You are on page 1of 57

Andi Dea Shafira

(NH0116014)

Franels Julians Sihasale


(NH0116053)

Gabryela Cicilya Aponno


(NH0116055)

Gleny Herlena
(NH0116056)

Gustiayu Abdul Wahab


(NH0116057)

Hagett Ajeng
(NH0116059)

Hasriyanti
(NH0116062
Herman
(NH0116065)

Hartina Rumfot
(NH0116066)

Hilkia Lisa Bangkulu


(NH0116067)

Indrawati. D
(NH0116069)

Ika Nurjulianti
(NH0116070)

Ika Rizkiani
(NH0116071)
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Tulang adalah jaringan ikat yang terdiri dari sel, serat,

dan matriks ekstraselular. Tulang berfungsi sebagai kerangka

tubuh yang kaku, dan memberikan tempat perlekatan pada otot

dan organ yang terdapat pada tubuh seseorang. Tulang juga

melindungi otak, yang terletak didalam tengkorak. Tulang

melindungi jantung dan paru didalam rongga dada, dan organ

seksual dan urinaria terlindungi oleh tulang yang disebut tulang

pelvis.

B. Fungsi

Selain itu tulang juga berfungsi dalam hemopoiesis

(pembentukan sel darah), dan sebagai reservoir (tempat

penyimpanan) kalsium, fosfat, dan banyak mineral lainnya.

Hampir seluruh kalsium (99%) pada tubuh tersimpan di dalam

tulang, dan ketika tubuh butuh terhadap kalsium, maka kalsium

tersebut akan berasal dari tulang.


C. Klasifikasi Tulang

Tulang pada manusia memiliki bentuk yang beragam,

tergantung letaknya di dalam tubuh. Berdasarkan uluran dan

bentuk, tulang dibagi atas :

Berdasarkan Bentuk dan Ukuran


Tulang Contoh

Femur,
Tulang panjang (Ossa longa) humerus,
radius, ulna,
tibia,
–Bentuk seperti tabung, kedua
ujung bulat, dan ditengahnya slindris fibula,
(diafisis) metacarpals
dan
–Terdiri dari 3 bagian: bagian
ujung disebut epifisis, bagian tengah metatarsal
diafisis tersusun atas tulang

keras.
Bagian antara epifisis dan diafisis disebut
cakraepifisis atau
metafisis yang
terdiri atas tulang rawan dan mengandung
osteoblas
–Berfungsi untuk sebagai alat
pengumpil atau alat penunjang tubuh
Carpus dan
Tulang pendek (Ossa brevia) tarsus
– Berbentuk seperti kubus atau pendek tidak
beraturan.
Panjang, tinggi dan lebarnya hampir sama
– Tidak memiliki sumsum rongga,
pada bagian dalam terdiri atas tulang spons
(spongy bone) diisi
oleh

3
ruang sumsum
– Pada bagian luar dikelilingi lapisan
tipis tulang kompak
– Fungsinya adalah untuk penahan benturan
Scapula,
Tulang pipih (ossa plana) tulang
rusuk,
tulang
–Tulang pipih berbentuk gepeng memipih
– Mempunyai dua lapisan tulang kompak, tengkorak
yaitu lamina eksterna
dan interna ossis karnii. Kedua lapisan
dipisahkan oleh satu
lapisan tulang spongiosa disebut diploe
– Fungsinya adalah untuk melindungi bagian
tubuh yang lunak

seperti otak, jantung dan paru-paru.


Tulang
Tulang tidak beraturan (irregular) veterbrae

– Memiliki bentuk tidak beraturan


– Struktur tulang ini menunjukkan daya
tahan yang besar terhadap tenaga tekan
Tulang sesamoid Patella
(tempurung
lutut)
–Mirip dengan biji wijen
and fabellae
–Berfungsi untuk
mengurangi pergeseran dan perubahan arah
dari tendo (ossa
sesamoidea)
Tulang pneumatic Frontal and
maxillary
–Memiliki ruang atau sinus yang (tulang
menghubungkan dengan udara rahang
atas),
(atmosphere)
Tulang splanchnic Os Penis
-Tulang yang berkembang dalam organ-organ
lunak

Gambar 1 Jenis tulang: (a) tulang panjang (os humerus),


(b)tulang pendek (os tarsus), (c) tulang pipih (tulang rusuk), (d)
tulang irregular (lumbal vetebrae
Gambar 2 Jenis tulang: (a) tulang pneumatic, dan (b) tulang
Sesamoid.

D. Bagian-bagian Tulang
Bagian-bagian tulang antara lain :
: suatu lubang tempat dilaluinya pembuluh darah,
Foramen saraf dan
ligamentum
Fosa : suatu lekukan pada tulang
Processus : Tonjolan
Kondilus : Tonjolan yang berbentuk bundar
Tuberculu
m : tonjolan kecil
Tuborosit
as : tonjolan besar
Trokante
r : tonjolan besar (pada femur/paha)
Krista : pinggiran atau tepi tulang
Spina : tonjolan yang berbentuk runcing
Kaput : kepala tulang
Kollum : Leher tulang
Korpus : badan tulang

E. Struktur Tulang
Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka.

Rangka manusia terdiri dari 206 tulang. Sistem rangka ini

bersama-sama menyusun kerangka tubuh. Secara garis besar

rangka manusia yang terdiri dari 206 tulang tersebut dibagi

menjadi dua, yaitu rangka aksial (sumbu tubuh) dan rangka

apendikuler (anggota tubuh).


