You are on page 1of 11

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM BIOPROSES

PEMBUATAN MEDIUM

895

OLEH
KELOMPOK : X

1. SRI RIZKI P.P (03003130006)


2. LILI HABIBAH (03003130007)
3. CHANDRA .E (03003130054)
4. SETYADI H.S (03003130055)

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI BIOPROSES


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2003
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOPROSES

I. NAMA PERCOBAAN : PEMBUATAN MEDIUM

II. TUJUAN PERCOBAAN


DAPAT MEMBUAT MEDIA UNTUK MENUMBUHKAN DAN
MENGEMBANGBIAKKAN MIKROBA

III. DASAR TEORI


A. Kepentingan Media
Untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu
substrat yang disebut media. Sedang media tersebut sebelum digumakan harus dalam
keadaan steril, artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan.
Susunan bahan, baik berbentuk bahan alami seperti tauge, daging, telur,
wortel, dan sebagainya ataupun bahan buatan(berbentuk senyawa kimia, organik
maupun anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroba, dinamakan media.
Agar mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam midia
diperlukan persyaratan tertentu yaitu :
- bahan di dalam media harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba.
- media harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH sesuai
dengan kebutuhan mikroba.
- Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami mikroba yang
dimaksud tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan.

B. Bentuk, Susunan dan Sifat


1. Bentuk
Bentuk, susunan dan sifat media ditentukan oleh pemadat seperti agar-agar,
gelatin dan sebagainya, maka bentuk media dikenal tiga jenis :

2
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOPROSES

a. Media padat
Kalau ke dalam media ditambahkan 12-15 gr tepung agar-agar per 1000
ml media. Jumlah tepung agar-agar yang ditambahkan tergantung kepada
jenis atau kelompok mikroba yang ditanamkan. Ada yang memerlukan
kadar air tinggi, sehingga jumlah tepung agar-agar harus rendah, tetapi ada
pula yang memerlukan kandungan air rendah sehingga penambahan
tepung agar-agar agak banyak. Media pada umumnya dipergunakan untuk
ragi, bakteri, jamur, dan kadang-kadang juga mikroalga.
b. Media cair
Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat, biasanya media
cair digunakan untuk membiakkan mikroalga tetapi juga mikroba lain
terutama bakteri dan ragi.
c. Media semi padat dan semi cair
Kalau penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang dari seharusnya.
Ini umumnya diperlukan untuk mikroba yang banyak memerlukan
kandungan air dan hidup anerobik atau fakultatif.

2. Susunan
Sesuai dengan fungsiologis dari masing-masing unsur hara yang terdapat
dalam media, maka susunan media pada semua jenis-jenis mempunyai
kesamaan isi yaitu :
-kandungan air
-kandungan nitrogen
-kandungan sumber energi/unsur C
-kandungan vitamin
Berdasarkan pada persyaratan tersebut susunan media dapat berbentuk :
a. Media alami

3
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOPROSES

Media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang, tepung,


daging dan sebagainya. Contoh yang paling banyak adalah telur untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan virus.
b. Media semisintesis
Media yang tersusun oleh campuran bahan-bahan alami dan bahan-bahan
sintesis, misal :
-kaldu nutrisi
-toge agar
-wortel agar
c. Media sintetik
Media yang disusun oleh senyawa kimia seperti media untuk pertumbuhan
dan perkembangbiakan bakteri Clostridium.
3. Sifat
Penggunaan mikroba bukan hanya pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroba, tetapi juga untuk tujuan lain, yaitu untuk isolasi, seleksi, evaluasi, dan
diferensiasi biakan yang didapatkan.
Berdasaarkan pada sifat-sifatnya, dibedakan menjadi :
a. Medium umum
Media ini digunakan untuk perkembangbiakan dan pertumbuhan satu atau
lebih mikroba secara umum. Seperti kaldu nutrisi untuk bakteri.
Contoh : agar nutrisi untuk bakteri, agar tauge atau agar kentang dekstrose
untuk jamur.
b. Media pengaya
Media ini dipergunakan dengan maksud memberi kesempatan kepada suatu
jenis mikroba untuk tumbuh dn berkembang lebih cepat dari jenis lainnya
yang sama berada dalam satu bahan, misalnya kaldu lelenit.
c. Media selektif
Media yang hanya ditumbuhi oleh satu atau lebih jenis mikroba tertentu tetapi
mematikan untuk jenis-jenis lainnya. Contoh : agar endo, agar SS, dll.

4
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOPROSES

d. Media differensial
Medium yang dapat ditumbuhi semacam mikroorganisme dengan
memberikan ciri tertentu. Mikroorganisme tersebut mampu menguraikan
salah satu bahan pembuat medium dimana mikroorganisme yang lain yang
sama –sama tumbuh di situ tidak mampu. Contoh : agar darah, agar ecsin
metilen biru, dll.
e. Media penguji
Media untuk pengujian senyawa tertentu dengan bantuan mikroba, misalnya
penguji vitamin.
f. Media perhitungan
Media untuk menghitung jumlah mikroba pada suatu bahan media ini dapat
berbentuk media umum, selektif, dan differensial serta penguji.

