Professional Documents
Culture Documents
PROMOSI KESEHATAN
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
DOSEN PEMBIMBING
PS. KURNIAWATI, M.KES
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat allah swt, karena berkat rahmat
dan karunia nya kami dapat menyelesaikan makalah ini . Makalah ini menjelaskan
atau mengambil judul peran bidan dalam promosi kesehatan
Tiada kesempurnaan di muka bumi ini. Oleh karena itu, kami dengan
senang hati akan menerima segala saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum wr.wb
penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
B. Topik 2
C. Topik 3
D. Topik 4
E. Topik 5
F. Topik 6
3
G. Topik 7
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
Upaya memecahkan masalah kesehatan ditujukan atau diarahkan kepada
faktor perilaku dan faktor non perilaku (lingkungan dan pelayanan).
Pendekatan terhadap faktor perilaku adalah promosi atau pendidikan
kesehatan. Sedangkan, pendekatan terhadap faktor non perilaku adalah dengan
perbaikan lingkungan fisik dan peningkatan lingkungan SosBud, serta
peningkatan pelayanan kesehatan.
B. Rumusan Masalah
TOPIK 1
1. Apa itu promosi kesehatan ?
2. Apa saja determinan kesehata ?
3. Bagaimana perkembangan dan keterkaitan kesehatan masyarakat,
pelayanan kesehatan, kesehatan dasar, pendidikan kesehatan dan promosi ?
4. Jelaskan 5 ruang lingkup promosi kesehatan ?
5. Jelaskan visi promosi kesehatan ?
TOPIK 2
1. Jelaskan pengertian perilaku ?
2. Sebutkan batasan bentuk dan domain perilaku ?
3. Jelaskan proses perubahan perilaku ?
5
4. Jelaskan teori perubahan perilaku ?
5. Jelaskan penyebab perubahan perilaku ?
TOPIK 3
1. Jelaskan konsep media promosi ?
2. Sebutkan penggolongan media promosi ?
3. Jelaskan memilih saluran media promosi ?
4. Sebutkan karakteristik media promosi ?
5. Bagaimana merancang mengembangkan berbagai jenis media promosi ?
6. Jelaskan apa itu promosi ?
7. Jelaskan evaluasi media promosi ?
TOPIK 4
1. Jelaskan analisa komunitas ?
2. Jeleskan diagnosa komunitas ?
3. Jelaskan penyusunan fokus program ?
4. Jelaskan analisa target ?
5. Jelaskan pengembangan pelaksanaan program ?
6. Jelaskan implementasi program ?
7. Jelaskan eveluasi program ?
TOPIK 5
1. Jelaskan kebutuhan pendidikan kesehatan dalam pelayanan kebidanan ?
TOPIK 6
1. Jelaskan teknik menyusun SAP dan metode pembelajaran promosi
TOPIK 7
1. Jelaskan pengertian etika ?
2. Jelaskan pengertian moral ?
3. Jelaskan hal-hal yang harus dilakukan dalam etika promosi kesehatan ?
6
C. Tujuan
TOPIK 1
1. Untuk mengetahui itu promosi kesehatan ?
2. Untuk mengetahui saja determinan kesehata ?
3. Untuk mengetahui Bagaimana perkembangan dan keterkaitan kesehatan
masyarakat, pelayanan kesehatan, kesehatan dasar, pendidikan kesehatan
dan promosi ?
4. Untuk mengetahui 5 ruang lingkup promosi kesehatan ?
5. Untuk mengetahui visi promosi kesehatan ?
TOPIK 2
1. Untuk mengetahui pengertian perilaku ?
2. Untuk mengetahui batasan bentuk dan domain perilaku ?
3. Untuk mengetahui proses perubahan perilaku ?
4. Untuk mengetahui teori perubahan perilaku ?
5. Untuk mengetahui penyebab perubahan perilaku ?
TOPIK 3
1. Untuk mengetahui konsep media promosi ?
2. Untuk mengetahui penggolongan media promosi ?
3. Untuk mengetahui memilih saluran media promosi ?
4. Untuk mengetahui karakteristik media promosi ?
5. Untuk mengetahui Bagaimana merancang mengembangkan berbagai jenis
media promosi ?
6. Untuk mengetahui apa itu promosi ?
7. Untuk mengetahui evaluasi media promosi ?
TOPIK 4
1. Untuk mengetahui analisa komunitas ?
2. Untuk mengetahui diagnosa komunitas ?
7
3. Untuk mengetahui penyusunan fokus program ?
4. Untuk mengetahui analisa target ?
5. Untuk mengetahui pengembangan pelaksanaan program ?
6. Untuk mengetahui implementasi program ?
7. Untuk mengetahui eveluasi program ?
TOPIK 5
1. Untuk mengetahui kebutuhan pendidikan kesehatan dalam pelayanan
kebidanan ?
TOPIK 6
1. Untuk mengetahui teknik menyusun SAP dan metode pembelajaran
promosi
TOPIK 7
1. Untuk mengetahui pengertian etika ?
2. Untuk mengetahui pengertian moral ?
3. Untuk mengetahui hal-hal yang harus dilakukan dalam etika promosi
kesehatan ?
BAB II
TINJAUAN TEORI
TOPIK 1
a. WHO (1984)
WHO berdasarkan piagam ottawa (1986) dalam heri D.J.Maulana (2009)
mendefinisikan promosi kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan
8
individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan
kesehatan berbasis filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri.
c. Maulana (2009).
Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk
meningkatkan control dan peningkatan kesehatannya. WHO menekankan
bahwa promosi kesehatan merupakan suatu kontrol yang bertujuan
memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan
meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai
pemberdayaan diri sendiri (Maulana, 2009).
9
Menurut teori Lawrence Green (1980) disitasi Notoatmodjo, 2003 bahwa
perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh
pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi sebagai faktor predisposisi
disamping faktor pendukung seperti lingkungan fisik, prasarana dan faktor
pendorong yaitu sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya.
f. Pender (1996)
Promosi kesehatan dalah pemberian motivasi untuk meningatkan kesehatan
individu dan mewujudkan potensi kesehatan individu.
Secara umum promosi kesehatan adalah proses peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan yang disertai dengan upaya memfasilitasi
perubahan perilaku dan merupakan program kesehatan yang dirancang untuk
membawa perubahan dalam individu, masyrakat dan lingkungan.
B. DETERMINAN KESEHATAN
10
Teori klasik oleh Blum (1974) mengatakan bahwa ada 4 determinan utama
yang mempengaruhi derajat kesehatn individu, kelompok/masyarakat. Empat
determinan tersebut secara berturut-turut besarnya pengaruh terhadap
kesehatan adalah:
1. Lingkungan : berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik /
anorganik, logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme)
dan sosial budaya (ekonomi, pendidikan, pekerjaan)
2. Perilaku yang meliputi : sikap, kebiasaan, tingkah laku
3. pelayanan kesehatan : promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan
kecacatan, rehabilitasigenetik, yang merupakan faktor bawaan setiap
manusia
4. Keturunan atau herediter : gen, hereditas yang menjadi sifat dasar setiap
individu.
Determinan ini lebih lanjut dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni
lingkungan fisik (cuaca, iklim, sarana, dan prasarana, dsb), dan lingkungan non
fisik, seperti lingkungan social, budaya, ekonomi, politik, dsb. Bila dianalisis
lebih lanjut determinan kesehatan itu sebenarnya adalah semua factor diluar
kehidupan manusia , baik secara individu, kelompok, maupun komunitas yang
secara langsung atau tidak langssung mempengaruhi kehidupan manusia itu.
Hal ini berarti, di samping determinan-determinan tersebut yang telah
dirumuskan oleh Blum masih terdapat factor lain yang dapat mempengaruhi
atau menentukkan terwujudnya kesehatan seseorang, kelompok atau
masyarakat.
11
4. Makanan
5. Pendapatan
6. Ekosisten yang stabil dan seimbang
7. Sumber daya yang berkesinambungan
8. Keadilan sosial
9. Pemerataan
12
Wabah pes yang paling dahsyat terjadi pada abad ke-14 di cina dan india,
jumlah yang meninggal karena wabah pes di dunia pada waktu itu mencapai
lebih dari 60.000.000 orang. Oleh sebab itu waktu itu di sebut dengan “The
Black Death”. Keadaan ini berlangsung sampai abad ke-18.
Pada tahun 1872 telah diadakan pertemuan orang orang yang mempunyai
perhatian kesehatan masyarakat, baik dari universitas maupun dari pemerintah
di kota new York. Pertemuan tersebut menghasilkan Assosiasi Kesehatan
Masyarakat Amerika (American Public Health Association).
Tujuan Kesehatan Masyarakat
Tujuan Umum :
Terciptanya keadaan lingkungan yang sehat, terberantasnya penyakit menular,
meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang prinsip-prinsip kesehatan
perseorangan, tersedianya berbagai usaha keseehatan yang dibutuhkan
masyarakat yang terorganisir dan terlibatnya badan-badan kemasyarakatan
dalam usaha kesehatan.
13
Tujuan Akhir :
Terciptanya jaminan bagi tiap individu masyarakat untuk mencapai suatu
derajat hidup yang cukup guna untuk mempertahankan kesehatan.
14
mencegah dan meningkatkan kesehatan, memelihara serta menyembuhkan
penyakit dan juga memulihkan kesehatan perorangan, kelompok, keluarga dan
ataupun publik masyarakat.
15
perkembangan Promosi Kesehatan di Indonesia adalah seperti berikut dibawah
ini.