Perhitungan Jumlah Kesesluruhan Tulang Manusia

1. Tulang Kepala yang membentuk tengkorak : 8 buah

2. Tulang Muka : 14 buah

3. Tulang telinga dalam : 6 Buah


4. Tulang lidah : 1 buah

5. Tulang Kerangka dada : 25 buah

6. Tulang pembentuk tulang belakang dan gelang panggul : 26


buah

7. Tulang anggota gerak atas : 64 buah

8. Tulang anggota gerak bawah : 62 buah


1. Rangka Aksial

Rangka aksial merupakan kelompok tulang yang terletak di

sumbu tubuh.

Rangka aksial berjumlah 80 tulang. Rangka aksial terdiri atas:

a. Tulang tengkorak (skull)


Tulang tengkorak membentuk kepala seseorang. Tulang ini

merupakan kepingan tulang pipih berongga yang saling berhubungan.

Tulang tengkorak manusia terdiri atas 22 tulang. Tulang tersebut

terbagai menjadi tulang bagian kepala (kranial) dan bagian wajah

(fasial). Tulang kranial membentuk tempurung dan berfungsi

melindungi organ di dalamnya, yaitu otak. Tulang fasial membentuk

rongga mata, rongga hidung, wajah seseorang. Tulangini berfungsi

melindungi mata serta organ mulut dan bagian dalam hidung.

Tulang bagian kepala terdiri atas:

a. Tulang kepala belakang (osipital) merupakan tulang kepala bagian

belakang. Tulang ini hanya berjumlah 1.

b. Tulang ubun-ubun (parietal) terletak dibagian atas sampai

kesamping kepala. Tulang ini berjumlah 2 buah.

c. Tulang dahi (frontal) terletak di bagian depan (muka atas). Tulang

ini berjumlah 1 buah.

d. Tulang pelipis (temporal) ulang pelipis terletak di bagian kepala

samping belakang. Tulang ini berjumlah 2 buah.

e. Tulang baji (sphenoid) terletak di bagian kepala samping depang.

Tulang ini berjumlah 1 buah.

f. Tulang tapis (ethmoid) terletak di bagian dalam rongga kepala.

Tulang ini berjumlah 1 buah.

Tengkorak manusia jika dilihat dari bagian bawah akan terlihat

tonjolan mastoid dan foramen magnum (suatu rongga tempat sumsum

tulang belakang berhubungan dengan otak). Tulang bagian kepala

(kranial) tidak dapat digerakkan karena merupakan sendi mati (tidak

dapat bergeser). Pada bayi, tulang tengkorak belum bersatu


sepenuhnya dan memiliki daerah lunak (soft spot) atau fontanela.

Daerah lunak ini tersusun atas jaringan penghubung fibrosa. Pada

kelahiran normal, tengkorak bayi dapat saling tumpang tindih

sehingga dapat menelusup keluar dari lubang sempit. Seiring dengan

pertumbuhannya, tengkorak bayi akan bersatu dan fontanela akan

hilang perlahan seiring dengan mengerasnya jaringan penghubung

fibrosa.

8
Tulang bagian wajah (fasial) terdiri atas atas:

a. Tulang rahang atas (maksila) merupakan tempat

terdapatnya gusi dan gigi bagian atas. Tulang ini

berjumlah 2 buah.

b. Tulang rahang bawah (mandibula) berjumlah 1 buah.

Dengan adanya otot rahang, tulang ini dapat bergerak

sehingga mulut kita dapat terbuka dan tertutup.

c. Tulang hidung (nasal) terdapat di rongga hidung dan


berjumlah 2 buah.
d. Tulang pipi (zigomatik) membentuk pipi seseorang. Tulang

ini berjumlah 2 buah.

e. Tulang air mata (lakrimal) terdapat di dalam rongga

mata.Tulang ini berjumlah 2 buah.

f. Tulang (vomer) berjumlah 1 buah.


g. Tulang langit-langit rongga mulut (palatin) berjumlah 2
buah.
h. Tulang konka inferior (inferior nasal cocha) terletak di

dalam rongga hidung. Tulang ini berjumlah 2 buah.

Tulang bagian wajah yang dapat digerakkan hanya tulang

rahang bawah terhadap tulang rahang atas, misalnya ketika

kita berbicara atau makan. Beberapa

9
tulang yang terdapat di tengkorak bagian dalam dan

berhubungan dengan indera pendengaran yaitu:

a. Tulang martil (maleus) berlekatan dengan gendang telinga

dan tulang landasan. Dalam setiap telinga terdapat 1

tulang martil.

b. Tulang landasan (inkus) terletak diantara tulang martil

dan tulang sanggurdi. Terdapat 1 tulang landasan di

setiap telinga.

c. Tulang sanggurdi (stapes) berbentuk seperti garputala

dan berfungsi menghubungkan telinga tengah dengan

telinga dalam (koklea). Terdapat 1 tulang sanggurdi pada

setiap telinga.

Ketiga tulang tersebut termasuk dalam bagian telinga tengah.


b. Tulang belakang (vertebra)
Sebagai anggota vertebrata, manusia memiliki tulang

belakang (vertebra). Tulang belakang terletak di tengah

tubuh manusia. Tulang ini berfungsi penting untuk menopang

badan, sebagai tempat melekatnya tulang rusuk dan

melindungi organ dalam tubuh. Peran tulang belakang sangat

vital karena selain sebagai penopang tubuh, tulang ini juga

merupakan tempat terdapatnya saraf utama tubuh. Tulang

belakang terdiri atas 33 ruas tulang dan terbagi menjadi 5

bagian, antara lain:

1) Ruas tulang leher (vertebra servik).