Beberapa cara untuk mensterilkan medium :


1. Mensterilkan medium cukup dengan mendidihkan medium tersebut, selama
beberapa jam, maka semua benih kehidupan akan mati, hal ini dilakukan oleh
Spallazani (1729-1788) untuk membuktikan tidak mungkinnya abiogenesis.
2. Tyndallisasi
Mendidihkan medium dengan uap dalam beberapa menit. Diamkan 1 hari,
spora akan tumbyh menjadi bakteri vegetatif dan medium didihkan lagi
beberapa menit. Pada hari ketiga tersebut didihkan lagi, dengan jalan inilah
diperoleh medium yang steril.
3. Dengan Autoklaf
Yaitu alat serupa tangki minyak yang diisi uap. Medium yang akan disterilkan
ditempatkan dalam autoklaf selama 15-20 menit, tergantung bsnysknys
medium. Medium yang disterilkan sebaiknya diletakan dalam botol agak
kecil, setelah pintu autoklaf ditutup rapat, baru kran pipa uap dibuka dan
temperatur akan naik sampai121°C. Setelah cukup waktu, kran uap ditutup,
suhu mulai turun sedikit demi sedikit. Autoklaf dibuka secara perlahan bila

5
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOPROSES

termometer telah menunjukan angka nol, setelah dingin dikelurkan dari


autoklaf dan setelah stabil disimpan dalam lemari es.
4. Dengan penyaringan (Filtrasi)
Medium disaring dengan saringan porselin, maka zat organic tidak mengalami
penguraian sama sekali, sehabis penyaringan medium masih perlu dipanasi
dalam autoklaf meskipun tidak selama 15 menit dan pada temperatur 121 °C.
Penyaringan dilakukan dengan saringan yang dibuat dari asbes karena mudah
untuk dibersihkan.

Penyimpanan medium
Sebelum dipergunakan medium yang sudah disterilkan, baik medium cair maupun
medium padat bisa disimpan di dalam tabung-tabung gelas berupa erlenmeyer atau
tabung reaksi ataupun dalam botol. Penyimpanan dalam jumlah kecil biasanya dalam
tabung reaksi sebanyak 10-15 ml untuk agar diri yang nantinya diperlukan untuk
mengisi cawan petri atau sebanyak 5-7 ml untuk membuat agar miring yang nantinya
diperlukan untuk menanambiakan.

Fungsi cendawan atau Jamur


Sifat-sifat morfologi dan fisiologi jamur
Fungi merupakan organisme yang tidak berklorofil, sehingga bersifat
heterotrof. Ada yang satu sel ada pula yang multi sel. Fungi berkembang biak
dengan dua cara :
1. tak kawin (aseksual) : dengan spora membelah diri, fragmentasi dan
dengan konidium.
2. kawin (seksual) : dengan konjugasi, askospora atau basidiospora.
Fungi termasuk divisi Thallophyta, terbagi atas lima kelas :
 Mycomycetes (jamur lendir)
 Phycomycetes
 Ascomycetes

6
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOPROSES

 Basidiomycetes
 Deuteromycetes

Bakteri
Sifat-sifat bakteri
 Merupakan mahluk hidup bersel Satu
 Tidak mempunyai klorofil, karena itu pada unumnya bakteri bersifat
heterotrof
 Bakteri terdapat di udara, di air, dan di darat baik sebagai saprofit maupun
sebagai parasit
 Inti selnya tidak mempunyai selaput inti atau karioteka dan termasuk phylum
Schizophyta
 Berkembang biak secara kawin (membelah diri) dan secara tak kawin
(konjugasi)

Pengelompokan bakteri
1. berdasarkan cara hidupnya
 bakteri Heterotrof : bakteri yang hidupnya tergantung dengan
makhluk lain
 bakteri Autotrof : bakteri yang mensintesis makanan sendiri,
terdiri atas : - kemoautotrof : mensintesis makanan dengan
energi kimia
- fotoautotrof : mensintesis makanan dengan
bantuan cahaya matahari
2. berdasarkan bentuknya
 Kokus, yaitu bakteri yang berbentuk bulat
- diplokokus : bila bergandengan dua-dua
- tetrakokus : bila berbentuk bujursangkar
- sterptokokus : bila berbentuk rantai

7
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOPROSES

- sarcina : bila bergerombol membentuk kubus


 Basil (bacillus) yaitu bakteri yang berbentuk batang
- monobasilus :bila hidup satu-satu atau tunggal
- diplobasilus : bila bergandengan dua-dua
- streptobasilus : bila berbentuk rantai
 Spiral, yaitu bakteri yang berbentuk bengkok atau lengkung, termasuk
berbentuk koma (vibrion)

IV. ALAT DAN BAHAN


a. Alat :
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Kompor Listrik
- Autoklaf
- Spatula
b. Bahan :
- Kentang yang bagus
- Agar-agar
- Dekstrose
- Air suling

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Agar Kentang Dekstrosa (AKD) / Potato Dekstrose Agar (PDA) untuk
menumbuhkan jamur.
 Cucilah kentang kemudian dipotong-potong kecil dan masak selama
1 jam. Volume air dijaga supaya tetap dengan menambahkan air
suling.
 Saringlah kentang yang telah dimasak tadi dan masukan dekstrose ke
dalam filtrat kentang serta agar-agar sampai larut dengan baik.

