You are on page 1of 10

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN

KEPUASAN KLIEN INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH


SAKIT ELISABETH MEDAN
TAHUN 2018

Samfriati Sinurat, Lilis Novitarum, Iman Bahagia Halawa


Program Studi Ners STIKes Santa Elisabeth Medan

ABSTRAK

Latar Belakang : Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu lini utama
pertolongan kepada klien. Diperlukan komunikasi terapeutik dalam menangani
klien dengan situasi gawat darurat. Komunikasi terapeutik merupakan faktor yang
paling penting yang digunakan untuk menetapkan hubungan terapeutik antara
perawat dan klien.
Tujuan : Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisa hubungan komunikasi
terapeutik perawat dengan kepuasan klien di IGD RS Santa Elisabeth Medan.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional dengan teknik
accidental sampling sebanyak 94 responden.
Hasil : Berdasarkan uji Fisher’s Exact Test dengan nilai p= 0,018 < 0,05 yang
berarti ada hubungan yang bermakna antara komunikasi terapeutik perawat dengan
kepuasan Klien di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.
Kesimpulan: Untuk meningkatkan pelayanan prima kepada klien diharapkan
perawat menerapkan komunikasi terapeutik dan meningkatkan skill untuk
berkomunikasi dengan mengikuti pelatihan atau seminar-seminar.

ABSTRACT

Background : Emergency Installation (IGD) is one of the main lines of help to


clients. Therapeutic communication is required in dealing with clients with
emergency situations. Therapeutic communication is the most important factor
used to establish therapeutic relationships between nurses and clients. Goals : The
purposed of this research to analyze therapeutic communication relationship of
nurse with client satisfaction at IGD RS Santa Elisabeth Medan. Methods: This
study used a cross-sectional approach with accidental sampling technique of 94
respondents.
Result : Based on Fisher's Exact Test with p value = 0,018 <0,05 meaning there is
significant relation between therapeutic communication of nurse with Client
satisfaction at Emergency Installation of Santa Elisabeth Medan Hospital.
Conlcution : To improve the excellent service to clients, it is expected that nurses
will apply therapeutic communication and improve their skills to communicate by
attending training or seminars.

