Professional Documents
Culture Documents
Peradaban adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut bagian – bagian
atau unsur – unsur suatu kebudayaan yang dianggap halus, maju, dn indah.
Sekurangnya terdapat tiga inti peradaban, yaitu :
1. Nilai
2. Kelompok tertentu
3. Tantangan zaman
Peradaban adalah sebuah entitas terluas budaya, yang teridentifikasi melalui unsur
– unsur objektif umum, seperti bahasa, sejarah, agama, kebiasaan, institusi,
maupun melalui identifikasi diri yang subyektif. Sebuah peradaban mengalami
pasang surut. Terkadang suatu peradaban mampu berkembang dengan pesat,
mampu beradaptasi dan mempengaruhi kehidupan manusia. Akan tetapi, banyak
juga peradaban yang hilang di telan bumi dan terkubur, tak lagi relevan dengan
kehidupan manusia.
Dalam alam yang serb canggih, suatu kebudayaan dapat diserap dan menambah ke
seluruh dunia jika memiliki perangkatnya, yaitu transportasi dan komunikasi. Karena
itu negara – negara maju yang mempunyai kekuatan akses yang besar akan mampu
membentuk opini dunia. Artinya negara – negara maju memprakarsai format “
peradaban masyarakat dunia “.
Definisi evolusi biologi bermacam – macam tergantung dari aspek biologi yang
dikaji. Ide tentang terjadinya evolusi biologis sesungguhnya sudah lama menjadi
pemikiran manusia. Namun diatara berbagai teori evolusi yang pernah diusulkan.,
tampaknya teori evolusi oleh Darwin lah yang paling sering dijadikan rujukan pokok.
Dalam perkembangannya teori evolusi Darwin mendapat tantangan (terutama dari
golongan agama, dan yang menganut paham – paham teori penciptaan – Universal
Pada tahun 1858 akan Darwin mempublikasikan The Orign yang memuat dua teori
utama yaitu :
1. Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa
lampau.
2. Evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Scara singkat proses evolusi oleh seleksi alam (Neo Darwinian) terjadi karena
adanya :
Teorinya akan ditentang banyaj pihak. Para penentang teori ini dikategorikan alam
tiga kelompok utama :
Dengan berkembangnya ilmu gentika, teori itu diperkaya sehingga muncuk Neo –
Darwinin. Menurut Lemer (1958), definisi seleksi alam adalah segala proses yang
menyebabkan pembedaan non – random dalam reproduksi terhadap genotipe; atau
allele gen dan kmoleks gen dari generasi ke generasi berikutnya.
Implikasi dari teori evolusi melalui alam ini sangat luas, tidak hanya mencakup idang
filsafat, namun juga sosial ekonomi dan budaya, yaitu :
Secara ilmiah teori evolusi Darwin utama belumdapat dikatakan runtuh, karena
sebelum diemukan bukti – bukti empiris yang bertentangan dengan kesimpulan
teori tersebut, maka pernyataan dalam teori itu terutama dari kalangan agamawan.
Namun apa yang banyak terjadi di sekitar kita saat ini, bahwa manusia mulai bisa
hidup dan merasa aman dalam lingkungan alam yang sudah diubahnya menjadi
lingkungan binaan dan secara budaya telah menjauhkan kepekaan manusia
terhadap resiko yang dapat ditimbulkannya maupun resiko proses kebumian yang
menyertainya. Perlakuan terhadap sumber daya alam kebumian ini harus
menekankan pada kemampuan daya dukung alam / lingkungan dimana
diperbolehkannya untuk dimanfaatkan sebagaimana adanya.
Proses alam akan menjadi sebuah bencana alam bila proses alam tersebut
mengenai semua aktivitas budaya manusia. Karena itu, satu – satunya alternatif
jalan untuk menjamin adanya masa depan yang lebih aman dan lebih sejahtera bagi
kita adalah mengembalikan fitrah manusia pada kekhalifahan dan kehambaan
kepada Tuhan dengan konsekuensi melakukan pembangunan nasional / daerah
yang ramh lingkunga kebumiannyadalam mengupayakan kebutuhan pokok umat
manusia, memperbaiki taraf hidup semua orang dan mengupayakan perlindungan
serta pengelolaan ekosistem yang lebih baik dan bijaksana.
