Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang yang menggunakan istilah
“pertumbuhan” dan “perkembangan” secara bergantian. Kedua proses ini berlangsung
secara interdependensi, artinya saling bergantung satu sama lain.
Kedua proses ini tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang secara pilah
berdiri sendiri-sendiri; akan tetapi bias dibedakan untuk maksud lebih memperjelas
penggunaannya. Dalam hal ini kedua proses tersebut memiliki tahapan-tahapan
diantaranya tahap secara moral dan spiritual. Karena pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik dilihat dari tahapan tersebut memiliki kesinambungan yang begitu erat dan
penting untuk dibahas maka kita meguraikannya dalam bentuk struktur yang jelas baik
dari segi teori sampai kaitannya dengan pengaruh yang ditimbulkan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana proses dan tahap tumbuh kembang
2. Untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah
3. Untuk mengetahui aspek- aspek tumbuh kembang
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Periode dan tahapan tumbuh kembang anak
Pertumbuhan (growth) adalah suatu ukuran kematangan fisik. Hal ini ditandai dengan
peningkatan ukuran tubuh dan organ-organ yang berbeda.Oleh karena itu, pertumbuhan bisa
diukur dalam satuan sentimeter atau meter dan kilogram (Suraj, 2004).
Perkembangan (development) merupakan bertambahnya kemampuan dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan (Riyadi, 2009).
Dalam tumbuh kembang anak tentunya memiliki proses dan tahap-tahap, sebagai
berikut :
Tahap tumbuh kembang anak secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu :
Tahap tumbuh kembang usia 0-6 tahun, terbagi atas :
1. Masa Pranatal mulai masa embrio (mulai konsepsi-8 minggu), masa fetus (9 minggu
sampai lahir),
2. Masa Pascanatal mulai dari masa neonatus (0-28 hari), masa bayi (29 hari-1 tahun),
masa anak (1-2 tahun), dan masa prasekolah (3-6 tahun).
Tahap tumbuh kembang usia 6 tahun keatas, terdiri atas :
1. Sekolah (6-12 tahun)
2. Masa Remaja (12-18 tahun)
1. Masa Pranatal
Masa pranatal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak
antara masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan
yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak
dan kemampuan berperilaku, dihasilkan dalam waktu Iebih kurang sembilan
bulan.
Masa pranatal terdiri atas dua fase yaitu :
Fase Embrio
Fase Fetus.
2. Masa Pascanatal
2
Tumbuh kembang pada masa pascanatal dibagi ke dalam beberapa fase
berikut :
3
d. Masa Prasekolah (3-6 tahun)
Pada masa prasekolah, berat badan mengalami kenaikan rata-rata
2kg/tahun. Tubuh anak terlihat kurus, akan tetapi aktivitas motorik tinggi
dan sistem tubuh mencapai kematangan dalam hal berjalan, melompat, dan
lain-lain. Tinggi badan bertambah rata-rata 6,75 – 7,5 cm setiap tahun.
Pada masa ini anak mengalami proses perubahan pola bakan, umumnya
mengalami kesulitan untuk makan. Anak juga mulai menunjukkan
kemandirian pada proses eliminasi.
4
2. Cerebral palsy,
Merupkan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif,
yang disebabkan oleh kerusakan pada sel – sel motorik pada susunan saraf
pusat yang sedang tumbuh.
3. Sindrom down
Individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan
yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21yang berlebih.
Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa
faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah
biologis ataulingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan
perkembangan motorik danketerampilan untuk menolong diri sendiri
4. Parawakan pendek,
Penyebabnya dapat dikarenkan variasi normal, ganggua gizi, kelainan
kromosom, penyakit sistemik, atau karena kelainan endokrin.
5. Gangguan social,
Merupakan gangguan perkembangan pada anak yang gejalanya muncul
sebelum anak berumur 3 tahun
6. Retardasi mental,
Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah
( IQ < 70 ) yang masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
7. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas ( GPPH ),
Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk
pemusatan perhatian yang seringkali disertai hiperaktivitas.
1. Fisik
Perkembangan fisik adalah pertumbuhan dan perubahan yang
terjadi pada tubuh/ badan/ jasmani seseorang. Perkembangan fisik
manusia terjadi mengikuti prinsip cephalocaudal, yaitu bahwa kepala
bagian atas tubuh berkembang lebih dulu sehingga bagian atas tampak
lebih besar dari pada bawah. Seperti terlihat pada bayi dan anak yang
memiliki bentuk tubuh atau fisik berbeda dengan orang dewasa dimana
kepala mereka tampak lebih besar dengan bagian tubuh lainnya.