PENDAHULUAN sebagai jalan masuknya pasien,


Instalasi Gawat Darurat (IGD) kemudian dilakukan triage dan
merupakan salah satu lini utama diberikan pertolongan. Filosofi
penanganan Klien gawat darurat di terapeutik adalah suatu pengalaman
Instalasi Gawat Darurat yaitu Time bersama antara perawatklien yang
Saving is Life Saving artinya bahwa bertujuan untuk menyelesaikan masalah
semua tindakan yang dilakukan pada klien. Komunikasi terapeutik termasuk
saat kondisi gawat darurat haruslah komunikasi interpersonal dengan titik
benar-benar efektif serta efisien. Hal tolak saling memberikan pengertian
ini dikarenakan bahwa Klien dapat antara perawat dengan pasien.
kehilangan nyawa hanya dalam Persoalan mendasar dari komunikasi ini
hitungan menit saja (Wiyono, 2016). adalah saling membutuhkan antara
Menurut Wiyono (2016) perawat dan pasien, sehingga dapat
bahwa karakteristik pekerjaan perawat dikategorikan kedalam komunikasi
Instalasi Gawat Darurat menyebabkan pribadi diantara perawat dan pasien,
seringkali perawat lebih dimana perawat membantu dan Klien
memperhatikan proses penyelamatan menerima bantuan.
Klien dibandingkan interaksi dengan Menurut Abdul, dkk (2011)
Klien dan keluarga pasien, sehingga bahwa komunikasi terapeutik dibagi
memungkinkan persepsi Klien atau menjadi dua yaitu komunikasi verbal
keluarga Klien terhadap pelayanan dan komunikasi non verbal. Dimana
perawat menjadi kurang baik. Hal yang komunikasi verbal adalah proses
sama juga diungkapkan oleh penyampaian individu secara langsung
PUSBANKES 118 (2012, dalam menggunakan kata-kata, dan
Aswad, Mulyadi, & Lolong, 2015) komunikasi non verbal adalah proses
bahwa komunikasi pada ruang penyampaian pesan tanpa
Instalasi Gawat Darurat berbeda menggunakan kata-kata.
dengan komunikasi yang terjadi di Manfaat komunikasi terapeutik
bangsal, karena di Instalasi Gawat adalah untuk mendorong dan
Darurat lebih memfokuskan pada menganjurkan kerjasama antara
tindakan yang akan dilakukan, perawat dan Klien melalui hubungan
sehingga dalam pelaksanaan perawat dan pasien, mengidentifikasi,
komunikasi terapeutik sangat kurang. mengungkapkan perasaan dan mengkaji
Komunikasi merupakan faktor masalah evaluasi tindakan yang
yang paling penting yang digunakan dilakukan oleh perawat. Proses
untuk menetapkan hubungan komunikasi yang baik dapat
terapeutik antara perawat dan klien. memberikan pengertian tingkah laku
Pada proses asuhan keperawatan, Klien dan membantu dalam mengatasi
komunikasi ditunjukkan untuk persoalan yang dihadapi pada tahap
mengubah perilaku klien guna perawatan (Hajarudin, 2014).
mencapai tingkat kesehatan yang Berdasarkan survey yang
optimal yang disebut komunikasi dilakukan oleh Heffernan (2007, dalam
terapeutik (Suryani, 2005 Susanti, 2016) Amerika Serikat, di
dalam Queens, Nassau dan Suffolk Newyork
Sandra, 2013). pada pengalaman Klien di rumah sakit
Menurut Mundzakir (2006 perawat yang selalu berperilaku dengan
dalam Sandra, 2013) bahwa komunikasi sopan dan berkomunikasi dengan baik
dari tahun ke tahun mengalami dengan komunikasi perawat yang
penurunan. Pada tahun 2005 ke tahun dirasakan. Responden terbanyak
2006 perawat yang berperilaku sopan mengomentari bahwa perawat yang
dan berkomunikasi baik menunjukkan tidak ramah dan judes, ruang perawatan
81% menjadi 77%, mendengarkan yang kurang bersih, jadwal kunjungan
keluhan Klien sebayak 71% menjadi 66 dokter tidak tepat waktu dan sarana
% dan selalu menjelaskan sesuatu parkir yang kurang memadai.
dengan cara mereka sendiri sebanyak Ketidakpuasan Klien di Rumah
72% menjadi 65%. Hal ini Sakit dapat diatasi melalui pelaksanaan
menunjukkan penerapan komunikasi asuhan keperawatan dengan
yang tidak efektif dapat mengganggu melaksanakan komunikasi yang baik.
hubungan yang terapeutik antara Klien Seorang perawat tidak dapat
dan perawat dan akan berdampak pada melaksanakan proses keperawatan
