You are on page 1of 18

ASUHAN KEPERAWATAN

Identitas Pasien : Tn. R


FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN TTL : Karawang, 14- 03 - 1945
INTERMEDIATE ( HCU ) NRM : 754263
DxMedis : post op laparatomi e.c perforasi
STIKES KHARISMA KARAWANG gaster

Pasien datang dari IGD KamarOperasi Bangsal 


DIAGNOSA MEDIS

Post operasi laparatomi ec perforasi gaster

Jalannafas TanpaAlat OPA ETT/TT Ukuran: 22


Ukuran: 18 Kedalaman:
AIRWAY

Sputum TidakProduktif Produktif Warna : putih


Konsistensi: kental
Volume : - cc/ - jam
Pernafasan Spontan  Dibantualat : Ya
 RR: 24 kalipermenit Aliran: CPAP FiO2: 100 %
 SpO2: 90%
Pergerakan Simetris Suara nafas : Vesikuler
dada Asimetris
Deviasi Tidakada
Trakea Ada:
BREATHING

WaterSeal Tidakada
Drainage TerpasangWSD : -
Volume: - cc
AnalisaGas pH : 7.19
Darah PaCO2 : 28
HCO3 : 10.4
BE : -16.6
PaO2 : 80
Kesan: asidosis metabolic terkompensasi
sebagian

Nadi: 109 kalipermenit KekuatanNadi0 +1 +2 +3 +4


Suhu: 36 oC Waktupengisiankapiler(WPK): < 3 detik
TekananDarah:84/58 mmHg(MAP : 63 mmHg)
C
I

Elektrokardiografi:

IVLine : ring as 500 cc/8 jam TidakterpasangIVLine Terpasang IVLine


Posisi : Tangan kiri
Tanggaldipasang : 27 – 12 - 2018
UrineOutput  Spontan  Terpasang alat bantu : 27–12-2018

Volume: 100 cc
RoThoraks Tanggalpemeriksaan : tidak di periksa
Interprestasi: -

Level Kesadaran: CM Somnolen Apatis Soporus Koma


GCS E1M1V1 UkuranPupil:Kanan 3 mm Kiri 3 mm Responcahaya: +/+
DISABILITY

Skala Nyeri: tidak terkaji

Konjungtiva TidakAnemis Anemis Mukosamulut Lembab Kering 


Abdomen Lunak Distensi Asites BisingUsus
Massa Striae Tidakterdengar
Kolostomi Terdengar 2 x/menit
Nutrisi Oral Parenteral TPN
Diit : pasien dipuasakan

TurgorKulit : elastis Integritas Kulit : baik tidak ada lesi

EXPO SkalaBranden : 16 Tidak ada resiko


SURE
Posisi Luka

Alat invasif# Alat Noninvasif#


Jenisalat: IV Line Jenisalat: Dower cateter
Letak pemasangan: tangan kiri Letak pemasangan: Uretra
Tanggal terpasang: 27 Desember 2018 Tanggal terpasang: 27 Desember 2018

Alat invasif# Alat invasif#


Jenisalat:ETT Jenisalat: NGT
Letak pemasangan: trakea Letak pemasangan:sistem pencernaan
Tanggal terpasang:27 desember 2018 Tanggal terpasang:27 desember 2018
I. Alasan di rawat di ruang ICU
Termasuk riwayat penyakit

1 hari sebelum masuk rs klien mengeluh nyeri di perut sebelah kiri atas dan ulu hati, gelisah lalu dibawa
ke klinik dekat rumah kemudian di sarankan rujuk ke RS kemudian pasien di rujuk lagi ke RSUD Karawang
saat pagi dan diinstruksikan oleh dokter untuk dilakukan operasi. Setelah keluar dari ruang operasi
pasien masuk ruang ICU dengan penurunan kesadaran.

Klien mempunyai riwayat penyakit kolesterol dan asam urat. Pasien rutin mengkonsumsi obat asam urat
setiap hari selama 1 tahun terakhir tanpa disertai obat lambung sesuai anjuran dokter. Riwayat minum
jamu dalam waktu lama.

