You are on page 1of 12

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

TEKNIK BIOPROSES

I. NAMA PERCOBAAN : Perhitungan Mikroorganisme

II. TUJUAN PERCOBAAN :


Untuk mengetahui perhitungan jumlah mikroorganisme dengan
menggunakan Haemacytometer.

III. DASAR TEORI :


Haemacytometer
Haemacytometer adalah alat khusus yang digunakan untuk menghitung
mikroorganisme. Pada alat ini terdapat kotak-kotak kecil dengan luas 1 / 400
mm2 dan kedalaman 0,1 mm. Penggunaannya adalah dengan meletakkan kaca
preparat yang di atasnya dan ditutup dengan deck glass. Pengamatan ini
dilakukan dengan menggunakan mikroskop agar dapat mengamati sel-sel
mikroba baik yang kecil maupun yang besar, yang dibatasi oleh kotak-kotak
haemacytometer.
Perhitungan dengan haemacytometer ini merupakan perhitungan
langsung karena sample langsung diambil dan diteteskan pada alat
haemacytometer dan diamati di bawah mikroskop. Perhitungan dengan metode
ini mempunyai beberapa keuntungan, yaitu semua sel mikroba baik yang masih
hidup atau pun sudah mati dapat dihitung. Sedangkan kelemahannya yakni
apabila pengenceran tidak homogen lagi, maka akan terjadi kesalahan dalam
perhitungan.
Pengenceran yang dilakukan bertujuan untuk memudahkan pengamatan
karena sample kental dapat menjarangkan sel mikrooranisme yang
mengakibatkan pengamatan menjadi sulit dilakukan.

INOKULASI
Pada umumnya bakteri hanya mengenal satu macam pembiakan saja
yaitu dengan cara aseksual atau vegetatif, yang pelaksanaan pembiakannya
dengan pembelahan diri atau divisio. Sedangkan pada jamur pembiakan dapat
secara aseksual maupun seksual atau vegetatif dan generatif.
Untuk mengamati sifat-sifat suatu koloni, maka perlu ditumbuhkan pada
medium padat agar-agar sifat-sifatnya tampak jelas dan dapat dilihat dengan
pandangan biasa tanpa menggunakan mikroskop (pengamatan makroskopi).
Ada empat cara menumbuhkan bakteri pada medium padat, yaitu :
a. Piaraan Adukan (shake culture)
Diperoleh dengan cara mencampuradukkan setetes suspensi bakteri ke dalam
medium yang masih cair (belum membeku).
b. Piaraan Tusukan (stab culure)
Diperoleh dengan cara menusukkan ujung kawat inokulasi yang membawa
bakteri dalam agar-agar pada tabung reaksi sedangkan permukaan agar ini
tidak miring.
c. Piaraan Lempengan (plate streak culture)
Diperoleh dengan cara mengesek-gesekkan ujung kawat inokulasi yang
membawa bakteri pada permukaan agar-agar lempengan dalam cawan petri
sampai meliputi seluruh permukaan.
d. Piaraan Miring (slant culture)
Diperoleh dengan cara menggesek-gesekkan ujung kawat inokulasi yang
membawakan bakteri pada permukaan agar-agar miring.
Untuk menumbuhkan suatu koloni pada suatu medium padat, maka
perlu diperhatikan sifat-sifat koloni tersebut. Di antaranya adalah :
a. Besar kecilnya koloni, di mana ada koloni yang berupa titik saja, dan ada
yang melebar di seluruh permukaan.
b. Bentuk, ada koloni yang berbentuk bulat, memanjang, tepi rata atau tidak
rata.
c. Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata dengan permukaan dan ada
yang timbul.
d. Halus kasar permukaan koloni.
e. Wajah permukaan, ada yang mengkilap dan ada yang suram.
f. Warna. Kebanyakan koloni berwarna putih kekuningan, tapi ada juga yang
berwarna coklat, kehitaman, jingga biru, hijau, kuning, ungu.
g. Kepekatan. Ada koloni yang lunak, ada yang keras, dan kering.
Sifat-sifat koloni yang tumbuh pada agar-agar lempengan, miring, dan
tusukan di antaranya :
a. Agar-agar Tusukan
Bentuk koloni dapat mengencerkan gelatin bila dilihat dari samping dapat
serupa pedang, tasbih, bertonjol-tonjol dan ada yang berjonjot, serupa
batang. Sedangkan yang tidak dapat mengencerkan gelatin dapat serupa
kawah, mangkuk, corong, pundi-pundi, dan berlapis.
b. Agar-agar Lempengan
Bentuk koloninya seperti titik-titik, berbenang, bulat, tk teratur, akar, dan
serupa kumparan.
c. Agar-agar Miring
Koloninya serupa tasbih, pedang, duri, akar, batang dan titik.

