Professional Documents
Culture Documents
Klasik
Kartu Lipat
Majalah
Mozaik
Bilah Sisi
Cuplikan
Kronologis
1.
Dec
25
BAB I
PENDAHULUAN
Kematian wanita karena TB lebih banyak dari pada kematian karena kehamilan,
persalinan serta nifas (WHO). WHO mencanangkan keadaan darurat global untuk
penyakit TB pada tahun 1993 karena diperkirakan sepertiga penduduk dunia telah
terinfeksi.
1.4 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
Tuberculosis merupakan penyakit menular yang umum, dan dalam banyak kasus
bersifat mematikan. TB Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman menyerang paru,
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain (Dep Kes, 2003).
Proses penularan melalui udara atau langsung seperti saat batuk. Penyakit ini
dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu:
1. Tuberkulosis paru primer yang sering terjadi pada anak. Proses ini dapat dimulai
dari proses yang disebut droplet nuklei yaitu suatu proses terinfeksinya partikel
yang mengandung dua atau lebih kuman tuberkulosis yang hidup dan terhirup serta
diendapkan pada permukaan alveoli. Kemudian terjadi eksudasi dan dilatasi pada
kapiler, keluar fibrin, magrofag ke dalam ruang alveolar.
2. Tuberkulosis pasca primer, terjadi pada klien yang sebelumnya terinfeksi oleh
kuman mikobakterium tuberkulosa (A.Aziz Alimul Hidayat, 2006).
2.2 Etiologi
Jenis kuman berbentuk batang, ukuran panjang 1–4/um dan tebal 0,3 – 0,6/um.
Sebagian besar kuman berupa lemak/lipid sehingga kuman tahan asam dan lebih
tahan terhadap kimia, fisik. Sifat lain dari kuman ini adalah aerob yang menyukai
daerah yang banyak oksigen, dalam hal ini lebih menyenangi daerah yang tinggi
kandungan oksigennya yaitu daerah apikal paru, daerah ini yang menjadi prediklesi
pada penyakit tuberculosis (Mycobacterium tuberculosis). Faktor-faktor penyebab
Mycobacterium Tuberculosis.
2. Jenis kelamin : pada akhir masa kanak-kanak dan remaja, angka kematian dan
kesakitan lebih banyak terjadi pada anak perempuan.
4. Pada masa puber dan remaja dimana masa pertumbuhan yang cepat,
kemungkinan infeksi cukup tinggi karena diit yang tidak adekuat.
5. Keadaan stress : situasi yang penuh stress, kurang nutrisi, stress emosional,
kelelahan yang kronik.
2.3 Patofisiologi
Ketika seorang klien TB paru batuk, bersin, atau berbicara, maka secara tak
sengaja keluarlah droplet nuklei dan jatuh ke tanah, lantai, atau tempat lainnya.
Akibat terkena sinar matahari atau suhu udara yang panas, droplet nuklei tadi
menguap. Menguapnya droplet bakteri ke udara dibantu dengan pergerakan angin
akan membuat bakteri tuberkolosis yang terkandung dalam droplet nuklei terbang ke
udara. Apabila bakteri ini terhirup oleh orang sehat, maka orang itu berpotensi
terkena infeksi bakteri tuberkolosis. Penularan bakteri lewat udara disebut
dengan air-borne infection. Bakteri yang terisap akan melewati pertahanan mukosilier
saluran pernapasan dan masuk hingga alveoli. Pada titik lokasi di mana terjadi
implantasi bakteri, bakteri akan menggandakan diri (multiplying). Bakteri
tuberkolosis dan fokus ini disebut fokus primer atau lesi primer (fokus Ghon). Reaksi
juga terjadi pada jaringan limfe regional, yang bersama dengan fokus primer disebut
sebagai kompleks primer. Dalam waktu 3-6 minggu, inang yang baru terkena infeksi
akan menjadi sensitif terhadap tes tuberkulin atau tes Mantoux.
Dapat mengenai area paru atau melalui sputum menyebar ke laring (menyebabkan
ulserasi laring), maupun ke saluran pencernaan.
Gejala Umum :
1. Gejala umum Tb paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa
sputum, malaise (kurang enak badan), gejala flu, deman ringan, nyeri dada dan
sesak nafas, batuk darah .
2. Gejala lain yaitu kelelahan, anorexia, penurunan Berat badan, berkeringat malam
walaupun tanpa kegiatan.
Gejala khusus, antara lain sebagai berikut:
1. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah
bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah
yang disertai sesak.
2. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
keluhan sakit dada.
3. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada
suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada
muara ini akan keluar cairan nanah.
4. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya
penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
2.4 Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Kultur Sputum : Positif untuk Mycobacterium tuberculosis pada tahap aktif
penyakit
2) Ziehl-Neelsen (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan
darah) : Positif untuk basil asam-cepat.