II. Pengkajian fisik dan pengkajian umum


Terpasang ETT dengan O2 100%, terpasang OPA, Frekuensi mesin 24x/mnt, frekuensi sebenarnya
Pernafasan

4x/mnt, bunyi nafas ronchi, wheezing tidak ada. Terdapat retraksi dinding dada, penggunaan otot
bantu nafas,

Irama nadi reguler, HR: 109x/mnt, TD 84/58 mmHg, CRT<3 dtk


Kardiovaskuler

BJ I dan BJ II : normal. Tidak ada bunyi jantung tambahan

Terdapat distensi abdomen, terdapat luka operasi memanjang sepanjang 10cm, dan luka drain
Gastrointestinal

sepanjang 2cm.
Bising usus 2x/mnt.
BB 70 kg
TB 165 cm
IMT BB/TB 2 : 70/(1,65x1,65) 70/2,72 = 25,7 ( BB lebih )

Kesadaran Somnolen
GCS 3 E1M1V1
Saraf Cranial:
(a) Nervus I (olfaktorius)
pernafasan

Tidak dapat terkaji


Neurologi

(b) Nervus II (optikus)


Klien tidak dapat dikaji penglihatan dan lapang pandang.
(c) Nervus III, IV, VI (okulomotorius, trokhlearis, abdusen)
Refleks pupil positif terhadap rangsang cahaya +/+, bentuk pupil bulat isokor dengan diameter 3 mm.
(d) Nervus V (trigeminus)
Fungsi nervus V Tidak dapat terkaji,
(e) Nervus VII (fasialis)
Fungsi nervus VII klien Tidak dapat terkaji
(f) Nervus VIII (akustikus)
Fungsi pendengaran klien Tidak dapat terkaji
(g) Nervus IX (glosofaringeus) dan Nervus X (vagus)
Fungsi nervus IX dan X klien Tidak dapat terkaji

(h) Nervus XI (asesorius)


Fungsi nervus XI klien Tidak dapat terkaji

(i) Nervus XII (hipoglosus)


Klien Tidak dapat terkaji
(1) Refleks
Refleks fisiologis
- Refleks bisep tidak dapat terkaji
- Refleks trisep tidak dapat terkaji
- Refleks brakhio radialis tidak dapat terkaji
- Refleks patella tidak dapat terkaji
- Refleks tendon achilles tidak dapat terkaji
Refleks patologis
- Refleks babinski tidak dapat terkaji
(2) Tes iritasi meningen
- Tidak dikaji
- Laseque sign
tidak dapat terkaji
- Kernig sign
tidak dapat terkaji
- Brudzinski I (Brudzinski’s neck sign)
tidak dapat terkaji
- Brudzinski II (Brudzinski’s contralateral leg sign)
tidak dapat terkaji
Terpasang kateter, produksi urin 200 cc/3 jam, warna kuning jernih,
Genito
urinari
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid
Endokrin

Tidak ada riwayat penyakit DM, GDS 119 mg/dl

Bentuk simetris,
Ekstremitas atas:
Muskuloskeletal

Bentuk normal, kekuatan otot 1, tidak ada luka, tidak ada oedema, terpasang infus Ring as 20 tpm, di
tangan kiri.

Eksremitas bawah:
Bentuk normal, kekuatan otot 1.
Tidak ada edema
Akral hangat, suhu 36°C, CRT < 3 detik, kulit elastis
Integumen

Pasien dipuasakan.
Nutrisi

Infus Futrolit : D5: Valamin 30 tpm (500cc/6 jam)


Cairan

Intake : infus 250cc/3jam


Oral -
Output : urine 200cc/3 jam
Balance + 50cc/24 jam
Klien penurunan kesadaran
Istiraha
t tidur

Klien tidak mampu berinteraksi dengan keluarga maupun dengan petugas.