Terdapat 7 ruas tulang leher dengan ruas pertama adalah

tulang atlas. Tulang atlas berfungsi untuk menunjang

tengkorak. Ruas kedua adalah tulang pemutar (aksis).

Adanya tulang atlas dan aksis memungkinkan kepala untuk

berputar. Ruas ketiga sampai ruas ketujuh memiliki bentuk

yang mirip dan tidak bersendian dengan tulang rusuk.

2)Ruas tulang punggung (vertebra torak).

Tulang punggung berjumlah 12 ruas dengan bentuk yang

hampir serupa. Tiap ruas tulang punggung memiliki badan

tulang dengan tonjolan tulang ke kiri dan ke kanan sebagai

tempat persendian dengan tulang-tulang rusuk (ribs).

Badan tulang ini berlekatan dengan lengkung vertebra yang

melindungi sumsum tulang belakang. Diantara ruas tulang

belakang terdapat tulang rawan (kartilago).


3) Ruas tulang pinggang (vertebra lumbar).

Berjumlah 5 ruas tulang. Tulang pinggang merupakan ruas

tulang belakang yang paling kuat dan besar dibandingkan

ruas tulang belakang lainnya. Bentuknya hampir serupa

dengan ruas tulang punggung, namun tidak bersendian

dengan tulang rusuk.

4) Ruas tulang kelangkang (sakrum).

Sakrum merupakan gabungan 5 ruas tulang yang bersatu.

Tulang ini bersendian dengan tulang gelang panggul, ruas

tulang pinggang terakhir dan tulang ekor.

5) Ruas tulang ekor (coccyx).


Tulang ekor merupakan vertebra terakhir. Tulang ekor

atau coccyx adalah gabungan 4 ruas tulang yang bersatu.

Tulang ini bersendian dengan tulang kelangkang.

Diantara tulang-tulang vertebra terdapat cakram

invertebra. Cakram invertebra merupakan tulang rawan

yang keras di luar namun lunak di dalam. Tulang ini

berfungsi sebagai peredam getaran dan pelindung

vertebra.

c. Tulang rusuk (ribs)

Tulang rusuk berbentuk pipih dan panjang melengkung.

Bagian belakang tulang rusuk berhubungan langsung dengan

ruas tulang punggung (vertebra torak). Tulang rusuk

berjumlah 12 pasang tulang, terdiri atas 7 pasang rusuk

sejati, 3 pasang rusuk palsu, dan 2 pasang rusuk melayang.

Bagian depan tulang rusuk sejati melekat pada tulang

dada (sternum). Tulang rusuk palsu pada bagian belakang

melekat pada tulang punggung (vertebra torak), sedangkan di

bagian depan melekat pada tulang rusuk diatasnya. Tulang


rusuk yang paling melengkung adalah tulang rusuk

kesembilan. Tulang rusuk tersusun teratur sesuai dengan

perlekatannya dengan tulang belakang. Ruangan diantara

tulang rusuk disebut intercostal spaces.

Tulang rusuk melayang hanya bersendian dengan tulang

punggung dan tidak bersendian dengan tulang dada, oleh

karena itu seperti tampak melayang. Ukuran tulang rusuk

melayang lebih pendek dibandingkan dengan rusuk yang lain.


d. Tulang dada (sternum)

Tulang dada terletak di bagian depan tubuh dan

berjumlah 1 ruas tulang. Tulang dada terdiri atas bagian

hulu, badan dan taju pedang. Tulang ini merupakan

perlekatan bagian depan dari 7 pasang tulang rusuk sejati.

Tulang dada, tulang punggung dan tulang rusuk membentuk

rongga dada (ribs cage) dan berfungsi melindungi organ-

organ didalamnya serta membantu dalam pernafasan.

2. Rangka Apendikular

Rangka apendikuler merupakan rangka yang menyusun alat

gerak, terdiri atas tungkai atas, tungkai bawah, tulang bahu,

dan tulang pinggul. Tungkai atas terdiri atas tulang lengan,

tulang hasta, tulang pengumpil, tulang pergelangan tangan,

tulang telapak tangan, dan tulang jari tangan. Pangkal lengan

berhubungan dengan tulang bahu. Tulang bahu terdiri atas

tulang selangka dan tulang belikat. Tungkai bawah tulang paha

berhubungan dengan tulang gelang panggul. Tulang panggul


terdiri atas tulang duduk, tulang usus, dan tulang kemaluan.

Rangka apendikuler terdiri atas 126 ruas tulang.

13
Gambar Rangka Apendikular

Tabel Keterangan dan Jumlah Tulang yang termasuk Rangka


Apendikular.