Pada priode ini mulai perhatiannya kepada masyarakat. Saat itu juga
dimulainya peningkatan profesional tenaga melalui program Health
Educational Service (HES). Tetapi intervensi program masih banyak yang
bersifat individual walau sudah mulai aktif ke masyarakat. Sasaran program
adalah perubahan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.
16
sosial bidang kesehatan. Saat itu pula PKMD menjadi Posyandu. Tujuan dari
PKM dan PSM saat itu adalah perubahan perilaku. Pandangan (Visi) mulai
dipengaruhi oleh ’Ottawa Charter’ tentang Promosi Kesehatan.
17
Keterkaitan Kesehatan Masyarakat, Pelayanan Kesehatan, Kesehata
Dasar, Pendidikan Kesehatan Dan Promosi Kesehatan
1. Promotif. Istilah promotif diartikan sebagai "peningkatan", hal tersebut
tidak terlepas dari asal mula digunakannya istilah promotif itu sendiri.
Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan untuk membantu indivudu,
kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan atau perilakunya,
untuk mencapai kesehatan secara optimal. Sedangkan WHO (World Health
Organization) yang merupakan organisasi kesehatan dunia di bawah
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merumuskan promosi kesehatan sebagai
perluasan makna dari pendidikan kesehatan, sebagai berikut :
Promosi kesehatan adalah proses untuk kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai derajat
kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat
harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan
mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya.
2. Preventif. Usaha pencegahan suatu penyakit lebih baik dari mengobati
suatu penyakit. Hal ini dikarenakan usaha pencegahan suatu penyakit akan
memunculkan hasil yang lebih baik dan biaya yang lebih murah.
3. Kuratif. Termasuk dalam tindakan ini adalah mengenal dan mengetahui
jenis penyakit pada tingkat awal serta mengadakan pengobatan yang tepat dan
segera. Tujuan utama dari usaha pengobatan (kuratif) adalah pengobatan yang
setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga
tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.
4. Rehabilitatif. Proses rehabilitatif adalah usaha untuk mengembalikan
bekas penderita ke dalam masyarakat, sehingga dapat berfungsi lagi sebagai
anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat sesuai dengan
kemampuannya. Usaha rehabilitasi ini memerlukan bantuan dan pengertian
dari seluruh anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan memahami keadaan
mereka (bekas penderita), sehingga memudahkan mereka (bekas penderita)
18
dalam proses penyesuaian dirinya dalam masyarakat dengan kondisinya yang
sekarang ini.
Ruang lingkup dalam promosi kesehatan tidak dibatasi oleh ruang dan
waktu, sehingga dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
1. Ruang Lingkup Berdasarkan Area Masalah Dilihat dari area masalah, ruang
lingkup upaya promosi mencakup berbagai ideologi dari kesehatan dan
penyakit seperti kesehatan ibu, kesehatan anak, penyakit infeksi dan penyakit
infeksi menular, penyakit tidak menular, kecelakaan dan bencana, kesehatan
manula. Pada saat ini, model kesehatan yang baru yaitu social model of
health, mulai diterima, meninggalkan medical model. Pada model sosial,
masalah kesehatan dilihat lebih pada penyebabnya, bukan semata-mata
dengan mengobati penyakit yang merupakan akaibat dari masalah kesehatan.
19
3. Ruang Lingkup Pelayanan Kesehatan Dasar Deklarasi Alma Ata (1978) yang
terkenal dengan visi “Sehat untuk semua tahun 2000” menghasilkan konsep
Pelayanan Kesehatan dasar (Primary Health Care), yang meliputi: Acute
primary care; Health education; Health promotion; Disease surveilance and
monitoring; Community Development. Sigerist (1945) mengkategorikan
upaya-upaya seperti di atas menjadi 4 tingkat pelayanan dan menyebutnya
sebagai fungsi kedokteran (Tones and Green, 2004: 14)
a. Peningkatan derajat kesehatan (health promotion)
b. Pencegahan penyakit (prevention of disease)
c. Perawatan/pengobatan penyakit (curation of disease)
d. Pemulihan dari sakit (rehabilitation)
20
seberapa besar tingkat perilaku kesehatan individu yang menjadi unit analisis.
Becker mengklasifikasikan perilaku kesehatan menjadi tiga dimensi:
a. Pengetahuan Kesehatan. Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa
yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan,
seperti pengetahuan tentang penyakit menular, pengetahuan tentang
faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan,
pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan pengetahuan
untuk menghindari kecelakaan.
b. Sikap terhadap kesehatan. Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau
penilaian seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan
kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular,
sikap terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau memengaruhi
kesehatan, sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan sikap untuk
menghindari kecelakaan.
c. Praktek kesehatan. Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua
kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti
tindakan terhadap penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap
faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, tindakan
tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk menghindari
kecelakaan
21
d. Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) yang
penekanannya pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
e. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan.
22
a) Pencegahan tingkat pertama (Primary prevention)
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok masyarakat
yang berisiko tinggi (high risk), misanya kelompok ibu hamil dan
menyusui, para perokok, obesitas (orang-orang yang kegemukan), para
pekerja seks (wanita atau pria), dan sebagainya. Tujuan upaya promosi
kesehatan pada kelompok ini adalah agar mereka tidak jatuh sakit atau
terkena penyakit.
23
perilaku masyarakat. Orang tua (ayah dan ibu) merupakan sasaran utama
dalam promosi kesehatan pada tatanan ini. Karena orang tua, terutama ibu,
merupakan peletak dasar perilaku dan terutama perilaku kesehatan bagi
anak-anak mereka.
24
dan sanitasi, terutama WC umum dan sarana air bersih, serta tempat
sampah. Para pengelola tempat-tempat umum merupakan sasaran promosi
kesehatan agar mereka melengkapi tempat-tempat umum dengan fasilitas
yang dimaksud, disamping melakukan imbauan-imbauan kebersihan dan
kesehatan bagi pemakai tempat umum atau masyarakat melalui pengeras
suara, poster, leaflet, dan sebagainya.
25
2) Perlindungan Khusus (Spesific Protection)
Dalam program Imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus
ini, promosi kesehatan sangat diperlukan terutama di negara-negara
berkembang. Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya
imunisasi sebagai cara perlindungan terhadap penyakit pada orang dewasa
maupun pada anak-anaknya, masih rendah.
5) Rehabilitasi (Rehabilitation)
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi
cacat. Untuk memulihkan cacatnya tersebut diperlukan latihan-latihan
tertentu. Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran orang tersebut,
maka ia tidak atau segan melakukan latihan-latihan yang dianjurkan.
26
Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang
merasa malu untuk kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat
tidak mau menerima mereka sebagai anggota masyarakat yang normal.
Oleh sebab itu jelas promosi kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang
yang cacat tersebut, tetapi juga untuk masyarakat.
Visi dalam promosi kesehatan adalah apa yang diinginkan oleh promosi
kesehatan sebagai penunjang program-program kesehatan yang lain. Visi
umum promosi kesehatan tidak terlepas dari Undang-Undang Kesehatan No.
23/1992 dan WHO, yaitu meningkatnya kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan
sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial. Promosi
kesehatan terdapat di semua program kesehatan, misalnya pemberantasan
penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan,
kesehatan ibu dan anak, serta program kesehatan lainnya dengan harapan
adanya kemampuan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu,
kelompok dan masyarakat.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk mencapai visi tersebut disebut misi. Misi
promosi kesehatan adalah upaya yang harus dilakukan untuk mencapai visi
promosi kesehatan. Misi promosi kesehatan secara umum terbagi menjadi
berikut ini.
a. Advokat (Advocate)
Melakukan promosi berarti melakukan upaya-upaya agar para pembuat
keputusan atau penentu kebijakan di berbagai program dan sektor yang terkait
dengan kesehatan mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang
ditawarkan perlu didukung oleh kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan
yang dikeluarkan oleh mereka.
27
b. Menjembatani (Mediate)
Menjalin kemitraan dan bekerja sama dengan berbagai program dan sektor
yang terkait dengan kesehatan untuk melaksanakan program-program
kesehatan.
c. Memampukan (Enable)
Memberikan kemampuan dan keterampilan kepada masyarakat agar mereka
mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara
mandiri. Sebagai contoh, pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan
pendapatan keluarga dengan cara memberikan keterampilan cara bertani,
beternak, menjahit, bertanam obat-obat tradisional, dan sebagainya. Dengan
meningkatnya pendapatan keluarga diharapkan kemampuan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan keluarga juga meningkat.
TOPIK 2
A. PENGERTIAN PERILAKU
28
Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat,
berfikir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai
macam aspek, baik fisik maupun non fisik.
3. Ensiklopedi Amerika
suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya, hal ini berarti
bahwa perilaku baru akan terwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk
menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan, dengan demikian maka
suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku tertentu pula.
4. Skinner
respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan
dari luar.teori Skinner disebutteori “S-O-R” ( Stimulus – Organisme –
Respon).
29
a. Perilaku pasif (respons internal), perilaku yang sifatnya masih tertutup,
terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung.
Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata. Contohnya :
berpikir, berfantasi, berangan-angan,dll.
2. Domain Perilaku
1. Pengetahuan (Knowledge)
30
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung dan sebagainya).
Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi
terhadap objek. Sebagian besar penngetahuan seseorang diperoleh melalui
indra pendengaran (telinga) dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan
seseorang terhadap obyek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda –
beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya : tahu bahwa buah tomat
banyak mengandung vitamin C, jawabannya adalah tempat membuang air
besar, penyakit demam berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes agepti
dan sebagainya.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menginterprestasiikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud
dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada
situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen – komponen yang
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.
e. Sintesis (Synthesis)
31
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau
meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen – komponen
pengetahuanyang dimiliki.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang unhhtuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap objek tertentu.