Psikososial

Klien beragama islam. Pemenuhan kebutuhan spiritual untuk keluarga telah dipersilahkan untuk
mengaji dekat pasien.
Spiritual
Laboratorium 27-12-2018
Laboratorium Nilai Nilai Normal

Hemoglobin 13.5 g/dl 11,7-15,5


Eritrosit 5.45x10^6/ul 4,1-6,1
Leukosit 11.99x103/ul 4,4-11,3
Trombosit 309x10^3/ul 150-400
Hematokrit 41.9% 35-47
Hasil lab / diagnostik

MCV 72 fL 80-100
MCH 25 pg 26-34
MCHC 32 22 - 36
RDW-CV 14,6 % 12-14,8
GDS 119 mg/dl 70-110
Ureum 40.9 mg/dl 15-50
Creatinin 0.83 mg/dl 0,60-0,90
Natrium 140 mmol/L 134-143
Kalium 2.9 mmol/L 3.7-5.5
Chlorida 105 mmol/L 98-107

Hasil EKG :

- IVFD D5: Valamin 30 tpm (500cc/6 jam) Lasix 2x1 ampul


thera
Progr

- Ceftriaxone 1x3 gr
am

pi

- Omeprazole 2x40mg
LAIN-
LAIN

Bersihan jalan nafas tidak efektif


Pola nafas tidak efektif
Gangguan pertukaran gas
Penurunancurahjantung
MASALAH KEPERAWATAN

Kerusakan ventilasi spontan


Nyeri akut
Mobilisasi Fisik
Resiko syok
Nutrisi kurang
Defisit volume cairan
Resiko infeksi
Kelebihan cairan
Intoleransi aktivitas
Stress Obat obatan Bahan Kimia Trauma
pinFisik

Perfusi mukosa
lambung Penghancuran
terganggu sawar epitel

Kerusakkan mukosa barier

Pengeluaran histamin

Merangsang Peningkatan produksi


pengeluaran HCL pepsinogen

Peningkatan Hcl lambung Medula Oblongata

Degenerasi mukus System limbik

Nyeri Akut Iritasi mukosa lambung Reaksi Mual muntah

Penghancuran kapiler & vena Anoreksia


kecil
Intake makanan
Hematemesis Perdarahan tidak adequat

Anemis Perforasi
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Sianosis Invasi bakteri ke peritoneum

Perangsangan zat
Inflamasi peritonitis pirogen di hipotalamus
Perfusi jaringan
gastrointestinal
tidak efektif Pelepaan berbagai mediator Memicu pengeluaran
kimiawi (histamine, bradikinin prostagladin

Perubahan set point


Merangsang saraf perasa nyeri
di cerebrum Suhu tubuh meningkat

Hipertermi
Nyeri abdomen

Pergerakan abdomen
Nyeri Akut
tidak maksimal

Pernapasan tidak
teratur

Takipneu

Ketidakefektifan pola
nafas
I. ANALISA DATA

Data Masalah Etiologi (pathway)


Keperawatan
DS : - tidak dapat dinilai Bersihan jalan
DO : napas tidak
- Pada jalan napas terpasang OPA, ETT, ada efektif
akumulasi sekret di mulut
- RR : 24 kali/menit,
- Terdengar suara lendir (stridor) saat klien
bernapas
- Penurunan kesadaran (somnolen)

DS : tidak dapat dinilai Pola nafas tidak


DO : efektif
KU: penurunan kesadaran
Terpasang Ventilator
RR: 24x/m, N : 109x/M T : 36,0C TD:
84/58 mmHg
Suara nafas tambahan stridor
Terdapat otot bantu nafas
Terdapat retraksi dinding dada

DS: - tidak dapat dinilai Gangguan


DO: pertukaran gas
terdapat penggunaan otot bantu pernapasan,
akral dingin
pH : 7.19 Darah PaCO2 : 28
HCO3 : 10.4
BE : -16.6
PaO2 : 80
Kesan: asidosis metabolic terkompensasi sebagian
Saturasi 02: 90%

DS: - tidak dapat dinilai Kerusakan


ventilasi spontan
DO:
terdapat penggunaan otot bantu pernapasan,
pH : 7.19 Darah PaCO2 : 28
HCO3 : 10.4
BE : -16.6
PaO2 : 80
Kesan: asidosis metabolic terkompensasi sebagian
Saturasi 02: 90%
penurunan kesadaran
Terpasang Ventilator
RR: 24x/m, N : 109x/M T : 36,0C TD:
84/58 mmHg
DS : - tidak dapat dinilai Deficit perawatan
diri
DO :
- Klien mengalami penurunan kesadaran
- Klien tidak mampu melakukan perawatan
diri mandi/hygiene, berpakaian, makan dan
eliminasi karena mengalami penurunan
kesadaran