Tulang-Tulang Rangka Apendikuler

Tulang Nama tulang penyusun Jumlah

Bagian atas Tulang selangka (Klavikula) 2


Tulang belikat (Skapula) 2
Tulang pangkal lengan (Humerus) 2
Tulang hasta (Ulna) 2
Tulang pengumpil (Radius) 2
Tulang pergelangan tangan 16 (8 pada tiap
(Karpal): tangan)
Skafoid 2
Lunate 2
Triquetrum 2
Pisiform 2
Trapesium 2
Trapesoid 2
Kapitatum 2
Hamate 2
Tulang telapak tangan
(Metakarpal) 10
Jari tangan (Falanges) 28

Bagian
bawah Tulang koksa atau inomiat 2 (masing-masing
merupakan
gabungan
Ileum dari 3 tulang di
kiri dan
kanan)
Ischium
1
Pubis
1
Tulang paha (Femur)
1
Tulang lutut (Patella)
2
Tulang betis (Fibula)
2
Tulang kering (Tibia)
2
Tulang pergelangan kaki (Tarsal):
2
Kalkaneus
14 (7 pada tiap
kaki)
Talus
2
Kuboid
2
Navikular
2
Kuneformis
2

15
Tulang telapak kaki (Metatarsal) 6
Jari kaki (Falanges) 10
28

Rangka apendikuler tersusun atas:

a. Anggota gerak atas.

Tulang-tulang pembentuknya antara lain:

1) Tulang gelang bahu

Terdiri atas tulang belikat (skapula) dan tulang selangka

(klavikula). Tulang belikat berbentuk seperti segitiga

pipih dan bersendian dengan tulang lengan atas

(humerus). Tulang selangka pada ujung bagian depan

melekat pada tulang dada (sternum). Tulang gelang bahu

berjumlah total 4 tulang.

2) Tulang lengan atas (humerus).

Berbentuk seperti pipa dengan bonggol di setiap

ujungnya. Pada bagian bawah memiliki dua bonggol yang

bersendian dengan tulang lengan bawah (hasta dan ulna).

Pada bagian atas bersendian dengan tulang belikat

(skapula). Terdapat 2 tulang lengan atas pada tubuh

manusia.

3) Tulang lengan bawah.

Terdiri atas tulang hasta (ulna) dan tulang pengumpil

(radius). Bagian ujung tulang hasta merupakan siku tangan

sedangkan bagian bawahnya merupakan tempat


terdapatnya jari kelingking. Bagian ujung atas tulang

pengumpil bersendian dengan tulang humerus sedangkan

bagian bawahnya merupakan tempat terdapatnya tulang

ibu jari (jempol). Kedua ujung bawah tulang lengan bawah

bersendian dengan tulang pergelangan tangan (karpal).

Jumlah total ruas tulang lengan bawah berjumlah 4 ruas

tulang.

4) Tulang pergelangan tangan (karpal)


Tulang pergelangan tangan berukuran pendek dan

merupakan penghubung antara tulang lengan bawah

dengan tulang telapak tangan (metakarpal). Tulang

pergelangan tangan pada masing-masing tangan berjumlah

8 ruas tulang.

5) Tulang telapak tangan (metakarpal).

Tulang telapak tangan berukuran pendek dan merupakan

penghubung antara tulang pergelangan tangan dengan

tulang-tulang jari tangan (phalanges). Tulang telapak

tangan pada masing-masing tangan berjumlah 5 ruas

tulang.

6) Tulang-tulang jari tangan (phalanges).

Tulang-tulang jari tangan berukuran pendek dan

berbonggol. Pada masing-masing tangan berjumlah 14 ruas

tulang.

b. Anggota gerak bawah.

Tulang-tulang pembentuknya antara lain:

1) Tulang gelang panggul (pelvis)

Tulang gelang panggul merupakan gabungan dari 6 tulang

yaitu 2 tulang usus (ilium), 2 tulang duduk (ischium) dan 2

tulang kemaluan (pubis). Tulang gelang panggul berbentuk

pipih. Pada perempuan lubang yang terbentuk antara

ilium, ischium, dan pubis lebih lebar dan dalam

dibandingkan dengan laki-laki. Hal itu berperan ketika

mengandung bayi dan melahirkan.


2) Tulang paha (femur).

Tulang paha berbentuk seperti pipa panjang yang

berbonggol di setiap ujungnya. Ujung atas bersendian

dengan tulang gelang panggul, sedangakan ujung bagian

bawah bersendian dengan tulang kering (tibia) dan tulang

tempurung lutut (patela). Tulang paha merupakan tulang

terpanjang, terkuat, dan terberat diantara tulang tubuh

lainnya. Tulang paha berjumlah total 2 tulang.

3) Tulang kering (tibia) dan tulang betis (fibula)


Tulang kering berukuran lebih besar daripada

tulang betis. Letak tulang kering terdapat lebih di

bagian depan dari tulang betis. Ujung bagian atas tulang

kering bersendian dengan tulang paha dan ujung

bawahnya bersendian dengan tulang pergelangan kaki

(tarsal). Pada masing-masing kaki terdapat 1 tulang

kering dan 1 tulang betis.

4) Tulang pergelangan kaki (tarsal).


Tulang pergelangan kaki berukuran pendek. Tulang ini
terdapat diantara tulang tibia dan tulang telapak kaki.
Jumlah tulang ini Pada masing-masing kaki berjumlah 7
tulang.

5) Tulang telapak kaki (metatarsal)


Tulang telapak kaki terletak diantara tulang pergelangan
kaki dan tulang jari kaki. Tulang ini berjumlah 5 tulang
pada masing-masing kaki.

