Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1. DEFINISI
Artritis reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik
dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ
tubuh (Kapita Selekta Kedokteran, 2001 : hal 536).
Artritis Reumatoid adalah gangguan autoimun kronik yang
menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248).
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang
bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta
jaringan ikat sendi secara simetris. (Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu
Bedah Orthopedi, hal.165)
Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang
tidak diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi
dalam membrane sinovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan
deformitas lebih lanjut.(Susan Martin Tucker.1998).
Artritis Reumatoid (AR) adalah kelainan inflamasi yang terutama
mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan
nyeri persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan ( Diane C.
Baughman. 2000 ).
Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit peradangan kronik yang
menyebabkan degenerasi jaringan ikat, peradangan (inflamasi) terjadi secara
terus-menerus terutama pada organ sinovium dan menyebar ke struktur
sendi di sekitarnya seperti tulang rawan, kapsul fibrosa sendi, legamen dan
tendon. Inflamasi ditandai dengan penimbunan sel darah putih, pengaktifan
komplemen, fagositosis ekstensif dan pembentukan jaringan granular.
Inflamasi kronik menyebabkan hipertropi dan penebalan membran pada
sinovium, terjadi hambatan aliran darah dan nekrosis sel dan inflamasi
berlanjut. Pembentukan panus terjadi oleh penebalan sinovium yang dilapisi
jaringan granular. Penyebaran panus ke sinovium menyebabkan peradangan
dan pembentukan jaringan parut memacu kerusakan sendi dan deformitas.
Biasanya jaringan ikat yang pertama kali mengalami kerusakan adalah
jaringan ikat yang membentuk lapisan sendi, yaitu membrane sinovium
1.2. ETIOLOGI
Penyebab utama penyakit reumatik masih belum diketahui secara
pasti. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan,
hormonal dan faktor sistem reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar
adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan virus (Lemone &
Burke, 2001).
Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab artritis
reumatoid, yaitu:
1. Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus .
2. Endokrin
3. Autoimun
4. Metabolik
5. Faktor genetik serta pemicu li ngkungan
Pada saat ini artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor
autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor
infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikroplasma
atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang
rawan sendi penderita. Faktor pencetus mungkin adalah suatu bakteri,
mikoplasma, virus yang menginfeksi sendi atau mirip dengan sendi secara
antigenis. Biasanya respon antibodi awal terhadap mikro-organisme
diperatarai oleh IgG. Walaupun respon ini berhasil mengancurkan mikro-
organisme, namun individu yang mengidap AR mulai membentuk antibodi
lain biasanya IgM atau IgG, terhadap antibodi IgG semula. Antibodi ynng
ditujukan ke komponen tubuh sendiri ini disebut faktor rematoid ( FR ). FR
menetap di kapsul sendi, dan menimbulkan peradangan kronik dan destruksi
jaringan AR diperkirakan terjadi karena predisposisi genetik terhadap
penyakit autoimun.
1.3. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM MUSKULOSKELETAL
1. Anatomi Fisiologi Rangka
Muskuloskeletal berasal dari kata muscle (otot) dan skeletal
(tulang). Rangka (skeletal) merupakan bagian tubuh yang terdiri dari
tulang, sendi dan tulang rawan (kartilago), sebagai tempat menempelnya
otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi.
Rangka manusia dewasa tersusun dari tulang – tulang (sekitar 206
tulang ) yang membentuk suatu kerangka tubuh yang kokoh. Walaupun
rangka terutama tersusun dari tulang, rangka di sebagian tempat
dilengkapi dengan kartilago. Rangka digolongkan menjadi rangka aksial,
rangka apendikular, dan persendian.
a. Rangka aksial, melindungi organ-organ pada kepala, leher, dan
torso.
1. Kolumna vertebra
2. Tengkorak
Gambar. Sendi
(http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_files/mp_376/images/hal14a.jpg)
Klasifikasi struktural persendian :
Persendian fibrosa
Persendian kartilago
Persendian sinovial.
Klasifikasi fungsional persendian :
Amfiartrosis
Sendi dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan
terjadinya sedikit gerakan sebagai respon terhadap torsi dan
kompresi .
Diartrosis
Sendi ini dapat bergerak bebas,disebut juga sendi
sinovial.Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan
sinovial,suatu kapsul sendi yang menyambung kedua tulang,
dan ujung tilang pada sendi sinovial dilapisi kartilago
artikular.
Klasifikasi persendian sinovial :
Sendi fenoidal : memungkinkan rentang gerak yang lebih
besar,menuju ke tiga arah. Contoh : sendi panggul dan sendi
bahu.
Pergerakan
Penopang tubuh dan mempertahankan postur
Produksi panas.
Ciri-ciri otot
Kontraktilitas
Eksitabilitas
Ekstensibilitas
Elastisitas
Klasifikasi Jaringan Otot
Otot diklasifikasikan secara structural berdasarkan ada tidaknya
striasi silang (lurik), dan secara fungsional berdasarkan kendali
konstruksinya, volunteer (sadar) atau involunter (tidak sadar), dan juga
berdasarkan lokasi,seperti otot jantung, yang h anya ditemukan di
jantung.
Jenis-jenis Otot
1.4 PATOFISIOLOGI
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk panus, atau
penutup yang menutupi kartilago. Panus masuk ke tulang sub chondria.
Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada
nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan
sendi. Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara
permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).
Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi
lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian.
Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya artritis reumatoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan
masa adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang
yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang
lain. terutama yang mempunyai faktor reumatoid (seropositif gangguan
reumatoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.
Pada Artritis reumatoid, reaksi autoimun terutama terjadi pada jaringan
sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi.
Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema,
proliferasi membran sinovial, dan akhirnya membentuk panus. Panus akan
meghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang, akibatnya
menghilangkan permukaan sendi yang akan mengalami perubahan
generative dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi
otot.
1.5 PATOFLOW
Faktor Pencetus: Bakteri,
mikroplasma, atau virus
Inflamasi Kronis Pada Tendon, Ligamen juga terj adi deruksi jaringan
Pemecahan
Terbentuk Kolagen Kekakuan sendi
nodul- nodul
rematoid
Ndx: Gangguan
Ndx: Kerusakan
Citra Tubuh
Mobilitas Fisik Panus
Kartilago Hambatan
dirusak Aliran Darah
Nekrosis Sel
Penurunan
elastisitas dan
kontraksi otot
1.9 KOMPLIKASI
a) Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya
proses granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
b) Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
c) Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
d) Terjadi splenomegali
1.10 PROGNOSIS
Perjalanan penyakit artritis reumatoid sangat bervariasi, bergantung pada
ketaatan pasien untuk berobat dalam jangka waktu lama. Sekitar 50 –
70% pasien artritis reumatoid akan mengalami prognosis yang lebih buruk.
Golongan ini umumya meninggi 10 – 15 tahun lebih cepat dari pada orang
tanpa artritis reumatoid. Penyebab kematiannya adalah infeksi, penyakit
jantung, gagal pernapasan, gagal ginjal, dan penyakit saluran cerna.
Umumnya mereka memiliki keadaan umum yang buruk, lebih dari 30 buah
sendi yang mengalami peradangan, dengan manifestasi ekstraartikuler, dan
tingkat pendidikan yang rendah. Golongan ini memerlukan terapi secara
agresif dan dini karena kerusakan tulang yang luas dapat terjadi dalam 2
tahun pertama.
1.11 PENCEGAHAN
Selain dengan menggunakan obat-obatan, untuk mengurangi nyeri
juga bisa dilakukan tanpa obat , misalnya dengan menggunakan kompres es.
Kompres es bias menurunkan ambang nyeri dan menggurangi fungsi enzim.
Kemudian banyak jenis sayuran yang dapat di konsumsi oleh penderita
rematik, misalnya jus seledri, kubis dan wortel yang dapat mengurangi
gejala rematik. Beberapa jenis herbal juga dapat melawan nyeri rematik,
misalnya jahe, kunyit, biji seledri, daun lidah buaya atau minyak juniper
yang bisa menghilan gkan bengkak pada sendi.
Menjaga berat badan ideal juga perlu. Kelebihan berat badan dapat
membebani sendi di bagian ekstermitas bawah. Selain itu bobot tubuh
berlebih dapat memperbesar resiko terkena penyakit rematik. Olahraga
ringan seperti jalan kaki bermanfaat bagi penderita rematik. Ini karena Jalan
kaki dapat membakar kalori, memperkuat otot, dan membangun tulang
yang kuat tanpa menggangu persendian yang sakit.
Selama periode bebas gejala, ini pedoman diet dapat membantu
melindungi terhadap serangan penyakit rematik masa depan:
a. Jaga asupan cairan tubuh anda tinggi. Sekitar 8 sampai 16 gelas
(sekitar 2 sampai 4 liter) air setiap hari.
b. Batasi atau menghindari alkohol.
c. Makan diet seimbang. Makanan sehari-hari Anda harus menekankan
buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan bebas atau rendah lemak susu
produk-lemak.
d. Dapatkan protein dari lemak susu produk-rendah.
e. Batasi konsumsi daging, ikan dan unggas.
f. Menjaga berat badan yang diinginkan.
BAB II ASKEP
TEORI
Intervensi Rasional
Mandiri:
1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). - Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan
Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa keefektifan program.
sakit nonverbal.
2. Berikan matras/kasur keras, bantal kecil. Tinggikan linen - Matras yang lembut atau empuk, bantal yang besar akan
tempat tidur sesuai kebutuhan. mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat,
menempatkan stres pada sendi yang sakit. Peninggian linen
tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi.
3. Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu - Pada penyakit berat/eksaserbasi, tirah baring mungkin
tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur diperlukan (sampai perbaikan objeltif dan subjektif didapat)
sesuai indikasi. untuk membatasi nyeri atau cedera sendi
4. Tempatkan/pantau penggunaan bantal, karung pasir, gulungan - Mengistirahakan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan
trokhanter, bebat, brace. posisi netral. Catatan: Penggunaan brace dapat menurunkan
nyeri dan mungkin dapat mengurangi kerusakan pada sendi.
5. Dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk Meskipun demikian, ketidakaktifan lama dapat mengakibatkan
bergerak ditempat tidur, sokong sendi yang sakit diatas dan hilangnya mobilitas/ fungsi sendi.
dibawah, hindari gerakan yang menyentak. - Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.
6. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan atau rasa sakit pada
pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan sendi.
waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit - Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan
beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi, dan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitivitas
sebagainya. pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat
7. Berikan masase yang lembut. disembuhkan.
8. Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya
relaksasi progresif, sentuhan terapeutik, biofeedback, - Meningkatkan relaksasi/mengurangi tegangan otot
visualisasi, pedoman imajinasi, hipnosis diri, dan - Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol dan mungkin
pengendalian napas. meningkatkan kemampuan koping.
9. Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi
individu
10. Beri obat sebelum aktivitas/latihan yang direncanakan sesuai - Memfokuskan kembali perhatian, memberikan stimulasi, dan
petunjuk. meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan sehat.
Kolaborasi : - Meningkatkan relaksasi, mengurangi tegangan otot/spasme,
11. Berikan obat-obatan sesuai petunjuk: memudahkan untuk ikut serta dalam terapi.
Asetilsalisilat (aspirin);
NSAID lainnya, mis., ibuprofen (Motrin); - ASA bekerja sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan
naproksen(Naprosyn); sulindak (Clinorol); piroksikam dalam mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.
(Feldene); ASA harus dipakai secara reguler untuk mendukung kadar
fenoprofen (Nalfon);D-penisilamin(Cuprimine); Antasida; dalam darah terapeutik. Riset mengindikasikan bahwa ASA
Produk Kodein;
memiliki “indeks toksisitas” yang paling rendah dari NSAID
lain yang diresepkan.
- Dapat digunakan bila pasien tidak memberikan respon
25
12. Bantu dengan terapi fisik, mis., sarung tangan parafin, bak aspirin atau untuk meningkatkan efek dari aspirin. Catatan:
mandi dengan kolam b ergelombang. Obat-obtan ini harus diberikan dengan urutan yang meningkat
menurut keparahan relatif dari efek-efek samping (“indeks
13. Berikan es atau kompres dingin jika dibutuhkan. toksisitas”).
- Dapat mengontrol efek-efek sistemik dari AR jika terapi
14. Pertahankan unit TENS jika digunakan. lainnya tidak berhasil. Tingkat yang tinggi dari efek-efek
samping (mis., trombositopenia, leukopenia, anemia aplastik)
15. Siapkan intervensi operasi, misalnya sinovektomi membutuhkan pemantauan ketat. Catatan: Obat-obtan harus
diberikan diantara waktu makan karena absorbsi obat-obatan
menjadi tidak seimbang karena makanan dan juga produk
antasida dan besi.
- Diberikan dengan agen NSAID untuk meminimalkan
iritasi/ketidaknyamanan lambung.
- Meskipun narkotik umumnya adalah kontraindikasi karena sifat
kronis dari kondisi, penggunaan jangka pendek mungkin
diperlukan selama periode eksaserbasi akut untuk mengontrol
nyeri parah.
- Memberikan dukungan panas untuk sendi yang sakit. Catatan:
Panas merupakan kontraindikasi pada adanya sendi-sendi yang
panas dan bengkak.
- Rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan bengkak selama
periode akut.
- Rangsang elektrik tingkat rendah yang konstan dapat
menghambat transmisi sensasi nyeri.
- Pengangkatan sinovium yang meradang dapat mengurangi
nyeri dan membatasi progresi dari perubahan degeneratif.
(Naprosyn); sulindak (Clinorol); piroksikam (Feldene); aspirin atau untuk meningkatkan efek dari aspirin. Catatan:
fenoprofen (Nalfon); Obat-obtan ini harus diberikan dengan urutan yang meningkat
menurut keparahan relatif dari efek-efek samping (“indeks
toksisitas”).
D-penisilamin (Cuprimine); - Dapat mengontrol efek-efek sistemik dari AR jika terapi
lainnya tidak berhasil. Tingkat yang tinggi dari efek-efek
samping (mis., trombositopenia, leukopenia, anemia aplastik)
membutuhkan pemantauan ketat. Catatan: Obat-obtan harus
diberikan diantara waktu makan karena absorbsi obat-obatan
menjadi tidak seimbang karena makanan dan juga produk
Antasida; antasida dan besi.
- Diberikan dengan agen NSAID untuk meminimalkan
Produk Kodein; iritasi/ketidaknyamanan lambung.
- Meskipun narkotik umumnya adalah kontraindikasi karena sifat
kronis dari kondisi, penggunaan jangka pendek mungkin
diperlukan selama periode eksaserbasi akut untuk mengontrol
12. Bantu dengan terapi fisik, mis., sarung tangan parafin, bak nyeri parah.
mandi dengan kolam b ergelombang. - Memberikan dukungan panas untuk sendi yang sakit. Catatan:
Panas merupakan kontraindikasi pada adanya sendi-sendi yang
13. Berikan es atau kompres dingin jika dibutuhkan. panas dan bengkak.
- Rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan bengkak selama
14. Pertahankan unit TENS jika digunakan. periode akut.
- Rangsang elektrik tingkat rendah yang konstan dapat
15. Siapkan intervensi operasi, misalnya sinovektomi menghambat transmisi sensasi nyeri.
- Pengangkatan sinovium yang meradang dapat mengurangi
nyeri dan membatasi progresi dari perubahan degeneratif.
Intervensi Rasional
Mandiri:
1. Evaluasi/lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit - Tingkat aktivitas/latihan tergantung dari
pada sendi. perkembangan/resolusi dari proses inflamasi.
2. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. - Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan
Jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan,
terus-menerus dan tidur malam hari yang tidak terganggu. mempertahankan kekuatan.
3. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikian juga latihan - Mempertahankan atau meningkatkan fungsi sendi, kekuatan
resistif dan isometrik jika memungkinkan. otot dan stamina umum. Catatan: latihan tidak adekuat
menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas berlebihan
dapat merusak sendi.
4. Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. - Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan
Demonstrasikan atau bantu teknik pemindahan dan sirkulasi. Mempermudah perawatan diri dan kemandirian
2.2.2 Diagnosa keperawatan : Mobilitas Fisik, Kerusakan
Dapat dihubungan dengan : Deformitas skeletal.
Nyeri, ketidaknyamanan.
Intoleransi terhadap aktivitas, penurunan terhadap aktivitas, penurunan kekuatan otot.
Dapat dibuktikan oleh : Keengganan untuk mencoba bergerak/ketidakmampuan bergerak dalam lingkungan fisik.
Membatasi rentang gerak, ketidakseimbangan koordinasi, penurunan kekuatan otot/kon trol dan
massa [tahap lanjut].
Hasil evaluasi : Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/pembatasan kontraktur.
Mempertahankan atau pun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/atau kompensasi
bagian tubuh.
Mendemostrasikan teknik/perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas.
Intervensi Rasional
Mandiri:
1. Evaluasi/lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit - Tingkat aktivitas/latihan tergantung dari
pada sendi. perkembangan/resolusi dari proses inflamasi.
2. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. - Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan
Jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan,
terus-menerus dan tidur malam hari yang tidak terganggu. mempertahankan kekuatan.
3. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikian juga latihan - Mempertahankan atau meningkatkan fungsi sendi, kekuatan
resistif dan isometrik jika memungkinkan. otot dan stamina umum. Catatan: latihan tidak adekuat
menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas berlebihan
dapat merusak sendi.
4. Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. - Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan
Demonstrasikan atau bantu teknik pemindahan dan sirkulasi. Mempermudah perawatan diri dan kemandirian
penggunaan bantuan mobilitas mis., trapeze. pasien. Teknik oemindahan yang tepat dapat mencegah
robekan abrasi kulit.
5. Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokhanter, - Meningkatkan stabilitas jaringan (mengurangi resiko cedera)
bebat, brace. dan mempertahankan posisi sendi yang diperlukan dan
kesejajaran tubuh, mengurangi kontraktur.
6. Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher. - Mencegah fleksi leher.
7. Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk - Memaksimalkan fungsi sendi, mempertahankan mobilitas.
tinggi, berdiri, berjalan.
8. Berikan lingkungan yang aman, mis menaikkan kursi atau - Menghindari cedera akibat kecelakaan/jatuh.
kloset, menggunakan pegangan tangga pada bak/pancuran dan
toilet, penggunaan alat bantu mobilitas/kursi roda penyelamat.
Kolaborasi :
9. Konsul dengan ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis - Berguna dalam memformulasikan program latihan/aktivitas
vokasional. yang berdasarkan pada kebutuhan individual dan dalam
mengidentifikasikan alat/bantuan mobilitas.
10. Berikan matras busa/pengubah tekanan. - Menurunkan takanan pada jaringan yang mudah pecah untuk
11. Berikan obat-obatan sesuai indikasi. mengurangi resiko imobilitas/terjadi dekubitus.
Agen antireumatik, mis., emas, natrium tiumaleat - Krisoterapi (garam emas) dapat menghasilkan remisi
(Myochrysin) atau auranofin (Ridaura); dramatis/terus- menerus tetapi dapat mengakibatkan inflamasi
rebound bila terjadi penghentian atau efek samping serius, mis.,
krisis nitrotoid dengan pusing, penglihatan kabur, kemerahan
tubuh, perkembangan syok anafilaktik.
Steroid. - Mungkin dibutuhkan untuk menekan inflamasi sistemik akut.
12. Siapkan untuk intervensi bedah, mis.,
Artroplasti; - Perbaikan pada kelemahan periartikuler dan subluksasi dapat
meningkatkan stabilitas sendi.
Prosedur pelepasan tunnel, perbaikan tendon, ganglionektomi; - Perbaikan berkenaan dengan defek jaringan penyambung;
meningkatkan fungsi dan mobilitas.
Implan sendi. - Penggantian mungkin diperlukan untuk memperbaiki fungsi
optimal dan mobilitas.
penggunaan bantuan mobilitas mis., trapeze. pasien. Teknik oemindahan yang tepat dapat mencegah
robekan abrasi kulit.
5. Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokhanter, - Meningkatkan stabilitas jaringan (mengurangi resiko cedera)
bebat, brace. dan mempertahankan posisi sendi yang diperlukan dan
kesejajaran tubuh, mengurangi kontraktur.
6. Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher. - Mencegah fleksi leher.
7. Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk - Memaksimalkan fungsi sendi, mempertahankan mobilitas.
tinggi, berdiri, berjalan.
8. Berikan lingkungan yang aman, mis menaikkan kursi atau - Menghindari cedera akibat kecelakaan/jatuh.
kloset, menggunakan pegangan tangga pada bak/pancuran dan
toilet, penggunaan alat bantu mobilitas/kursi roda penyelamat.
Kolaborasi :
9. Konsul dengan ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis - Berguna dalam memformulasikan program latihan/aktivitas
vokasional. yang berdasarkan pada kebutuhan individual dan dalam
mengidentifikasikan alat/bantuan mobilitas.
10. Berikan matras busa/pengubah tekanan. - Menurunkan takanan pada jaringan yang mudah pecah untuk
11. Berikan obat-obatan sesuai indikasi. mengurangi resiko imobilitas/terjadi dekubitus.
Agen antireumatik, mis., emas, natrium tiumaleat - Krisoterapi (garam emas) dapat menghasilkan remisi
(Myochrysin) atau auranofin (Ridaura); dramatis/terus- menerus tetapi dapat mengakibatkan inflamasi
rebound bila terjadi penghentian atau efek samping serius, mis.,
krisis nitrotoid dengan pusing, penglihatan kabur, kemerahan
tubuh, perkembangan syok anafilaktik.
Steroid. - Mungkin dibutuhkan untuk menekan inflamasi sistemik akut.
12. Siapkan untuk intervensi bedah, mis.,
Artroplasti; - Perbaikan pada kelemahan periartikuler dan subluksasi dapat
meningkatkan stabilitas sendi.
Prosedur pelepasan tunnel, perbaikan tendon, ganglionektomi; - Perbaikan berkenaan dengan defek jaringan penyambung;
meningkatkan fungsi dan mobilitas.
Implan sendi. - Penggantian mungkin diperlukan untuk memperbaiki fungsi
optimal dan mobilitas.
Intervensi Rasional
Mandiri:
1. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses - Berikan kempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/kesalahan
penyakit, harapan masa depan. konsep dan menghadapinya secara langsung.
2. Diskusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang - Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi
terdekat. Memastikan bagaimana pandangan pribadi pasien diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan
dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek- kebutuhan terhadap intervensi/konseling lebih lanjut.
aspek seksual.
3. Diskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang - Isyarat verbal/nonverbal orang terdekat dapat mempunyai
terdekat menerima keterbatasan. pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya
sendiri.
4. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, - Nyeri konstan akan melelahkan, da perasaan marah dan
ketergantungan. bermusuhan umum terjadi.
2.2.3 Diagnosa Keperawatan : Gangguan Citra Tubuh/ Perubahan Penampilan Peran.
Dapat dihubungan dengan : Perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum.
Peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.
Dapat dibuktikan oleh : Perubahan struktur atau fungsi dari bagian-bagian yang sakit.
Bicara negatif tentang diri sendiri, fokus pada kekuatan/fungsi masa lalu, dan penampilan.
Perubahan pada gaya hidup/ kemampuan fisik untuk melanjutkan peran, kehilangan pekerjaan,
ketergantungan pada orang terdekat.
Perubahan pada keterlibatan sosial; rasa terisolasi. Perasaan tidak berdaya, putus asa.
Kriteria evaluasi : Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit,
perubahan pada gaya hidup dan kemungkinan keterbatasan.
Menyusun tujuan/rencana realistis untuk masa depan.
Intervensi Rasional
Mandiri:
1. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses - Berikan kempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/kesalahan
penyakit, harapan masa depan. konsep dan menghadapinya secara langsung.
2. Diskusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang - Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi
terdekat. Memastikan bagaimana pandangan pribadi pasien diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan
dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek- kebutuhan terhadap intervensi/konseling lebih lanjut.
aspek seksual.
3. Diskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang - Isyarat verbal/nonverbal orang terdekat dapat mempunyai
terdekat menerima keterbatasan. pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya
sendiri.
4. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, - Nyeri konstan akan melelahkan, da perasaan marah dan
ketergantungan. bermusuhan umum terjadi.
5. Perhatikan pengaruh menarik diri, penggunaan menyangkal atau - Dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping
terlalu memperhatikan tubuh/perubahan. maladaptif, membutuhkan intervensi lebih lanjut/dukungan
psikologis.
6. Susun batasan pada perilaku maladaptif. Bantu pasien untuk - Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang
mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu dapat meningkatkan perasaan harga diri.
koping.
7. Ikut-sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan - Meningkatkan perasaan kompetensi/ harga diri, mendorong
membuat jadwal aktivitas. kemandirian, dan mendorong partisipasi dalam terapi.
8. Bantu dengan kebutuhan perawatan yang diperlukan. - Mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan citra
diri.
9. Berikan bantuan positif bila perlu. - Memungkinkan pasien untuk merasa senang terhadap dirinya
sendiri. Menguatkan perilaku positif. Meningkatkan rasa
Kolaborasi: percaya diri.
10. Rujuk pada konseling psikiatri, mis., perawat spesialis - Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkan dukungan
psikiatri perawat klinis, psikiatri/psikolog, pekerja sosial. selama berhadapan dengan proses jangka
panjang/ketidakmampuan.
11. Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis., antiansietas dan - Mungkin dibutuhkan pada saat munculnya depresi hebat
obat-obatan peningkat alam perasaan. sampai pasien mengembangkan kemampuan koping yang lebih
efektif.
30
5. Perhatikan pengaruh menarik diri, penggunaan menyangkal atau - Dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping
terlalu memperhatikan tubuh/perubahan. maladaptif, membutuhkan intervensi lebih lanjut/dukungan
psikologis.
6. Susun batasan pada perilaku maladaptif. Bantu pasien untuk - Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang
mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu dapat meningkatkan perasaan harga diri.
koping.
7. Ikut-sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan - Meningkatkan perasaan kompetensi/ harga diri, mendorong
membuat jadwal aktivitas. kemandirian, dan mendorong partisipasi dalam terapi.
8. Bantu dengan kebutuhan perawatan yang diperlukan. - Mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan citra
diri.
9. Berikan bantuan positif bila perlu. - Memungkinkan pasien untuk merasa senang terhadap dirinya
sendiri. Menguatkan perilaku positif. Meningkatkan rasa
Kolaborasi: percaya diri.
10. Rujuk pada konseling psikiatri, mis., perawat spesialis - Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkan dukungan
psikiatri perawat klinis, psikiatri/psikolog, pekerja sosial. selama berhadapan dengan proses jangka
panjang/ketidakmampuan.
11. Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis., antiansietas dan - Mungkin dibutuhkan pada saat munculnya depresi hebat
obat-obatan peningkat alam perasaan. sampai pasien mengembangkan kemampuan koping yang lebih
efektif.
30
Intervensi Rasional
Mandiri:
1. Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul - Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum dengan melakukan
awitan/eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat ini.
sekarang diantisipasi.
2. Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program - Mendukung kemandirian fisik/ emosional.
latihan.
3. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. - Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan
Identifikasi/rencana untuk modifikasi lingkungan. meningkatkan harga diri.
Kolaborasi:
4. Konsul dengan ahli terapi okupasi. - Berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi
kebutuhan individual mis., memasang kancing, menggunakan
alat bantu memakai sepatu, menggantungkan pegangan untuk
mandi pancuran.
5. Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan dengan - Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi
evaluasi setelahnya. karena tingkat kemampuan aktual. Memberikan lebih banyak
keberhasilan usaha tim dengan orang lain yang ikut serta dalam
perawatan, mis., tim terapi okupasi.
6. Atur konsul dengan lembaga lainnya, mis., pelayanan - Mungkin membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk
perawatan rumah, ahli nutrisi. persiapan situasi di rumah.
2.2.5 Diagnosa keperawatan : kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.
Dapat dihubungkan oleh : Kurangnya pemajanan/mengingat dan Kesalahan interpretasi informasi.
Dapat dibuktikan dengan : Pertanyaan/permintaan informasi, pernyataan kesalahan konsep.
Tidak tepat mengikuti instruksi/ terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.
Kriteria evaluasi : Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/ prognosis, perawatan.
31
Intervensi Rasional
Mandiri:
1. Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul - Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum dengan melakukan
awitan/eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat ini.
sekarang diantisipasi.
2. Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program - Mendukung kemandirian fisik/ emosional.
latihan.
3. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. - Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan
Identifikasi/rencana untuk modifikasi lingkungan. meningkatkan harga diri.
Kolaborasi:
4. Konsul dengan ahli terapi okupasi. - Berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi
kebutuhan individual mis., memasang kancing, menggunakan
alat bantu memakai sepatu, menggantungkan pegangan untuk
mandi pancuran.
5. Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan dengan - Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi
evaluasi setelahnya. karena tingkat kemampuan aktual. Memberikan lebih banyak
keberhasilan usaha tim dengan orang lain yang ikut serta dalam
perawatan, mis., tim terapi okupasi.
6. Atur konsul dengan lembaga lainnya, mis., pelayanan - Mungkin membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk
perawatan rumah, ahli nutrisi. persiapan situasi di rumah.
2.2.5 Diagnosa keperawatan : kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.
Dapat dihubungkan oleh : Kurangnya pemajanan/mengingat dan Kesalahan interpretasi informasi.
Dapat dibuktikan dengan : Pertanyaan/permintaan informasi, pernyataan kesalahan konsep.
Tidak tepat mengikuti instruksi/ terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.
Kriteria evaluasi : Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/ prognosis, perawatan.
31
Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk modifikasi gaya hidup yang
konsisten dengan mobilitas dan/atau pembatasan aktivitas.
Intervensi Rasional
Mandiri:
1. Tinjau proses penyakit, prognosis dan harapan masa depan. - Memberikan pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi.
2. Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses - Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi
sakit melalui diet, obat-obatan, dan program diet seimbang, sendi/jaringan lain untuk mempertahankan fungsi sendi dan
latihan dan istirahat. mencegah deformitas.
3. Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang - Memberikan struktur dan mengurangi ansietas pada waktu
realistis, istirahat, perawatan pribadi, pemberian obat-obatan, menangani proses penyakit kronis kompleks.
terapi fisik dan manajeman stres.
4. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen - Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan
farmakoterapetik. dosis; mis., aspirin harus diberikan secara reguler untuk
mendukung kadar terapeutik darah 18-25 mg.
5. Rekomendasikan penggunaan aspirin bersalut/dibufer enterik - Preparat bersalut/dibufer dicerna dengan makanan,
atau salisilat nonasetil, mis., kolin salisilat (Arthropan) atau meminimalkan iritasi gaster, mengurangi resiko perdarahan.
kolin magnesium trisalisilat (Trilisate). Catatan: Produk nonasetil sedikit dibutuhkan untuk mengurangi
iritasi lambung.
6. Anjurkan mencerna obat-obatan dengan makanan, susu, atau - Membatasi iritasi gaster. Pengurangan nyeri pada HS akan
antasida dan pada waktu tidur. meningkatkan tidur dan meningkatkan kadar darah, mengurangi
kekakuan di pagi hari.
7. Identifikasi efek samping obat-obatan yang merugikan, mis., - Memperpanjang dan memaksimalkan dosis aspirin dapat
tinitus, lambung tidak toleran, perdarahan gastro intestinal, mengakibatkan takar lajak. Tinitus umumnya mengindikasikan
dan ruam purpurik. kadar terapeutik darah yang tinggi. Jika terjadi tinitus, dosis
umumnya diturunkan menjadi 1 tablet setiap 2 atau 3 hari
sampai berhenti.
8. Tekankan pentingnya membaca label produk dan mengurangi - Banyak produk mengandung salisilat tersembunyi mis., obat
32
Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk modifikasi gaya hidup yang
konsisten dengan mobilitas dan/atau pembatasan aktivitas.
Intervensi Rasional
Mandiri:
1. Tinjau proses penyakit, prognosis dan harapan masa depan. - Memberikan pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan
berdasarkan informasi.
2. Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses - Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi
sakit melalui diet, obat-obatan, dan program diet seimbang, sendi/jaringan lain untuk mempertahankan fungsi sendi dan
latihan dan istirahat. mencegah deformitas.
3. Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang - Memberikan struktur dan mengurangi ansietas pada waktu
realistis, istirahat, perawatan pribadi, pemberian obat-obatan, menangani proses penyakit kronis kompleks.
terapi fisik dan manajeman stres.
4. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen - Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan
farmakoterapetik. dosis; mis., aspirin harus diberikan secara reguler untuk
mendukung kadar terapeutik darah 18-25 mg.
5. Rekomendasikan penggunaan aspirin bersalut/dibufer enterik - Preparat bersalut/dibufer dicerna dengan makanan,
atau salisilat nonasetil, mis., kolin salisilat (Arthropan) atau meminimalkan iritasi gaster, mengurangi resiko perdarahan.
kolin magnesium trisalisilat (Trilisate). Catatan: Produk nonasetil sedikit dibutuhkan untuk mengurangi
iritasi lambung.
6. Anjurkan mencerna obat-obatan dengan makanan, susu, atau - Membatasi iritasi gaster. Pengurangan nyeri pada HS akan
antasida dan pada waktu tidur. meningkatkan tidur dan meningkatkan kadar darah, mengurangi
kekakuan di pagi hari.
7. Identifikasi efek samping obat-obatan yang merugikan, mis., - Memperpanjang dan memaksimalkan dosis aspirin dapat
tinitus, lambung tidak toleran, perdarahan gastro intestinal, mengakibatkan takar lajak. Tinitus umumnya mengindikasikan
dan ruam purpurik. kadar terapeutik darah yang tinggi. Jika terjadi tinitus, dosis
umumnya diturunkan menjadi 1 tablet setiap 2 atau 3 hari
sampai berhenti.
8. Tekankan pentingnya membaca label produk dan mengurangi - Banyak produk mengandung salisilat tersembunyi mis., obat
32
penggunaan obat-obat yang dijual bebas tanpa persetujuan pilek, antidiare) yang dapat meningkatkan resiko takar lajak
dokter. obat/efek samping yang berbahaya.
9. Tinjau pentingnya diet yang seimbang dengan makanan yang - Meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan/regenerasi
banyak mengandung vitamin, protein dan zat besi. jaringan.
10. Dorong pasien obesitas untuk menurunkan berat badan dan - Penurunan berat badan akan mengurangi tekanan pada sendi,
berikan informasi penurunan berat badan sesuai kebutuhan. terutama pinggul, lutut, pergelangan kaki, telapak kaki.
11. Berikan informasi mengenai alat bantu mis., mainan - Mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya
beroda/wagon untuk barang-barang bergerak, tongkat untuk hidup pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri.
mengambil, piring-piring ringan, tempat duduk toilet yang
dapat dinaikkan, palang keamanan.
12. Diskusikan teknik menghemat energi, mis., duduk daripada - Mencegah kepenatan, memberikan kemudahan perawatan diri
berdiri untuk mempersiapkan makanan dan mandi. dan kemandirian.
13. Dorong mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada - Mekanika tubuh yang baik haru menjadi bagian dari gaya hidup
saat istirahat maupun pada waktu melakukan aktivitas. pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri.
14. Tinjau perlunya inspeksi sering pada kulit dan perawatan - Mengurangi resiko iritasi/kerusakan kulit.
kulit lainnya di bawah bebat, gips, alat penyokong.
Tunjukkan pemberian bantal yang tepat.
15. Diskusikan pentingnya obat-obatan lanjutan/pemeriksaan - Terapi obat-obatan membutuhkan pengkajian/perbaikan yang
laboratorium, mis., LED, kadar salisilat, PT. terus-menerus untuk menjamin efek optimal dan mencegah
takar lajak, efek samping yang berbahaya, mis., aspirin
memperpanjang PT, peningkatan resiko perdarahan. Krisoterapi
akan menekan trombosit, potensial resiko untuk
trombositopenia.
16. Berikan konseling seksual sesuai kebutuhan. - Informasi mengenai posisi-posisi yang berbeda dan teknik
dan/atau pilihan ain untuk pemenuhan seksual mungkin dapat
meningkatkan hubungan pribadi dan perasaan harga
diri/percaya diri.
17. Identifikasi sumber-sumber komunitas, mis., yayasan arthritis - Bantuan/dukungan dari orang lain untuk
(bila ada). meningkatkanpemuihan maksimal.
33
penggunaan obat-obat yang dijual bebas tanpa persetujuan pilek, antidiare) yang dapat meningkatkan resiko takar lajak
dokter. obat/efek samping yang berbahaya.
9. Tinjau pentingnya diet yang seimbang dengan makanan yang - Meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan/regenerasi
banyak mengandung vitamin, protein dan zat besi. jaringan.
10. Dorong pasien obesitas untuk menurunkan berat badan dan - Penurunan berat badan akan mengurangi tekanan pada sendi,
berikan informasi penurunan berat badan sesuai kebutuhan. terutama pinggul, lutut, pergelangan kaki, telapak kaki.
11. Berikan informasi mengenai alat bantu mis., mainan - Mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya
beroda/wagon untuk barang-barang bergerak, tongkat untuk hidup pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri.
mengambil, piring-piring ringan, tempat duduk toilet yang
dapat dinaikkan, palang keamanan.
12. Diskusikan teknik menghemat energi, mis., duduk daripada - Mencegah kepenatan, memberikan kemudahan perawatan diri
berdiri untuk mempersiapkan makanan dan mandi. dan kemandirian.
13. Dorong mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada - Mekanika tubuh yang baik haru menjadi bagian dari gaya hidup
saat istirahat maupun pada waktu melakukan aktivitas. pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri.
14. Tinjau perlunya inspeksi sering pada kulit dan perawatan - Mengurangi resiko iritasi/kerusakan kulit.
kulit lainnya di bawah bebat, gips, alat penyokong.
Tunjukkan pemberian bantal yang tepat.
15. Diskusikan pentingnya obat-obatan lanjutan/pemeriksaan - Terapi obat-obatan membutuhkan pengkajian/perbaikan yang
laboratorium, mis., LED, kadar salisilat, PT. terus-menerus untuk menjamin efek optimal dan mencegah
takar lajak, efek samping yang berbahaya, mis., aspirin
memperpanjang PT, peningkatan resiko perdarahan. Krisoterapi
akan menekan trombosit, potensial resiko untuk
trombositopenia.
16. Berikan konseling seksual sesuai kebutuhan. - Informasi mengenai posisi-posisi yang berbeda dan teknik
dan/atau pilihan ain untuk pemenuhan seksual mungkin dapat
meningkatkan hubungan pribadi dan perasaan harga
diri/percaya diri.
17. Identifikasi sumber-sumber komunitas, mis., yayasan arthritis - Bantuan/dukungan dari orang lain untuk
(bila ada). meningkatkanpemuihan maksimal.
33
34
34
Menggunakan obat herbal.
