You are on page 1of 7

90

BAB V

PEMBAHASAN

Pembahasan ini memiliki arti penting bagi keseluruhan kegiatan penelitian.

Tujuan pembahasannya adalah menjawab masalah penelitian, atau menunjukkan

bagaimana tujuan penelitian dicapai, menafsirkan semua temuan penelitian

dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada, mengintegrasikan temuan

penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan dengan jalan

menjelaskan temuan-temuan penelitian dalam konteks khasanah ilmu yang lebih

luas, memodifikasi teori yang ada (jika tujuan penelitian untuk mentelaah teori)

atau menyusun teori baru, dan menjelaskan implikasi-implikasi lain dari hasil

penelitian, termasuk keterbatasan temuan-temuan penelitian.

A. Pembahasan Hasil penelitian

1. Ada Pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap

profesionalisme guru (Hubungan antara X1 dan Y)

Hipotesis penelitian berbunyi “ Hipotesis pertama yang berbunyi ada

pengaruh positif dan signifikan antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah

terhadap profesionalisme guru. Berdasarkan hasil data tersebut diatas dengan

rumus product moment diperoleh r hitung = 0,372. Hasil perhitungan ini

kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan N = 32 dan taraf signifikansi

0,05 diperoleh rtabel = 0,349, karena rhitung > rtabel atau 0,372> 0,349 maka

hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (Ha) diterima.

Hasil uji keberartian korelasi dengan uji Student t didapatkan kesimpulan

bahwa koefisien korelasi yang didapat adalah berarti karena t hitung = 2,195 lebih
91

besar dari t tabel = 1,697 atau 2,195 > 1,697. Dari hasil uji hipotesis diatas maka

dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang berbunyi ada pengaruh positif

dan signifikan antara Perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap

profesionalisme guru terbukti. Besarnya r hitung 0,372 yang lebih besar dar r tabel

0,349 menunjukan bahwa tingkat hubungan antar variabel kepeminpinan kepala

sekolah mempengaruhi profesionalisme guru dalam mengajar di MA darut taqwa

sengon Agung Purwosari pasuruan sebesar 37,2%, dengan demikian

profesionalisme guru di MA darut taqwa sengon Agung Purwosari pasuruan

dipengaruhi oleh perilaku kepemimpinan kepala sekolah. Hal ini dapat dipahami

karena guru dalam mengajar memiliki peran yang sangat penting dalam proses

belajar mengajar sehingga guru dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan

baik maka perlu perhatian dan cara perlakuan yang baik dari kepala sekolah,

dengan demikian karakter dan perilaku kepemimpinan seorang pemimpin dalam

hal ini kepala sekolah dalam suatu lembaga akan mempengaruhi profesionalisme

anak buahnya dalam hal ini guru dalam menyampaikan materi dalam pembelajara

dilembaga tersebut.

2. Ada Pengaruh kompetensi profesional terhadap profesionalisme guru

(Hubungan antara X2 dan Y)

Madrasah Aliyah sebagai jalur pendidikan sekolah berciri khas keagamaan

(Islam), yang memiliki peranan yang cukup strategis dalam menyikapi kebutuhan

akan ilmu pengetahuan umum dan pendidikan nilai serta agama dalam waktu yang

bersamaan. Oleh karena itu masalah profesionalisme guru masih menjadi

persoalan utama dalam peningkatan mutu pendidikan madrasah. Hal ini akan

mempengaruhi pengembangan pendidikan di madrasah. Berdasarkan hasil uraian


92

di atas dapat dikatakan, bahwa profesionalisme guru di madrasah aliyah

dipengaruhi oleh tiga variable maka peneliti terdorong untuk mengetahui

Hubungan pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi

profesional guru dan motivasi kerja guru terhadap profesionalisme guru di

Madrasah Aliyah Darut Taqwa Sengonagung Purwosari Kabupaten Pasuruan.