II. Daftar diagnosa keperawatan


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret
2. Gangguan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
4. Kerusakan ventilasi spontan berhubungan dengan penurunan kesadaran
5. Deficit perawatan diri fisik berhubungan dengan penurunan kesadaran
Diagnosa Keperawatan dan Perencanaan
Tgl Diagnosa Tujuan/ Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
(mandiri dan kolaboratif)
1 Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan tindakan 1. Auskultasi bunyi napas tiap 2-4 jam dan kalau diperlukan. 1. Mengevaluasi keefetifan jalan napas.
tidak efektif keperawatan selama 2X 24 jam, 2. Dengan mengertinya tujuan tindakan yang
diharapkan klien menunjukkan jalan 2. Lakukan pengisapan bila terdengar ronchi dengan cara: akan dilakukan pasien bisa berpartisipasi
nafas yang paten. 3. jelaskan pada pasien tentang tujuan dari tindakan aktif.
NOC: respiratory status: airway pengisapan. 3. Memberi cadangan O2 untuk menghindari
patency (0410) 4. Berikan oksigen dengan O2 100 % sebelum dilakukan hipoksia.
Indikator: Tak ada kecemasan / pengisapan, minimal 4 - 5 X pernapasan. 4. Mencegah infeksi nosokomial.
gelisah 5. Perhatikan teknik aseptik, gunakan sarung tangan steril, 5. Aspirasi lama dapat menimbulkan hipoksia,
Frekuensi nafas 16- 24x/menit kateter pengisap steril. karena tindakan pengisapan akan
Irama nafas teratur 6. Masukan kateter kedalam selang ET dalam keadaan tidak mengeluarkan sekret dan O2.
Sputum dapat dikeluarkan dari jalan mengisap (ditekuk), lama pengisapan tidak lebih dari 10 6. Tindakan negatif yang berlebihan dapat
detik. merusak mukosa jalan napas.
7. Atur tekanan isap tidak lebih dari 100 - 120 mmHg. 7. Memberikan cadangan oksigen dalam paru.

8. Lakukan oksigenasi lagi dengan O2 100 % sebelum 8. Menjamin keefektifan jalan napas.
melakukan pengisapan berikutnya.
9. Lakukan pengisapan berulang-ulang sampai suara napas 9. Membantu mengencerkan skret.
bersih.
10. Mencegah sekresi menjadi kental.
10. Pertahankan suhu humidifer tetap hangat (35 - 37,8 o C
11. Monitor statur hidrasi pasien 11. Memudahkan pelepasan sekret.

12. Melakukan fisioterapi napas / dada sesuai indikasi dengan


cara clapping, fibrasi dan pustural drainage.
12. Mengencerkan sekret.
13. Berikan obat mukolitik sesuai indikasi / program.

14. Kaji suara napas sebelum dan sesudah melakukan 13. Menentukan lokasi penumpukan sekret,
tindakan pengisapan. mengevaluasi kebersihan tindakan
14. Deteksi dini adanya kelainan.
15. Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah
melakukan tindakan.

