You are on page 1of 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SENAM STROKE

Nama anggota :

1. Any Risna Andria J210140029


2. Ita Kiswarsiki J210140034
3. Arba’ani J210140038
4. Fauzan Muhammad Rifai J2101 40040

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S-1 (A)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017

SAP (SATUAN ACARA PEYULUHAN)


Topik / Masalah : Senam Stroke

Tempat : Balai Desa Gonilan

Hari / Tanggal : Selasa, 6 Maret 2017

Waktu : 10.00-11.30 WIB

Sasaran : Penderita Stroke

A. Latar Belakang

a. Data :

Stroke adalah satu sindrom neurologi yang merupakan ancaman terbesar


menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia. Di Amerika Serikat, stroke
menepati urutan ketiga penyebab kematian penyakit jantung dan kanker. Di Indonesia
data nasional stroke menunjukkan angka kematian terkini 15,4% sebagai penyebab.
(Jusuf Misbach, 2011)

Stroke adalah cedera vaskuler akut pada otak atau suatu cedera yang berat dan
mendadak pada pembuluh-pembuluh darah otak (Soeharto, 2002). Jika suplai darah
terhenti empat menit saja, maka sel-sel otak akan mulai mati. Inilah yang menyebabkan
terjadinya stroke. Terjadinya stroke sangat mnendadak dan hanya sebagian kecil saja
yakni sekitar 5% yang memerlukan waktu satu minggu untuk melengkapi
penderitaannya atau dampaknya. Akan halnya dampak itu tergantung pada seberapa
banyak sel-sel otak yang mati, dan bagaimana keadaan sesungguhnya otak itu sendiri.
Sekitar 30% dari penderita atau korban-korban stroke meninggal dalam waktu 3 mingg,
tetapi kebanyakan dari mereka justru meninggal dihari pertamanya. Sisanya akan
mengalami waktu perawatan yang panjang. Baik cepat maupun lambat. Beberapa
penderita akan memperoleh kesembuhan secara total.

Beberapa stroke memang bisa diusir dalam beberapa menit atau jam saja.
Episode ini disebut transient ischaemic attack (TIAs) dan sangat keras peringatannya
karena stroke yang sesungguhnya akan terjadi tanpa aksi dan perlindungan.
Kebanyakan penderita sepenuhnya sadar kendatipun mereka telah terkena stroke.
Sekitar sepertiganya kehilangan kesadaran. Hal ini kerap terjadi, tetapi tidak selalu pada
kebanyakan kasus yang serius. Lebih dari separuh penderita jadi kebingungan atau
mengantuk meskipun hal ini kurang alami untuk dikatakan sebagai kebingungan klinis.
Penderita hanyalah merasa seperti kebingungan biasa. (MD, Jajak, 2015)
Stroke adalah cedera vaskuler akut pada otak atau suatu cedera yang berat dan
mendadak pada pembuluh-pembuluh darah otak (Soeharto, 2002). Pada saat ini,
penyakit stroke telah menjadi masalah neurologik primer di dunia. Di Amerika Serikat,
stroke menempati posisi ketiga sebagai penyakit utama yang menyebabkan kematian
setelah penyakit jantung dan kanker. Setiap tahun, terdapat laporan 700.000 kasus
stroke, dengan perincian 500.000 merupakan kasus serangan stroke pertama dan
200.000 kasus stroke lainnya merupakan serangan stroke berulang. Sedangkan di
Indonesia sendiri, 28,5% penderita stroke meninggal dunia dan sisanya mengalami
kelumpuhan atau kecacatan. Hanya 15 % saja yang dapat sembuh total dari serangan
stroke atau kecacatan .

Widianto mengungkapkan bahwa 80% penderita stroke mempunyai defisit


neuromotor sehingga memberikan gejala kelumpuhan sebelah badan dengan tingkat
kelemahan bervariasi dari yang lemah hingga berat, kehilangan sensibilitas, kegagalan
sistem koordinasi, perubahan pola jalan, hingga terganggunya keseimbangan. Hal ini
akan mempengaruhi kemampuannya untuk melakukan aktifitas hidup sehari-hari.