BIAKAN MURNI
Suatu biakan/piaraan murni yang disimpan bertahun-tahun mudah sekali
mengalami mutasi. Dan jika hal ini terjadi, maka piaraan ini bukan lagi
biakan/piaraan yang murni karena telah kehilangan tipe aslinya. Untuk
menghindari atau mengurangi terjadinya mutasi pada biakan/piaraan murni
tersebut, maka perlu dilakukan hal-hal di bawah ini :
a. Pada waktu-waktu tertentu biakan/piaraan dipindahkan ke medium yang
baru.
b. Biakan/piaraan disimpan di dalam tempat yang bersuhu rendah dan
terhindar Dari radiasi.
c. Bakteri diliofilisasikan, yaitu dimasukkan dalam ampul berisi suhu kerig
bercampur dengan CO2, kemudian disimpan di tempat yang dingin.
Ada piaraan yang sewaktu-waktu perlu diremajakan tiap dua atau tiga
bulan sekali. Untuk meremajakan itu caranya yaitu piaraan perlu dipindahkan
ke medium baru pada suhu biasa yaitu antara 25 - 27 oC yang kemudian
dimasukkan dalam lemari es untuk diperbarui dua atau tiga bulan lagi.
Sedangkan untuk penyimpanan dengan cara diliofilisasikan asal selalu ada
dalam 4oC.

FERMENTASI
Pada tahun 1837 tiga orang ahli yaitu Cagnaird Latour, Scwamn dan
Kutzing masing-masing menemukan bahwa terdapat pada cairan-cairan yang
mengandung gula yang mengalami fermentasi alkohol; perubahan zat gula
menjadi alkohol dan CO2 merupakan fungsi fisiologi dari sel-sel khamir itu.
Teori biologi ini mendapat tentangan dari ahli kimia seperti Berzelius yang
berpendapat bahwa pembusukan dan fermentasi merupakan proses kimia
murni. Pasteur justru menentang pendapat tersebut, dan berpendapat bahwa
semua proses fermentasi adalah proses kegiatan mikroba.
Selama menyelidiki fermentasi asam butirat, Pasteur menemukan
adanya proses yang tidak membutuhkan Oksigen. Penyelidikan mikroskopik
pada setetes cairan yang mengandung mikroba penyebab fermentasi asam
butirat, menunjukkan bahwa mikroba yang dekat pada tepi batas cairn dengan
udara akan menjadi tidak bergerak, sedang yang ada di pusat tetesan akan
menjadi bergerak aktif. Kenyataan ini membuktikan bahwa udara merupakan
penghambat kegiatan mikroba asam butirat.
Perkataan fermentasi sering disalin dengan perkataan peragian; hal ini
sebenarnya tidak tepat. Kata-kata ragi untuk tempe, ragi untuk tape, ragi untuk
roti, ragi untuk oncom, ragi untuk membuat minuman keras, itu menurut
sistematiknya di dalam dunia tumbuh-tumbuhan banyaklah berbeda. Secara
fisiologi ragi-ragi tersebut mempunyai persamaan, yaitu mereka menghasilkan
fermen atau enzim yang dapat mengubah substrat menjadi bahan lain dengan
mendapat keuntungan berupa energi. Adapun substrat yang mereka ubah itu
berbeda-beda. Orang membatasi pengertian fermentasi hanya pada alkoholisasi
dan laktasi.
Fermentasi merupakan proses perubahan kimia dalam bahan pangan
yang disebabkan oleh enzim. Enzim berperan ini berasal dari mikroba atau
jasad renik yang digunakan dan dikenal sebagai ragi alkohol. Melalui
fermentasi diperoleh produk yang mempunyai nilai gizi, biologis, serta cita rasa
dan aroma yang lebih baik dibandingkan dengan bahan asalnya. Hal ini
dikarenakan dalam ragi terdapat mikroba yang mengandung komponen seperti
protein, karbohidrat, lemak, mineral dalam jumlah tertentu. Proses fermentasi
secar sederhana dapat dilihat sebagai berikut :