Hipotesis kedua menyatakan ada pengaruh positif yang signifikan antara

kompetensi profesional terhadap profesionalisme guru digunakan teknik analisis

korelasi. Berdasarkan hasil perhitungan korelasidengan rumus product moment

diperoleh rhitung = 0,370. Hasil perhitungan inikemudian dikonsultasikan dengan r

tabel dengan N = 32 dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh rtabel = 0,349, karena

rhitung > rtabel atau 0,370> 0,349 makaHipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis

kerja (Ha) diterima. Hasil uji keberartian korelasi dengan uji Student t didapatkan

kesimpulan bahwa koefisien korelasi yang didapat adalah berarti karena t hitung =

2,185 lebih besar dari t tabel = 1,697 atau 2,185> 1,697, Dari hasil uji hipotesis

diatas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang berbunyi ada

pengaruh positif yang signifikan antara kompetensi profesional terhadap

profesionalisme guru terbukti kebenarannya dengan nilai r sebesar 0,370.

sehingga dapat kita tarik kesimpulan bahwa kompetensi profesional guru

mempengaruhi terhadap profesionalisme guru sebesar 37%. Hal ini dapat

dipahami karena kompetensi profesional merupakan kapasitas untuk

melaksanakan sejumlah perilaku yang saling berhubungan untuk menghasilkan

suatu produk. Dalam hal ini kualitas proses belajar mengajar sangat dipengaruhi

oleh kompetensi profesional guru. Kompetensi profesional guru yaitu kemampuan

seorang guru yang berkaitan dengan tugasnya memberikan materi pelajaran. Akan
93

tetapi dari hasil penelitian yng telah dipaparkan pada bab sebelumnya

membuktikan tidak ada pengaruh kompetensi profesional terhadap

profesionalisme guru di MA Darut Taqwa Sengongaung Purwosari Pasuruan.

3. Ada Pengaruh motivasi kerja terhadap profesionalisme guru (Hubungan

antara X3 dan Y)

Motivasi kerja guru merupakan salahsatu faktor yang memegang peranan

penting di dalam pencapaian tujuan pendidikan. Karena itu kepala sekolah sebagai

manajer pendidikan hendaknya berusaha meningkatkan profesionalisme guru-

guru yang dipimpinnya melalui perilaku kepemimpinannya serta motivasi kerja

guru. Menurut Burton,(dalam Pasaribu dan Simanjutak 1983), pada garis besarnya

motivasi dipengaruhioleh dua faktor yaitu: faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik.

Faktor instrinsik berhubungan dengan faktor yang dating dari dalam individu

sendiri. Sementara itu faktor ekstrinsik berkaitan dengan faktor yang timbul dari

luar individu itu sendiri. Secara lebih tegas Frederick Herzberg yang dikutip oleh

Owens (1995) menyatakan bahwa motivasi dapat dipengaruhi oleh dua faktor,

yaitu: Motivational factors dan Maintenance factors atau Hygine factors.

Motivational factors meliputi: prestasi kerja, pengakuan, pekerjaan itu

sendiri, tanggung jawab dan kenaikan pangkat. Sedangkan yang termasuk

Maintenance factors adalah gaji, peluang untuk berkembang, hubungan

interpersonal dengan teman sejawat, cara mensupervisi, kebijakan dan

administrasi, kondisi kerja, kehidupan pribadi, dan keamanan kerja.

Hipotesis ketiga yang mengatakan ada ada pengaruh positif yang signifikan

antara motivasi kerja terhadap profesionalisme guru digunakan teknik analisis

korelasi dan regresi ganda.


94

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi dengan rumus product moment

diperoleh rhitung = 0,429. Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan

tabel r dengan N = 32 dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh rtabel = 0,349 karena

rhitung > rtabel atau 0,429> 0,349 maka Hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis

kerja (Ha) diterima. Hasil uji keberartian korelasi dengan uji F dihasilkan t hitung

yang dihasilkan = 2,599 lebih besar dari t tabel = 1,697 atau 2,599> 1,697 maka

dapat dikatakan bahwa model hubungan antara X3 dengan Y tidak ada pengaruh

yang positif dan signifikan dengan nilai r hitung 0, 429 atau besaran pengaruh

sebesar 42,9%. Dengan kata lain pengaruh motivasi kerja guru terhadap

profesionalisme guru di MA Darut Taqwa Sengongaung Purwosari Pasuruan

sebesar 42,9%.