8
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOPROSES

 Tuangkan ke dalam tabung sesuai dengan kebutuhan, sumbatkah


dengan kapas.
 Sterilkan dalam autoklaf (121°C/15 lbs) selama 15 menit
2. Sterilisasi dengan Autoklaf
 Isi autoklaf dengan air suling sebanyak 3 – 5 liter, panaskan sampai
semua udara keluar dari autoklaf
 Siapkan alat/bahan yang akan disterilkan dan letakan pada rak dari
autoklaf
 Masukan rak tersebut ke dalam autoklaf, tutup rapat kecuali klep
udara supaya udara yang mungkin masih ada dalam autoklaf dapat
keluar, karena jika dalam autoklaf masih ada udara sedangkan klep
sudah ditutup rapat, maka sterilisasi tidak dapat mencapai suhu dan
tekanan yang diharuskan (121°C/15 lbs)

VI. HASIL PENGAMATAN


Kaldu yang telah dibuat berwarna kuning keruh. Kaldu dibuat dari rebusan
kentang yang diambil filtratnya dan dimasukan ke dalam gelas ukur yang volumenya
1000 ml. Lalu ditambahkan dekstrosa 10 gr dan agar-agar batang 14,25 gr lalu
dipanaskan hingga agar-agar larut sempurna (homogen). Hasil yang didapat berupa
kaldu yang memiliki warna yang lebih keruh dan kental. Larutan media tersebut
dimasukan ke dalam tabung reaksi kemudian disumbat dengan kapas agar tidak
terkontaminasi dengan udara luar. Tabung reaksi disterilkan di dalam autoklaf selama
15 menit pada suhu 121 °C dan tekanan 15 lbs. Setelah itu tabubg dikeluarkan dan
didiamkan pada suhu kamar dan siap untuk ditanami bakteri.

VII. PEMBAHASAN
Medium merupakan tempat hidup, tempat tumbuh, dan tempat
berkembangbiaknya mikroba yang fungsinya menentukan isolasi, memperbanyak dan
menghitung berapa banyak mikrobanya.

9
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOPROSES

Secara fisik, medium mempunyai persyaratan sebagai berikut :


- harus mengandung nutrisi yang mudah digunakan mikroba
- harus ada tekanan osmosa, pH dan tegangan permukaan yang paling sesuai
- medium tidak mengandung zat penghambat pertumbuhan organisme
- meidumnya harus steril artinya tidak ditumbuhi mikroba lain yang tdk
diharapkan
- medium harus mengandung unsur hara untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba

Susunan bahan medium, dapat berbentuk bahan alami, seperti kentang dan daging
dan dapat pula terbentuk dari bahan buatan seprti bahan kimia, sedangkan susunan ,
bentuk dan sifat midum sendiri ditentukan oleh senyawa penyusun medium,
persentase campuran, dan tujuan penggunaannya.
Bentuk medium ditentukan oleh ada tidaknya penambahan zat pemadat seperti
agar-agar, gelatin dan sebagainya. Susunan medium disesuaikan dengan fungsi
sisiologis masing-masing unsur hara yang terdapat dalam medium.
Pembuatan medium dari agar nutrisi menggunakan pepton yang gunanya
untuk mengubah protein menjadi asam amino. Sedangkan pada pembuatan medium
agar kentang dekstrosa menggunakan dekstrosa yang tujuannya mengubah
karbohidrat menjadi glukosa.
Pembuatan medium agar nutrisi dan agar kentang dekstrosa menggunakan
sterilisasi uap air panas dan tekanan yaitu dengan menggunakan alat autoklaf.
Autoklaf digunakan untuk mensterilkan bahan yang tahan pemanasan tinggi disertai
tekanan, dimana suhu yang dicapai adalah 121 C dan tekanan 15 lbs.

VIII. KESIMPULAN
1. Untuk dapat melihat sel-sel dari mikroorganisme diperlukan bantuan
mikroskop yang berguna untuk memperoleh bayangan yang sangat halus

10
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM BIOPROSES

dari suatu benda dan dengan demikian dapat dilihat susunan yang halus dari
suatu benda yang bagian-bagiannya tidak terlihat dengan mata biasa.
2. Masing-masing benda (organisme) memiliki bentuk sel yang berbeda-beda

IX. DAFTAR PUSTAKA


Prawirahartono, S.,” Pelajaran SMA Biologi “, 1991.Erlanga , Jakarta
Ratna Djuita “Penuntun parktikum Mikrobiologi “ .1990. Labolatorium
Mikrobiologi Fakultas Teknik Unsri.
Volk dan Wheeler, “ Mikrobiologi Dasar I “.1993, Erlangga,Jakarta.

X. GAMBAR ALAT

SPATULA / PENGADUK

ERLENMEYER

TABUNG REAKSI

AUTOKLAF
HOT PLATE

11

AUTOKLAF

You might also like