2. Sikap (Attitude)
Sikap adalah juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu , yang sudah melibatkan factor pendapat dan emosi yang bersangkutan
(senang – tidak senang, setuju – tidak setuju dan sebagainya) jadi jelas, disini
di katakana bahwa sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam
merespons stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran,
perasaan, perhatian dan kejiwaan yang lain.
32
(tindakan). Misalnya, tentang contoh sikap terhadap penyakit kusta
tersebut adalah apakah yang dilakukan seseorang apabila ia menderita
penyakit kusta.
1. Menyadari.
Menyadari merupakan proses dimana seseorang membuat identifikasi tentang
apa/ bagian mana yang diinginkan untuk diubah dan mengapa perubahan
33
tersebut diinginkan. Dalam hal ini perlu diingat bahwa kesadaran tersebut
harus menyatakan keinginan bukan ketakutan.
Contoh:
a. Seorang mahasiswa yang belajar di bidang kesehatan sebelumnya tidak
peduli akan kebersihan diri dan perawatan dirinya. Setelah belajar
tentang pentingnya perawatan dan kebersihan diri serta penyakit yang
dapat ditimbulkan jika tidak adanya personal hygiene, maka siswa
tersebut mulai peduli dengan kesehatan dirinya, kemudian dia akan
mengaplikasikan bagaimana cara merawat kesehatan dirinya.
2. Mengganti
Setelah seseorang menyadari untuk merubah perilakunya, maka proses
selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengganti. Mengganti merupakan
proses melawan bentuk keyakinan, pemikiran, dan perasan yang diyakini salah.
Contoh:
a. Dulu seorang bidan atau perawat melakukan perawatan tali pusat dengan
membubuhi tali pusat dengan betadhine atau alkohol. Kemudian bidan
atau perawat juga membungkus tali pusat. Ini dimaksudkan agar bayi
terhindar dari adanya infeks pada tali pusat. Akan tetapi setelah adanya
Evidence Based maka diketahui hal ini sebenarnya hal ini yang justru
meningkatkan kemungkinan infeksi. Betadhine dan alkohol akan
menyebabkan tali pusat lembab bahkan basah. Apalagi ditambah dengan
pembungkusan tali pusat yang membuat tali pusat semakin basah dan tidak
adanya pertukaran udara. Hal ini justru bgi bakteri dan kuman untuk
34
merupakan lingkungan yang baik bagi bakteri dan kuman untuk
berkembang biak dan berpeluang besar menghakibatkan infeksi. Oleh
karena itu kebiasaan merawat tali pusat dengan membungkus dan
membubuhi tali pusat dengan betadhine atau alcohol diganti dengan
perawatan tali pusat tanpa membungkus dan membubuhi tali pusat dengan
betadhine ataupun alcohol. Kini perawatan tali pusat cukup dengan hanya
membersihkan dengan air DTT dan mengeringkannya.
3. Mengintrospeksi
Mengintrospeksi merupakan proses dimana seseorang membuat penilaian
mengenai apa yang sudah diraih dan apalagi yang perlu untuk dilakukan. Di
samping itu instropeksi juga berguna untuk mendeteksi kadar self-excusing
yang bisa jadi masih tetap ada dalam diri seseorang hanya karena lupa
membuat elaborasi, analogi, atau interpretasi dalam memahami dan
melaksanakan.
Contoh:
a. Seorang ibu yang hamil anak keduanya, dia akan cenderung mengingat
pengalaman hamil sebelumnya. Dia akan mencoba memperbaiki
perilakunya saat hamil agar kehamilannya kali ini sama dengan kehamilan
sebelumnya atau lebih baik dari sebelumnya. Contoh lainnya: jika
sebelumnya seorang ibu melahirkan bayi prematur maka pada
35
kehamilannya yang selanjutnya dia akan mencari penyebabnya dan
memperbaiki pola perilakunya saat kehamilan ini agar anaknya lahir
dengan keadaaan aterm.
b. Dulu penghisapan lendir rutin pada BBL sering dilakukan dengan tujuan
membantu proses pernafasan bayi. Tetapi setelah dinilai, hal ini tidak
efektif. Penghisapan lendir bahkan dapat membahayakan jiwa bayi bila
tidak dilakukan dengan benar.
36
Keterampilan adalah aktivitas fisik yang dilakukan seseorang yang
menggambarkan kemampuan kegiatan motorik dalam kawasan psikomotor.
Seseorang dikatakan menguasai kecakapan motoris bukan saja karena ia dapat
melakukan hal-hal atau gerakan yang telah ditentukan, tetapi juga karena
mereka melakukannya dalam keseluruhan gerak yang lancar dan tepat waktu.
Dalam hal ini terdapat kecenderungan terkoordinasikannya aktivitas fisik
karena pengenalan dan kelenturan jasmani untuk digerakkan sesuai ketentuan
gerakan yang mestinya dilakukan (Suparno, 2001). Keterampilan adalah
kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun
rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu.
Keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik melainkan juga
pengejawantahan fungsi mental yang bersifat kognitif. Pemaknaan
keterampilan dalam hal ini kemampuan sebagai level of competence, terdapat
dua penggunaan istilah competence (y), yakni:
1. Digunakan untuk merujuk pada area pekerjaan atas peranan yang mampu
dilakukan oleh seseorang dengan kompeten jadi fokusnya
mendeskripsikan tugas-tugas pekerjaan dan output jabatan, kemudian
disebut kompeten (competence).
2. Digunakan untuk merujuk pada dimensi-dimensi perilaku yang berada di
balik kinerja yang kompeten jadi fokusnya mendeskripsikan mengenai
perilaku, sikap, dan karakteristik orang dalam melakukan berbagai tugas
pekerjaan untuk menghasilkan outputjabatan yang efektif, outstanding,
atau superior, kemudian disebut kompetensi (competency).
37
behavior” atau “Covert behavior” yang dapat diukur dari pengetahuan dan
sikap. Contoh : ibu hamil tau pentingnya periksa hamil untuk kesehatan
bayi dan dirinya sendiri (pengetahuan), kemudian ibu tersebut bertanya
kepada tetangganya dimana tempat periksa hamil yang dekat (sikap)
c. Prilaku Terbuka (Overt Behavior)
Prilaku terbuka ini terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut sudah
berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau
“observable behabior”. Contoh seorang ibu hamil memeriksakan
kehamilannya kepuskesmas atau kebidan praktik, seorang penderita TB
paru minum obat anti TB secara teratur, seorang anak menggosok gigi
setelah makan. Contoh – contoh tersebut adalah berbentuk nyata, dalam
bentuk kegiatan atau dalam bentuk praktik (practice)
38
masyarakat. Sebagai contoh : ibu hamil akan mudah mendapatkan tablet
Fe apabila tersedianya tablet Fe dipuskesmas atau rumah sakit.
Tiap – tiap perilaku kesehatan dapat dilihat dari sebagai fungsi dari pengaruh
ketiga factor yang dapat memengaruhi prilaku tersebut (predisposisi,
pendukung dan penguat). Dengan kata lain, program penyebaran informasi
kesehatan tanpa memperhatikan pengaruh dari factor ppredisposisi, factor
pendukung, dan factor penguat tidak akan berhasil mempengaruhi perilaku.
39
c. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan pada factor penguat adalah
dengan pelatihan – pelatihan kepada keluarga, tokoh, masyarakat untuk
menguatkan prilaku yang sudah terbentuk.
40
d. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi.(marah,
senang)
41
kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman, dan adanya kepercayaan
bahwa perubahan perilaku akan memberikan keuntungan. Faktor yang
mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang dipengaruhi
oleh karakteristik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang di
tawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomen-dasikan
perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa.
b) Harapan
1) Persepsi tentang keuntungan suatu tindakan
2) Persepsi tentang hambatan-hambatan untuk melakukan tindakan itu
c) Pencetus tindakan:
1) Media
2) Pengaruh orang lain
3) Hal-hal yang mengingatkan (reminders)
42
e) Penilaian diri (Persepsi tentang kesanggupan diri untuk melakukan tindakan
itu)
Ancaman suatu penyakit dipersepsikan secara berbeda oleh setiap individu.
Contoh: kanker. Ada yang takut tertular penyakit itu, tapi ada juga yang
menganggap penyakit itu tidak begitu parah, ataupun individu itu merasa tidak
akan tertular olehnya karena diantara anggota keluarganya tidak ada riwayat
penyakit kanker. Keputusan untuk mengambil tindakan/upaya penanggulangan
atau pencegahan penyakit itu tergantung dari persepsi individu tentang
keuntungan dari tindakan tersebut baginya, besar/kecilnya hambatan untuk
melaksanakan tindakan itu serta pandangan individu tentang kemampuan diri
sendiri. Persepsi tentang ancaman penyakit dan upaya penanggulangannya
dipengaruhi oleh latar belakang sosio-demografi si individu. Untuk
menguatkan keputusan bertindak, diperlukan faktor pencetus (berita dari
media, ajakan orang yang dikenal atau ada yang mengingatkan). Jika faktor
pencetus itu cukup kuat dan individu merasa siap, barulah individu itu benar-
benar melaksanakan tindakan yang dianjurkan guna menanggulangi atau
mencegah penyakit tersebut.
Health Belief Model menurut Becker (1979) ditentukan oleh :
a. Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan
b. Menganggap serius masalah
c. yakin terhadap efektivitas pengobatan
d. tidak mahal
e. menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan
43
perubahan. Berikut diuraikan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
perilaku pada manusia.