6) Tulang-tulang jari kaki (phalanges)


Tulang-tulang jari kaki berukuran pendek dan
berbonggol. Pada masing-masing kaki berjumlah 14
tulang.
F. Tulang Kompak dan Tulang Berongga

Gambar Struktur Makroskopis Tulang

1. Tulang Rawan (Berongga / Sponge / trabekular / cancelous /

kartilago)

Tulang spons adalah bagian tengah tulang yang berongga

serta terdapat sumsung tulang merah dan sumsum tulang

kuning. Sumsun tulang merah memproduksi sel darah merah,

sedangkan sumsum tulang kuning menyimpan lemak. Dalam

bahasa Inggris, tulang spons (spongiosa) disebut cancellous

bone. Tulang spons merupakan salah satu dari dua jenis jaringan

tulang yang membentuk tulang. Tulang rawan terdiri atas sel-sel

tulang rawan (kondrosit), serabut kolagen, dan matriks. Sel-sel


tulang rawan dibentuk oleh bakal sel-sel tulang rawan, yaitu

kondroblas. Sedangkan sel-sel tulang rawan di sebut kondrosit.

Kondrosit mempunyai inti yang khas berbentuk bundar

dengan sebuah nucleus atau dua buah nucleoli. Kondrosit

terletak di dalam lacuna ( celah ) berbentuk bulat. Ia disebut

juga sel kartilago ( yang kalau berkelompok disebut sel


isogen ). Letak chondrocyt di dalam jaringan tulang rawan lebih

ke dalam daripada letak chondroblast.

Matriks jaringan tulang rawan terdiri atas kondrin, yaitu

zat jernih seperti kanji yang terbuat dari mukopolisakarida

dan fosfat. Oleh karena itu, sel tulang rawan disebut

kondrosit. Kondrosit berfungsi mensintesis dan

mempertahankan matriks yang mengandung serabut kolagen,

serabut elastis, dan serabut fibrosa. Kondrin dihasilkan oleh

sel kondroblast yang terletak pada lakuna. Tulang rawan selalu

terbungkus oleh membran perikondrium karena masih bersifat

lunak.

Jaringan tulang rawan pada anak berasal dari jaringan

ikat embrional (mesenkim), sedangkan pada orang dewasa

dibentuk oleh selaput rawan atau fibrosa tipis yang dinamakan

perikondrium. Pada stadium embrio, rangka hewan mamalia

terdiri atas kartilago (tulang rawan). Pada perkembangan

selanjutnya, sebagian mengalami osifikasi (mengeras) menjadi

tulang keras dan hanya sebagian kecil yang tersisa pada

stadium dewasa. Misalnya pada daun telinga, hidung, serta

antarruas tulang belakang dan tulang dada.

Dibandingkan dengan tulang kompak, tulang spons memiliki

luas permukaan yang lebih luas dan massa jenis yang kurang

karena kurang padat. Struktur seperti itu membuat tulang

spons menjadi lebih lembut, lemah, dan lebih fleksibel. Luas

permukaan yang lebih besar dibandingkan tulang kompak


membuat tulang spons cocok untuk dijadikan tempat

metabolisme kalsium. Tulang spons banyak mengandung

pembuluh darah dan seringkali ditemukan sumsum tulang

merah.

Tulang spons dapat ditemukan di seluruh tubuh. Tulang

spons biasanya ditemukan di ujung tulang panjang, persendian,

dan bagian dalam tulang belakang. Fungsi tulang spons adalah

sebagai peredam kejut seperti saat melompat, sebagai tempat

memproduksi sel darah merah, dan sebagai tempat terjadinya

metabolisme kalsium, dan berfungsi untuk mengurangi berat

tulang agar menjadi lebih ringan. Tulang rawan juga berfungsi

sebagai rangka tubuh pada awal embrio, menunjang jaringan

lunak dan organ dalam, serta melicinkan permukaan tulang dan

sendi. Tulang rawan tidak mempunyai saraf dan pembuluh

darah.Tulang rawan tidak mengandung system

haversian.Jaringan tulang diatur dalam piringan yang disebut

trabekula (dipisahkan oleh ruang irregular, atau lubang) dan

membuat penampakan tulang berongga seperti “keju Swiss”.

25
Berdasarkan susunan serabutnya, tulang rawan

dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai

berikut.

a. Tulang rawan hialin, mempunyai serabut tersebar dalam

anyaman yang halus dan rapat. Tulang rawan hialin

terdapat di ujung-ujung tulang rusuk yang menempel ke

tulang dada

b.Tulang rawan elastis, susunan sel dan matriksnya mirip

tulang rawan hialin, tetapi tidak sehalus dan serapat

tulang rawan hialin. Tulang rawan elastis terdapat di

daun telinga, laring, dan epigloti

c. Tulang rawan fibrosa, matriksnya tersusun kasar dan

tidak beraturan. Tulang rawan fibrosa terdapat di

cakram antartulang belakang dan simfisis pubis

(pertautan tulang kemaluan)


2. Tulang Keras (Kompak / Osteon)

Tulang terbentuk dari tulang rawan yang mengalami

penulangan (osifikasi). Ketika tulang rawan (kartilago)

terbentuk, rongga-rongga matriksnya terisi oleh sel osteoblas.

Osteoblas merupakan lapisan sel tulang muda. Osteoblas akan

menyekresikan zat interseluler seperti kolagen yang akan

mengikat zat kapur. Osteoblas yang telah dikelilingi zat kapur

akan mengeras dan menjadi osteosit (sel tulang keras).

Osteosit terletak di dalam lakuna. Antara satu osteosit dengan

osteosit lainnya di dalam lakuna terhubungkan oleh saluran

halus yang disebut kanalikuli. Lakuna dan osteositnya tersusun

secara konsentris (melingkar) disebut lamela.