ketidakpuasan pasien. dengan baik tanpa kemampuan
Menurut Hermawan (2009) berkomunikasi yang baik dengan
dalam Aswad, Mulyadi, & Lolong klien/pasien, teman sejawat, atasan dan
(2015), di RS Mardi Rahayu Maluku pihak-pihak lain (Machfoedz, 2009
bahwa pada tahun 2006 sampai Mei dalam Fitria & Shaluhiya, 2014).
2009, 5% sampai 6,5% responden Pernyataan tersebut didukung oleh
merasa tidak nyaman saat di IGD Haryanto dan Septyani (2009, dalam
dikarenakan komunikasi perawat yang Fitria & Shaluhiya,
kurang. Didukung oleh Sandra (2013) 2014) bahwa semakin baik komunikasi
di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam terapeutik yang dilaksanakan oleh
RSUP Dr.M.Djamil Padang bahwa perawat maka Klien akan merasa puas.
79,2% Klien menyatakan tidak puas Kepuasan Klien adalah suatu
dengan komunikasi terapeutik perawat, tingkat perasaan Klien yang timbul
dikarenakan komunikasi perawat masih sebagai akibat dari kinerja pelayanan
kurang terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan yang diperolehnya setelah
di Rumah Sakit. Selanjutnya hasil Klien membandingkannya dengan apa
penelitian Rosenstein dan O’Daniel yang diharapkannya. Perawat dalam
(2005, dalam Fitria & Shaluhiya, 2014) memberikan asuhan keperawatan tidak
menemukan bahwa terjadi persepsi terlepas dari berkomunikasi yang baik
negatif terhadap ketidak puasan dari dengan Klien yang dapat
hasil perawatan disebabkan oleh mempengaruhi kepuasan pasien,
komunikasi yang tidak baik yang meskipun sarana dan prasarana
dilakukan oleh para dokter dan perawat pelayanan sering dijadikan ukuran mutu
kesehatan serta staf divisi penunjang. oleh pelanggan namun ukuran utama
Hasil survei kepuasan penilaian tetap bagaimana
pengguna jasa pelayanan kesehatan di berkomunikasi yang baik dalam
Rumah Sakit Sanglah Denpasar yang pelayanan yang ditampilkan oleh
dilakukan oleh Muninjaya (2004, petugas. Komunikasi yang baik oleh
dalam Tulumang, Kandou, & Tilaar, perawat sering dapat menutupi
2015) bahwa ternyata 84,96% kekurangan dalam hal sarana dan
responden menyatakan belum puas prasarana (Sandra, 2013).
Menurut Nursalam (2016) merasa puas dan mayoritas 5.089
bahwa ada beberapa indeks kepuasan merasa kurang puas.
yang berpengaruh pada kepuasan Berdasarkan latar belakang
konsumen yaitu: Product Quality, masalah yang telah diuraikan di atas,
Service Quality, Emotional factor dan peneliti tertarik untuk
Price. Pemberian pelayanan agar bisa melakukan penelitian bagaimana
memberikan kepuasan Klien khususnya kepuasan Klien pada komunikasi
pelayanan gawat darurat dapat dinilai terapeutik perawat di Instalasi Gawat
dari kemampuan perawat dalam hal Darurat Rumah Sakit Santa Elisabeth
responsiveness (cepat tanggap), Medan 2017.
reliability (pelayanan tepat waktu),
assurance (sikap dalam memberikan METODE PENELITIAN
pelayanan), emphaty (kepedulian dan Menurut Setiadi (2007)
perhatian dalam memberikan mengatakan bahwa desain penelitian
pelayanan) dan tangible (mutu jasa merupakan rencana penelitian yang
pelayanan) dari perawat kepada Klien disusun. Rancangan penelitian ini
(Wiyono, Sulastri, & Dewi, 2016). adalah korelasional dengan metode
Terciptanya kepuasan Klien cross sectional yaitu suatu penelitian
terhadap pelayanan perawat yang dilakukan dengan pengamatan
mempunyai hubungan yang erat dalam (pengumpulan data) sekaligus dalam
mendorong semangat dan usaha Klien waktu tertentu dan setiap subjekstudi
untuk segera sembuh dari sakitnya. hanya dilakukan satu kali pengamatan
Beberapa alasan mengapa kepuasan (pendataan) selama penelitian
Klien perlu dilakukan survei, yaitu (Sutomo, Machfoedz, dan Winarti,
karena penilaian kepuasan Klien 2013). Penelitian ini bertujuan untuk
mengandung informasi yang mengidentifikasi hubungan komunikasi
bermanfaat mengenai struktur, proses terapeutik perawat dengan kepuasan
dan pelayanan, disamping itu penilaian pasien, dimana keduanya dilakukan