Sc
C6H12O6  2C2H5OH + 2 CO2
Sc : Sacharomyces Cereviseae
Fermentasi adalah proses oksidasi biologi dalam keadaan anaerob.
Sebagai substrat pada umumnya karbohidrat. Dalam proses fermentasi yang
bekerja sebagai pembawa hidrogen atau elektron biasanya hanya NAD dan
NADF; sedangkan sebagai akseptor hidrogen akhir adalah bahan organik.
Bahan organik yang berfungsi sebagai akseptor hidrogen akhirnya pada
umumnya adalah asam piruvat, sehingga sistem sitokhrom tidak diperlukan.
Istilah fermentasi sering juga dipakai untuk menyatakan proses yang aerob pada
proses-proses industri tertentu, penggunaan ini sebenarnya tidak tepat. Misalnya
oksidasi alkohol menjadi asam cuka secar aerob oleh Acetobacter sp., dalam
pengertian industri fermentasi disebut fermentasi asam cuka.
Fermentasi dapat dilakukan oleh jasad-jasad fakultatif anaerob dalam
keadaan yang anaerob, misalnya Saccaromyces Cereviseae; oleh mikroba
obligat anaerob, misalnya bakteri dari genus Clostridium; atau mikroba yang
indiferent terhadap Oksigen misalnya spesies Lactobasilius, hasil akhir
fermentasi tidak dipengaruhi oleh atau ada tidaknya oksigen.
Pernafasan anaerob dapat terlaksana secara antarmolekul atau secara
intarmolekul. Pernafasan antarmolekul itu hampir serupa dengan pernafasan
aerob; bedanya ialah bahwa pada pernafasan antar molekul itu oksigen yang
diperlukan untuk mengoksidasikan substrat tidak diperoleh dari udara bebas,
melainkan dari suatu senyawa, sedang yang direduksi bukan oksigen,
melainkan suatu senyawa juga. Penerima hidrogen dapat berupa zat-zat seperti
nitrat, nitrit, karbonat, atau sulfat. Energi yang ditimbulkan di dalam proses ini
tidak banyak. Sebagai contoh disebutkan :

a. 2 H2O + 5 S + 6 HNO3  N2 + 5 H2SO4 + Energi


Di dalam hal ini, S dioksidasikan menjadi SO4, sedang HNO3 direduksi
menjadi N2.
b. CH3CHOHCOOH + HNO3  CH3COCOOH + HNO2 + H2O + Energi
asam susu asam piruvat

Di dalam hal ini, HNO3 direduksikan menjadi HNO2, sedang


CH3CHOHCOOH mengalami pengoksidasian.

STARTER
Ragi pasar merupakan starter yang biasanya digunakan dalam
fermentasi alkohol. Ragi merupakan suatu substrat yang terbuat dari tepung
beras dengan beberapa macam rempah. Ragi merupakan suatu starter padat
tradisional. Mikroba yang berperan ini adalah sejenis khamir (kapang). Spesies
khamir yang dipakai adalah : Saccharomyces Cereviseae var. ellipsoideus,
Schizpsaccharomyces Pombe, dan Saccharomyces Anamensis untuk membuat
alkohol.
Spesies-spesies tersebut memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan untuk
fermentasi alkoholik, yait :
- Mempunyai kecepatan fermentasi yang tinggi
- Mempunyai rendemen per unit substrat yang tinggi
- Toleran terhadap alkohol yang dihasilkan
- Tahan terhadap pH rendah
- Mempunyai karakteristik yang sama pada suhu inkubasi yang relatif tinggi
- Tahan terhadap sulfat, gula pada konsentrasi tinggi
- Sedikit memproduksi asam volatil

SUBSTRAT
Substrat yang baik untuk fermentasi adalah substrat yang mengandung
komponen yang dibutuhkan seperti sumber C, N, vitamin dan mineral dalam
jumlah yang cukup. Substrat ini dimasak terlebih dahulu dengan air
(perbandingan 1:1) dan didihkan selama lebih kurang 15 menit. Pemasakan ini
bertujuan agar memudahkan kerja enzim pemecah amilum untuk
mengekstraksikan bahan yang terlarut menjadi gula dan dekstrin.
Produk fermentasi yang terbentuk tergantung pada berbagai faktor
antara lain :
- Jenis dan konsentrasi ragi
- Lama fermentasi
- Temperatur
- PH
- Konsentrasi substrat
- Oksigen