2 Gangguan pola nafas Setelah dilakukan tindakan 1. Posisikan pasien semi fowler 1. Untuk memaksimalkan potensial ventilasi
tidak efektif keperawatan selama 3 x 24jam 2. Memonitor kepatenan jalan napas
pasien menunjukkan keefektifan 2. Auskultasi suara nafas, catat hasil penurunan daerah
pola nafas, dengan kriteria hasil: ventilasi atau tidak adanya suara adventif 3. Memonitor respirasi dan keadekuatan
3. Monitor pernapasan dan status oksigen yang sesuai oksigen
NOC Label : Respiratory Status: 4. Menjaga keadekuatan ventilasi
Airway patency 4. Mempertahankan jalan napas paten 5. Meningkatkan ventilasi dan asupan
5. Kolaborasi dalam pemberian oksigen terapi oksigen
6. Monitor aliran oksigen 6. Menjaga aliran oksigen mencukupi
 Frekuensi, irama, kedalaman
kebutuhan pasien
pernapasan dalam batas normal 7. Monitor kecepatan, ritme, kedalaman dan usaha 7. Monitor keadekuatan pernapasan
 Tidak menggunakan otot-otot pasien saat bernafas
bantu pernapasan 8. Catat pergerakan dada, simetris atau tidak, 8. Monitor keadekuatan pernapasan
menggunakan otot bantu pernafasan
NOC Label : Vital Signs 9. Monitor suara nafas seperti snoring 9. Melihat apakah ada obstruksi di salah satu
bronkus atau adanya gangguan pada
 Tanda Tanda vital dalam ventilasi
rentang normal (tekanan darah, 10. Monitor pola nafas: bradypnea, tachypnea, 10. Mengetahui adanya sumbatan pada jalan
hiperventilasi, respirasi kussmaul, respirasi cheyne- napas
nadi, pernafasan) (TD 120-
stokes dll Memonitor keadaan pernapasan klien
90/90-60 mmHg, nadi 80-100
x/menit, RR : 18-24 x/menit,
suhu 36,5 – 37,5 C)

3 Gangguan pertukaran Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan. 1. Berguna dalam evaluasi derajat distress
gas keperawatan selama 3x24 jam 2. Auskultasi bunyi nafas pernafasan dan kronisnya proses penyakit.
gangguan pertukaran gas teratasi 3. Awasi tanda vital dan irama jantung dan Awasi GDA 2. Bunyi nafas makin redup karena penurunan
HE aliran udara atau area konsolidasi
Kriteria Hasil : 4. Ajarkan pasien pernafasan diafragmatik dan pernafasan 3. Takikardia, disritmia dan perubahan tekanan
bibir darah dapat menunjukkan efek hipoksemia
5. Berikan O2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil GDA sistemik pada fungsi jantung serta PaCO2
- pCO3 ( )
6. Berikan obat yang diresepkan(misalnya:natrium bikaronat) biasanya meningkat, dan PaO2 menurun
Aktivitas Lain sehingga hipoksia terjadi derajat lebih
- pO2 ( ) 7 Jelaskan kepada pasien dan keluarga sebelum memulai besar/kecil.
pelaksanaan prosedur,untuk menurunkan ansietas dan 4. Membantu pasien memperpanjang waktu
- sianosis (-) meningkatkan rasa kendali. ekspirasi. Dengan teknik ini pasien akan
bernafas lebih efisien dan efektif.
5. Dapat memperbaiki/mencegah buruknya
hipoksia.
6. Untuk mempertahankan asam basah.
7 Mempertahankan keadaan umumpasien agar
tetap stabil saat dilakukan tindakan tersebut.