tingkat kepuasan Klien merupakan pengukuran dalam waktu yang sama.
tingkat evaluasi yang unik dan tingkat Populasi adalah keseluruhan subjek,
kepuasan Klien mempunyai sifat objek, yang mempunyai kualitas dan
produktif mengenai bagaimana Klien karakteristik tertentu yang ditetapkan
akan berperilaku (Hajarudin, 2014). oleh peneliti untuk dipelajari dan
Berdasarkan hasil data dari kemudian ditarik kesimpulan
rekam medis Rumah Sakit Elisabeth (Sugiyono, 2009 dalam Sutomo,
Medan tahun 2016 didapatkan jumlah Machfoedz, dan Winarti, 2013).
Klien yang datang berobat ke Instalasi Populasi pada penelitian ini
Gawat Darurat 17.186 orang. adalah Klien di Instalasi Gawat Darurat
Berdasarkan angket yang diberikan Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
kepada Klien di Instalasi Gawat Darurat tahun 2017. Pada saat survei data awal
bahwa kepuasan terhadap sikap, jumlah Klien di Instalasi Gawat Darurat
pengetahuan dan keterampilan perawat pada tahun 2016 adalah 17.186. Pada
di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit bulan Desember 2016 jumlah Klien di
Elisabeth Medan mayoritas 5.086 orang
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Kuesioner data demografi, terdiri dari
Elisabeth adalah 1.583 orang. nama inisial, jenis kelamin, usia,
Sampel adalah sebagian dari pekerjaan dan tingkat pendidikan.
populasi yang merupakan wakil dari Analisis dilakukan
populasi (Sutomo, Machfoedz, dan dengan menggunakan uji Fisher’s
Winarti, 2013). Sampel terdiri atas Exact Test dengan nilai p= 0,018 <
bagian dari populasi terjangkau yang 0,05 yang berarti ada hubungan yang
dapat dipergunakan sebagai subjek bermakna antara komunikasi terapeutik
penelitian melalui sampling (Nursalam, perawat dengan kepuasan Klien di
2014). Pengambilan sampel pada Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
penelitian ini menggunakan teknik Santa Elisabeth Medan.
accidental sampling sebanyak 94
responden. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kriteria inklusi adalah Berdasarkan karakteristik
karakteristik umum seubjek penelitian responden yang akan
dari suatu populasi target dipaparkan mencakup usia dari 94
yang terjangkau dan akan diteliti responden.
(Susilo, 2012). Adapun kriteria Inklusi Dari data yang diperoleh menunjukkan
dalam penelitian yaitu Klien yang lebih banyak responden berdasarkan
berobat dengan keadaan ringan yaitu usia 18-28 tahun sebanyak 28
GCS 15, dan anak umur 18 tahun ke responden (29.8%) dan lebih sedikit
atas. responden diatas usia 48 tahun
Instrumen pada penelitian ini sebanyak 18 responden (19.1%).
menggunakan kuesioner. kuesioner di Karakteristik responden berdasarkan
sini diartikan sebagai daftar pertanyaan jenis kelamin laki-laki sebanyak 41
yang sudah tersusun dengan baik, sudah responden (43.6%) dan jenis kelamin
matang, dimana responden tinggal perempuan sebanyak 53 responden
memberikan jawaban dengan (56,4%) sehingga total keseluruhannya
memberikan tandatanda tertentu 94 responden (100%). Lebih banyak
(Notoadmotjo, Soekidjo 2012). pekerjaanya PNS 34 responden (36,2%)
Kuesioner yang digunakan pada dan paling sedikit ABRI 3 responden
penelitian ini terdiri dari 3 kuesioner (3,2%) dengan tingkat pendidikan yang
yaitu tentang data demografi, lebih tinggi
komunikasi terapeutik perawat dan SMA sebanyak 33 responden (35,1%).
kepuasan pasien.
Tabel 1. Distribusi Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kepuasan Klien
Di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Elisabeth Medan Tahun
2017 (n=94)
Komunikasi terapeutik Frekuensi (f) Persentase (%)
Baik 4 4,3
Cukup 90 95,7
Kurang - -
Total 94 100
Tabel 2. Distribusi Kepuasan Klien Berdasarkan Dimensi Reliability,
Assurance, Tangibles, Emphaty, dan Responsiveness Di Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit Elisabeth Medan Tahun 2017 (n=94)