Samino mengungkapkan bahwa proses kesembuhan utama yang harus dijalani


penderita stroke adalah melalui penyembuhan dengan obat-obatan di rumah sakit serta
melalui rehabilitasi. Dengan program rehabilitasi yang tepat, 80% dari penderita stroke
dapat berjalan tanpa bantuan, 70% dapat melakukan aktifitas mengurus diri sendiri, dan
30% lainnya dapat kembali bekerja. Widiyanto menjelaskan rehabilitasi stroke
merupakan sebuah program terkoordinasi yang memberikan suatu perawatan restoratif
untuk memaksimalkan pemulihan dan meminimalisir impairmen, disabilitas dan
handikap yang disebabkan karena stroke, sehingga keluaran fungsional dan kualitas
hidupnya menjadi lebih baik. Tamin mengungkapkan rehabilitasi stroke dapat
membantu penderita pasca stroke dalam membangun kekuatan, koordinasi, daya tahan,
serta rasa percaya diri. Pada rehabilitasi stroke penderita akan mempelajari beberapa
hal seperti cara bergerak, berbicara, berpikir, dan bagaimana melakukan perawatan diri
sendiri. Salah satu bentuk terapi rehabilitasi yang sering digunakan adalah program
latihan fisik atau fisioterapi. Dalam terapi ini, penderita stroke melakukan latihan
fungsional dan identifikasi kunci utama pada tugas-tugas motorik tertentu seperti
duduk, berbicara, atau berjalan. Setiap tugas motorik dianalisis, ditentukan komponen-
komponen yang tidak dapat dikerjakan, melatih penderita untuk melakukan hal-hal
tersebut, serta memastikan latihan ini dilakukan pada aktifitas sehari-hari pasien. (Neri
basmara, dkk. 2012)
b. Rumusan masalah :

Berdasarkan uraian materi di atas, akan timbul pertanyaan tentang :

1. Apakah pengertian senam stroke ?


2. Apakah tujuan senam stroke ?
3. Apa manfaat senam stroke ?
4. Kapan bisa dilakukan senam stroke ?
5. Bagaimana saja gerakan-gerakan senam stroke ?

B. Tujuan

a. Tujuan umum : Setelah dilakukan penyuluhan, warga Desa Gonilan dapat

mengetahui cara melakukan Senam Stroke

b. Tujuan Khusus / objectives :

a. Warga dapat mengetahui pengertian senam stroke.


b. Warga dapat mngetahui tujuan senam stroke.
c. Warga dapat mengetahui manfaat senam stroke
d. Warga dapat mengetahui kapan bisa dilakukan senam stroke
e. Warga dapat mengetahui gerakan-gerakan senam stroke.

C. Bahasan

a. Pokok bahasan / Topik : Senam Stroke

b. Sub bahasan :

a. Pengertian senam stroke


b. Tujuan senam stroke
c. Manfaat senam stroke
d. Kapan bisa dilakukan senam stroke
e. Bagaimana saja gerakan-gerakan senam stroke.

D. Metode / Methods :

a. Ceramah

b. Memperagakan Senam Stroke


E. Media / Alat :

a. Materi (Terlampir)
b. Video
c. Leaflet
d. Musik

F. Pengorganisasian

Penanggung jawab : Wachidah Yuniartika

Moderator : Ita Kiswarsiki

Penyaji : Fauzan Muhammad Rifai

Fasilitator : Arba’ani

Observer : Any Risna Andria

Tugas dan Tanggung Jawab Organisasi:


a. Penanggung Jawab: Bertanggung jawab atas jalannya penyuluhan dari awal sampai
akhir.
b. Moderator:
˗ Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
˗ Memperkenalkan diri.
˗ Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.
˗ Menyebutkan materi yang akan diberikan.
˗ Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan.
˗ Menulis pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan.
˗ Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi.
˗ Mengatur waktu kegiatan penyuluhan.
c. Penyaji:
˗ Menggali pengetahuan keluarga tentang pengertian nyeri persalinan.
˗ Menjelaskan materi mengenai manajemen nyeri persalinan di Rumah Tangga.
˗ Menjawab pertanyaan peserta.
d. Fasilitator:
˗ Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan.
˗ Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan.
˗ Memotivasi keluarga klien agar berpartisipasi dalam penyuluhan.
˗ Memotivasi keluarga untuk mengajukan pertanyaan saat moderator memberikan
kesempatan bertanya.
˗ Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta.
˗ Membagikan leaflet dan poster kepada peserta di akhir penyuluhan.
e. Observer:
˗ Mengobservasi jalannya proses kegiatan.
˗ Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan penyuluhan saat
berlangsung.

G. Setting Tempat

F
O
P
B E
S N
Y
E A
J
V
I
E
R
M
H. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan pengajar Kegiatan peserta Alokasi waktu


1. 10.00-10.10  Menyiapkan  Peserta sudah menempati 10 menit
WIB peratalatan penyuluhan ruangan
 Memberi salam  Menjawab salam
pembuka  Mendengarkan penjelasan
 Memperkenalkan diri dari moderator
 Menjelaskan masalah  Merespon
dan tujuan
 Pendahuluan materi

2. 10.10-10.40  Menjelaskan isi materi  Memperhatikan penyaji 30 menit


WIB menjelaskan materinya

3. 10.40 –  Memperagakan senam  Mampu mengikuti 30 menit


11.10 stroke gerakan yang diajarkan
penyaji
11.10-11.25  Sesi tanya jawab dan  Berperan aktif 15 menit
WIB diskusi
 Evaluasi

4. 11.25-11.40  Menyampaikan  Mendengar aktif 15 menit


kesimpulan
 Penutup
 Salam penutup
I. Evaluasi

1. Evaluasi struktur:
a. Pengorganisasian sudah ditetapkan.
b. Peserta sudah menempati ruangan.
c. Lembar balik sudah diberikan kepada
2. Evaluasi proses:
a. Peserta antusias mendengarkan penyuluhan dan aktif dalam memperagakan
gerakan senam stroke.
3. Evaluasi hasil:
a. Diukur dengan keaktifan peserta saat sesi tanya jawab.
b. Diukur dengan kemampuan peserta dalam mengulang gerakan-gerakan senam
stroke.
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Senam Stroke

Senam adalah sebagai suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan
sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan
meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan nilai-
nilai spiritual. Penelitian lain dikemukakan oleh Werner (2000) yang menyebutkan senam
adalah bentuk latihan tubuh pada lantai dan pada alat yang dirancang untuk melungkatkan
daya tahan, kekuatan, kelentukan, kelincahan, dan koordinasi serta kontrol tubuh (Hidatat,
2002).

Senam stroke adalah salah satu senam yang bermanfaat untuk membantu
mengurangi terjadinya kekakuan otot pada seseorang yang menderita stroke.

B. Tujuan senam stroke

1. Mampu mengembalikan aktivitas motorik


2. Mampu meningkatkan perbaikan koordinasi anggota gerak
3. Untuk menunjang tercapainya program rehabilitas pada pasien stroke

