep) = (0,4)(0,10) + (0,1)(0,12) + (0,2)(0,15) + (0,3)(0,17)
= 0,133 atau 13,3%
Beta Portofolio,
Βp = (0,4)(βff) + (0,1)( βGG) + (0,2)( βHH) + (0,3)( βII)
= (0,4)(0,9) + (0,1)(0,95) + (0,2)(1,2) + (0,3)(0,13)
= 1,085
Dengan demikian, portofolio ini mempunyai return harapan sebesar 13,3 %
dan beta portofolio sebesar 1,085. Karena beta adalah lebih besar dari 1, maka
portofolio ini mempunyai risiko sistimatis yang lebih besar daripada aset rata-
rata.
Contoh soal :
Anggap Ibu santi menginvestasikan uangnya sepertiga pada saham VFV dan
dua pertiga pada saham WQW. Beta saham VFV adalah 0,6 dan beta saham
WQW adalah 1,2. Beta kombinasi ini adalah...
Beta portofolio , βp, dihitung sebgai berikut :
β = 1/3 x βvfv + 2/3 x βwqw
= 1/3 x 0,6 + 2/3 x1,2
= 1,00
1. Risiko dan return berhubungan positif, artinya semakin besar risiko maka
semakin besar pula return-nya
2. Ukuran risiko sekuritas yang relevan adalah ukuran ‘kontribusi’ risiko
sekuritas terhadap risiko portofolio.
3
Pengujian CAPM dapat menggunakan persamaan berikut :
Ri = a1 + a2 βi
jika CAPM valid, maka nilai a1 akan mendekati nilai rata-rata return bebas risiko
selama periode pengujian dan nilai a2 akan mendekati rata-rata premi risiko pasar
selama periode tersebut.
Bagaimana secara agak rinci melakukan pengujian empiris terhadap CAPM ada banyak
pengujian empiris telah dilakukan para peneliti terdahulu. Meskipun CAPM dapat
ditetapkan pada seluruh aset finansial, pengujian empiris untuk teori ini kebanyakan
telah difokuskan pada saham biasa, dan dengan menerapakan pendekatan dua langkash.
Langkar pertama adalah pengestimasian beta. Beta saham individual diestimasi, bisanya
menggunakan model indeks tunggal atau market model dengan persamaan dibawah ini
Ri = α1 + βiRm + ei
Dalam langkah pertama ini, analisis data misalnya return bulanan selama 60 bulan dari
sejumlah sampel besar dari saham-saham. Suatu indeks pasar misalnya IHSG juga
dipilih berikut data return bulanannya. Selanjutnya beta tiap saham diestimasi dengan
manjalankan regresi untuk tiap saham terhadap IHSG seperti yang telah didiskusikan
pada bahasan terdahulu.
Langkah kedua dalam pengujian CAPM adalah meregresikan return aktual saham
indivifdual terhadap beta saham tersebut atau meregresikan return aktual portofolio
4
yangdibentuknya terhadap beta portofolio tersebut. Langkah melakukan regresi ini
dapat penerapkan persamaan
Ri = α1 + βiRm + ei
H1 : E(a1) = E(Rf)
Nilai E(Rf) diukur dengan nilai rata-rat tingkat return bebas risiko selam period estimasi.
Elton dan Gruber (1995), mendokumentasikan kesimpulan dari hasil penelitian empiris
pengujian CAPM, yaitu :
5
6