Kepuasan Frekuensi (f) Persentase (%)


Tinggi 77 81,9
Sedang 18 18,1
Rendah 0 0
Total 94 100
Reliability
Tinggi 88 93,6
Sedang 6 6,4
Rendah 0 0
Total 94 100
Assurance
Tinggi 90 95,7
Sedang 4 4,3
Rendah 0 0
Total 94 100
Tangibles
Tinggi 92 97,9
Sedang 2 2,1
Rendah 0 0
Total 94 100
Emphaty
Tinggi 89 94,7
Sedang 5 5,3
Rendah 0 0
Total 94 100
Responsiveness
Tinggi 88 93,6
Sedang 6 6,4
Rendah 0 0
Total 94 100
Sehingga menandakan bahwa
Hasil uji fisher’s exact test komunikasi terapeutik perawat baik
menunjukkan ada hubungan maka kepuasan Klien juga semakin
komunikasi terapeutik perawat baik. Ini berarti Hipotesa H1 diterima.
dengan kepuasan Klien dikarenakan Penelitian yang dilakukan Darmawan
nilai signifikan 0,018 (p<0,05). (2009) bahwa ada hubungan yang
bermakna antara pelaksanaan dan perilaku pelayanan yang
komunikasi terapeutik dengan tingkat ditampilkan oleh petugas.
kepuasan pasien.
Berdasarkan hasil penelitian KESIMPULAN
responden yang memiliki komunikasi Hasil penelitian
terapeutik yang baik tetapi kepuasan hubungan komunikasi
Klien sedang dan responden yang terapeutik perawat dengan
memiliki komunikasi terapeutik yang kepuasan Berdasarkan Klien di
sedang tetapi tingkat kepuasan Klien Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
tinggi, hal ini menunjukkan bahwa Elisabeth Medan tahun 2017 dengan
kepuasan Klien tidak hanya jumlah responden 94 Klien maka
dipengaruhi oleh komunikasi dapat disimpulkan:
terapeutik. Menurut Nursalam (2014) 1. Komunikasi terapeutik perawat di
bahwa kepuasan Klien dipengaruhi Instalasi Gawat Darurat Rumah
oleh kualitas produk atau jasa, harga, Sakit Elisabeth Medan Tahun
emosional, kinerja, estetika, 2017 menunjukkan cukup 90
karakteristik produk, pelayanan, responden (95,7%).
lokasi, fasilitas, suasana, desain 2. Kepuasan Klien di Instalasi Gawat
visual. Darurat Rumah Sakit Elisabeth
Kemampuan komunikasi Medan Tahun 2017 menunjukkan
terapeutik mutlak diperlukan oleh sedang 17 responden (18,1%).
seorang perawat dalam melakukan 3. Ada hubungan komunikasi
upaya untuk memenuhi kepuasan terapeutik perawat dengan
pasien. Kemampuan komunikasi kepuasan Klien di Instalasi Gawat
terapeutik yang baik membawa Darurat Rumah Sakit Elisabeth
dampak bagi kesembuhan atau Medan.
perbaikan Klien sehingga kepuasan
klien terhadap pelayanan keperawatan SARAN
akan meningkat. Berdasarkan hasil penelitian
Semakin baik komunikasi terapeutik dengan jumlah sampel 94 responden
yang dilaksanakan maka semakin dengan judul hubungan komunikasi
puas Klien dalam menerima. terapeutik perawat dengan kepuasan
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa Klien di Instalasi Gawat Darurat
komunikasi terapeutik berhubungan Rumah Sakit Santa
dengan kepuasan pasien. Didukung Elisabeth, sebagai berikut:
oleh Sandra (2013) bahwa Perawat 1. Bagi Managerial Rumah Sakit