1) Faktor Internal
Tingkah laku manusia adalah corak kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh
faktor yang ada dalam dirinya. Faktor-faktor intern yang dimaksud antara lain
jenis ras/keturunan, jenis kelamin, sifat fisik, kepribadian, bakat, dan
intelegensia. Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan secara lebih rinci seperti di
bawah ini.
b. Jenis Kelamin
Perbedaan perilaku berdasarkan jenis kelamin antara lain cara berpakaian,
melakukan pekerjaan sehari-hari, dan pembagian tugas pekerjaan. Perbedaan
ini bisa dimungkikan karena faktor hormonal, struktur fisik maupun norma
pembagian tugas. Wanita seringkali berperilaku berdasarkan perasaan,
sedangkan orang laki-laki cenderug berperilaku atau bertindak atas
pertimbangan rasional.
c. Sifat Fisik
Kretschmer Sheldon membuat tipologi perilaku seseorang berdasarkan tipe
fisiknya. Misalnya, orang yang pendek, bulat, gendut, wajah berlemak adalah
tipe piknis. Orang dengan ciri demikian dikatakan senang bergaul, humoris,
ramah dan banyak teman.
d. Kepribadian
44
Kepribadian adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam
dirinya yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala
rangsang baik yang datang dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya,
sehingga corak dan kebiasaan itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang
khas untuk manusia itu. Dari pengertian tersebut, kepribadian seseorang jelas
sangat berpengaruh terhadap perilaku sehari-harinya.
e. Intelegensia
Intelegensia adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan
bertindak secara terarah dan efektif. Bertitik tolak dari pengertian tersebut,
tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh intelegensia. Tingkah laku yang
dipengaruhi oleh intelegensia adalah tingkah laku intelegen di mana seseorang
dapat bertindak secara cepat, tepat, dan mudah terutama dalam mengambil
keputusan.
f. Bakat
Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan
suatu latihan khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan
khusus, misalnya berupa kemampuan memainkan musik, melukis, olah raga,
dan sebagainya.
2) Faktor Eksternal
a. Pendidikan
Inti dari kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil dari proses
belajar mengajar adalah seperangkat perubahan perilaku. Dengan demikian
pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Seseorang
yang berpendidikan tinggi akan berbeda perilakunya dengan orang yang
berpendidikan rendah.
b. Agama
45
Agama akan menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan norma dan
nilai yangdiajarkan oleh agama yang diyakininya.
c. Kebudayaan
Kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau peradaban manusia.
Tingkah laku seseorang dalam kebudayaan tertentu akan berbeda dengan orang
yang hidup pada kebudayaan lainnya, misalnya tingkah laku orang Jawa
dengan tingkah laku orang Papua.
d. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh untuk
mengubah sifat dan perilaku individu karena lingkungan itu dapat merupakan
lawan atau tantangan bagi individu untuk mengatasinya. Individu terus
berusaha menaklukkan lingkungan sehingga menjadi jinak dan dapat
dikuasainya.
e. Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas
yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini
akan mempengaruhi perilaku seseorang.
TOPIK 3
46
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya menampilkan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik
melalui media cetak, elektronika, media luar ruang, sehingga pengetahuan
sasaran dapat meningkat dan akhirnya dapat mengubah perilaku kearah
positif terhadap kesehatan.(Soekidjo,2005)
47
diterima oleh sasaran. Alat peraga yang digunakan secara baik
memberikan keuntungan,antara lain :
1. Dapat menghindari kesalahan pengertian /pemahaman atau salah tafsir
2. Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah
ditangkap.
3. Apa yang diterapkan akan lebih lama diingat,terutama hal – hal yang
mengesankan.
4. Dapat menarik serta memusatkan perhatian.
5. Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang
dianjurkan. (sumber, Mubarak 2012)
48
b. Berdasarkan cara produksi
1) Media cetak
Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan – pesan
visual.Pada umumnya terdiri atas gambaran sejumlah kata, gambar, atau foto
dalam tata warna. Contohnya poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar,
lembar balik, stiker dan pamflet.Tujuan utamanya memberikan informasi dan
menghibur.Kelebihan media cetak antara lain tahan lama,mencakup banyak
orang,biaya tidak terlalu tinggi, tidak perlu energi listrik, dapat dibawa,
mempermudah pemahaman dan meningkatkan gairah belajar. Kelemahannya
tidak dapat mensimulasi efek suara dan efek gerak serta mudah terlipat.
2) Media elektronik
Media elektronik yaitu suatu media bergerak,dinamis dan dapat dilihat,
didengar, dan dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika.
Contohnya televisi, radio, film, kaset, CD, DVD, VCD, slide show, CD
interaktif, dll. Kelebihan media elektronik antara lain sudah dikenal
dimasyarakat,melibatkan semua panca indra,lebih mudah dipahami,lebih
menarik karena adala suara dan gambar.kelemahannya biaya lebih
tinggi,sedikit rumit,memerlukan listrik,perlu keterampilan.
49
Pemilihan media didasarkan pada selera khalayak sasaran.Media yang dipilih
harus memberikan dampak yang luas.Setiap media akan memberikan peranan
yang berbeda.Penggunaan beberapa media secara serempak dan terpadu akan
meningkatkan cakupan,frekuensi dan efektivitas pesan. (sumber, Mubarak
2012)
Kelemahan :
1) Komunikan tidak mampu membaca
2) Menuntut kemauan membaca, jika reading habbitnya rendah akan
sulit
3) Mahal
4) Memerlukan konsentrasi
5) Lambat, dari segi waktu media cetak adalah yang terlambat karena
media cetak tidak dapat menyebarkan langsung berita yang terjadi
kepada masyarakat dan harus menunggu turun cetak. Media cetak
50
sering kali hanya memuat berita yang telah disebarluaskan oleh media
lainnya.
6) Tidak adanya audio, media cetak hanya berupa tulisan yang tentu saja
tidak dapat didengar.
7) Visual yang terbatas, media cetak hanya dapat memberikan visual
berupa gambar yang mewakili keseluruhan isi berita.
8) Produksi, biaya produksi yang cukup mahal karena media cetak harus
mencetak dan mengirimkannya sebelum dapat dinikmati masyarakat.
b. Media Radio
Media ini banyak diandalkan oleh masyarakat.
Kelebihan :
1) Santai dan praktis
2) Daya langsung
3) Mengatasi bagi yang buta huruf
4) Bersikap akrab dan personal
Kekurangan :
1) Hanya sekilas dengar
2) Banyak gangguan
3) Tidak dapat menyampaikan pesan yang kompleks
4) Pesan kurang atraktif
c. Media Televisi
Kelebihan :
1) Merekam dengan distorsi rendah
2) Digunakan secara berulang-ulang oleh audience yang heterogen
3) Mampu mgungkap peraaan dengan gambar, musik, maupun kata
sehingga multiple effect
4) Mampu mengajak penonton sehingga pendekatan individu melalui tokoh
5) Dapat mengemukakan individu yang abstrak
51
Kekurangan :
1) Mahal
2) Komunikan dituntut intensitas perhatian
3) Kurang akrab
d. Media Film
Film meruapakan media yang bersifat menghibur, tapi dapat disisipi dengan
pesan-pesan yang bersifat edukatif. Sasaran media ini adalah kelompok besar,
dan kolosal. Kekurangan dan kelebihan sama dengan media televisi karena
sifatnya yang audio visual.
Kelebihan :
1) Merekam dengan distorsi rendah
2) Digunakan secara berulang-ulang oleh audience yang heterogen
3) Mampu mgungkap peraaan dengan gambar, musik, maupun kata
sehingga multiple effect
4) Mampu mengajak penonton sehingga pendekatan individu melalui tokoh
5) Dapat mengemukakan individu yang abstrak
Kekurangan :
1) Mahal
2) Komunikan dituntut intensitas perhatian
3) Kurang akrab
52
ditempatkan/ditempelkan di tempat-tempat umum/keramaian yang tentunya
disesuaikan dengan jenis posternya, dalam hal ini adalah tempat-tempat yang
berhubungan dengan dunia seni dan pendidikan. Lebih singkatnya poster
dapat didefinisikan sebagai plakat berupa pengumuman atau iklan yang
dipasang di tempat umum (WJS Poerwadarminta, 1986:783)
Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar dengan
sedikit kata-kata. Katakata dalam poster harus jelas artinya, tepat pesannya
dan dapat dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih 6 meter. Poster
biasanya ditempelkan pada suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak
dilalui orang misalnya di dinding balai desa, pinggir jalan, papan
pengumuman, dan lain lain. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan,
ilustrasi, kartun, gambar atau photo.
Kelebihan :
1) Bahasa singkat, sederhana, dan mudah dipahami
2) Menggunakan huruf besar sehingga tetap terlihat pada jarak jauh
3) Ilustrassi bervariasi, yang berupa gambar, foto, dan warna yang menarik
4) Pesan yang sederhana, misalnya menunjukan produk
5) Ukuran bervariasi, ada besar dan ada kecil
6) Wilayah sesuai keinginan
Kelemahan :
1) Luas jangkauan terbatas karena bersifat local
53
2) Tidak dapat memilah khalayak
3) Khalayak hanya melihat sepintas
b. Leaflet
Berupa lembaran, tanpa lipatan, jumlah satu lembar, dan dirancang khusus.
Merupakan jenis pamflet atau brosur yang paling populer. Biasanya terdiri
dari satu lembar saja dengan cetakan dua muka. Namun yang khas dari leaflet
adalah adanya lipatan yang membentuk beberapa bagian leaflet seolah-olah
merupakan panel atau halaman tersendiri.
Kualitas cetakan leaflet biasanya bagus, dibuat dengan desain yang menarik,
dan berisi informasi yang lengkap baik berupa gambar maupun tulisan.