PERHITUNGAN MIKROBA
Seorang bakteriologi yang bekerja dalam suatu pabrik produk makanan
yang sudah jadi, harus menumbuhkan bakteri yang terdapat pada produk
makanan tersebut untuk menilai keamanan dari makanan tersebut. Seorang
bakteriolog selalu berhubungan dengan pertumbuhan mikroorganisme.
Seperti halnya juga bagi orang-orang yang bekerja di rumah sakit, harus
menumbuhkan organisme dari pasien yang terinfeksi sehingga dapat dibuat
suatu diagnosa. Bakteri juga sangat berperan aktif dalam dunia obat-obatan atau
antibiotika untuk menentukan apakah pengaruh bakteri itu sehingga menjadi
peka atau tahan, sehingga pasien dapat terobati dengan tepat.
Pada kenyataanya peningkatan suatu bakteri disebabkan terjadinya
pembelahan biner sel bakteri itu sendiri. Pembelahan biner diartikan bahwa
setiap bakteri membentuk dinding sel baru yang melintang dengan diameter
pendeknya lalu memisah menjadi dua sel. Masing-masing sel ini kemudian
membelah lagi menjadi dua sel dan seterusnya. Hasil keseluruhan pertumbuhn
semacam ini adalah pertambahan jumlah bakteri secara deret ukur. Jadi
keturunan bakteri tunggal akan berlipat dua pada setiap pembelahan, dengan
menghasilkan 2, 4, 16, 32 bakteri dan seterusnya.
Salah satu upaya untuk menghitung pertumbuhan bakteri adalah dengan
menggunakan suatu alat yang dikenal dengan Hemaecytometer yaitu alat yang
khusus digunakan untuk menghitung mikrooragnisme, pada alat ini terdapat
kotak-kotak kecil untuk membatasi jumlah sel-sel mikroba yang akan diamati.
Pekerjaan ini dilakukan di bawah mikroskop. Perhitungan yang diperoleh
dengan mengalikan faktor pengenceran dengan jumlah mikroorganisme per
kotak didapatlah banyaknya jumlah sel.
Perhitungan mikroba pada umumnya dapat dilakukan dengan tiga cara,
yaitu :
1. Pengenceran
2. Menggunakan ruang hitung (Hemaecytometer)
3. Menggnakan turbidometer (Nefelometer)
Pengenceran biakan dilakukan dengan air steril sampai taraf yang 1 ml
enceran mengandung cukup sedikit bakteri sehingga dapat dihitung (sebaiknya
anatar 30 - 300) kemudian larutkan dengan jumlah yang diketahui dicampur
dengan medium nutrien agar cair. Campuran ini dituangkan dalam cawan petri,
dibiarkan mengeras dan diinkubasi selama satu atau dua hari supaya masing-
masing sel dapat memperbanyak diri sampai membentuk koloni untuk
mengetahui berapa bakteri hidup yang ada dalam larutan itu. Ada instrumen
elektronik yang akan menghitung koloni yang memerlukan hanya satu detik
untuk menghitung koloni yang memerlukan atau pada seluruh cawan petri.
Pertumbuhan sel konstituen merupakan hal yang penting dalam
pertumbuhan hewan atau tumbuhan, dan demikian pula mikroorganisme. Jadi
apabila ditaruh 10 sel bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam
kemudian didapat 10 juta bakteri setiap mm, maka terjadilah pertumbuhan
bakteri. Pada kenyataannya telah terjadi pertumbuhan sel atau pertumbuhan
bakteri sejuta kali.

