Professional Documents
Culture Documents
INFEKSI NOSOKOMIAL
IKA RIZKIANI
(NH0116071)
MAKASSAR
2016
Pengertian Infeksi Nosokomial
infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat dan berkembang saat seseorang berada di
lingkungan rumah sakit. Contoh dari infeksi nosokomial adalah pasien tertular infeksi dari
staf rumah sakit atau saat berkunjung ke rumah sakit.
Infeksi nosokomial ini terjadi di seluruh dunia dan berpengaruh buruk pada kondisi kesehatan
di negara-negara miskin dan berkembang. Infeksi nosokomial ini termasuk salah satu
penyebab kematian terbesar pada pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit.
Menurut data WHO tahun 2005, lebih dari separuh bayi baru lahir yang dirawat di bagian
perawatan bayi di rumah sakit di Brasil dan Indonesia tertular infeksi nosokomial. Angka
kematian kasus tersebut mencapai 12 hingga 52 persen.
Infeksi nosokomial bisa menyebabkan pasien terkena bermacam-macam penyakit, dan setiap
penyakit punya gejala yang berbeda-beda. Beberapa penyakit yang paling sering terjadi
akibat infeksi nosokomial adalah:
Kategori bakteri yang paling sering menjadi penyebab terjadinya infeksi nosokomial adalah
MRSA, salah satu bakteri gram positif yang resisten terhadap metisilin (bakteri
Staphylococcus aureus) dan Acinetobacter yang termasuk bakteri gram negatif.
Selain faktor kebersihan, banyak pasien yang rawat inap di rumah sakit menderita penyakit
yang serius dengan sistem kekebalan yang lemah. Oleh karena itu, pasien rawat jalan
bertambah banyak dalam puluhan tahun terakhir. Hal ini membuat risiko penularan infeksi
nosokomial ke pasien pada saat ini lebih tinggi.
Penyebab lainnya adalah, sistem rumah sakit yang membuat staf kesehatan berganti-ganti
dari satu pasien ke pasien lainnya. Jika staf kesehatan tidak menjaga kebersihan dirinya
dengan baik, sistem ini akan menjadikan staf kesehatan sebagai agen penyebar infeksi.
Beberapa faktor di bawah ini bisa meningkatkan risiko pasien terkena infeksi nosokomial:
Berikut ini adalah prosedur pengobatan infeksi nosokomial berdasar komplikasi yang
ditimbulkan:
Infeksi luka operasi: Infeksi luka operasi bisa ditangani dengan kombinasi antara antibiotik
dengan perawatan khusus luka pembedahan.
Infeksi aliran darah: Pengobatan antifungal (jamur) atau pengobatan antiviral (virus) bisa
dilakukan bersamaan dengan pemberian antibiotik.
Infeksi saluran kemih: Untuk melengkapi antibiotik, biasanya dokter akan memberikan
pengobatan antifungal (jamur) untuk menghindari terjadinya komplikasi yang lebih parah.
Pneumonia: Setelah diberikan antibiotik, penderita pneumonia biasanya diberikan analgesik
antipiretik untuk meredakan nyeri sendi dan demam. Untuk meredakan gejala flu, pasien
biasanya diberikan pengobatan antiviral (virus).
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencegah penularan infeksi
nosokomial adalah:
Mencuci tangan. Mencuci tangan secara rutin adalah tindakan terpenting untuk mencegah
penularan infeksi nosokomial, karena mampu mengurangi risiko penularan mikroorganisme
kulit dari satu orang ke orang lainnya.
Kebersihan ruangan. Kebersihan permukaan ruangan rumah sakit terkadang diremehkan,
namun penting. Metode kebersihan modern mampu membasmi virus influenza,
gastroenteritis, bakteri MRSA secara efektif.
Sistem isolasi. Sistem isolasi berfungsi untuk mencegah penyebaran organisme penyakit ke
bagian lain di dalam rumah sakit. Khususnya diberlakukan pada pasien yang berisiko
menularkan infeksi mereka.
Sterilisasi alat medis. Para staf rumah sakit juga harus mensterilkan peralatan medis dengan
cairan kimia, radiasi ion, pengeringan, atau penguapan bertekanan, untuk membunuh semua
mikroorganisme.
Penggunaan sarung tangan. Selain mencuci tangan, penting bagi staf rumah sakit untuk
menggunakan sarung tangan. Supaya risiko penularan mikroorganise kulit semakin kecil
Lapisan antimikroba. Untuk meminimalisir risiko berkembangnya bakteri, ada
baiknya memilih perabotan dari bahan yang bisa mengurangi risiko berkembangnya
bakteri seperti tembaga atau perak.