Di tengah lamela terdapat saluran sentral mikroskopis

disebut Saluran Havers yang mengandung pembuluh darah

(vena, arteri, kapiler), saraf, dan pembuluh getah bening

(limfe). Antara saluran Havers saling terhubungkan oleh

Saluran Volkman. Saluran Volkman adalah saluran yang

menghubungkan dua saluran havers.

Tulang kompak tersusun atas periosteum (Luar) dan

endosteum (Dalam) yang berbatasan dengan sumsum tulang.

Periosteum berupa jaringan ikat padat tidak teratur.

Endosteum mempunyai komponen-komponen yang sama dengan

periosteum hanya lebih tipis. Berbatasan dengan periosteum

terdapat lamela tulang sirkumferensial luar (lamela

periosteum) yang terdiri atas lamela tulang yang tersusun


sejajar dengan permukaan luar tulang, sedangkan berbatasan

dengan endosteum terdapat lamela tulang sirkumferensial

dalam (lamela endosteum) yang terdiri atas lamela tulang yang

sejajar dengan permukaan dalam tulang.

27
Diantara Sistem Havers tedapat lamela tulang yang

susunannya tidak teratur disebut lamela intersisial. Lakuna

juga terdapat diantara lamela intersisial, lamela tulang

sirkumferensial luar dan lamela sirkumferensial dalam.

Tulang kompak memiliki matriks yang padat dan rapat,

sedangkan tulang spons memiliki matriks yang berongga-rongga.

Sebenarnya, kedua jenis tulang tersebut terdapat di suatu

tempat yang sama. Penamaan diambil hanya dengan melihat

bagian mana yang paling dominan.

Gambar Tulang Kompak

G. Jaringan Tulang

Secara histologis tulang dibedakan menjadi 2 komponen

utama, yaitu :

1. Tulang muda/tulang primer

2. Tulang dewasa/tulang sekunder

Kedua jenis ini memiliki komponen yang sama, tetapi tulang

primer mempunyai serabut-serabut kolagen yang tersusun


secara acak, sedang tulang sekunder tersusun secara

teratur.

1. Jaringan Tulang Primer

Dalam pembentukan tulang atau juga dalam proses

penyembuhan kerusakan tulang, maka tulang yang tumbuh

tersebut bersifat muda atau tulang primer yang bersifat

sementara karena nantinya akan diganti dengan tulang

sekunder.

28
Jaringan tulang ini berupa anyaman, sehingga disebut

sebagai Woven bone. Merupakan komponen muda yang tersusun

dari serat kolagen yang tidak teratur pada osteoid. Woven

bone terbentuk pada saat osteoblast membentuk osteoid


secara cepat seperti pada pembentukan tulang bayi dan pada

dewasa ketika terjadi pembentukan susunan tulang baru akibat

keadaan patologis.

Selain tidak teraturnya serabut-serabut kolagen,

terdapat ciri lain untuk jaringan tulang primer, yaitu sedikitnya

kandungan garam mineral sehingga mudah ditembus oleh sinar-

X dan lebih banyak jumlah osteosit kalau dibandingkan dengan

jaringan tulang sekunder.

Jaringan tulang primer akhirnya akan mengalami

remodeling menjadi tulang sekunder (lamellar bone).

2. Jaringan Tulang Sekunder

Jenis ini biasa terdapat pada kerangka orang dewasa.

Dikenal juga sebagai lamellar bone karena jaringan tulang

sekunder terdiri dari ikatan paralel kolagen yang tersusun

dalam lembaran-lembaran lamella. Ciri khasnya : serabut-

serabut kolagen yang tersusun dalam lamellae (lapisan) setebal

3-7μm yang sejajar satu sama lain dan melingkari konsentris

saluran di tengah yang dinamakan Canalis Haversi. Dalam

Canalis Haversi ini berjalan pembuluh darah, serabut saraf dan

diisi oleh jaringan pengikat longgar. Keseluruhan struktur

konsentris ini dinamai Systema Haversi atau osteon.


Sel-sel tulang yang dinamakan osteosit berada di antara

lamellae atau kadang-kadang di dalam lamella. Di dalam setiap

lamella, serabut-serabut kolagen berjalan sejajar secara spiral

meliliti sumbu osteon, tetapi serabut-serabut kolagen yang

berada dalam lamellae di dekatnya arahnya menyilang.


H. Perkembangan dan Pertumbuhan Tulang

Pada awal perkembangan janin manusia, kerangka seluruhnya

terbuat dari tulang rawan. Tulang rawan yang relatif lunak secara

bertahap berubah menjadi tulang keras melalui osifikasi.

1. Ossifikasi
Proses penulangan tulang dari tulang rawan menjadi

tulang keras disebut osifikasi. Proses ini dibedakan menjadi

dua, yaitu osifikasi intramembranosa dan osifikasi endocondral

Osifikasi intramembranosa disebut juga penulangan langsung

(osifikasi primer). Proses ini terjadi pada tulang pipih, misalnya

tulang tengkorak. Penulangan ini terjadi secara langsung dan

tidak akan terulang lagi untuk selamanya. Contoh osifikasi

endocondral adalah pembentukan tulang pipa.

Tulang dewasa diklasifikasikan menurut bentuknya

menjadi tulang panjang (seperti femur), tulang pipih atau flat

(seperti panggul), dan tulang pendek (seperti tulang tangan dan

kaki). Tulang panjang (dan beberapa tulang pendek seperti

tulang metakarpal) dibagi menjadi tiga wilayah topografi:

diafisis, epifisis, dan metafisis.