IV. ALAT DAN BAHAN :


Alat yang digunakan :
- Pipet tetes
- Haemacytometer
- Mikroskop
- Tabung reaksi
- Jarum inokulasi
- Bunsen
Bahan yang diguanakan :
- Susu rusak
- Agar Kentang Dekstrosa

V. PROSEDUR PERCOBAAN
Untuk percobaan Inokulasi
1. Siapkan tabung yang berisi jamur atau bakteri dan tabung medium.
Panaskan jarum inokulasi sampai berpijar dan diamkan sebentar. Buka
sumbat tabung jamur atau bakteri lewatkan dekat nyala bunsen, jarum oase
dimasukkan ke dalamnya untuk mengambil jamur. Buka sumbat tabung
medium, mulut tabung dilewatkan ke nyala bunsen dan masukkan ujung
kawat oase tadi yang membawa jamur dengan menggesekkan pada
permukaan medium dari kiri ke kanan dengan arah dari bawah ke atas mulut
tabung. Kemudian sumbat lagi.
2. Simpan tabung yang telah ditumbuhkan jamur tadi + 7 hari. Amati bentuk
jamur atau bakteri melalui mikroskop dan jelaskan.
Untuk Percobaan Fermentasi Alkohol
1. Buat sari buah. Buah dibersihkan / dicuci, lalu dihancurkan dalam saring
blendor. Setelah itu disaring dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 2 liter.
2. Tambahkan air sebanyak 1-2 kali volume sari buah.
3. Tambahkan gula pasir sebanyak 15-20% volume akhir.
4. Pasteurisasi
5. Periksa kadar alkoholnya sebelum diinokulasi setelah dipasteurisasi. Ambil
25 ml sari buah, masukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml lalu didihkan, catat
suhu didihnya dan selisihkan dengan suhu didih air selisihnya menunjukkan
kadar alkohol (dalam %).
6. Inokulasi dengan Saccharomyces Cereviseae var. Ellipsoides.
7. Setelah diinokulasi ambil sedikit lalu masukkan ke dalam tabung fermentasi
untuk mengamati produksi CO2.
8. Erlenmeyer yang berisi sari buah tadi disumbat dengan sumbat gabus yang
berlubang untuk memasukkan tabung leher angsa. Setelah leher angsa
dipasang seluruh permukaan sumbat dilapisi dengan lilin supaya udara tidak
masuk.
9. Biarkan selama beberap jam sampai suhu dalam erlenmeyer tidak panas.
Setelah itu masukkan dengan hati-hati beberap tetes H 2SO4 pekat, ke dalam
leher angsa. Kedua permukaan H2SO4 ditandai.
10. Inkubasikan pada suhu 28-30oC selama 7-14 hari dan ambil tiap hari apa
yang terjadi.
11. Pada hari ke-7 dan ke-14 periksa kembali kadar alkoholnya.

VI. HASIL PENGAMATAN

10 20 24 16

5 9 30 25

21 15 24 10

3 6 9 12

VII. PERHITUNGAN
Diketahui : Jumlah bakteri = 239 sel
Jumlah kotak = 16
Luas kotak kecil ( L ) = 1 / 400 mm2
Kedalaman kotak ( t ) = 0,1 mm
Faktor pengenceran = 100 x