Karena bentuknya lipatan, pembuatan leaflet biasanya memperhatikan sisi
psikologi orang membuka leaflet, sehingga desainnya pun dibuat untuk
memudahkan orang menerima informasi yang ada pada leaflet tanpa terlalu
banyak membolak-balik leaflet. Dibanding dengan media promosi lain
(booklet, katalog, flyer), leaflet sangat sering dijumpai karena bisa digunakan
untuk bermacam hal misalnya mengenalkan produk, sebagai katalog mini atau
booklet mini, profil perusahaan, dan lain sebagainya.
c. Bentuk Booklet
Bentuk buku meskipun hanya satu lembar. Tetapi biasanya terdiri dari
beberapa halaman dan seringkali memiliki sampul, halaman judul, dijilid baik
secara sederhana menggunakan staples maupun dijilid dengan hiasan misalnya
menggunakan ring. Sejumlah produk konsumen seperti barang elektronik
(misalnya handphone), sering menyertakan buklet berisi spesifikasi produk
atau penjelasan cara penggunaan (manual book) secara ringkas.
54
menyertakan buklet yang berisi lirik lagu, foto, dan nama-nama artis
pendukung. Booklet yang biasanya terlihat seperti sebuah buku mini, bukan
merupakan sarana beriklan secara langsung.
Kelebihan leaflet dan booklet :
1) Dapat disimpan sehingga dapat dibaca berulang-ulang
2) Isinya dapat terperinci
3) Desain cetak, ilustrasi dibuat menarik
4) Mampu memilah khalayak
Kekurangan :
1) Adanya nir massa yaitu khalayak yang tidak tercover
2) Tidak cocok untuk audience dengan tingkat pendidikan rendah
3) Adanya eye catcher yaitu umpan menangkap mata tetapi tergantung
ilustrasi, desain, jenis kertas, dan kualitas cetak.
E. MERACANG MENGEMBANGKAN
Langkah – langkah dalam merancang pengembangan media promosi kesehatan
adalah sebagai berikut :
a. Menetapkan tujuan
Tujuan harus realistis,jelas dan dapat diukur (apa yang diukur,siapa sasran
yang akan diukur,seberapa banyak perubahan yang akan diukur,berapa lama
dan dimana pengukuran dilakukan).Penetapan tujuan merupakan dasar untuk
merancang media promosi dan merancang evaluasi.
55
ketersediaan jumlah dan jangkauan produk,serta menghitung jenis dan
penempatan media.
F. PROMOSI
56
2. Pidato-pidato/ diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik, baik
TV maupun radio, pada hakikatnya merupakan bentuk promosi kesehatan
massa.
3. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan
lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan adalah juga
merupakan pendekatan pendidikan kesehatan massa.
4. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun
tanya jawab atau konsultasi tentang kesehatan adalah merupakan bentuk
pendekatan promosi kesehatan massa.
5. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan
sebagainya juga merupakan bentuk promosi kesehatan massa. Contoh :
billboard Ayo ke Posyandu
57
banyak menyalurkan pengetahuanke dalam otak adalah mata. Kurang
lebih 75% sampai 87% dari pengetahuan manusia
diperoleh/disalurkan melalui mata. Sedangkan 13% samapi 25%
lainnyatersalur melalui indra lain. Dari sini dapat disimpulkan bahwa
alat-alat visual lebih mempermudah cara penyampaian dan
penerimaan informasi atau bahan pendidikan.
g. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih
mendalami, dan akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik.
Orng yang melihat sesuatu yang memang diperlukan tentu akan
menarik perhatiaanya, dan apa yang dilihat dengan penuh perhatian
akan memberikan pengertian baru baginya, yang merupakan
pendorong untuk melakukan/memakai sesuatu yang baru tersebut.
h. Membantu menegakan pengertian yang diperoleh. Didalam menerima
sesuatu yang baru, manusia mempunyai kecenderungan untuk
melupakan atau lupa terhadap pengertian yang telah diterima. Untuk
mengatasi hal ini alat bantu akan membantu menegakan pengetahuan-
pengetahuan yang telah diterima sehingga apa yang diterima akan
lebih lama tersimpan didalam ingatan.
TOPIK 4
A. ANALISA KOMUNITAS
58
Beberapa aspek yang menjadi sasaran dalam melakukan analisis komunitas,
antara lain identifikasi anggota masyarakat, batas-batas geografis, kebutuhan-
kebutuhan, kepentingan-kepentingan, aspirasi-aspirasi, motivasi-motivasi para
anggotanya dan atau efektifitas sistem pelayanan kesehatan yang
tersedia.Secara lebih rinci tahapan-tahapan dalam melakukan analisis
komunitas adalah mengumpulkan informasi, mendefinisikan batas-batas,
mendefinisikan latar belakang, menganalisis status kesehatan masyarakat
termasuk analisis terhadap sistem perawatan kesehatan dan potensi
keikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.
B. DIAGNOSA KOMUNITAS
59
kelompok sasaran, yaitu individu, kelompok maupun keduanya.
5. Menentukan Metode
a. Pengetahuan : penyuluhan langsung, pemasangan poster, spanduk,
penyebaran leaflet, dll.
b. Sikap : memberikan contoh konkrit yang dapat menggugah emosi, dan
sikap sasaran, misalnya dengan memperlihatkan foto, slide atau melalui
pemutaran film/video.
c. Keterampilan : sasaran harus diberi kesempatan untuk mencoba
keterampilan tersebut.
d. Pertimbangkan sumber dana & sumber daya.
e.
6. Menetapkan Media
a. Teori pendidikan : belajar yang paling mudah adalah dengan
menggunakan media.
b. Media yang dipilih harus bergantung pada jenis sasaran, tk pendidikan,
aspek yang ingin dicapai, metode yang digunakan dan sumber daya yang
ada.
7. Menyusun Rencana Evaluasi
Rencana evaluasi harus dijabarkan yaitu mengenai kapan evaluasi akan
dilaksanakan, dimana akan dilaksanakan, kelompok sasaran yang mana akan
dievaluasi & siapa yang akan melaksanakan evaluasi tersebut.
60
Setelah melalui tahapan perencanaan, selanjutnya dilakukan tahap
implementasi Program promosi kesehatan.
D. ANALISA TARGET
Analisa target penting untuk memastikan bahwa promosi kesehatan yang akan
dilakukan terfokus pada prioritas kerja yang sesuai dengan tujuan/goal yaitu
memberikan layanan keperawatan terbaik pada klien meliputi individu,
kelompok maupun masyarakat. Analisa target diperlukan dalam promosi
kesehatan karena perencanaan menyediakan cara untuk memandu pilihan
sehingga keputusan yang dibuat mewakili cara terbaik untuk mencapai target
yang diinginkan. Pendekatan rasional menunjukkan bahwa seluruh jajaran atau
option harus diidentifikasi dan dipertimbangkan sebelum program
komprehensif disusun. Model perencanaan rasional (Rational planning model)
memberika pedoman pilihan dalam mengambil keputusan yang mewakili
langkah terbaik untuk mencapai tujuan yang akan dicapai. Perencanaan
memiliki keuntungan supaya tujuan yang akan dicapai jelas oleh karena itu
dalam tahap perencanaan memerlukan:
61
Tujuan harus realistis, jelas, dan dapat diukur (apa yang diukur, siapa sasaran
yang akan diukur, seberapa banyak perubahan akan diukur, berapa lama dan
dimana pengukuran dilakukan). Penetapan tujuan merupakan dasar untuk
merancang media promosi dan merancang evaluasi.
F. IMPLEMENTASI PROGRAM
1. Persiapan Pelaksanaan
Meliputi persiapan alat pendukung dan media fasilitasi dalam program
promosi kesehatan.
2. Implementasi Kegiatan
a. Melaksanakan kegiatan pelatihan yang berkaitan dengan promosi
kesehatan (apabila ada rencana pelatihan dalam Rencana Kerja
Masyarakat).
62
b. Melaksanakan kegiatan program promosi kesehatan dengan
sasaran yang telah ditentukan.
G. EVALUASI PROGRAM
63
TOPIK 5
64
Dalam memenuhi kebutuhan individu pendidikan kesehatan harus
dilakukan agar dapat tercapai dengan menggunakan, metode pendidikan
yang bersifat individual ini digunakan untuk membina perilaku baru atau
seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau
inovasi. Misalnya seorang ibu yang baru saja menjadi akseptor atau
seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap imunisasi TT karena
baru saja memperoleh / mendengarkan penyuluhan kesehatan.
2) Interview (Wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan
penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien
untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima
perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang
65
akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian atau kesadaran yang
kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam
lagi.
66
b) Seminar
Metode ini digunakan untukpendidikan menengah ke atas.
Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari seorang ahli
atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap
penting
2) Kelompok Kecil
Peserta kegiatan dalam kelompok kecil berjumlah kurang dari
15 orang.
a) Diskusi Kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat
bebas berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi duduk para
peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-
hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam
bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi juga duduk
di antara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan yang lebih
tinggi. Dengan kata lain mereka harus merasa dalam taraf yang
sama sehingga tiap anggota kelompok mempunyai
kebebasan/keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat.
67
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok.
Prinsipnya sana dengan metode diskusi kelompok. Bedanya,
pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu
masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau
tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban
tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis.
Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh
dikomentari oleh siapa pun. Baru setelah semua anggota
dikeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan
akhirnya terjadi diskusi.
68
Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai
pemegang peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya
sebagai dokter Puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan
sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau
anggota masyarakat. Mereka memperagakan, misalnya
bagaimana interaksi atau berkomunika sehari-hari dalam
melaksanakan tugas.
69
Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 tahun 1992 dan WHO, tujuan
pendidikan kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik secara fisik, mental
dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial, pendidikan
kesehatan disemua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit menular,
sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program
kesehatan lainnya.
