Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
sebagai bahan makanan, bahan terapi, dan bahan kosmetik alami. Tanaman terong
banyak mengandung kalium dan vitamin A yang berguna bagi tubuh. Komposisi
kimia terong per 100 g yaitu air 92,70 g; abu (mineral) 0,60 g; besi 0,60 mg;
karbohidrat 5,70 g; lemak 0,20 g; serat 0,80 g; kalori 24,00 kal; fosfor 27,00 mg;
kalium 223,00 mg; kalsium 30,00 mg; protein 1,10 gram; natrium 4,00 mg;
vitamin B3 0,60 mg; vitamin B2 0,05 mg; vitamin B1 10,00 mg; vitamin A
produksi terong semakin menurun. Data yang diperoleh dari BPS Provinsi Riau
(2017), produksi terong di Riau mengalami penurunan, pada tahun 2014 produksi
14.883 ton dengan luas areal tanam 1.553 ha sedangkan pada tahun 2015 produksi
12.102 ton dengan luas areal tanam 1.321 ha. Penyebab rendahnya produksi
disebabkan menurunnya kualitas dan kuantitas hasil panen yang dapat dipasarkan,
tanah untuk peningkatan kesuburan tanah. Sisa tanaman dan kotoran ternak yang
kesuburan tanah (Sutanto, 2002). Bahan baku pupuk organik dapat berasal dari
2
sisa tanaman salah satunya adalah ampas sagu yang dimanfaatkan dalam bentuk
kompos.
menghasilkan pati sekitar 16-28% dari bobot batang sagu yang termanfaatkan,
sisanya adalah berupa kulit dan ampas yang biasa disebut ela sagu (Syakir dkk,
2009). Menurut La Habi (2007), ela sagu segar mengandung 26% C-organik, 1%
sagu juga mengandung unsur hara yang penting untuk tanaman tetapi masih dalam
jumlah yang sedikit. Pembuatan kompos ampas sagu adalah salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan kandungan unsur hara ampas sagu sehingga
jika dibandingkan kandungan awal limbah ampas sagu. Ampas sagu segar
memiliki ratio C/N yang tinggi (70%). Menurut Tampoebolon (2009) rasio C/N
ampas sagu adalah 409,23 yang tidak dapat langsung diberikan ke tanah, tetapi
mempengaruhi proses pengomposan melalui dua cara, cara pertama yaitu dengan
hingga 7,2 ton/ha dari hanya 6 ton/ha dari perlakuan jenis kompos lainnya.
dengan rasio C/N yang mendekati rasio C/N tanah. Menurut Djuarnani et al.
(2005) proses pengomposan yang baik yaitu dengan rasio C/N antara 20 – 40,
namun rasio C/N yang ideal bagi kehidupan mikroorganisme dalam proses
pengomposan ialah sebesar 30. Kadar air atau kelembaban yang ideal untuk
(Solanum melongena L. )”
kompos ampas sagu dengan aktivator yang berbeda serta kompos terbaik dalam
1.3. Hipotesis
menghasilkan kompos dengan rasio C/N, pH dan kandungan unsur hara yang