4 Kerusakan ventilasi NOC Intervensi Keperawatan :


spontan Respiratory status : airway NIC
patency Mechanical Ventilation management :
Mechanical ventilation Invasive
weaningresponse Pastikan alarm ventilator aktif
Respiratory status : Gas Konsultasikan dengan tenaga kesehatan lainnya
Exchange dalam pemilihan jenis ventilator
Breathing pattern, ineffective Berikan agens pelumpuh otot, sedative, dan
analgesic narkotik, jika diperlukan
Kriteria Hasil : Pantau adanya kegagalan pernafasanyang akan
Respon alergi sistemik : tingkat terjadi
keparahan respons hipersensitivitas Pantau adanya penurunan volume ekshalasi dan
imun sistemik terhadap antigen peningkatan tekananinspirasi pada pasien
lingkungan (eksogen) Pantau keefektifan ventilasi mekanik pada kondisi
Respons ventilasi mekanis : fisiologis dan psikologispasien
pertukaran alveolar dan perfusi jaringan Pantau adanya efek yang merugikan dari ventilasi
di dukung oleh ventilasi mekanik mekanik : infeksi, barotraumas, dan penurunan curah jantung
Status pernafasan Pertukaran Pantau efek perubahan ventilator terhadap
Gas: pertukaran CO2 atau O2 di oksigenasi : GDA, SaO2, SvO2, CO2, akhir-tidal, Qsp/Qt
alveolus untuk mempertahankan serta respons subjektif pasien
konsentrasi gas darah arteri dalam Pantau derajat pirau, kapasitas vital, Vd, VT, MVV,
rentang normal daya inspirasi, FEV1, dan kesiapan untuk penyapihan dan
Status pernafasan ventilasi : ventilasi mekanik, sesuai protocol institusi
pergerakan udara keluar masuk Auskultasi suara napas, catat area penurunan atau
paruadekuat ketiadaan ventilasi dan adanya suara napas tambahan
Tanda vital : tingkat suhu Tentukan kebutuhan pengisapan dengan
tubuh, nadi, pernafasan, tekanan mengauskultasi suara ronki basah halus dan ronki basah
darahdalam rentang normal kasar di jalan nafas
Menerima nutrisi adekuat Lakukan higine mulut secara rutin
sebelum, selama, dan setelah proses Oxygen Therapy
penyapihan dari ventilator Bersihkan mulut, hidung, dan trakea sekresi, sesuai
Menjaga patensi jalan napas
Mengatur peralatan oksigen dan mengelola melalui
sistem, dipanaskan dilembabkan
Administer oksigen tambahan seperti yang
diperintahkan
Memantau aliran liter oksigen
Memantau posisi perangkat pengiriman oksigen
Secara berkala memeriksa perangkat pengiriman
oksigen untuk memastikan bahwa konsentrasi yang
ditentukan sedang disampaikan
Memantau efektivitas terapi oksigen (misalnya, nadi
oksimetri, ABGs)
Mengubah perangkat pengiriman oksigen dari
masker untuk hidung garpu saat makan, sebagai ditoleransi
Amati tanda-tanda oksigen diinduksi hipoventilasi
Memantau tanda-tanda toksisitas oksigen dan
penyerapan 13telectasis
Menyediakan oksigen ketika pasien diangkut
Atur untuk penggunaan perangkat oksigen yang
memudahkan mobilitas dan mengajarkan pasien sesuai

5 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Observasi dokumentasikan dan laporkan kemampuan 1. Melalui tindakan ini perawat dapat
(Mandi /hygiene) . selama 2 X 24 jam pasien bersih. berfungsi dan persepsi atau kognitif pasien setiap hari menentukan tindakan yang sesuai untuk
2. Dorong pasien dan keluarga untuk mengungkapkan memenuhi kebutuhan pasien .
Kriteria Hasil (NOC) : perasaan dan keluhan mengenai defisit perawatan diri 2. Membantu pasien mencapai tingkat
1. Kebutuhan perawatan diri pasien 3. Pantau pecapaian mandi dan hygiene setiap hari . fungsional tertinggi sesuai kemampuannya .
terpenuhi . 4. Sediakan alat bantu seperti sikat gigi berganggang 3. Penguatan dan penghargaan akan
2. Komplikasi dapat dihindari atau panjang ,untuk mandi dan perawatan hygiene setiap hari. mendorong pasien untuk terus berusaha .
diminimalkan . 5. Berikan petunjuk kepada keluarga tentang teknik mandi 4. Meningkatkan perasaan mandiri pasien
3. Dapat mendemonstrasikan alat atau hygiene 5. Demonstrasi ulang dapat mengidentifikasi
bantu dengan benar . area masalah dan meningkatkan
4. Melakukan program hygiene dan kepercayaan diri .
mandi
Implementasi