Ada beberapa alasan mengapa pendidikan kesehatan itu penting dan perlu
diberikan, antara lain :
70
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, salah satu alasan pentingnya pendidikan
kesehatan adalah tercapainya perubahan prilaku baik individu, keluarga, dan
masyarakat. Perubahan prilaku ini adalah menuju prilaku kesehatan. Perilaku
kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta
lingkungan. Masyarakat memiliki beberapa macam perilaku terhadap
kesehatan. Perilaku tersebut umumnya dibagi menjadi dua, yaitu perilaku
sehat dan perilaku sakit.
71
Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan kesehatan, tempat
dalam memberikan pendidikan kesehatan dapat berlangsung diberbagai
tempat, sehingga dengan sendirinya sasaranya juga berbeda. Misalnya :
72
b. Mengikuti rapat dengar pendapat yang biasanya dilaksanakan di tingkat
kecamatan dimana setiap kepala desa berkumpul pada acara tersebut.
c. Memanfaatkan pertemuan kader kesehatan.
d. Kotak saran juga dapat di gunakan untuk menampung aspirasi masyarakat
e. Melakukan survey aspirasi kebutuhan masyarakat ( bisa dilakukan dengan
metode terbuka atau metode tertutup dengan sudah kita siapkan
pertanyaannya ).
f. Grup diskusi internal yang memanfaatkan komunitas – komunitas kecil dalam
masyarakat.
Menurut ewles dan simnett (1994), empat hal yang perlu dipertimbangkan
antara lain ruang lingkup tugas, perimbangan antara bersikap reaktif dan
proaktif, sejauh mana menempatkan kepentingan klien terlebih dahulu.
a. Ruang lingkup tugas
Bagi sebagian petugas, tugas mengidentifikasi kebutuhan dalam batas
tertentu telah dilakuakan. Contoh seorang bidan telah melakukan
pelayanan yang berorientasi pada pasien yang bersangkutan, tentu saja ia
perlu mengidentifikasi dan memberi tanggapan terhadap kebutuhan-
kebutuhan individual setiap pasien.
73
Dalam mengidentifikasi kebutuhan, perlu dibedakan antara reaktif dan
proaktif. Bersikap reaktif adalah memberi tanggapan (bereaksi) terhadap
kebutuhan-kebutuhan dan permintaaan orang lain. Bersikap proaktif
berarti mengambil inisiatif dan keputusan tentang kawasan pekerjaan
yang akan dilakukan. Individu dapat mengatakan “tidak” terhadap
permintaan orang lain jika permintaan itu tidak cocok dengan kebijakan
dan prioritas anda.
74
5) Kecenderungan partisipasi pengguna dalam perencanaan dan
evaluasi kegiatan-kegiatan promosi kesehatan.
75
a) Identifikasi orang dan peranannya
b) Menyamakan bahasa
c) Merumuskan tujuan-tujuan dan concerns
d) Menemukan kebutuhan-kebutuhan
e) Mengukur dan memperingkat kebutuhan
f) Menetapkan prioritas
g) Menentukan fisibilitas pemenuhan kebutuhan
h) Merencanakan program ( tujuan - tujuan operasional dan
prosedur)
i) Penilaian kembali secara kontinyu.
D. SURVEY KEBUTUHAN
Survey merupakan penelitian yang mengumpulkan informasi dari suatu sampel
dengan menanyakan melalui angket atau interview supaya nantinya
menggambarkan berbagai aspek dari populasi (Faenkel dan Wallen,
1990). Survey merupakan salah satu jenis penelitian yang
banyak dilakukan oleh peneliti dalam bidang sosiologi, bisnis, politik,
pemerintahan, pendidikan, dan kesehatan.
SPKP adalah survei panel yang diadakan secara berturut-turut selama tiga
tahun. Survei ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan pelayanan
76
kesehatan dan pendidikan di Indonesia selama tiga tahun, dimulai dari tahun
2007, 2008 dan 2009. Secara umum, survei ini bertujuan untuk
mengumpulkan informasi pelayanan kesehatan ibu hamil/melahirkan dan
bayi/balita, serta pendidikan wajib belajar 9 tahun.
a. Gambaran tentang Kecamatan SPKP
Pada tahun 2007, survey panel ini mengumpulkan data di 6 propinsi,
yaitu: DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur,
Sulawesi Utara dan Gorontalo. Dari 6 propinsi dipilih 668 kecamatan.
Untuk kepentingan analisa, kecamatan SPKP dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu:
1) Kecamatan Komunitas adalah kecamatan yang sampel rumah
tangganya menggambarkan kondisi umum rumah tangga pada
kecamatan tersebut.
2) Kecamatan Rumah Tangga adalah kecamatan yang sampel rumah
tangganya mewakili gambaran rumah tangga miskin di kecamatan
tersebut.
77
c. Gambaran tentang Rumah Tangga SPKP
Jumlah rumah tangga yang harus diwawancarai di setiap kecamatan
adalah 40 rumah tangga atau rata-rata 5 rumah tangga di setiap
desa/kelurahan. Pada tahun 2008, 20 rumah tangga tahun 2007 di
kecamatan komunitas dikunjungi ulang, sementara 20 rumah tangga
dipilih baru. Hal yang sama juga akan berlaku pada tahun 2009 untuk
rumah tangga di kecamatan komunitas. Sementara itu, di kecamatan
rumah tangga, seluruh rumah tangga tahun 2007 akan dikunjungi ulang.
Untuk keperluan analisa, pada tahun 2009 ini kemungkinan akan
ditambahkan sejumlah rumah tangga di kecamatan-kecamatan tertentu
dari kecamatan komunitas dan rumah tangga.
78
TOPIK 6
A. MEMILIH KEBUTUHAN
Saat melakukan pengkajian promosi kesehatan, perawat perlu menentukan
prioritas. Hirarki Maslow (1970) tentang kebutuhan merupakan metode yang
sangat berguna untuk menetukan prioritas. Hirarki tentang kebutuhan
79
manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkat. Tingkat pertama atau
tingkat paling dasar mencakup kebutuhan seperti udara, air, dan makanan.
Tingkat kedua mencakup kebutuhan keselamatan dan keamanan. Tingkat
ketiga mengandung kebutuhan dicintai dan memiliki. Tingkat keempat
mengandung kebutuhan dihargai dan harga diri. Tingkat kelima adalah
kebutuhan untuk aktualisasi diri.
80
komunitas dan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan kekuatan serta sesuai
dengan hasil (Roberta Hunt, 2005).
Contoh:
setelah mengikuti materi ini, klien dapat :
melakukan+perawatan luka sendiri
Contoh:
Klien S + dapat menjelaskan konsep luka + minimal + 80%
C. MENYUSUN MATERI
81
Setelah tujuan, sasaran, situasi, masalah, dan latarbelakang sasaran ditentukan,
maka isi penyuluhan dapat ditentukan. Isi penyuluhan dan keuntungan terhadap
kelompok sasaran harus juga disebutkan. Isi penyuluhan harus dituangkan
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh sasaran, pesan harus benar-benar
bisa dilaksanakan oleh sasaran dengan sarana yang mereka miliki, atau yang
terjangkau oleh mereka. Dasar-dasar komunikasi perlu dipahami dalam
menyusun isi penyuluhan.
D. MENENTUKAN METODE
Metode diartikan sebagai cara pendekatan tertentu. Didalam proses belajar,
pendidik harus dapat memilih dan menggunakan metode (cara) mengajar
yang cocok atau relevan, sesuai dengan kondisi setempat. Meskipun berlaku
pedoman umum bahwa tidak ada satu pun metode belajar yang paling baik
dan tidak ada satu pun metode belajar yang berdiri sendiri. Oleh karena itu,
diperlukan pemahaman yang cukup tentang penerapan, metode yang sesuai
dengan sasaran, tempat, dan waktu yang berbeda.
Pemberian pendidikan kesehatan pada sasaran yang sama, tetapi waktu dan
atau tempat yang berbeda dalam pelaksanaanya memerlukan metode yang
berbeda. Demikian juga sebaliknya, pada sasaran yang berbeda dengan
tempat yang sama, membutuhkan metode yang mungkin berbeda atau bahkan
metode yang sama. Ketepatan pemilihan metode sangat diperlukan dalam
mencapai tujuan pendidikan kesehatan itu sendiri.
a. Jenis Metode
Secara garis besar, metode dibagi menjadi dua, yaitu metode didaktif dan
metode sokratik. Metode didaktik didasarkan atau dilakukan secara satu
arah atau one way method. Tingkat keberhasilan metode didaktif sulit
82
dievaluasi karena peserta didik bersifat pasif dan hanya pendidik yang
aktif (misalnya: ceramah, film, leaflet, booklet, poster, dan siaran radio,
kecuali siaran radio yang bersifat interaktif, dan tulisan di media
cetak).Metode sokratik. Metode ini dilakukan secara dua arah (two ways
method). Dengan metode ini, kemungkinan antara pendidik dan peserta
didik bersikap aktif dan kreatif (misalanya: diskusi kelompok, debat,
panel, forum, seminar, bermain peran, demonstrasi, studi kasus,
lokakarya, dan penugasan perorangan).
c. Klasifikasi Metode
Menurut Notoatmodjo (1993) dan WHO (1992), metode pendidikan
kesehatan diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu metode pendidikan
individu, kelompok, dan massa.
1) Metode pendidikan inividu
a) Bimbingan dan Konseling
83
Bimbingan berisi penyampaian informasi yang berkenan dengan
masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang
disajikan dalam bentuk pelajaran. Informasi dalam bimbingan
dimaksudkan memperbaiki dan mengembangkan pemahaman
diri dan orang lain, sedangkan perubahan sikap merupakan
tujuan yang tidak langsung.