Oleh orang lain Memberi saran
7. Diagnosa Medik :
Artritis Reumatoid Tanggal : 04 April 2011
Frekwensi makan :
Berat Badan : 59 kg
Tinggi Badan : 160 cm
Jenis makanan : Daging, sayur, nasi
35
35
Makanan yang tidak disukai : Chinesse Food
Makanan pantang : Tidak
Nafsu makan :( ) baik
( ) Sedang – alasan : mual/muntah/sariawan
( ) Kurang – alasan : mual/muntah/sariawan
Perubahan berat badan 6 bulan terakhir :
( ) bertambah ……………………kg
( ) tetap
( ) berkurang 3 kg
7. Pola Eliminasi :
1. Buang air besar
Frekwensi : Tidak teratur Penggunaan pencahar : tidak
W a k t u : pagi/siang/sore/malam
W a r n a : kecoklatan
Konsistensi : padat
2. Buang air kecil
Frekwensi : normal
W a r n a : kuning pekat
B a u : berbau
8. Pola tidur dan istirahat
Waktu tidur (jam) : 10 malam
Lama tidur/hari : 6 jam / hari
Kebiasaan pengantar tidur : menonton TV
Kebiasaan saat tidur :
Kesulitan dalam hal tidur :( ) menjelang tidur
( ) sering/mudah terbangun
( ) merasa tidak puas setelah bangun
tidur
9. Pola Aktifitas dan Latihan
1. Kegiatan dalam pekerjaan : Bersih-bersih rumah, dll
2. Olah Raga : - Jenis : Tidak
- Frekwensi : Tidak
36
36
3. Kegiatan di waktu luang : santai dengan keluarga
4. Kesulitan/keluhan dalam hal : ( ) pergerakan tubuh
( ) mandi
( ) mengenakan pakaian
( ) bersolek
( ) berhajat
( ) sesak napas setelah mengadakan
aktifitas
( )mudah merasa kelelahan
10. Pola bekerja :
1. Jenis pekerjaan : IRT Lama : 25 tahun
2. Jumlah jam kerja : ± 14 jam / hari Lama : 7 hari kerja
3. Jadwal Kerja : senin s.d minggu
4. Lain-lain (sebutkan) :
V. Riwayat Lingkungan
Kebersihan : lingkungan temapat tinggal di daerah kumuh yang sistem
sanitasinya tidak baik
Bahaya : rentan terhadap penyakit kulit dan diare
Polusi : terhadap air
37
37
1. Pola pikir & persepsi
a. Alat bantu yang digunakan :
( ) Kaca mata
( ) alat bantu pendengaran
b. Kesulitan yang dialami :
( )sering pusing
( ) menurunnya sensitifitas terhadap sakit
( ) menurunnya sensitiftas terhadap panas/dingin
( )membaca/menulis
2. Persepsi Diri
Hal yang amat dipikirkan saat ini :
pasien berharap segera sembuh agar dapat kembali beraktivitas secara
normal
Harapan setelah menjalani perawatan:
lebih memperhatikan kebersihan lingkungan
Perubahan yang dirasa setelah sakit :
badan terasa lemah, nyeri saat tangan digerakan dan merasa tidak
nyaman.
38
38
- Pembuat keputusan dalam keluarga : Kepala keluarga (Suami)
- Pola komunikasi : lancar terhadap suami,anak
dan cucu.
- Keuangan : ( ) memadai
( ) Kurang
4. Kesulitan dalam Keluarga : ( ) Hubungan orang tua
( ) Hubungan dengan sanak saudara
( ) Hubungan perkawinan
5. Kebiasaan Seksual
1. Gangguan hubungan seksual disebabkan kondisi sebagai berikut :
( ) fertilitas ( ) menstruasi
( ) Libido ( ) kehamilan
( ) Ereksi ( ) alat kontrasepsi
6. Pertahanan Koping
1. Pengambilan Keputusan : ( ) sendiri
( ) dibantu orang lain :
sebutkan Suami
2. Yang disukai tentang diri sendiri :
3. Yang ingin dirubah dari kehidupan : Mandiri dan hemat
4. Yang dilakukan jika stress :
( ) pemecahan masalah
( ) makan
( ) tidur
( ) makan obat
( ) cari pertolongan
( ) lain-lain (misal : marah, diam, dll ) sebutkan : Diam
5. Apa yang dapat dilakukan perawat agar anda nyaman dan aman :
39
39
Perawat memberikan motivasi dan dukungan agar pasien cepat
sembuh
40
40
Reaksi terhadap cahaya : pupil mengecil
Akomodasi : baik Bentuk :
simetris Konjunctiva :
merah pucat Fungsi
penglihatan : baik
- Baik/kabur/tidak jelas : baik
- Dua bentuk: tidak
- Rasa sakit : tidak
Tanda-tanda radang tidak ada
Pemeriksaan mata terakhir : setahun yang lalu
Operasi tidak
Kaca mata : menggunakan kaca mata plus
Lensa Kontak pasien tidak menggunakan lensa kontak
Mulut & Tenggorokan : Gigi geligi Kerusakan gigi pada molar 3 dan 2
superior dekstra
Kesulitan/gangguan berbicara tidak
Kesulitan menelan tidak
Pemeriksaan gigi terakhir tidak pernah
41
41
Batuk darah tidak
Rontgen Foto terakhir tidak dilakukan Hasil tidak ada
42
42
Konstibasi tidak diterapkan
Diare Kadang-kadang
(b.a.k) Inkontinensia
Infeksi Tidak ada
Nematuri -
Catheter Tidak diterapkan
Urine Output > 2000 ml
Reproduksi : Kehamilan Tidak
Buah dada normal sesuai umur Perdarahan
tidak ada
Pemeriksaan Pap Smear terakhir
Hasil tidak ada
Keputihan tidak ada
Pemeriksaan Sendiri
Prostat
Penggunaan Kateter tidak ada
43
43
Kekakuan pergelanggan tangan
Pola latihan gerak
Data Laboratorium
Laboratorium :
Tes serologi (diagnostik imunologis):
ESR : meningkat
FR : >1:80 Positif (80%)
JDL : Anemia sedang
LED: 85 mm/h
44
44
3.2 ANALISIS DATA DAN DIAGNOSA
DO:
Pasien kelihatan kelelahan. Fagositosis ektensif
Pasien kelihatan meringis.
KU: Lemah
TTV: Panus
- Suhu tubuh : 37 0 C
- Denyut Nadi : 60 kali /menit
- Pernafasan : 18 kali /menit Kartilago dirusak
- Tekanan Darah : 90/70
mmHg
Edema pada sendi digiti Nekrosis Sel
manus, warna kemerahan.
Skala nyeri 7
Pemeriksaan diagnostik: Erosi sendi dan
- ESR: meningkat Tulang
- FR:>1:80Positif(80%)
- JDL : Anemia sedang
- LED: 85 mm/h Nyeri
DS:
Pasien merasa tidak nyaman. Faktor Pencetus Kerusakan Kerusakan
Pasien mengatakan susah Mobilitas mobilitas
bergerak. Fisik berhubungan
DO: Inflamasi Kronis dengan
Pasien terlihat gelisah Pada Tendon, deformitas
Pasien terlihat membatasi Ligamen juga terjadi skeletal.
aktivitas geraknya. deruksi jaringan
KU: Lemah
TTV:
- Suhu tubuh : 37 0 C Akumulasi Sel
- Denyut Nadi : 60 kali /menit Darah Putih
- Pernafasan : 18 kali /menit
- Tekanan Darah : 90/70
45
45
mmHg Terbentuk nodul-
Edema pada sendi digiti nodul rematoid
manus, warna kemerahan. ekstrasinovium
Skala nyeri 7
Pemeriksaan diagnostik:
- ESR: meningkat Kerusakan sendi
- FR:>1:80Positif(80%) Progresif
- JDL : Anemia sedang
- LED: 85 mm/h
Deformitas Sendi
Kerusakan Mobilitas
Fisik
DS:
Pasien mengatakan Faktor Pencetus Gangguan Gangguan citra
tangannya sulit digerakan Citra Tubuh tubuh
dan kaku. berhubungan
Aktivitas normal Inflamasi Kronis dengan perubahan
(makan,mandi,bab,bak,dll) Pada Tendon, penampilan dan
dibantu oleh orang lain. Ligamen juga terjadi kemampuan
DO: deruksi jaringan untuk melakukan
Pasien kelihatan tidak tugas-tugas
berdaya. umum.
Pasien sering ketergantungan
pada orang lain. Pembentukan
TTV: Jaringan Parut
0
- Suhu tubuh : 37 C
- Denyut Nadi : 60 kali /menit
- Pernafasan : 18 kali /menit Kekakuan sendi
- Tekanan Darah : 90/70
mmHg
Edema pada sendi digiti Rentang Gerak
manus, warna kemerahan. Berkurang
Skala nyeri 7
Atrofi otot
Gangguan Citra
Tubuh
46
46
3.3 PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ARTRITIS REUMATOID
47
Pasien kelihatan Skala nyeri tempat tidur sesuai indikasi. dan subjektif didapat)
meringis. berkurang untuk membatasi nyeri
KU: Lemah Pemeriksaan cedera sendi.
TTV: diagnostik: - Mengistirahatkan sendi-
0
- Suhu tubuh : 37 C - ESR: menurun - Tempatkan/pantau sendi yang sakit dan
- Denyut Nadi : 60 - FR: Normal penggunaan bantal,karung mempertahankan posisi
kali /menit - JDL : Normal pasir,gulungan netral.Catatan:penggunan
- Pernafasan : 18 - LED: Normal trokhanter,beban,brace. brace dapat menurunkan
kali /menit nyeri dan mungkin dapat
- Tekanan Darah : DS: mengurangi kerusakan
90/70 mmHg Pasien pada sendi.Meskipun
Edema pada sendi mengatakan nyeri demikian,ketidakaktifan
digiti manus, berkurang lama dapat mengakibatkan
warna kemerahan. Tidak terbangun hilangnya mobilitas/fungsi
Skala nyeri 7 saat malam hari. sendi.
Pemeriksaan Pasien merasa - Dorong untuk sering - Mencegah terjadinya
diagnostik: nyaman. mengubah posisi.Bantu kelelahan umum dan
- ESR: meningkat pasien untuk bergerak di kekakuan
- FR:>1:80Positif(80 tempat tidur,sokong sendi sendi.Menstabilkan
%) yang sakit di atas dan di sendi,mengurangi
- JDL : Anemia bawah,hindari gerakan yang gerakan/rasa sakit pada
sedang menyentak. sendi.
- LED: 85 mm/h - Anjurkan pasien untuk - Panas meningkatkan
mandi air hangat atau mandi relaksasi otot dan
pancuran pada waktu mobilitas,menurunkan rasa
bangun dan/atau pada sakit dan melepaskan
waktu tidur.Sediakan kekakuan di pagi
waslap hangat untuk hari.Sensitvitas pada panas
mengompres sendi-sendi dapat di hilangkan dan luka
yang sakit beberapa kali dermal dapat di
48
Pasien kelihatan Skala nyeri tempat tidur sesuai indikasi. dan subjektif didapat)
meringis. berkurang untuk membatasi nyeri
KU: Lemah Pemeriksaan cedera sendi.