dalam memberikan asuhan Untuk meningkatkan pelayanan
keperawatan tidak terlepas dari asuhan keperawatan lebih bermutu
komunikasi terapeutik dengan Klien dengan mengadakan seminar,
yang dapat mempengaruhi kepuasan pelatihan dan review tentang
pasien, meskipun sarana dan komunikasi terapeutik yang
prasarana pelayanan sering dijadikan berkesinambungan. 2. Bagi Perawat
ukuran mutu oleh pelanggan namun IGD Penelitian ini memberikan
ukuran utama penilaian tetap sikap masukan kepada perawat agar
mempertahankan komunikasi Peserta PKMS
terapeutik dalam menjalankan (Pemeliharaan Kesehatan
tugasnya sehingga mempermudah Masyarakat Surakarta) Di
memberikan asuhan keperawatan RSUD Kota Surakarta.
kepada pasien. (online),
3. Bagi institusi pendidikan (http://eprints.ums.ac.id/2230
Hasil penelitian ini dapat menjadi 6/25/NASKAH_PUBLIKASI
masukan bagi pendidikan untuk .pdf, diakses 5 Januari 2017)
memperdalam mempelajari Fitria & Shaluhiya, 2014. Analisis
komunikasi terapeutik. Pelaksanaan Komunikasi
4. Bagi peneliti selanjutnya Hasil Terapeutik Perawat di Ruang
penelitian ini dapat digunakan Rawat Inap RS Pemerintah
sebagai data tambahan untuk dan RS Swasta. (online),
peneliti selanjutnya terutama yang (http://ejournal.undip.ac.id/in
berhubungan dengan komunikasi dex.php/jpki/article/download
terapeutik dengan kepuasan /12733/9542, diakses 7
pasien. Diharapkan peneliti Januari 2017)
mengambil judul pengaruh kinerja Hair, J. F., (2010). Multivariate Data
perawat dengan kepuasan Klien Analysis, New Jersey:
dan hubungan pelayanan dengan Prentice Hall.
kepuasan pasien. Hajarudin. 2014. Hubungan antara
Komunikasi Terapeutik
DAFTAR PUSTAKA Perawat Dengan
Abdul, dkk. (2011). Komunikasi Tingkat Kepuasan Klien
Dalam Keperawatan Teori dan Di
Aplikasi. Jakarta: Salemba Puskesmas Pleret Bantul
medika Aswad, Mulyadi & Lolong. Yogyakarta. (Online),
(2012). (http://thesis.umy.ac.id/datap
Hubungan Komunikasi ublik/t34289.pdf, diakses 7
Terapeutik Perawat Dengan Januari 2017).
Kepuasan Pasien. (Online), Hamdani. T. (2012). Pengetetahuan
(http://ejournal.unsrat.ac.id/in Perawat Tentang Komunikasi
dex.php/jkp/article/viewFile/ Terapeutik Dengan Perilaku
8086/7647, diakses 7 Januari perawat. (Online),
2017) (file:///C:/Users/OWNER/Do
Arikunto, Suharsimi. (2006). cuments/Tinggi,%20sedang,
Prosedur Penelitian Suatu %20rendah.pdf, diakses
Pendekatan Praktik. Jakarta: 7
PT Rineka Cipta Januari 2017).
Cahyaningrum, (2012). Mahmud M., Zees R. F, & Kaisim V.
Pengaruh Mutu Pelayanan N. (2014). Hubungan
Kesehatan Terhadap Pengetahuan Komunikasi
Kepuasan Klien Rawat Terapeutik Dengan
Jalan Poliklinik Umum Kemampuan Komunikasi
Terapeutik Dalam Perawat Dengan Kepuasan
Melaksanakan Asuhan Klien Di Ruang Instalasi
Keperawatan Pada Klien Di Rawat Inap Non Bedah
Ruang Rawat Inap RSUD (Penyakit Dalam Pria Dan
Toto Kabila Kabupaten Bone Wanita) Rsup Dr. M. Djamil