Konseling adalah proses belajar yang bertujuan memungkinkan
konseling (peserta pendidik) mengenal dan menerima diri
sendiri serta realistis dalam proses penyelesaian dengan
lingkungannya (Nurihsan, 2005). Konseling menjadi strategi
utama dalam proses bimbingan, dan merupakan teknik standar
dan tugas pokok seorang konselor di pusat pendidikan.
Konseling membantu konselingdalam masalah-masalah pribadi
(sosial atau emosional), mengerti diri, mengeksploitasi diri, dan
dapat memimpin diri sendiri dalam suatu masyarakat serta
membantu mengembangkan kesehatan mental, perubahan sikap,
dan tingkah laku. Proses konseling terdiri atas tiga tahap
(Cavagnh, 1982), yaitu :
i). Tahap awal. Meliputi pengenalan, kunjugan, dan dukungan
lingkungan
ii). Tahap pertengahan. Berupa kegiatan penjelasan masalah
klien, dan membantu apa yang akan diberikan berdasarkan
penilaian kemabli masalah klien
iii). Tahap akhir. Ditandai oleh penurunan kecemasan klien.
Terdapat perubahan perilaku kearah positif, sehat dan
dinamik, tujuan hidup yang jelas di masa yang akan datang,
dan terjadi perubahan sikap
b) Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan
konseling. Wawancara petugas dengan klien dilakukan untuk
84
menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima
perubahan, apakah tertarik atau tidak terhadap perubahan dan
untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau belum
diadopsi memiliki dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.
b) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran pendidikan tinggi maupun
rendah.
85
jelas, pandangan harus tertuju pada seluruh peserta
ceramah, berdiri di depan (di pertengahan) tidak duduk,
menggunakan alat-alat bantu lihat.
c) Seminar
Metode ini digunakan untukpendidikan menengah ke atas.
Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari seorang
ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang
dianggap penting
d) Kelompok Kecil
Peserta kegiatan dalam kelompok kecil berjumlah kurang
dari 15 orang.
e) Diskusi Kelompok
Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok
dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi, maka formasi
duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka
dapat berhadap-hadapan atau saling memandang satu sama
lain, misalnya dalam bentuk lingkaran atau segi empat.
Pimpinan diskusi juga duduk di antara peserta sehingga
tidak menimbulkan kesan yang lebih tinggi. Dengan kata
lain mereka harus merasa dalam taraf yang sama sehingga
tiap anggota kelompok mempunyai kebebasan/keterbukaan
untuk mengeluarkan pendapat.
86
yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka
pemimpin kelompok harus mengarahkan dan megatur
sedemikian rupa sehingga semua orang dapat kesempatan
berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah
seorang peserta.
87
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok
kecil (buzz group) yang kemudian diberi suatu
permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok
lain, Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah
tersebut, Selanjutnya hasil dan tiap kelompok didiskusikan
kembali dan dicari kesimpulannya.
88
tidak langsung, biasanya menggunakan atau melalui media massa.
Berikut ini merupakan contoh metode pendidikan massa yakni:
a) Ceramah umum (public speaking). Pada acara-acara tertentu,
misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, Menteri Kesehatan
atau pejabat kesehatan lainnya berpidato dihadapan massa
rakyat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan.
Safari KB juga merupakan salah satu bentuk pendekatan
massa.
b) Pidato-pidato/ diskusi tentang kesehatan melalui media
elektronik, baik TV maupun radio, pada hakikatnya merupakan
bentuk promosi kesehatan massa.
c) Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas
kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah
kesehatan adalah juga merupakan pendekatan pendidikan
kesehatan massa.
d) Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel
maupun tanya jawab atau konsultasi tentang kesehatan adalah
merupakan bentuk pendekatan promosi kesehatan massa.
e) Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, dan
sebagainya juga merupakan bentuk promosi kesehatan massa.
89
mendorong masyarakat lokal untuk terlibat secara langsung dalam proses.
Kedua, perawat perlu memeberi keyakinan bahwa perawat menyediakan
informasi yang berguna dalam memenuhi kebutuhan dalam aktivitas
masyarakat. Proses ini dapat dikatakan tida berhasil jika masyarakat psif
dalam penyediaan informasi dan tidak berpartisipasi secara langsung dalam
proses promosi kesehatan. Untuk membuat masyarakat mau berpartisipasi
dalam proses promosi kesehatan, perawat dapat meminta bantuan dengan cara
melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh masyarakat, seperti Tokoh yang
memiliki pengetahuan tentang isu umum dalam mayarakat, misalnya guru;
Pemuka agama; Tokoh yang penting dalam jaringan informal dan memiliki
peranan dalam local communication seperti shopkeepers dan bookmakers.
90
f. Informasi tentang faktor internal (tenaga, sarana, dana promosi
kesehatan) dan eksternal (peraturan, lingkungan di luar unit) diperoleh
dari lapangan/tempat.
91
Dirumuskan apakah tujuan yang sudah dijabarkan secara khusus dan jelas
mencantumkan kapan akan dievalusi di daerah mana akan dilakukan, serta
siapa kelompok sasaran yang akan dievaluasi. Hal yang harus diperhatikan :
a. Indikator apa yang digunakan dalam penilaian.
b. Perlu dilihat kembali apakah tujuan penyuluhan sudah sejalan dengan
tujuan program.
c. Kegiatan-kegiatan penyuluhan mana yang akan dievaluasi.
d. Metode dan istrumen yang akan dipergunakan untuk evaluasi.
e. Siapa yang akan melaksanakan evaluasi.
f. Sarana-sarana (peralatan, biaya, tenaga, dan lain-lain), yang diperlukan
dalam evaluasi, dan dimana sarana tersebut bisa diperoleh.
g. Apakah ada fasilitas dan kesempatan untuk mempersiapkan tenaga-
tenaga yang akan melaksanakan evaluasi.
h. Bagaiman rencana untuk memberikan umpan balik hasil evaluasi ini
kepada para pimpinan program.
TOPIK 7
A. PENGERTIAN ETIKA
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan perilaku, adat kebiasaan
manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar
dan mana yang buruk. Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu”Ethos”, yang
92
berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan
erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa latin,
yaitu”Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat
kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik
(kesusilaan) dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral
kurang lebih sama pengertiaannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat
perbedaan.
2. Etika normativ, etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang
ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya
dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini.
Jadi, etika normativ merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar
manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk,
sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di
masyarakat.
93
Pada tahun 2002, American Public Health Association secara resmi
mengadopsi dua belas prinsip praktek kode etik untuk umum. Dua belas prinsip
yang diuraikan:
1. Kesehatan masyarakat terutama harus membahas penyebab dasar penyakit
dan persyaratan untuk kesehatan, yang bertujuan untuk mencegah hasil
kesehatan yang merugikan.
2. Kesehatan masyarakat harus mencapai kesehatan masyarakat dengan cara
yang menghormati hak-hak individu dalam masyarakat.
3. Kebijakan kesehatan masyarakat, program, dan prioritas harus
dikembangkan dan dievaluasi melalui proses yang menjamin kesempatan
untuk masukan dari anggota masyarakat.
4. Kesehatan masyarakat harus mengadvokasi dan bekerja untuk
pemberdayaan dari pemuda anggota masyarakat, yang bertujuan untuk
memastikan bahwa sumber daya dasar dan kondisi diperlukan untuk
kesehatan dapat diakses oleh semua.
5. Kesehatan masyarakat harus mencari informasi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan kebijakan yang efektif dan program yang melindungi dan
mempromosikan kesehatan.
6. Institusi kesehatan umum harus menyediakan masyarakat dengan informasi
yang mereka miliki yang diperlukan untuk keputusan tentang kebijakan atau
program-program dan harus mendapatkan persetujuan masyarakat untuk
pelaksanaannya.
7. Lembaga kesehatan publik harus bertindak secara tepat waktu pada
informasi yang mereka miliki dalam sumber daya dan mandat yang
diberikan kepada mereka oleh masyarakat.
8. Program kesehatan umum dan kebijakan harus menggabungkan berbagai
pendekatan yang mengantisipasi dan menghormati nilai-nilai yang beragam,
keyakinan, dan budaya dalam masyarakat.
9. Program kesehatan umum dan kebijakan harus dilaksanakan dengan cara
yang paling meningkatkan lingkungan fisik dan sosial.
94
10. Lembaga kesehatan publik harus melindungi kerahasiaan informasi yang
dapat membawa kerugian bagi individu atau komunitas jika dibuat publik.
Pengecualian harus dibenarkan
11. Atas dasar kemungkinan tinggi membahayakan signifikan terhadap individu
atau orang lain.
B. PENGERTIAN MORAL
95
C. HAL-HAL YANG HARUS DILAKUKAN DALAM ETIKA PROMOSI
KESEHATAN
1. Analisis Masalah Kesehatan dan Perilaku
Masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan. Suatu masalah
adalah suatu masalah atau kendala yang membuatnya sulit untuk mencapai
tujuan yang diinginkan, objektif atau tujuan. Ini mengacu pada situasi, kondisi,
atau masalah yang belum terselesaikan. Dalam arti luas, sebuah masalah ada
ketika seorang individu menjadi sadar akan perbedaan yang signifikan antara
apa yang sebenarnya dan apa yang diinginkan. Dalam melakukan upaya
promkes masalah yang ada perlu dianalisis secara cermat agar tujuan yang
diharapkan dapat tercapai. Analisis masalah kesehatan merupakan upaya
sistematis untuk mengidentifikasi masalah yang hendak ditanggulangi, dengan
mengumpulkan data dasar, membuat rumusan masalah, mencari “akar”
masalah dan prioritas masalah sehingga hasil analisis harus dapat dirumuskan
secara jelas. Perilaku, promosi kesehatan sebagai proses perubahan perilaku.