Dx Tgl/jam Implementasi

I,II,III, IV 27 Des 18 Memonitor respirasi dan status oksigen


I,II,III, Jam 14.00 memposisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi
I,II,III, IV mengauskultasi suara nafas, mencatat adanya suara berlebihan nafas, mencatat hasil penurunan daerah
ventilasi atau tidak adanya suara adventif
I,II,III, IV memonitor pernapasan dan status oksigen yang sesuai
I,II,III, IV Memonitor kecepatan, ritme, kedalaman dan usaha pasien saat bernafas
I,II,III, IV mencatat pergerakan dada, simetris atau tidak, menggunakan otot bantu pernafasan
I,II,III, IV Monitor suara nafas seperti snoring mengkaji kebutuhan oral suctioning
I, IV melakukan suction pada mayo
I, IV Memonitor aliran oksigen
I, IV mengauskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
IV menginformasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning
IV menggunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan
V mendorong keluarga untuk tetap menjaga kebersihan diri pasien
28 des 2018
IV Jam 14.00 memastikan alarm ventilator aktif
IV mengobservasi adanya kegagalan pernafasanyang akan terjadi
I,II,III, IV mengobservasi adanya penurunan volume ekshalasi dan peningkatan tekananinspirasi pada pasien
IV mengobservasi keefektifan ventilasi mekanik pada kondisi fisiologis dan psikologispasien
IV mengobservasi adanya efek yang merugikan dari ventilasi mekanik : infeksi, barotraumas, dan penurunan
curah jantung
I,II,III, IV mengauskultasi suara napas, catat area penurunan atau ketiadaan ventilasi dan adanya suara napas
I,II,III, IV tambahan
I,II,III, IV mengobservasi kebutuhan pengisapan dengan mengauskultasi suara ronki basah halus dan ronki basah
I,II,III, IV kasar di jalan nafas
I,II,III, IV Memonitor respirasi dan status oksigen
I,II,III, IV memposisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi
I,II,III, IV mengauskultasi suara nafas, mencatat adanya suara berlebihan nafas, mencatat hasil penurunan daerah
ventilasi atau tidak adanya suara adventif
I, IV memonitor pernapasan dan status oksigen yang sesuai
IV, V melakukan higine mulut secara rutin
I, IV melakukan suction pada mayo
I mengauskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
I menginformasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning
I, IV menggunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan
V menganjurkan kepada keluarga dan memfasilitasi untuk pemenuhan kebutuhan personal hygine

I,II,III, IV mengauskultasi suara nafas, mencatat adanya suara berlebihan nafas, mencatat hasil penurunan daerah
29 des 2018 ventilasi atau tidak adanya suara adventif
I,II,III, IV Jam 07 memonitor pernapasan dan status oksigen yang sesuai
I,II,III, IV melakukan suction pada mayo
I,II,III, IV mengauskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
melakukan RJP
EVALUASI

No. Waktu Evaluasi Paraf


Dx
I 27 DES 2018 S:- EKA
O:
- Pada jalan napas terpasang OPA, ETT, ada akumulasi sekret di mulut
- RR : 22 kali/menit,
- Terdengar suara lendir (stridor) saat klien bernapas
- Penurunan kesadaran (somnolen)
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

S:
II 27 DES 2018 O: EKA
KU: penurunan kesadaran
Terpasang Ventilator
RR: 22x/m, N : 112x/M T : 36,6C TD: 90/68 mmHg
Suara nafas tambahan stridor,
Terdapat otot bantu nafas
Terdapat retraksi dinding dada
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

S: -
III 27 DES 2018 O: EKA
Masih terdapat penggunaan otot bantu pernapasan,
CRT <2 detik, akral dingin
RR: 22x/m, N : 112x/M T : 36,6C TD: 90/68 mmHg
Saturasi 02: 91%
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

S: - tidak dapat dinilai


O:
terdapat penggunaan otot bantu pernapasan,
27 DES 2018 pH : 7.19 Darah PaCO2 : 28
HCO3 : 10.4
BE : -16.6
IV PaO2 : 80 EKA
Kesan: asidosis metabolic terkompensasi sebagian
Saturasi 02: 90%
penurunan kesadaran
Terpasang Ventilator
RR: 24x/m, N : 109x/M T : 36,0C TD: 84/58 mmHg
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

S:-
V 27 DES 2018 O: EKA
- Klien tampak lembab dan berkeringat
- keluarga klien merasa takut untuk melakukan perawatan diri karena
mengalami penurunan kesadaran
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
S : - tidak dapat dinilai
O:
I 28 DES 2018 - Pada jalan napas terpasang OPA, ETT, ada akumulasi sekret di mulut
- RR : 23 kali/menit, EKA
- Terdengar suara lendir (stridor) saat klien bernapas
- terdapat rochi di kedua lapang paru
- Penurunan kesadaran (somnolen)
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