Perkembangan badan, lengan, dan kaki pada tahap selanjutnya membuat
tubuh mereka menjadi proposional seperti orang dewasa.
5
otot-tot menjadi lebih panjang dan lebih besar. Proses ini menjadi lebih
cepat pada masa remaja, khususnya pada anak laki-laki.
6
7. Usia 5 tahun telah mampu melompat dengan mengangkat
dua kaki sdekaligus belajar melompat tali.
8. Usia 6 tahun diharapkan anak sudah mampu melempar
dengan tujuan yang tepat dan mampu mengendarai sepeda
roda dua. Anak laki-laki dan perempuan sama-sama dapat
berlari kencang dan mampu melempar dengan sasaran yang
tepat.
2. Intelegensi ( Kecerdasan )
3. Emosi
Namun ada pendapat lain yang mendefinisikan emosi adalah reaksi yang
kompleks yang mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi dan adanya
perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat.
7
Menurut Syamsu Yusuf emosi dapat dikelompokkan ke dalam dua
bagian yaitu: emosi sensoris dan emosi psikis.
Emosi sensoris yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar
terhadap tubuh, seperti rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang dan
lapar.
Emosi psikis yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan,
seperti: 1) perasaan intelektual, yang berhubungan dengan ruang
lingkup kebenaran; (2) perasaan sosial, yaitu perasaan yang terkait
dengan hubungan dengan orang lain, baik yang bersifat perorangan
maupun kelompok; (3) perasaan susila, yaitu perasaan yang
berhubungan dengan nilai-nilai baik dan buruk atau etika (moral); (4)
perasaan keindahan, yaitu perasaan yang berhubungan dengan
keindahan akan sesuatu, baik yang bersifat kebendaan maupun
kerohanian; dan (5) perasaan ke-Tuhan-an, sebagai fitrah manusia
sebagai makhluk Tuhan (Homo Divinas) dan makhluk beragama (Homo
Religious).
Canon Bard merumuskan teori tentang pengasuh fisiologis terhadap
emosi, teori ini menyatakan bahwa situasi menimbulkan rangkaian pada
proses syaraf. Suatu situasi yang saling mempengaruhi antara thalamus
(pusat penghubung antara bagian bawah otak dengan susunan urat syaraf di
suatu pihak dan alat keseimbangan atau carebellum) dengan creblar cortex
(bagian otak yang terletak di dekat permukaan sebelahdalam dari tulang
tengkorak, suatu bagian yang berhubungan dengan proses kerjanya pada
jiwa taraf tinggi, seperti berfikir).
8
3. Aspek arah dorongan emosi.
Anak yang sehat dapat mengarahkan emosinya secara baik.
Jika ia marah kepada orangtuanya, ia tidak mengarahkan
agresinya kepada adiknya yang masih kecil. Ia tidak
menghabiskan sepanjang waktunya untuk melamunkan
pengalamannya yang buruk. Kesedihan tidak menenggelamkan
dirinya, sebaliknya ia berusaha untuk segera bangkit dan
melakukan usaha keras. Anak yang sehat memiliki target yang
realistis dan berjuan untuk mencapai target itu.
4. Bahasa
Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang
lain, tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan
dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu
pengertian, seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan,
lukisan, dan mimik wajah.
9
1. Egosentric Speech, yaitu anak berbicara kepada dirinya sendiri (
monolog )
2. Sosialized Speech, yang terjadi ketika berlangsung kontak antara
anak dengan temannya atau dengan lingkungannya.
1. Faktor kesehatan, anak yang sehat dan normal akan dengan cepat
mengungkapkan rangsangan yang diterimanya dengan bahasa
lisan sesuai dengan tahap perkembangannya.
2. Intelegensi, perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat
intelegensinya. Anak yang mempunyai intelegensi normal atau
di atas normal maka perkembangan bahasanya cepat.
3. Status sosial ekonomi keluarga, beberapa studi tentang
hubungan antara perkembangan bahasa dengan status sosial
ekonomi keluarga menunjukkan bahwa anak yang berasal dari
keluarga miskin mengalami kelambatan dalam perkembangan
bahasanya dibandingkan dengan anak yang berasal dari keluarga
yang lebih baik.