Bolango. (Online), Padang. (online),
(http://kim.ung.ac.id/index.ph (http://lppm.unmas.ac.id/wpco
p/KIMFIKK/article/download ntent/uploads/2014/06/12Rho
/10444/10323, diakses na-Sandra-KL1.pdf, diakses
5 20 Desember 2016)
Januari 2017) Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan
Mumu L. J., Kandou G. D., & Doda Riset Keperawatan.
D. V. 2015. Analisis Yogyakarta: Graha Ilmu
FaktorFaktor Yang Sheldon. K.S. 2010. Komununikasi
Berhubungan Dengan Untuk Keperawatan
Kepuasan Klien di Poliklinik Berbicara Dengan pasien.
Penyakit Dalam RSUP Prof. Edisi 2. Erlangga
Dr. R.D. Kandou Shintana & Siregar. 2012.
Manado (online) Pengetahuan Perawat
(http://ejournal.unsrat.ac.id/in Tentang Komunikasi
dex.php/jikmu/article/downlo Terapeutik Dengan Perilaku
ad/7460/7530, diakses Perawat. (Online),
5 (file:///C:/Users/OWNER/Do
Januari 2017) cuments/Baik,%20cukup,%2
Notoadmojo. S. (2012). Metodologi 0dan%20kurang.pdf, diakses
Penelitian Kesehatan. 4 Januari 2017)
Jakarta: Rineka Cipta Solihat. E. 2013. Hubungan Persepsi
Nursalam. (2014). Kepuasan Klien Dan
Metodologi Penelitian Ilmu Pelayanan Keperawatan Di
Keperawatan. Edisi 3. Instalasi Gawat Darurat Pt.
Jakarta: Salemba Medika Rumah Sakit Pelni Jakarta
Nursalam. (2014). 2013. (online),
Manajemen Keperawatan: (http://digilib.esaunggul.ac.id/
Aplikasi Dalam Praktik public/UEU-
Keperawatan Profesional. Undergraduate112-
Edisi 4. Jakarta: Salemba COVER.pdf, diakses 5
Medika Januari 2017)
Nursalam. (2016). Sujakweni, Wiratna. V. (2013).
Manajemen Keperawatan: Metodologi Penelitian.
Aplikasi Dalam Praktik Cetakan I. Yogyakarta: PT
Keperawatan Profesional. Pustaka Baru
Edisi 5. Suryani. 2015. Komunikasi
Jakarta:Salemba Medika Terapeutik Teori & Praktik.
Sandra. 2013. Hubungan Edisi 2. Jakarta: EGC
Komunikasi Terapeutik
Susanti, 2016. Hubungan Yogyakarta: Fitramaya Tulumang,
Komunikasi Terapeutik Kandou, & Tilaar. 2015. Tingkat
Perawat Dengan Kepuasan Klien atas
Tingkat Kecemasan Klien Pelayanan Rawat Jalan di
Dengan Riwayat Penyakit Poli Penyakit Dalam (Interna)
Kronis Di Ruang di RSU Prof. R. D. Kandou
Bougenvile Rsud Malalayang – Manado.
Ciamis 2016. (online),
(online), (http://ejournal.unsrat.ac.id/in
(http://www.ejournal.stikesm dex.php/jikmu/article/downlo
ucis.ac.id/file.php?file=previe ad/7861/7946, diakses
w_mahasiswa&id=1037&cd= 8
0b2173ff6ad6a6fb09c95f6d5 Januari 2017)
0001df6&name=12SP277042 Wiyono, Sulastri, & Dewi. 2016.
.pdf, diakses 21 Desember Gambaran Tingkat Kepuasan
2016) Klien Tentang Pelayanan Di
Susilo. W. H. (2012). Biostatistika Instalasi Gawat
Lanjut Dan Aplikasi Dengan Darurat Rumah Sakit Umum
SPSS dan Lisrel. Trans Info Daerah Sukoharjo.
Media (online),
Sutomo, Machfoedz, & Winarti. (http://eprints.ums.ac.id/4354
(2013). Riset Keperawatan. 8/4/Naskah%20jadi.pdf,

diakses 20 Desember 2016)

You might also like