Volume kotak (V) = Lxt = 1 / 400 mm2 x 0,1 mm


= 2,5 . 10-4 mm3 . 10-3 ml / mm3
= 2,5 . 10-7 ml
Jumlah sel =

jumlah mikroba 1
x x faktor pengenceran
jumlah kotak volume kotak

239 1
= 16 x x 100
2 ,5.107
= 5,975. 109 sel / ml
= 5,975.1012 sel/l

VIII. PEMBAHASAN :
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan jamur ialah medium agar
kentang dekstrosa dan untuk menumbuhkan bakteri ialah medium agar nutrisi.
Jamur yang tumbuh pada medium agar kentang dekstrosa tersebut adalah jamur
Aspergilus Niger. Cara menumbuhkan jamur tersebut adalah permukaan
medium dimiringkan sehingga medium dan piaraan ini diberi nama piaraan
miring (slant culture).
Pemanasan jarum hingga membara pada percobaan inokulasi ini
dimaksudkan agar jarum benar-benar steril pada waktu pengambilan jamur atau
bakteri, sehingga tidak terjadi kontaminasi dengan spesies lain. Agar koloni-
koloni tidak terbawa udara luar, maka semua prosedur inokulasi dilakukan di
dekat nyala api bunsen. Hal ini juga dimaksudkan agar koloni yang keluar dari
tabung akan mati terkena nyala api bunsen sehingga tidak mengotori udara di
dalam laboratorium.
Pembuatan cider merupakan fermentasi alkohol. Cider ini diharapkan
menghasilkan suatu produk alkohol dengan bahan utama yaitu sari buah nenas,
dan yang bertindak sebagai sebuah starter pada proses fermentasi ini adalah ragi
pasar atau Saccharomyces Cereviseae var. Ellipsoides yang akan mengubah
gula menjadi alkohol dan gas CO2. Pada percobaan ini, digunakan pipa leher
angsa, di mana kedua tabung/ujung-nya diisi dengan air kira-kira setengah
tabung tersebut. Proses fermentasi berlangsung dengan baik ditandai dengan
terbentuknya gas CO2 yang akan menyebabkan kenaikan air pada salah satu
tabung leher angsa. Kadar oksigen yang terkandung dalam sari nenas dapat
diketahui dengan menghitung selisih dari titik didih sari nenas yang telah
dipasteurisasi dengan titik didih air. Pemanasan atau pasteurisasi terhadap sari
nenas ini bertujuan untuk memudahkan pemecahan glukosa. Produk fermenatsi
yang dihasilkan mempunyai nilai biologis dan juga nilai ekonomis. Maksud
mempunyai nilai biologis adalah lebih baik dibandingkan dengan bahan asalnya
dalam hal aroma maupun rasanya. Selain itu produk hasil dengan fermentasi ini
lebih mudah dicerna. Sedangkan mempunyai nilai ekonomis maksudnya akan
memberi keuntungan bila dipasarkan.
Pada percobaan kali ini, perhitungan mikroorganisme dilakukan dengan
Hemacytometer, yaitu suatu alat khusus yang dapat digunakan untuk
menghitung mikroorganisme. Seperti yang diketahui, perhitungan
mikrorganisme dapat dilakukan dengan berbagai metode, yaitu pengenceran,
menggunakan Hemacytometer dan menggunakan turbidometer. Pada
Hemacytometer ini terdapat kotak-kotak kecil dengan luas 1 / 400 mm 2 dan
kedalaman 0,1 mm. Penggunaannya adalah dengan meletakkan kaca preparat
yang di atasnya sambil ditutup dengan deck glass. Pengamatan ini dilakukan di
bawah mikroskop agar dapat mengamati sel-sel mikroba baik yang kecil
maupun yang besar, yang dibatasi oleh kotak-kotak haemacytometer.
Perhitungan haemacytometer ini merupakan perhitungan langsung
karena sample langsung diambil dan diteteskan pada alat haemacytometer dan
diamati di bawah mikroskop. Pengenceran yang dilakukan bertujuan untuk
memudahkan pengamatan karena sample kental dapat menjarangkan sel
mikrooranisme yang mengakibatkan pengamatan menjadi sulit dilakukan.
Perhitungan dengan metode ini mempunyai beberapa keuntungan, yaitu
semua sel mikroba baik yang masih hidup atau pun sudah mati dapat dihitung.
Sedangkan kelemahannya yakni apabila pengenceran tidak homogen lagi, maka
akan mengakibatkan perhitungan menjadi tidak benar.

IX. KESIMPULAN :
- Pembiakan akan berjalan baik bila semua alat dan medium yang digunakan
dalam keadaan steril dengan kondisi yang prima.
- Pembiakan jamur Aspergilus Niger termasuk piaraan murni yang diperoleh
dengan piaraan turunan.
- Metode penggesekan banyak dilakukan untuk menyendirikan piaraan murni
karena tidak memakan waktu lama dan + 12 jam akan tampak koloni-koloni
yang tersebar di permukaan medium.
- Fermentasi merupakan suatu proses kimia dalam bahan pangan yang
disebabkan oleh kerja enzim.
- Sempurnanya suatu proses fermntasi ditandai dengan diproduksinya gas
CO2.
- Fermentasi merupakan proses terjadinya suatu hasil aktivitas jasad renik
sejenis khamir, di antaranya adalah Saccharomyces Cereviseae var.
ellipsoides yang akan merubah gula menjadi alkohol dan gas CO2.
- Hemacytometer merupakan alat yang digunakan untuk menghitung jumlah
sel mikroba yang merupakan perhitungan langsung dan diamati di bawah
mikroskop.
- Perhitungan mikroba ada tiga cara yaitu dengan cara pengenceran,
menggunakan alat Hemacytometer dan menggunakan turbidometer.

You might also like