Diafisis merupakan bagian poros tulang. Epifisis tampak

di kedua ujung tulang dan sebagian tertutup oleh tulang rawan

artikular. Metafisis merupakan persambungan antara bagian

diafisis dan epifisis. Dalam perkembangan tulang, proses

perkembangannya sendiri dimulai dari lempeng epifisis ( epifisis

disk). Di tempat inilah di mana proses osifikasi endokhondral

terjadi, suatu proses pertumbuhan dimana terjadi secara


longitudinal, kolom tulang rawan diganti dengan massa tulang.

Ketika tulang telah mencapai panjang dewasa, proses ini

berakhir, dan terjadi penutupan bagian epifisis, sehingga

tulang menjadi benar-benar kaku.


Gambar Letak Syaraf Pada Wajah

Berikut Penjabaran Faktor Genetik dan Hormon yang

mempengaruhi Pertumbuhan Tulang :

a. Herediter (genetic)

Tinggi badan anak secara umum bergantung pada orang

tua, anak-anak dari orang tua yang tinggi biasanya mempunyai

badan yang tinggi juga.

b. Factor endokrin

1) Hormone paratiroid (PTH) satu sama lain saling berlawanan

dalam memelihara kadar kalsium darah. Sekresi PTH

terjadi dengan cara:

a) Merangsang osteoklas, reapsobsi tulang dan melepas

kalsium ke dalam darah.

b) Merangsang absorbsi kalsium dan fosfat dari usus.


2) Tirokalsitonin, hormone yang dihasilkan dari sel-sel

parafolikuler dari kelenjar tiroid, cara kerjanya

menghambat resorbsi tulang.

3) Hormone pertumbuhan yang di hasilkan hipofise anterior


penting untuk proliferasi (bertambah banyak) secara
normal dari rawan epifisealis untuk memelihara tinggi
badan yang normal dari seseorang.
4) Tiroksi bertanggung jawab untuk pertumbuhan tulang yang
layak, remodeling tulang dan kematangan tulang.
5) HGH (Human Growth Hormone), yang dikeluarkan oleh
kelenjar pituitary. Semakin dewasa jumlah hormone ini
semakin berkurang
6) Estrogen : mencegah proses perombakan tulang oleh
osteoklas
7) Progesteron : Pemberian terapi hormon estrogen

disarankan tidak dipisahkan dari terapi hormon

progesteron. Memang estrogen akan mengurangi

perombakan tulang, tapi tidak meningkatkan pembentukan

tulang baru. Akibatnya, otot yang sudah tua dan rusak

karena kerja fisik, tak diperbaharui. Untuk itulah

diperlukan progesteron, hormon yang berperan penting

dalam pembentukan tulang baru. Sebuah penilitian

diketahui bahwa progesteron akan terikat pada osteoblas,

sel yang membuat tulang baru, dan membantu osteoblas

menangkal efek negative dari obat-obatan yang

mengandung steroid.

I. Penuaan Sistem Tulang

Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan.

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara

perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memeperbaiki

diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga

tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki

kerusakan yang diderita.

Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu

masa atau tahap hidup manusia, yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa,

tua, dan lanjut usia. Proses menua dapat menyebabkan

berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari

dalam maupun dari luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus

diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi


kaum lanjut usia. Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada

usia berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap

orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam

hal pencapain puncak maupun menurunnya.

Banyak faktor yang menyebabkan setiap orang menjadi tua

melalui proses penuaan. Pada dasarnya berbagai faktor tersebut

dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor

eksternal. Beberapa faktor internal adalah radikal bebas, hormon

yang menurun kadarnya, sistem kekebalan tubuh yang menurun dan

juga faktor genetik. Sedangkan faktor eksternal adalah gaya

hidup yang tidak sehat, diet yang tidak sehat, kebiasaan hidup

yang salah, paparan polusi lingkungan dan sinar ultraviolet, stress

dan penyebab sosial lain seperti kemiskinan. Kedua faktor ini

saling terkait dan memainkan peran yang besar dalam penyebab

proses penuaan.
Pada tulang cirri-ciri perubahan fisik adalah perubahan struktur

dan fungsi bervariasi diantara individu selama proses penuaan.

Perubahan yang bermakna terjadi mulai usia pertengahan. Secara

umum perubahan sacara fisiologis adalah :

- Penurunan tinggi badan sekitar 6-10 cm.


- Lebar bahu menurun.
- Fleksi pada lutut dan panggul.
- Patah tulang akibat kompresi dari vertebrae.
- Jalan goyah karena perubahan otot dan fungsi motorik.
- Berkurangnya serta dan diameter otot.
- Jumlah mineral dalam tulang berkurang.
- Pembentukan tulang berkurang
- Resorbsi tulang bertambah.
- Tendon dan jaringan pengikat bertambah kaku
- Tulang rawan persendian makin tipis

Perubahan secara klinis dimanifestasikan oleh adanya :