TTV: diagnostik: - Mengistirahatkan sendi-
- 0
Suhu tubuh : 37 C - ESR: menurun - Tempatkan/pantau sendi yang sakit dan
- Denyut Nadi : 60 - FR: Normal penggunaan bantal,karung mempertahankan posisi
kali /menit - JDL : Normal pasir,gulungan netral.Catatan:penggunan
- Pernafasan : 18 - LED: Normal trokhanter,beban,brace. brace dapat menurunkan
kali /menit nyeri dan mungkin dapat
- Tekanan Darah : DS: mengurangi kerusakan
90/70 mmHg Pasien pada sendi.Meskipun
Edema pada sendi mengatakan nyeri demikian,ketidakaktifan
digiti manus, berkurang lama dapat mengakibatkan
warna kemerahan. Tidak terbangun hilangnya mobilitas/fungsi
Skala nyeri 7 saat malam hari. sendi.
Pemeriksaan Pasien merasa - Dorong untuk sering - Mencegah terjadinya
diagnostik: nyaman. mengubah posisi.Bantu kelelahan umum dan
- ESR: meningkat pasien untuk bergerak di kekakuan
- FR:>1:80Positif(80 tempat tidur,sokong sendi sendi.Menstabilkan
%) yang sakit di atas dan di sendi,mengurangi
- JDL : Anemia bawah,hindari gerakan yang gerakan/rasa sakit pada
sedang menyentak. sendi.
- LED: 85 mm/h - Anjurkan pasien untuk - Panas meningkatkan
mandi air hangat atau mandi relaksasi otot dan
pancuran pada waktu mobilitas,menurunkan rasa
bangun dan/atau pada sakit dan melepaskan
waktu tidur.Sediakan kekakuan di pagi
waslap hangat untuk hari.Sensitvitas pada panas
mengompres sendi-sendi dapat di hilangkan dan luka
yang sakit beberapa kali dermal dapat di
48
Kolaborasi:
- Berikan obat-obat sesuai - Menurunkan rasa nyeri.
petunjuk
seperti:Asetilsalisilat
(aspirin),D-penisilamin
(Cuprimine),Antasida.
49
sehari.Pantau suhhu air sembuhkan.
kompres,air mandi dan
sebagainya.
- Berikan masase yang - Meningkat
lembut. relaksasi/mengurangi
tegangan otot.
Kolaborasi:
- Berikan obat-obat sesuai - Menurunkan rasa nyeri.
petunjuk
seperti:Asetilsalisilat
(aspirin),D-penisilamin
(Cuprimine),Antasida.
2 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan Mempertahankan Mandiri:
fisik berhubungan tindakan ataupun - Evaluasi/lanjutkan - Tingkat aktivitas/latihan
dengan deformitas keperawatan meningkatkan pemantauan tingkat tergantung dari
skeletal. selama kurang kekuatan dan fungsi inflamasi/rasa sakit pada perkembangan/resolusi dari
DS: dari seminggu dari dan/atau sendi. proses inflamasi.
Pasien merasa pasien dapat kompensasi bagian - Pertahankan istirahat tirah - Istirahat sistemik di
tidak nyaman. beraktivitas dan tubuh. baring/duduk jika anjurkan selama
Pasien mengatakan tanpa gangguan diperlukan.Jadwal aktivitas eksaserbasi akut dan
susah bergerak. ketidaknyamanan. DO: untuk memberikan periode seluruh fase penyakit yang
DO: KU: Membaik istirahat yang terus penting untuk mencegah
Pasien terlihat TTV: menerus dan tidur malam kelelahan,mempertahankan
gelisah - Suhu tubuh : 36- hari tidak terganggu. kekuatan.
0
Pasien terlihat 37 C - Bantu dengan rentang - Mempertahankan/meningk
membatasi - Denyut Nadi : 60- gerak aktif/pasif,demikian atkan fungsi sendi,kekuatan
aktivitas geraknya. 80 kali /menit juga latihan resistif dan otot,dan stamina
KU: Lemah - Pernafasan : 12- isometrik jika umum.Catatan: latihan
TTV: 20 kali /menit memungkinkan. tidak adekuat menimbulkan
49
50
- Suhu tubuh : 370 C - Tekanan Darah : kekakuan sendi,karenanya
- Denyut Nadi : 60 120/80 mmHg aktivitas yang berlebihan
kali /menit Edema berkurang dapat merusak sendi.
- Pernafasan : 18 pada sendi digiti - Ubah posisi dengan sering - Menghilangkan tekanan
50
51
- Berikan obat-obatan sesuai imobilitas/terjadi
indikasi: dekubitus.
- Agen antireumatik - Untuk mengatasi reumatik.
51
52
TTV: memperhatikan intervensi lebih
- 0
Suhu tubuh : 37 C tubuh/perubahan. lanjut/dukungan psikologis.
- Denyut Nadi : 60 - Susun batasan pada - Membantu pasien untuk
kali /menit perilaku maladaptif.Bantu mempertahankan control
- Pernafasan : 18 pasien untuk diri,yang dapat
kali /menit mengidentifikasi perilaku meningkatkan perasaan
- Tekanan Darah : positif yang dapat harga diri.
90/70 mmHg membantu koping.
Edema pada sendi - Ikut-sertakan pasien dalam - Meningkatkan perasaan
digiti manus, merencanakan perawatan kompetensi/harga
warna kemerahan. dan membantu jadwal diri,mendorong
Skala nyeri 7 aktivitas. kemandirian,dan
mendorong partisipasi
dalam terapi.
52
jangka
- Berikan obat-obat sesuai panjang/ketidakmampuan
petunjuk,mis,antiansietas - Mungkin di butuhkan pada
dan obat-obat peningkat saat munculnya depresi.
alam perasaan.
53
jangka
- Berikan obat-obat sesuai panjang/ketidakmampuan
petunjuk,mis,antiansietas - Mungkin di butuhkan pada
dan obat-obat peningkat saat munculnya depresi.
alam perasaan.
53
54
3.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
54
55
Hasil: aktivitas pasien dibatasi agar nyeri 1. Mengobservasi KU
berkurang. 2. Mengkaji TTV
3. Menyelidiki keluhan
08.30 6. Menempatkan/pantau penggunaan bantal nyeri………
atau brace. 4. Memberikan matras……………..
Hasil: pasien belum nyaman. 5. Membiarkan pasien mengambil
posisi yang
08.45 7. Mendorong untuk sering mengubah posisi. nyaman……………..
Hindari gerakan yang menyentak. 6. Menempatkan/pantau
Hasil: Pasien masih merasa kaku sendi. penggunaan bantal atau
brace.………………..
09.00 8. Menganjurkan pasien untuk mandi air 7. Mendorong untuk sering
hangat atau mandi pancuran pada waktu mengubah
bangun dan/atau pada waktu tidur. posisi…………………
Hasil: Anjuran diterima dan dilakukan. 8. Menganjurkan pasien untuk
mandi air
09.30 9. Menyediakan waslap hangat untuk hangat...........................
mengompres sendi-sendi yang sakit 9. Menyediakan waslap hangat
beberapa kali sehari. Pantau suhu air untuk mengompres sendi-
kompres,air mandi dan sebagainya. sendi….
Hasil: masih terasa nyeri. 10.Memberikan Obat Asetilsalisilat
(aspirin) sesuai instruksi/resep
11.00 10. Memberikan Obat Asetilsalisilat (aspirin) dokter………………………….
sesuai instruksi/resep dokter.
Hasil: obat yang diberikan untuk
mengurangi kekakuan dan meningkatkan
mobilitas.
55
56
Senin, 08.15 0 1. Mengkaji TTV. Senin, S:
4 April 2011 Hasil : 4 April 2011 - Pasien mengatakan rasa nyeri
- Suhu tubuh: 370 C Jam 13:00 seperti ditusuk-tusuk.
- Denyut Nadi: 60 kali /menit - Pasien mengatakan sulit untuk
- Pernafasan: 18 kali /menit istirahat dan tidur.
- Tekanan Darah : 90/70mmHg - Pasien belum merasa nyaman.
O:
08.15 2 2. Mengevaluasi/melanjutkan pemantauan TTV:
0
tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi. - Suhu tubuh: 37 C
Hasil: Rasa sakit seperti ditusuk-tusuk. - Denyut Nadi: 60 kali /menit
- Pernafasan: 18 kali /menit
08.30 3. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk - Tekanan Darah : 90/70mmHg
jika diperlukan. Jadwal aktivitas untuk Pasien anemia sedang, rentang
memberikan periode istirahat yang terus gerak terbatas, tidak bisa tidur
menerus dan tidur malam hari tidak nyenyak, obat yang diberikan
terganggu. untuk mengatasi rematik dan
Hasil: Pasien sulit untuk istirahat dan menekan inflamasi.
tidur. A:
- Masalah belum teratasi
08.35 4. Membantu dengan rentang gerak P:
aktif/pasif,demikian juga latihan resistif - Intervensi lanjut
dan isometrik jika memungkinkan. (1,2,,4,5,7,8,9,10)
Hasil: rentang gerak pasien masih terbatas. 1. Mengkaji TTV
2. Mengevaluasi/melanjutkan
08.46 5. Mengubah posisi dengan sering dengan pemantauan tingkat
jumlah personel cukup. inflamasi.......
Demonstrasikan/bantu teknik pemindahan 3. Pertahankan istirahat tirah
dan penggunaan bantuan baring/duduk jika
mobilitas,mis,trapeze. diperlukan……
Hasil: Pasien belum merasa n yaman. 4. Membantu dengan rentang gerak
56
aktif/pasif……………………….
08.50 6. Mengunakan bantal kecil/tipis di bawah 5. Mengubah posisi dengan sering
leher. Hasil: Pasien merasa nyaman. dengan jumlah personel
cukup….
08.55 7. Mendorong pasien mempertahankan 6. Intervensi tidak
postur tegak dan duduk dilanjutkan……….
tinggi,berdiri,berjalan. Hasil: Pasien masih 7. Mendorong pasien
merasa nyeri dan kaku. mempertahankan postur
tegak…..
09.10 8. Berikan lingkungan yang aman,misalnya 8. Berikan lingkungan yang
menaikan kursi/kloset,menggunakan aman….
pegangan tangga pada bak/pancuran dan 9. Memberikan matras
toilet, penggunaan alat bantu busa/pengubah
mobilitas/kursi roda penyelamat. tekanan………….