Mobilitas antar bangsa seperti saat ini menjadi salah satu ciri kuat perkembangan
masyarakat global. Tantangan utama yang dihadapi banyak negara adalah
terjadinya ketidakseimbangan pertumbuhan sosial, budaya, dan politik, termasuk
ketimpangan pertumbuhan ekonomi yang berimbas pada persaingan ketat pasar
tenaga kerja secara global. Melalui pendidikan di buka ruang maha luas bagi
berlangsungnya berbagai mobilitas, baik dalam konteks praksis maupun teoretis.
Periode transisi ini ditandai oleh proses disembedding of social system. Akibatnya,
sistem komunikasi sosial masyarakat pada situasi yang khaotik dan pula semakin
menghilangnya nilai “kepercayaan” institusional dan individu (cf.Luhman,1999).
Dalam era globalisasi dan persaingan internasional yang ketat, daya saing bangsa
Indonesia kerap disalip bangsa lain. Larena kita terlena dari membangun bangsa
yang kuat dan madiri. Pentingnya pembangunan sebuah bangsa yang didasari oleh
optimalisasi peran sumber daya manusia (human stock), setelah sekian lama kita
berfikir bahwa capital stock merupakan aspek terenting dalam proses perubahan
peradaban manusia. Pergeseran pemikiran tersebut berimplikasi pada penentuan
target – target pembangunan yang harus dicapai oleh suatu negara di dunia.
Descates membagi realitas ke dalam atom – atom penysuun realitas dan kemudian
dicari sistemnya terhadap keseluruhan. Descrate adalah kurang lebih dipahami
sebagai suatu yang “langsung jadi” dan tidak memiliki perubahan, sistemnya tetap
begitu juga semua elemen pembentukan alamnya.
Berikutnya adalah ilmuwan Sir Isaac Newton (1643 – 1727), melalui Newton
perkembangan ilmu fisika mengalami proses penyempurnaan. Mekanika Newton
menjelaskan adanya fenomena benda yang relatif besar, dengan kecepatan yang
rendah, tetapi juga dapat digunakan sebagai pendekatan fenomena benda
mikroskopik. Melalui Descartes, Darwin dan Newton fondasi modernisme semakin
kukuh. Pemikiran keiga tkooh tersebut menemukan bentuk fungsionalnya saat
perkembangan alat – alat teknologi semakin meluas dan mendunia, dimulai saat
reolusi industri pada akhir abad ke – 17.
Dilihat dari proses kelahiran modernisme di atas, bisa dimaknai bahwa peran sains
(atau lebih tepatnya natural science) dalam menentukan arah peradaban manusia
sangat besar. Demikian juga kontribusi para saintis yang memiliki kompetensi
filosofi ternyata terbukti mampu menggiring sejarah umat manusia. Begitu juga
peran teknologi, dimana ketika sains memiliki peran besar dalam pembentukan
realitas sosial.
Dunia juga mengenal adanya pengaruh filosofis dari konsep fisika kuantum
terhadap realitas sosial, yaitu ketika teknologi komputer berinteraksi dengan
realitas sosial, sehingga terlahir sebuah teknologi informasi yang bergerak dalam
logika kuantum yang diprediksikan oleh Tofler akan menjadi tulang punggung
bentuk peradaban baru pengganti modernisme.
Hal yang cukup memprihatinkan adalah budaya pragmatis, egois bahkan tertutup
(elitis) di tengah masyarakat kita. Hal tersebut secara tidak sadar adalah sedikit
banyak adalah kontribusi dari kalangan saintis dan teknolog. Oleh karena itu, setiap
ilmuwan seyogianya mengemban misi kenabian (profetik), yaitu dengan melakukan
transmisi keilmuan unutk peradaban yang lebih maju tanpa merusak tatanan
kehidupan manusia dan ekologi lingkungan hidup. Yakni dengan membangun