3) Tes kulit (Mantoux, potongan Vollmer) : Reaksi positif (area indurasi 10 mm
atau lebih besar, terjadi 48-72 jam setelah injeksi intradcrmal antigen)
menunjukkan infeksi masa lalu dan adanya antibodi tetapi tidak secara berarti
menunjukkan penyakit aktif. Reaksi bermakna pada pasien yang secara klinik
sakit berarti bahwa TB aktif tidak dapat diturunkan atau infeksi disebabkan
oleh mikobakterium yang berbeda.
4) Anemia bila penyakit berjalan menahun
5) Leukosit ringan dengan predominasi limfosit
6) LED meningkat terutama pada fase akut umumnya nilai tersebut kembali
normal pada tahap penyembuhan.
7) GDA : mungkin abnormal, tergantung lokasi, berat dan sisa kerusakan paru.
8) Biopsi jarum pada jaringan paru : Positif untuk granuloma TB; adanya sel
raksasa menunjukkan nekrosis.
9) Elektrolit : Dapat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksi;
contoh hiponatremia disebabkan oleh tak normalnya retensi air dapat
ditemukan pada TB paru kronis luas.
b. Radiologi
1) Foto thorax : Infiltrasi lesi awal pada area paru atas simpanan kalsium lesi
sembuh primer atau efusi cairan perubahan menunjukan lebih luas TB dapat
termasuk rongga akan fibrosa. Perubahan mengindikasikanTB yang lebih
berat dapat mencakup area berlubang dan fibrous. Pada foto thorax tampak
pada sisi yang sakit bayangan hitam dan diafragma menonjol ke atas.
2) Bronchografi : merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat kerusakan
bronchus atau kerusakan paru karena TB.
3) Gambaran radiologi lain yang sering menyertai TBC adalah penebalan
pleura, efusi pleura atau empisema, penumothoraks (bayangan hitam radio
lusen dipinggir paru atau pleura).
c. Pemeriksaan fungsi paru
Penurunan kualitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio udara
residu: kapasitas paru total dan penurunan saturasi oksigen sekunder terhadap
infiltrasi parenkim.
2.5 Penatalaksanaan
Pengobatan tuberculosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan
fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Paduan obat yang digunakan terdiri dari paduan obat
utama dan tambahan.
1. Farmakoterapi
2. Tambahan oksigen
3. Fisioterapi dada
Tujuan pengobatan TBC ialah memusnahkan basil tuberculosis dengan cepat dan
mencegah kambuh. Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok
yaitu :
1. Obat primer : INH (isoniazid) Dosis 5 mg/kg, maksimal 300 mg, 10 mg/kg BB
3 kali seminggu, 15 mg/kg BB 2 kali seminggu atau 300 mg/ hari, Rifampisin
dosis 10 mg/kg BB, maksimal 600 mg 2-3X/ minggu, Etambutol dosis fase
intensif 20 mg/kg BB, fase lanjutan 15 mg/kg BB, 30 mg/kg BB 3 kali seminggu,
45 mg/kg BB 2 kali seminggu, Streptomisin dosis 15 mg/ kg BB, Pirazinamid
dosis fase intensif 25 mg/kg BB, 35 mg/kg BB 3 kali seminggu 50 mg/kg BB 2
kali seminggu.
TINJAUAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Aktifitas/istirahat
a. Kelelahan : Tachicardia
c. Sulit tidur pada malam hari : Kelelahan otot, nyeri dan sesak.
2. Integritas Ego
3. Makanan/Cairan
a. Anoreksia
4. Nyeri/kenyamanan
5. Pernapasan
6. Interaksi sosial
a. Perasaan isolasi
7. Penyuluhan
a. Riwayat keluarga TB
1. Tidak efektif jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret dan
sekresi kental ditandai dengan batuk dengan mengeluarkan sputum.
3.3 Intervensi
3.4 Implementasi
Diagnosa 1 :
e. Mengkaji pasien untuk posisi yang nyaman misal: peninggian kepala tempat
tidur.
Diagnosa 2 :
a. Mengkaji frekuensi pernapasan
b. Meninggikan kepala tempat tidur,bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah
untuk bernafas.
Diagnosa 3 :
Diagnosa 4 :
c. Mendiskusikan obat pernafasan, efek samping dan reaksi yang tak diinginkan.
3.5 Evaluasi
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Ketika seorang klien TB paru batuk, bersin, atau berbicara, maka secara tak
sengaja keluarlah droplet nuklei dan jatuh ke tanah, lantai, atau tempat lainnya.
Akibat terkena sinar matahari atau suhu udara yang panas, droplet nuklei tadi
menguap. Menguapnya droplet bakteri ke udara dibantu dengan pergerakan angin
akan membuat bakteri tuberkolosis yang terkandung dalam droplet nuklei terbang ke
udara. Apabila bakteri ini terhirup oleh orang sehat, maka orang itu berpotensi
terkena infeksi bakteri tuberkolosis.
DAFTAR PUSTAKA
Tambahkan komentar
Memuat