4. Ada Pengaruh motivasi kerja terhadap profesionalisme guru (Hubungan

antara X1, X2 dan X3 terhadap Y).

Hipotesis keempat yang mengatakan ada pengaruh positif yang signifikan

antara kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi profesional, motivasi kerja

terhadap profesionalisme guru digunakan teknik analisis korelasi dan regresi

ganda.

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi dengan rumus product moment

diperoleh rhitung 0,582. Hasil perhitungan ini kemudian dikonsultasikan dengan

tabel r dengan N = 32 dan taraf signifikansi 0,05 diperoleh rtabel = 0,349 karena

rhitung > rtabel atau 0,582> 0,349 maka Hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis

kerja (Ha) diterima. Hasil uji keberartian korelasi dengan uji F dihasilkan F hitung

yang dihasilkan = 4,772 lebih kecil dari F tabel = 2,51 atau 0,562 > 2,5 1maka

dapat dikatakan bahwa model hubungan antara X1,X2,X3 dengan Y secara


95

bersamaan ada pengaruh yang positif dan signifikan, hal ini membuktika bahwa

perilaku kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi profesional dan motifasi kerja

mepengaruhi profesionalisme guru dalam mengajar dengan nilai r hitung sebesar

0,582 atau dengan kata lain besasran pengaruh X1,X2,X3 terhadap Y sebesar

58,2%.

Kompetensi profesional merupakan kapasitas untuk melaksanakan

sejumlah perilaku yang saling berhubungan untuk menghasilkan suatu produk.

Dalam hal ini kualitas proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh

kompetensi profesional guru. Kompetensi profesional guru yaitu kemampuan

seorang guru yang berkaitan dengan tugasnya memberikan materi pelajaran.

Dalam hal ini kompetensi profesional berkaitan dengan kemampuan guru

dalam penguasaan akademik (materi pelajaran) dan kemampuan mengajarnya.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, hasil kajian proyek pengembangan

pendidikan guru (P3G) menetapkan 10 (sepuluh) karakteristik kompetensi

profesional seorang guru, yaitu: (1) menguasai bahan, (2) mengelola program

belajar mengajar, (3) mengelola kelas, (4) menggunakan media, (5) menguasai

landasan pendidikan, (6) mengelolah interaksi belajar mengajar, (7) menilai

prestasi siswa, (8) mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan

penyuluhan, (9) mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, serta

(10) memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian guna

keperluan pengajaran (Arikunto, 1993).


96

B. Keterbatasan Penelitian

Proses penelitian ini masih ada beberapa keterbatasan didalamnya.Keterbatasan

itu antara lain :

1. Keterbatasan dalam penyusunan indikator penelitian sehingga terlihat

ndikatorVariabel kreativitas guru seakan-akan tumpang tindih

denganVariabel pengelolaan kelas untuk penelitian yang sejenis perlu

dipertimbangkandalam penyusunan indikatornya.

2. Keterbatasan pada validitas dan reliabilitas instrumen penelitian,

karenainstrumen kreatifitas Guru danpengelolaan kelas merupakan instrumen

yang mengukur psikologi seseorang maka dari itu isi dariinstrumen tersebut

seharusnya perlu dikonsultasikan kepada ahli psikologi agarlebih valid dan

reliable. Instrumen hanya diujicobakan di MA Darut Taqwa Sengongaung

Purwosari Pasuruan.

3. Perhitungan hasilinstrumen dilakukan menggunakan statistik dengan bantuan

komputer programSPSS 22. Dari hasil perhitungan statistik masih

dimungkinkan adanyatambahan penjelasan yang lebih menyeluruh.

4. Keterbatasan tenaga, waktu dan biaya peneliti sehingga masih ada

beberapasumber pustaka yang seharusnya mengacu pada edisi terbaru dan

sampai akhirpenulisan ini peneliti belum mendapatkan edisi revisi dari buku-

bukutersebut.

You might also like