- Kekuatan berkurang.
- Cenderung patah tulang ( osteoporosis )
- Sendi kaku dan cenderung inflamasi
- Terjadi Resorpsi Tulang
Resorpsi tulang merupakan proses pendegradasian dari

matriks tulang oleh osteoklas. Resorpsi tulang inidapat

dikatakan pula suatu proses pengerusakan tulang oleh

osteoklas yang berdampak pada pengeluaranisi atau bahan

pembentuk matriks tulang. Osteoklas ini sejenis dengan

makrofag yang khusus berada ditulang. Proses resorpsi


tulang ini bertujuan dalam mengatur kadar kalsium dalam

tubuh dan tahapan dalam bone remodelling atau

pembaharuan matriks tulang yang rusak. Menariknya proses

ini diatur oleh berbagaimacam komponen pendukung

(inisiator) dan penghambat (inhibitor). Kedua komponen ini

pentingan agar resorpsi tulang dapat terjadi dalam keadaan

normal sehingga tidak menimbulkan masalah dalam tubuh

kita. Akibat resorpsi juga menimbulkan penurunan massa

tulang.
- Penurunan Fungsi Hormon
Estrogen merupakan hormon kelas steroid yang banyak

diproduksi pada wanita. Hormon ini berperandalam

mengatur siklus menstruasi wanita. Selain berperan dalam

bidang reproduksi, estrogen berperandalam mengatur

tulang, yaitu dengan menghambat terjadinya resorpsi

tulang. Oleh karena itu pada wanitayang telah mengalami

menopause dimana kadar hormon tersebut berkurang

pesat produksinya, degradasitulang akan cepat terjadi

sehingga menimbulkan keropos pada tulang yang biasanya

disebut osteoporosis.Dilihat dari penyebab penyakit ini,

kita tak dapat berasumsi dengan meningkatkan kadar

asupan kalsium yang merupakan struktur pembentuk

tulang dapat mengobati penyakit ini. Masalah dari

penyakit ini adalahmeningkatnya aktivitas osteoklas dalam

tulang bukan kurangnya kadar kalsium dalam diri

Osteoporosis dapat menyebabkan tulang mudah patah,

biasanya terjadi pada tulang belakang yangmenyebabkan

terjadinya pembungkukkan tubuh serta nyeri punggung

akibat tertekannya saraf, dan tulang panggul yang

menyebabkan kelainan dalam pengaturan berat tubuh

sehingga terjadi kesulitan dalam berjalan

Selain itu, menurunnya kadar HGH, juga

mempengaruhi. Karena hanya tersisa 25% hormone HGH

yang tersisa pada seseorang yang berumur 65 tahun.


Sedangkan tulang membutuhkan hormone tersebut untuk

proses fisiologis sepanjang hidup.

J. Gangguan Pada Tulang


1. Penyakit yang Merusak Rangka Tulang
a. Osteoporosis

Penyakit osteoporosis adalah gangguan pada kesehatan

tulang yang disebabkan oleh kurangannya zat kapur (kalsium)

di dalam tubuh. Penyakit ini menyebabkan tulang mudah

patah ataupun retak. Biasanya penyakit ini menyerang kaum

wanita yang berusia lanjut.Untuk mencegah penyakit

osteoporosis, dianjurkan untuk memakan makanan yang baik

untuk tulang seperti makanan yang mengandung


vitamin D dan juga kalsium. Bahan makanan yang mengandung
vitamin D dan kalsium terdapat pada susu dan ikan.
b. Polio
Penderita pada polio akan mengalami kelumpuhan yang
menyebabkan tulang mengecil, penyakit ini dapat dicegah
dengan memberikan vaksin polio pada saat masih berusia di
bawah lima tahun.
c. Rematik
Penyakit rematik adalah penyakit yang menyebabkan nyeri
pada persendian. Penyakit ini biasanya menyerang pada
pergelangan tangan, kaki, maupun siku.
d. TBC Tulang
Kuman tuberculosis (TBC) dapat juga menyerang tulang,
sehingga tulang akan menjadi lemah hingga bernanah yang
menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.

2. Sikap Tubuh
Sikap tubuh yang salah mengakibatkan dampak yang

buruk terhadap bentuk rangka tulang. Ada rangka yang mudah

mengalami gangguan yaitu tulang belakang atau tulang

punggung. Berikut ini gangguan yang ada pada tulang belakang :

a. Lordosis, tulang punggung yang terlalu bengkok ke depan.

b. Kifosis, tulang punggung yang terlalu bengkok ke belakang.

c. Skoliosis, tulang punggung yang terlalu bengkok ke kanan

atau ke kiri.

3. Kelainan atau gangguan pada tulang akibat dari kecelakaan


a. Fraktur (patah tulang), terputusnya kontinuitas tulang yang

ditentukan sesuai jenis dan luas retak atau patah pada

tulang yang utuh.


b. Urai sendi, terlepasnya ujung-ujung tulang dari sendi

4. Infeksi

Gangguan pada tulang yang diakibatkan oleh infeksi yaitu :

a. Artritis eksudatif. Akibat peradangan pada selaput sendi.

b. Artritis sika. Akibat kekurangan minyak synovial (pelumas

sendi
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ----------------.http://uraiansehat.com/jenis-

penyakit-kelainan-pada-tulang/ pada tanggal 4

Oktober 2016 pukul 14.56 WIB.

Hairy J, 1989; Fisiologi Olahraga Jilid I; Depdikbud, Dirjen


Dikti, Jakarta.

Shih AT. Zainalabidin Z. Bone Healing. Diunduh dari

http://www.headtotoehe.mmh

althcare.org/library/Bone_Healing.pdf pada tanggal 4

Oktober 2016 pukul 14.56 WIB.

Sridianti.----------------.http://www.sridianti.com/pengertian

-dan-penanganan-patah-tulang-fraktur.html. pada

tanggal 4 Oktober 2016 pukul 14.56 WIB.


49

You might also like