D. Kapan Bisa dilakukan senam stroke


2-3 kali dalam seminggu

E. Gerakan-gerakan senam stroke


1. Latihan Pasif
Pada latihan gerak pasif dibantu fisioterapis maupun keluarga atau pengasuh
pasien. Latihan pasif bisa dilakukan sedini mungkin walaupun pasien belum sadar.
Menurut Mulyatsih dan Ahmad (2008), latihan pasif pada penderita stroke adalah :
a) Latihan Pasif Anggota Gerak Atas
˗ Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu
˗ Gerakan menekuk dan meluruskan siku
˗ Gerakan memutar pergelangan
˗ Gerakan menenkuk dan meluruskan pergelangan tangan
˗ Gerakan memutar ibu jari
˗ Gerakan menenkuk dan meluruskan jari tangan
b) Latihan Pasif Anggota Gerak Bawah
˗ Gerakan menekuk dan meluruskan pangkal paha
˗ Gerakan menenkuk dan meluruskan lutut
˗ Gerakan latihan pangkal paha
˗ Gerakan memutar pergelangan kaki
2. Latihan Aktif
Gerak aktif adalah gerak yang dihasilkan oleh kontraksi otot sendiri. Latihan aktif
dilakukan bisa kondisi pasien telah stabil dan kooperatif (Mulyatsih dan Ahmad, 2008).
Menurut Mulyatsih dan Ahmad (2008), latihan aktif pada penderita stroke meliputi;
a. Latihan I :
- Anjurkan pasien mengangkat tangan yang lemah/lumpuh menggunakan tangan
yang sehat ke arah atas.
- Letakkan kedua tangan di atas kepala. Kembalikan tangan ke posisi semula (ke
bawah).
b. Latihan II :
- Anjurkan pasien mengangkat tangan yang lemah/lumpuh melewati dada ke arah
tangan yang sehat.
- Kembalikan ke posisi semula.
c. Latihan III :
- Anjurkan pasien mengangkat tangan yang lemah/lumpuh ke atas kepala.
- Kembalikan ke posisi semula.
d. Latihan IV :
- Tekuk siku yang lemah/lumpuh menggunakan tangan yang sehat.
- Luruskan siku, kemudian angkat ke atas.
- Letakkan kembali tangan yang lemah di atas tempat tidur.
e. Latihan V :
- Pegang pergelangan tangan yang lemah/lumpuh menggunakan tangan yang sehat,
angkat ke atas dada.
- Putar pergelangan tangan ke arah dalam dan ke arah luar.
- Kembalikan ke posisi semula.
f. Latihan VI :
- Tekuk dan luruskan jari-jari yang lemah dengan tangan yang sehat.
- Lakukan gerakan memutar ibu jari yang lemah dengan tangan yang sehat.
g. Latihan VII :
- Anjurkan pasien meletakkan kaki yang sehat di bawah lutut yang lemah.
- Turunkan kaki yang sehat sehingga punggung kaki yang sehat bersentuhan dengan
pergelangan kaki yang lemah.
- Angkat kedua kaki ke atas dengan bantuan kaki yang sehat, kemudian turunkan
pelan-pelan.
h. Latihan VIII :
- Angkat kaki yang lemah menggunakan kaki yang sehat ke atas sekitar 3 cm.
- Ayunkan kaki sejauh mungkin ke arah kanan dan kiri. Kembali ke posisi semula
dan ulangi lagi.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Senam stroke adalah salah satu senam yang bermanfaat untuk membantu mengurangi
terjadinya kekakuan otot pada seseorang yang menderita stroke. Dan baik saat dilakukan
selama 2-3 kali dalam seminggu. Senam ini selain bisa melatih kekuatan otot pada seseorang
yang menderita stroke juga bisa di bermanfaat untuk melancarkan peredaran darah.

B. Saran
Bagi penderita stroke sebaiknya melakukan senam ini agar kekuatan ototnya tetap
terjaga dan peredaran darahnya tetap lancar, sehingga tidak menyebabkan penyakit tambahan
atau komplikasi lain.
DAFTAR PUSTAKA

Basmara N, dkk. 2012. Efektifitas Terapi Senam Stroke Terhadap Perbaikan Kemampuan Fungsional

Pasien Paska Stroke. Ners Jurnal Keperawatan Volume 8, No 1, Juni 2012 : 7-15.

MD, Jajak.2015. Stroke Momok yang Menakutkan.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Misbach Jusuf. 2011. Aspek Dianostik, Patofisoloi, Manajemen. Jakarta: FKUI.

You might also like