II S : tidak dapat dinilai


28 DES 2018 O: EKA
KU: penurunan kesadaran
Terpasang Ventilator
RR: 23x/m, N : 118x/M T : 36,5C TD: 97/62
Suara nafas tambahan stridor
Terdapat otot bantu nafas
Terdapat retraksi dinding dada
Terdapat ronchi di kedua lapang paru
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

S: - tidak dapat dinilai


III 28 DES 2018 O:
terdapat penggunaan otot bantu pernapasan, EKA
akral dingin, CRT >3 detik
Saturasi 02: 89%
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

S: - tidak dapat dinilai


IV O:
terdapat penggunaan otot bantu pernapasan, EKA
Saturasi 02: 90%
28 DES 2018 penurunan kesadaran
Terpasang Ventilator
RR: 24x/m, N : 109x/M T : 36,0C TD: 84/58 mmHg
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi

V S:-
28 DES 2018 O: EKA
- Klien tampak bersih
A: masalah teratasi
P: pertahankan intervensi
Format Skala Branden

PARAMETER TEMUAN SKOR

Persepsi sensori 1. Tidak merasakan 2. Gangguan 3. Gangguan 4. Tidak ada 1


atau respon sensori pada sensori pada 1 gangguan
terhadap stimulus bagian ½ atau 2 sensori,
nyeri, kesadaran permukaan ekstremitas atau berespon penuh
menurun tubuh atau berespon pada terhadap
hanya berespon perintah verbal perintah verbal.
pada stimuli tapi tidak selalu
nyeri mampu
mengatakan
ketidaknyamanan

Kelembapan 1.. Selalu terpapar 2. Sangat lembab 3. Kadang lembab 4. Kulit kering 3
oleh keringat
atau urine basah

Aktivitas 1. Terbaring ditempat 2. Tidak bisa 3. Berjalan 4. Dapat berjalan 1


tidur berjalan dengan atau sekitar
tanpa bantuan. Ruangan

Mobilitas 1. Tidak mampu 2. Tidak dapat 3. Dapat membuat 4. Dapat merubah 1


bergerak merubah perubahan posisi posisi tanpa
posisi secara tubuh atau bantuan
tepat dan ekstremitas dengan
teratur mandiri

Nutrisi 1. Tidak dapat 2. Jarang 3. Mampu 4. Dapat


menghabiskan 1/3 mampu menghabiskan menghabis kan
porsi makannya, menghabiska lebih dari ½ porsi
sedikit minum, n porsi makannya Makannya, 1
puasa atauminum ½ porsi tidak
air putih, atau makanannya memerlukan
mendapat infus atau intake suplementasi
lebih cairan kurang nutrisi.
dari 5 hari dari jumlah
optimum

Gesekan 1. Tidak mampu 2. 3.


mengangkat Membutuhkan Membutuhkan
badannya sendiri, bantuan bantuan 1
atau spastik, minimal minimal
kontraktur atau mengangkat mengangk
Gelisah tubuhnya at
tubuhnya

TOTAL SKOR 8
PENILAIAN RESIKO DEKUBITUS ( METODE NORTON )

Yang Dinilai Skor


1 2 3 4
Kondisi Fisik Sangat buruk Buruk 2 Sedang Baik
Status Mental Sopor 1 Bingung Apatis Sadar
Aktifitas Ditempat tidur 1 Kursi roda Jalan dengan bantuan Jalan sendiri
Mobilitas Tidak bergerak 1 Sangat Terbatas Gerak terbatas Bebas bergerak
Inkontinensia Inkontinensia urin/alvi 1 Selalu kontinen Kadang Inkontinen Kontinen

Jumlah Skor : 6 Interpretasi : - 16 - 20 : Tidak ada Resiko


- 12 - 15 : Rentan Resiko
- < 12 : Resiko Tinggi

You might also like