Tujuan promosi kesehatan adalah mengubah perilaku individu, kelompok, dan
masyarakat menuju hal-hal positif secara terencana melalui proses belajar.
Perubahan perilaku mencakup tiga ranah perilaku, yaitu pengetahuan, sikap,
dan keterampilan. Melalui promosi kesehatan (perilaku sehat) akan terjadi
emosi yang positif, pengetahuan yang baik, pikiran sehat, keinginan yang
realistis, dan lain sebagainya yang selanjutnya perilaku tersebut di aplikasikan
secara nyata oleh tiap-tiap individu dalam lingkungan keluarga, kelompok dan
masyarakat.
2. Menetapkan Sasaran
Sasaran perlu ditetapkan agar promosi kesehatan dapat tercapai sesuai dengan
yang diinginkan. Missal sasaran pada ibu hamil, balita, lansia, penyakit khusus
dengan resiko tinggi. Juga menyangkut strategi individu, kelompok, dan
masyarakat. Kelompok sasaran: jelas,realistis,dan bisa diukur. Telah di
sebutkan di atas bahwa tujuan akhir atau visi promosi kesehatan adalah
kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
96
mereka sendiri. Dari visi ini jelas bahwa yang menjadi sasaran utama promosi
kesehatan adalah masyarakat, khususnya lagi perilaku masyarakat. Namun
demikian, karena terbatasnya sumber daya, akan tidak efektif apabila upaya
atau kegiatan promosi kesehatan, baik yang di selenggarakan oleh pemerintah
maupun swasta itu, langsung di alamatkan kepada masyarakat. Oleh sebab itu
perlu di lakukan pentahapan sasaran promosi kesehatan Berdasarkan
pentahapan upaya promosi kesehatan ini, maka sasaran di bagi dalam 3
kelompok sasaran yaitu sasaran primer, sekunder dan tersier.
3. Menetapkan Tujuan
Begitu juga tujuan yang diharapkan harus dirumuskan pula secara jelas. Apa
akan dicapai dalam jangka pendek,menengah atau jangka panjang. Tujuan
utama promosi kesehatan adalah menetapkan masalah dan kebutuhan mereka
sendiri,memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalahnya
dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari
luar, serta memutuskan kegiatan yang paling tepat guna meningkatkan taraf
hidup sehat dan kesejahtaraan masyarakat. Sedangkan tujuan pembangunan
kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang
optimal melalui terciptanya masyarakat ,bangsa,dan Negara Indonesia yang
ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan
sehat memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu,adil,dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di
seluruh wilayah Indonesia. Tujuan biasanya merupakan hal yang paling
penting dalam proses dan produk. “Proses” promosi kesehatan mencakup cara
individu mendapatkan informasi dan wawasannya, serta bagaimana
kemampuan pengambilan keputusan mengalami kemajuan sejak menggunakan
atau membuang informasi yang ia anggap tepat. “Produk” promosi kesehatan
atau hasil akhir, seringkali tidak dapat dihitung sehingga sulit untuk di ukur,
tanpa memerhatikan secara signifikan jumlah sampel, dan jutaan faktor lain
yang dapat menyebabkan efek yang tidak diperhitungkan (Crafter, 1997).
97
4. Menetapkan Pesan Pokok
Pesan adalah informasi yang dikirimkan. Dapat berupa kata-kata, gerakan
tubuh atau ekspresi wajah. Pesan yang akan disampaikan dalam promosi
kesehatan adalah pesan yang terus diingat, dapat juga digunakan sewaktu-
waktu oleh sasaran, cara penyampaian menarik, menggunakan kata-kata yang
baik serta ekspresi wajah dan intonasi yang membuat klien nyaman. Penyebab
alasan sasaran lupa pesan yang disampaikan meliputi alasan psikologis, merasa
kurang tertarik dengan pesan yang disampaikan, ingatan (fading), pesan tidak
dipergunakan dalam waktu yang lama, blocking, serta banyak pesan-pesan
baru, sedangkan pesan lama belu melekat secara mantap. Pesan dalam program
pembangunan dikelompokkan dalam pokok-pokok program yang
pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dengan pembangunan sector lain
yang memerlukan dukungan dan peran serta masyarakat. Ada tujuh program
pembangunan kesehatan yaitu (Depkes, 1999):
1. Program perilaku dan pemberdayaan masyarakat;
2. Program lingkungan sehat;
3. Program upaya kesehatan;
4. Program pembangunan sumber daya kesehatan;
5. Program pengawasan obat, makanan dan obat berbahaya;
6. Program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan;
7. Program pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
98
5. Program lingkungan pemukiman, air da sehat;
6. Program kesehatan keluarga, kesehatan reproduksi, dan keluarga
berencana;
7. Program kesehatan dan kesehatan kerja;
8. Program anti tembakau, alcohol dan madat;
9. Program pengawasan obat,bahan berbahaya, makanan dan minuman;
10. Program pencegahan kecelakaan dan keselamatan lalu lintas.
99
klien tersebut dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh pengertian
akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).
2. Wawancara (interview)
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, apakah ia tertarik atau
tidak terhadap perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau
yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.
Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.
100
harus di gunakan metode promosi kesehatan massa. Merancang metode
promosi kesehatan massal memang paling sulit, sebab sasaran publik sangat
hiterogen, baik di lihat dari kelompok umur, tingkat pendidikan, tingkat sosial
ekonomi, sosio – budaya dan sebagainya. Kita memahami masing – masing
kelompok sasaran sangat variatif tersebut berpengaruh terhadap cara
merespons, cara mempersepsikan dan pemahaman terhadap pesan – pesan
kesehatan. Padahal kita harus merancang dan meluncurkan pesan – pesan
kesehatan tersebut kepada massa tersebut dengan metode, teknik, dan isi yang
sama. Metode dan teknik promosi kesehatan untuk massa yang sering di
gunakan adalah :
1) Ceramah umum (public speaking), misalnya di lapangan terbuka dan
tempat – tempat umum (public place).
2) Penggunaan media massa elektronik, seperti radio dan televise.
Penyampaian pesan melalui radio dan TV ini dapat di rancang dengan
berbagai bentuk, misalnya : sandiwara (drama), talk show, dialog
interaktif, simulasi, spot dan sebagainya.
3) Penggunaan media cetak, seperti Koran, majalah,
buku, leaflet, selebaran, poster, dan sebagainya. Bentuk sajian dalam
media cetak ini juga bermacam – macam, antara lain : artikel, Tanya
jawab, komik, dan sebagainya.
4) Penggunaan media di luar ruangan, misalnya : billboard, spanduk,
umbul – umbul dan sebagainya.
101
Adapun beberapa tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di
dalam pelaksanaan Promosi Kesehatan antara lain:
a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi
b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi
c. Dapat memperjelas informasi
d. Media dapat mempermudah pengertian
e. Mengurangi komunikasi yang verbalistik
f. Dapat menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap dengan mata
g. Memperlancar komunikasi, dll
102
2. Peningkatan persediaan pangan dan kecukupan gizi;
3. Penyediaan air minum dan sanitasi dasar;
4. Pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana;
5. Imunisasi;
6. Pengobatan dan pengadaan obat.
103
4. Mencari tahu apa yang dirasakan oleh kelompok sasaran mengenai
perilaku tersebut melalui diskusi terfokus,wawancara dan uji coba
perilaku
5. Membuat pesan yang tepat sehingga sasaran mau melakukan
perubahan perilaku.
6. Menciptakan sebuah pesan sederhana, positif, menarik berdasarkan
apa yang disukai kelompok sasaran.
7. Pertimbangan-pertimbangan Etis
Etika pada umunya mengajarkan bahwa setiap pribadi manusia mempunyai
otonomi moral. Manusia mempunyai hak kewajiban
untuk menentukan sendiri tindakan-tindakannya,
serta mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan. Keberadaan etika
dalam strata kehidupan sosial tidak terlepas dari system kemasyarakatan.
Manusia terdiri atas aspek jasmaniah dan aspek rohaniah. Etika bertujuan
sebagai alat bantu utnuk mengukur perilaku dan moral, menciptakan dan
mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat dan profesi bidan.
Menurut Americans Ethic Commission Bureau on Teaching, tujuan etika
profesi adalah:
1. Mampu mengenal dan mengidentifikasi unsure moral dalam praktek
kebidanan;
2. Manganalisis masalah moral dalam praktik kebidanan;
3. Dapat dipertanggungjawabkan kepada diri sendiri, keluarga,
masyarakat, dan Tuhan
104
demi kepentingan klien;dan petugas kesehatan yang tidak kompeten tidak
boleh mengerjakan kegiatan promosi kesehatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
105
mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan
kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang
berwawasan kesehatan.
Menurut para ahli, etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan
manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang
benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik,
berasal dari kata Yunani ethos yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-
kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
106
Mubarak Wahit Iqbal. 2012. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.
Beta.new.pamsimas.org/18/02/2018
Repository.usu.ac.id/bitstream/handle/18/02/2018
107
Bunton, R. (1992). More Than A Woolly Jumper Health Promotion As Social
Regulation. Critical Public Health 3: 4-11.
Dignan, M.B., Carr, P.A. (1992). Program Planning for Health Education and
Promotion. 2nd ed. Philadelphia: Lea & Febiger.
French, J. (1990). Boundaries and horizons, the role of health education within
health promotion. Health Education Journal 49: 7-10
108