Hasil: pasien merasa aman dan nyaman. 10. Memberikan obat-obatan
antirematik dan
10.00 9. Memberikan matras busa/pengubah steroid………..
tekanan. Hasil: menghindari dekubitus.
57
aktif/pasif……………………….
08.50 6. Mengunakan bantal kecil/tipis di bawah 5. Mengubah posisi dengan sering
leher. Hasil: Pasien merasa nyaman. dengan jumlah personel
cukup….
08.55 7. Mendorong pasien mempertahankan 6. Intervensi tidak
postur tegak dan duduk dilanjutkan……….
tinggi,berdiri,berjalan. Hasil: Pasien masih 7. Mendorong pasien
merasa nyeri dan kaku. mempertahankan postur
tegak…..
09.10 8. Berikan lingkungan yang aman,misalnya 8. Berikan lingkungan yang
menaikan kursi/kloset,menggunakan aman….
pegangan tangga pada bak/pancuran dan 9. Memberikan matras
toilet, penggunaan alat bantu busa/pengubah
mobilitas/kursi roda penyelamat. tekanan………….
Hasil: pasien merasa aman dan nyaman. 10. Memberikan obat-obatan
antirematik dan
10.00 9. Memberikan matras busa/pengubah steroid………..
tekanan. Hasil: menghindari dekubitus.
57
58
dapat mandiri. secara mandiri.
O:
10:25 2. Mendiskusikan arti dari Aktivitas Pasien masih
kehilangan/perubahan pada pasien atau bergantung pada orang lain
orang terdekat.Memastikan bagaimana (Keluarga).
pandangan pribadi pasien dalam Pasien membatasi rentang
menfungsikan gaya hidup sehari- geraknya.
hari,termasuk aspek-aspek seksual.
Hasil: aktivitas normal pasien dibantu A:
orang lain. Masalah belum teratasi
P:
10:40 3. Mendiskusikan persepsi pasien mengenai Intervensi lanjut
bagaimana orang terdekat menerima (1,2,3,4,5,6)
keterbatasan. 1. Mendorong pengungkapan
Hasil: Keluarga pasien menerima mengenai masalah………………
keterbatasan pasien. 2. Mendiskusikan arti dari
kehilangan/perubahan…………..
10:45 4. Memperhatikan perilaku menarik 3. Mendiskusikan persepsi pasien
diri,penggunaan menyangkal atau terlalu mengenai……………………….
memperhatikan tubuh/perubahan. 4. Memperhatikan perilaku menarik
Hasil: Pasien membatasi aktivitasnya diri,penggunaan menyangkal…...
dengan orang lain. 5. Menyusun batasan pada perilaku
maldaptif………………………..
11:30 5. Menyusun batasan pada perilaku 6. Mengikut-sertakan pasien dalam
maldaptif. Membantu pasien untuk merencanakan perawatan……….
mengidentifikasi perilaku positif yang
dapat membantu koping.
Hasil: Pasien berusaha untuk dapat
beraktivitas secara mandiri tanpa bantuan
orang lain.
58
59
12:00 6. Mengikut-sertakan pasien dalam
merencanakan perawatan dan membantu
jadwal aktivitas.
Hasil: Pasien dapat bekerjasama dengan
baik.
Selasa, 08.00 0 1. Mengobservasi KU pasien. Selasa, S:
5 April 2011 Hasil : KU pasien masih lemah. 5 April 2011 Pasien mengatakan masih terasa
Jam 13:00 nyeri dan kaku.
08:15 2. Mengkaji TTV. Pasien belum merasa nyaman
Hasil : O:
- Suhu tubuh: 370 C KU lemah
- Denyut Nadi: 70 kali /menit TTV:
0
- Pernafasan: 20 kali /menit - Suhu tubuh: 37 C
59
60
tidur sesuai indikasi. 1. Mengobservasi KU
Hasil: aktivitas pasien dibatasi agar nyeri 2. Mengkaji TTV
berkurang. 3. Menyelidiki keluhan
nyeri………
08.30 6. Menempatkan/pantau penggunaan bantal 4. Memberikan matras……………..
atau brace. 5. Membiarkan pasien mengambil
Hasil: pasien belum nyaman. posisi yang
nyaman……………..
08.45 7. Mendorong untuk sering mengubah posisi. 6. Menempatkan/pantau
Hindari gerakan yang menyentak. penggunaan bantal atau
Hasil: Pasien masih merasa kaku sendi. brace.………………..
7. Mendorong untuk sering
09.00 8. Menganjurkan pasien untuk mandi air mengubah
hangat atau mandi pancuran pada waktu posisi…………………
bangun dan/atau pada waktu tidur. 8. Menganjurkan pasien untuk
Hasil: Anjuran diterima dan dilakukan. mandi air
hangat...........................
09.30 9. Menyediakan waslap hangat untuk 9. Menyediakan waslap hangat
mengompres sendi-sendi yang sakit untuk mengompres sendi-
beberapa kali sehari. Pantau suhu air sendi….
kompres,air mandi dan sebagainya. 10.Memberikan Obat Asetilsalisilat
Hasil: masih terasa nyeri. (aspirin) sesuai instruksi/resep
dokter………………………….
11.00 10. Memberikan Obat Asetilsalisilat (aspirin)
sesuai instruksi/resep dokter. Hasil: obat
yang diberikan untuk mengurangi
kekakuan dan meningkatkan mobilitas.
60
61
5 April 2011 Hasil : 5 April 2011 Pasien mengatakan rasa nyeri
- Suhu tubuh: 370 C Jam 13:00 seperti ditusuk-tusuk agak
- Denyut Nadi: 70 kali /menit berkurang.
- Pernafasan: 20 kali /menit Pasien mengatakan sulit untuk
- Tekanan Darah : 100/80mmHg istirahat dan tidur.
Pasien belum merasa nyaman.
08.15 2 2. Mengevaluasi/melanjutkan pemantauan O:
tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi. TTV:
0
Hasil: Rasa sakit seperti ditusuk-tusuk - Suhu tubuh: 37 C
agak berkurang. - Denyut Nadi: 70 kali /menit
- Pernafasan: 20 kali /menit
08.30 3. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk - Tekanan Darah : 100/80mmHg
jika diperlukan. Jadwal aktivitas untuk Anemia berkurang, rentang gerak
memberikan periode istirahat yang terus terbatas, tidak bisa tidur
menerus dan tidur malam hari tidak nyenyak, obat yang diberikan
terganggu. untuk mengatasi rematik dan
Hasil: Pasien sulit untuk istirahat dan menekan inflamasi.
tidur. A:
- Masalah belum teratasi
08.35 4. Membantu dengan rentang gerak P:
aktif/pasif,demikian juga latihan resistif - Intervensi lanjut
dan isometrik jika memungkinkan. (1,2,,4,5,6,7,8,9)
Hasil: rentang gerak pasien masih terbatas. 1. Mengkaji TTV
2. Mengevaluasi/melanjutkan
08.46 5. Mengubah posisi dengan sering dengan pemantauan tingkat
jumlah personel cukup. inflamasi.......
Demonstrasikan/bantu teknik pemindahan 3. Pertahankan istirahat tirah
dan penggunaan bantuan baring/duduk jika
mobilitas,mis,trapeze. diperlukan……
Hasil: Pasien belum merasa n yaman. 4. Membantu dengan rentang gerak
61
aktif/pasif……………………….
08.50 6. Mendorong pasien mempertahankan 5. Mengubah posisi dengan sering
postur tegak dan duduk dengan jumlah personel
tinggi,berdiri,berjalan. Hasil: Pasien masih cukup….
merasa nyeri dan kaku. 6. Mendorong pasien
mempertahankan postur
09.10 7. Berikan lingkungan yang aman,misalnya tegak…..
menaikan kursi/kloset,menggunakan 7. Berikan lingkungan yang
pegangan tangga pada bak/pancuran dan aman….
toilet, penggunaan alat bantu 8. Memberikan matras
mobilitas/kursi roda penyelamat. busa/pengubah
Hasil: pasien merasa aman dan nyaman. tekanan………….
9. Memberikan obat-obatan
10.00 8. Memberikan matras busa/pengubah antirematik dan steroid………..
tekanan. Hasil: menghindari dekubitus.
62
aktif/pasif……………………….
08.50 6. Mendorong pasien mempertahankan 5. Mengubah posisi dengan sering
postur tegak dan duduk dengan jumlah personel
tinggi,berdiri,berjalan. Hasil: Pasien masih cukup….
merasa nyeri dan kaku. 6. Mendorong pasien
mempertahankan postur
09.10 7. Berikan lingkungan yang aman,misalnya tegak…..
menaikan kursi/kloset,menggunakan 7. Berikan lingkungan yang
pegangan tangga pada bak/pancuran dan aman….
toilet, penggunaan alat bantu 8. Memberikan matras
mobilitas/kursi roda penyelamat. busa/pengubah
Hasil: pasien merasa aman dan nyaman. tekanan………….
9. Memberikan obat-obatan
10.00 8. Memberikan matras busa/pengubah antirematik dan steroid………..
tekanan. Hasil: menghindari dekubitus.
62
63
orang terdekat.Memastikan bagaimana (Keluarga).
pandangan pribadi pasien dalam Pasien membatasi rentang
menfungsikan gaya hidup sehari- geraknya.
hari,termasuk aspek-aspek seksual.
Hasil: aktivitas normal pasien dibantu A:
orang lain. Masalah belum teratasi
P:
10:40 3. Mendiskusikan persepsi pasien mengenai Intervensi lanjut
bagaimana orang terdekat menerima (1,2,3,4,5,6)
keterbatasan. 1. Mendorong pengungkapan
Hasil: Keluarga pasien menerima mengenai masalah………………
keterbatasan pasien. 2. Mendiskusikan arti dari
kehilangan/perubahan…………..
10:45 4. Memperhatikan perilaku menarik 3. Mendiskusikan persepsi pasien
diri,penggunaan menyangkal atau terlalu mengenai……………………….
memperhatikan tubuh/perubahan. 4. Memperhatikan perilaku menarik
Hasil: Pasien membatasi aktivitasnya diri,penggunaan menyangkal…...
dengan orang lain. 5. Menyusun batasan pada perilaku
maldaptif………………………..