4. Jenis kelamin, pada tahun pertama usia anak tidak ada perbedaan
dalam vokalisasi antara anak laki – laki dengan perempuan.
Namun pada usia 2 tahun, anak perempuan menunjukkan
perkembangan yang lebih cepat dari anak laki – laki.
5. Hubungan keluarga, proses pengalaman berinteraksi dan
berkomunikasi dengan lingkungan keluarga turut mempengaruhi
perkembangan bahasa anak.
5. Sosial
Perkembangan sosial adalah proses belajar untuk menyesuaikan diri
terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi, meleburkan diri menjadi
suatu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerjasama.
Anak dilahirkan belum bersifat sosial, dalam arti dia belum memiliki
kemampuan untuk bergaul dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan
sosial, anak harus belajar tentang cara-cara menyesuaikan diri dengan orang
lain. Kemampuan ini diperoleh anak melalui berbagai kesempatan atau
pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkungannya, baik orang tua,
saudara, teman sebaya atau orang dewasa lainnya.
10
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Proses bimbingan orang tua ini lazim
disebut sosialisasi.
6.Kepribadian
11
biasanya dipakai oleh para pemain sandiwara pada zaman kuno untuk
memerankan suatu bentuk tingkah laku dan karakter pribadi tertentu,
sedangkan ”personare” adalah bahwa para pemain sandiwara itu dengan
melalui kedoknya berusaha menembus keluar untuk mengekspresikan satu
bentuk gambaran manusia tertentu. Jadi, persona itu bukan pemain itu sendiri,
tetapi gambaran pribadi dari tipe manusia tertentu dengan melalui kedok yang
dipakainya.
Faktor fisik
Tingkat intelegensi
Keluarga
Teman sebaya
Kebudayaan
7. Moral
Istilah moral berasal dari kata Latin ”mos” (moris), yang berarti adat
istiadat, kebiasaan, peraturan/ nilai-nilai atau tata cara kehidupan. Sedangkan
moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-
nilai atau prinsip-prinsip moral, nilai-nilai moral itu seperti: a) seruan untuk
berbuat baik untuk orang lain, memelihara ketertiban dan keamanan,
memelihara kebersihan, dan memelihara berhak orang lain. b) larangan mencuri
dan perbuatan-perbuatan jelek lainya.
Beberapa sikap orang tua yang perlu diperhatikan sehubungan dengan
perkembangan moral anak, diantaranya sebagai berikut :
12
3. Proses coba – coba, yaitu dengan cara pengembangan tingkah laku
moral secara coba – coba.
8. Kesadaran Beragama
Salah satu kelebihan manusia sebagai makhluk Allah adalah dia
dianugerahkan fitrah (perasaan dan kemmapuan) untuk mengenal Allah dan
melakukan ajaran-Nya. Dalam kata lain manusia dikaruniai insting religius
(naluri beragama), karena memiliki fitrah ini, kemudia manusia dijuluki
sebagai ”homo devians”, yaitu makhluk yang bertuhan atau beragama.
Fitrah beragama ini merupakan disposisi (kemampuan dasar) yang
mengandung kemungkinan atau berpeluang untuk berkembang. Namun
mengenai arah dan kualitas perkembangan beragama anak sangat bergantung
kepada proses pendidikan yang diterimanya. Perkembangan kesadaran
beragama dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain :
1. Faktor Internal :
A. QS Al- ‘Araf Ayat 172
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-
anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini
Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), kami
menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengata-kan: “Sesungguhnya kami (bani Adam)
adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”
2. Faktor Eksternal
A. Lingkungan keluarga
Hal ini sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Nabi
Muhammad SAW, ”setiap anak dilahirkan dalam keadaan
fitrah, hanya karena orang tuanyalah, anak itu menjadi yahudi,
Nasrani atau majusi”.
B. Lingkungan Sekolah
C. Lingkungan Masyarakat
13
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, tumbuh kembang adalah suatu peningkatan yang terjadi di
seorang anak sejak lahir hingga tua baik dari aspek fisik hingga kepercayaan. Selain
itu, tumbuh kembang anak juga harus selalu di pantau oleh orangtua agar tumbuh
kembang itu tidak terganggu.
14
DAFTAR PUSTAKA
15