Professional Documents
Culture Documents
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengetahui tentang Teknik
Distraksi dan Relaksasi
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan pasien dan keluarga dapat :
1. Menyebutkan pengertian teknik distraksi dan relaksasi dengan benar.
2. Menyebutkan jenis-jenis teknik distraksi dan relaksasi dengan benar.
3. Menyebutkan tujuan distraksi dan relaksasi dengan benar.
4. Menjelaskan penatalaksanaan distraksi dan relaksasi.
C. Materi
Terlampir
D. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab
E. Media
- Leaflet
F. Strategi
a. Kontrak dengan pasien dan keluarga (waktu, tempat, topik)
b. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
c. Dengan tanya jawab langsung.
G. Proses Penyuluhan
NO KEGIATAN WAKTU PENYAJI SASARAN
1 Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan 1. Membalas salam
salam 2. Memperhatikan dan
2. Memperkenalkan mendengarkan
diri
2 Penyajian bahan20 menit 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan
tentang: pengertianteknik distraksi2. Mempertahankan
1. Menjelaskan dan relaksasi kontak mata
pengertianteknik 2. Menjelaskan jenis-
distraksi dan relaksasi jenis teknik distraksi dan
2. Menjelaskan jenis- relaksasi
jenis teknik distraksi 3. Menjelaskan tujuan
dan relaksasi distraksi dan relaksasi
3. Menjelaskan 4. Menjelaskan manfaat
tujuan distraksi dan distraksi dan relaksasi
relaksasi 5. Menjelaskan tips
4. Menjelaskan distraksi dan relaksasi
manfaat distraksi dan 6. Menjelaskan
relaksasi penatalaksanaan distraksi
5. Menjelaskan tips dan relaksasi.
distraksi dan relaksasi
6. Menjelaskan
penatalaksanaan
distraksi dan relaksasi.
3 Evaluasi 15 menit 1. Memberi
kesempatan kepada
peserta untuk
bertanya untuk
mengevaluasi
peserta,apakah peserta
dapat menjelaskan
kembali materi penkes
dengan bertanya
2. Menyimpulkan
kembali materi yang
disajikan
3. Diharapkan 30%
memahami materi
4 Penutup 5 menit 1. Penyaji 1. Menjawab salam
mengucapkan terima
kasih
2. Mengucapkan
salam penutup
H. Evaluasi
1. Proses :
- Penyuluhan berjalan lancar.
- Tidak ada audiens yang meninggalkan proses penyuluhan
- Maksimal audiens meninggalkan penkes 10%.
2. Hasil :
- pasien dapat menjelaskan pengertian distraksi
- pasien dapat menjelaskan tujuan relaksasi
- pasien dapat menjelaskan manfaat relaksasi
- pasien dapat menjelaskan tips relaksasi
- pasien dapat menjelaskan 3-4 dari 9 langkah relaksasi
- pasien dapat menjelaskan 2-3 dari 5 langkah distraksi
C. Jenis-jenis relaksasi:
1. Relaksasi pernafasan
2. Imagery
3. Senam
D. Tujuan
Tujuan dari penggunaan teknik distraksi, yaitu agar seseorang yang menerima teknik ini
merasa lebih nyaman, santai, dan merasa berada pada situasi yang lebih menyenangkan.
G. Penatalaksanaan
Langkah-langkah relaksasi pernapasan menurut Stewart (1976: 959), yaitu sebagai berikut :
1. Tarik nafas dalam-dalam dan tahan di dalam paru
2. Keluarkan udara perlahan-lahan dan rasakan tubuh menjadi kendor dan rasakan betapa
nyaman hal tersebut
3. Bernafaslah secara normal dalam beberapa waktu
4. Ambil nafas dalam-dalam kembali dan keluarkan secara perlahan-lahan,
5. Biarkan telapak kaki rileks.
6. Konsentrasikan pikiran pada kaki
7. Ulangi langkah 4 dan konsentrasikan fikiran pada lengan, perut, punggung dan kelompok
otot-otot lain
8. Setelah merasa rileks, bernafaslah secara perlahan.
9. Bila nyeri menjadi hebat klien bernafas secara dangkal dan cepat.
Langkah-langkah distraksi yaitu sebagai berikut:
1. Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat pemandangan dan
gambar termasuk distraksi visual.
2. Distraksi pendengaran dengan mendengarkan musik yang disukai atau suara burung
serta gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik tenang
seperti musik klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga
diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti bergoyang,
mengetukkan jari atau kaki. (Tamsuri, 2007).
a. Musik klasik salah satunya adalah musik Mozart. Dari sekian banyak karya musik
klasik, sebetulnya ciptaan milik Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791) yang paling
dianjurkan. Beberapa penelitian sudah membuktikan, Mengurangi tingkat ketegangan emosi
atau nyeri fisik. Penelitian itu di antaranya dilakukan oleh Dr. Alfred Tomatis dan Don
Campbell. Mereka mengistilahkan sebagai “Efek Mozart”.
b. Dibanding musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada karya-karya
Mozart mampu merangsang dan memberdayakan daerah kreatif dan motivatif di otak. Yang
tak kalah penting adalah kemurnian dan kesederhaan musik Mozart itu sendiri. Namun, tidak
berarti karya komposer klasik lainnya tidak dapat digunakan (Andreana, 2006)
3. Distraksi pernafasan dengan bernafas ritmik, anjurkan klien untuk memandang fokus
pada satu objek atau memejamkan mata dan melakukan inhalasi perlahan melalui hidung
dengan hitungan satu sampai empat dan kemudian menghembuskan nafas melalui mulut
secara perlahan dengan menghitung satu sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk
berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap gambar yang memberi ketenangan,
lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola pernafasan ritmik. Bernafas ritmik dan massase,
instruksi kan klien untuk melakukan pernafasan ritmik dan pada saat yang bersamaan
lakukan massase pada bagaian tubuh yang mengalami nyeri dengan melakukan pijatan atau
gerakan memutar di area nyeri.
4. Distraksi intelektual antara lain dengan mengisi teka-teki silang, bermain kartu,
melakukan kegemaran (di tempat tidur) seperti mengumpulkan perangko, menulis cerita.
5. Imajinasi terbimbing adalah kegiatan klien membuat suatu bayangan yang
menyenangkan dan mengonsentrasikan diri pada bayangan tersebut serta berangsur-angsur
membebaskan diri dari dari perhatian terhadap nyeri.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A., A,. A. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia 1. Jakarta: Salemba Medika.
Potter, P.,A & Perry, A.,G.(2005). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep,proses,dan
praktik (edisi 4) Jakarta : EGC.
Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2001). Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunner &
Suddarth (Edisi 8). Jakarta: EGC.