11:30 5. Menyusun batasan pada perilaku 6. Mengikut-sertakan pasien dalam
maldaptif. Membantu pasien untuk merencanakan perawatan……….
mengidentifikasi perilaku positif yang
dapat membantu koping.
Hasil: Pasien berusaha untuk dapat
beraktivitas secara mandiri tanpa bantuan
orang lain.
63
64
Hasil: Pasien dapat bekerjasama dengan
baik.
Rabu, 08.00 0 1. Mengobservasi KU pasien. Rabu, S:
6 April 2011 Hasil : KU pasien membaik. 6 April 2011 Pasien mengatakan nyeri dan
Jam 13:00 kaku berkurang.
08:15 2. Mengkaji TTV. Pasien sudah sedikit merasa
Hasil : nyaman.
- Suhu tubuh: 370 C O:
- Denyut Nadi: 80 kali /menit KU membaik.
- Pernafasan: 20 kali /menit TTV:
- Tekanan Darah : 110/80mmHg 0
- Suhu tubuh: 37 C
64
65
08.30 6. Menempatkan/pantau penggunaan bantal nyeri………
atau brace. 4. Memberikan matras……………..
Hasil: pasien merasa nyaman. 5. Membiarkan pasien mengambil
posisi yang
08.45 7. Mendorong untuk sering mengubah posisi. nyaman……………..
Hindari gerakan yang menyentak. 6. Menempatkan/pantau
Hasil: Pasien merasa kaku sendi penggunaan bantal atau
berkurang. brace.………………..
7. Mendorong untuk sering
09.00 8. Menganjurkan pasien untuk mandi air mengubah
hangat atau mandi pancuran pada waktu posisi…………………
bangun dan/atau pada waktu tidur. 8. Menganjurkan pasien untuk
Hasil: Anjuran diterima dan dilakukan. mandi air
hangat...........................
09.30 9. Menyediakan waslap hangat untuk 9. Menyediakan waslap hangat
mengompres sendi-sendi yang sakit untuk mengompres sendi-
beberapa kali sehari. Pantau suhu air sendi….
kompres,air mandi dan sebagainya. 10.Memberikan Obat Asetilsalisilat
Hasil: nyeri berkurang. (aspirin) sesuai instruksi/resep
dokter………………………….
11.00 10. Memberikan Obat Asetilsalisilat (aspirin)
sesuai instruksi/resep dokter.
Hasil: obat yang diberikan untuk
mengurangi kekakuan dan meningkatkan
mobilitas.
65
66
- Pernafasan: 20 kali /menit untuk istirahat dan tidur.
- Tekanan Darah : 110/80mmHg Pasien sedikit merasa nyaman.
O:
08.15 2 2. Mengevaluasi/melanjutkan pemantauan TTV:
0
tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi. - Suhu tubuh: 37 C
Hasil: Rasa sakit seperti ditusuk-tusuk - Denyut Nadi: 80 kali /menit
berkurang. - Pernafasan: 20 kali /menit
- Tekanan Darah : 100/80mmHg
08.30 3. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk Rentang gerak terbatas, sudah
jika diperlukan. Jadwal aktivitas untuk bisa tidur nyenyak, obat yang
memberikan periode istirahat yang terus diberikan untuk mengatasi
menerus dan tidur malam hari tidak rematik dan menekan inflamasi.
terganggu. A:
Hasil: Pasien sedikit nyaman untuk - Masalah belum teratasi
istirahat dan tidur. P:
- Intervensi lanjut
08.35 4. Membantu dengan rentang gerak (1,2,,4,5,6,7,8,9)
aktif/pasif,demikian juga latihan resistif 1. Mengkaji TTV
dan isometrik jika memungkinkan. 2. Mengevaluasi/melanjutkan
Hasil: rentang gerak pasien masih terbatas. pemantauan tingkat
inflamasi.......
08.46 5. Mengubah posisi dengan sering dengan 3. Pertahankan istirahat tirah
jumlah personel cukup. baring/duduk jika
Demonstrasikan/bantu teknik pemindahan diperlukan……
dan penggunaan bantuan 4. Membantu dengan rentang gerak
mobilitas,mis,trapeze. aktif/pasif……………………….
Hasil: Pasien merasa nyaman. 5. Mengubah posisi dengan sering
dengan jumlah personel
08.50 6. Mendorong pasien mempertahankan cukup….
postur tegak dan duduk 6. Mendorong pasien
66
67
tinggi,berdiri,berjalan. Hasil: nyeri dan mempertahankan postur
kaku berkurang. tegak…..
7. Berikan lingkungan yang
09.10 7. Berikan lingkungan yang aman,misalnya aman….
menaikan kursi/kloset,menggunakan 8. Memberikan matras
pegangan tangga pada bak/pancuran dan busa/pengubah
toilet, penggunaan alat bantu tekanan………….
mobilitas/kursi roda penyelamat. 9. Memberikan obat-obatan
Hasil: pasien merasa aman dan nyaman. antirematik dan steroid………..
67
kehilangan/perubahan…………..
10:45 4. Memperhatikan perilaku menarik 3. Mendiskusikan persepsi pasien
diri,penggunaan menyangkal atau terlalu mengenai……………………….
memperhatikan tubuh/perubahan. 4. Memperhatikan perilaku menarik
Hasil: Pasien membatasi aktivitasnya diri,penggunaan menyangkal…...
dengan orang lain. 5. Menyusun batasan pada perilaku
maldaptif………………………..
11:30 5. Menyusun batasan pada perilaku 6. Mengikut-sertakan pasien dalam
maldaptif. Membantu pasien untuk merencanakan perawatan……….
mengidentifikasi perilaku positif yang
dapat membantu koping. Hasil: Pasien
berusaha untuk dapat beraktivitas secara
mandiri tanpa bantuan orang lain.
68
hari,termasuk aspek-aspek seksual.
Hasil: aktivitas normal pasien dibantu A:
orang lain. Masalah belum teratasi
P:
10:40 3. Mendiskusikan persepsi pasien mengenai Intervensi lanjut
bagaimana orang terdekat menerima (1,2,3,4,5,6)
keterbatasan. 1. Mendorong pengungkapan
Hasil: Keluarga pasien menerima mengenai masalah………………
keterbatasan pasien. 2. Mendiskusikan arti dari
kehilangan/perubahan…………..
10:45 4. Memperhatikan perilaku menarik 3. Mendiskusikan persepsi pasien
diri,penggunaan menyangkal atau terlalu mengenai……………………….
memperhatikan tubuh/perubahan. 4. Memperhatikan perilaku menarik
Hasil: Pasien membatasi aktivitasnya diri,penggunaan menyangkal…...
dengan orang lain. 5. Menyusun batasan pada perilaku
maldaptif………………………..
11:30 5. Menyusun batasan pada perilaku 6. Mengikut-sertakan pasien dalam
maldaptif. Membantu pasien untuk merencanakan perawatan……….
mengidentifikasi perilaku positif yang
dapat membantu koping. Hasil: Pasien
berusaha untuk dapat beraktivitas secara
mandiri tanpa bantuan orang lain.
68
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asuhan Keperawatan mengambarkan dan mencerminkan
individualisasi perawatan yang perawat berikan. Proses-proses
keperawatan yang dilakukan menunjukan pentingnya peranan perawat
dalam proses pengobatan dan penyembuhan pasien. Intervensi yang
diberikan haruslah sesuai dengan masalah pasien dan diagnosa
keperawatan yang ada. Akhirnya, dengan penyusunan Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Artritis Reumatoid yang telah dibuat
menunjukan dan menjelaskan cara pembuatan asuhan keperawatan yang
benar dalam bentuk teori dan penangganan langsung kepada pasien.
Penanganan langung dan kerjasama yang baik dengan keluarga pasien dan
pasien itu sendiri dapat mempermudah intervensi yang akan dilakukan.
Pemahaman yang benar tentang penyakit ini dapat mempermudah dalam
pembuatan Askep. Dengan mengetahui cara yang benar dalam pembuatan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asuhan Keperawatan mengambarkan dan mencerminkan
individualisasi perawatan yang perawat berikan. Proses-proses
keperawatan yang dilakukan menunjukan pentingnya peranan perawat
dalam proses pengobatan dan penyembuhan pasien. Intervensi yang
diberikan haruslah sesuai dengan masalah pasien dan diagnosa
keperawatan yang ada. Akhirnya, dengan penyusunan Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Artritis Reumatoid yang telah dibuat
menunjukan dan menjelaskan cara pembuatan asuhan keperawatan yang
benar dalam bentuk teori dan penangganan langsung kepada pasien.
Penanganan langung dan kerjasama yang baik dengan keluarga pasien dan
pasien itu sendiri dapat mempermudah intervensi yang akan dilakukan.
Pemahaman yang benar tentang penyakit ini dapat mempermudah dalam
pembuatan Askep. Dengan mengetahui cara yang benar dalam pembuatan
Askep dapat meningkat keterampilan dan kualitas dari perawat itu sendiri.
Askep yang akurat juga dapat membantu dalam memenuhi syarat
akreditasi asuhan keperawatan.
B. SARAN.
Diharapkan dengan adanya penjelasan mengenai proses
keperawatan/asuhan keperawatan khusunya tentang asuhan keperawatan
pada pasien bronkitis, dapat menunjang kita dalam proses pembelajaran
pada mata kuliah PKKDM II serta menjadi pedoman dan bahan
pembelajaran dalam melaksanakan profesi kita sebagai perawat nantinya.
Oleh karena itu dengan adanya bahan materi ini diharapakan kita sebagai
mahasiswa mampu mengetahui definisi penyakit artritis reumatoid,
etiologinya, anatomi dan fisiologi, patofisiologi dan patoflow artritis
reumatoid, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnosis, terapi penyakit,
komplikasi dari penyakit artritis reumatoid, prognosis dan pencegahan
yang dapat dilakukan dalam proses keperawatan, dapat mengidentifikasi
69
69
tujuan dalam proses keperawatan, serta dapat mengetahui contoh bentuk
asuhan keperawatan sebelum kita turun ke lapangan/masyarakat.
70
70
DAFTAR PUSTAKA
71
71
DAFTAR ISTILAH
72
72