You are on page 1of 14

eJournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (4): 923-936

ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id


© Copyright 2016

PENGARUH KELENGKAPAN PRODUK, HARGA DAN


LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
KONSUMEN PADA ERAMART SENTOSA
SAMARINDA
Supirman 1

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (i) untuk mengetahui adanya pengaruh dari
variabel kelengkapan produk, harga dan lokasi secara parsial terhadap
keputusan pembelian konsumen pada Eramart Sentosa Samarinda, (ii) untuk
mengetahui adanya pengaruh dari variabel kelengkapan produk, harga dan
lokasi secara simultan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Eramart
Sentosa Samarinda, (iii) untuk mengetahui faktor mana di antara variabel
kelengkapan produk, harga dan lokasi yang memberikan pengaruh dominan
terhadap keputusan pembelian konsumen pada Eramart Sentosa Samarinda.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen
yaitu variabel Kelengkapan Produk (X1), Harga (X2) dan Lokasi (X3) Serta
Variabel dependen adalah Keputusan Pembelian Konsumen (Y). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Populasi Sebanyak
9560 orang dan sampel 100 responden. Teknik pengumpulan data kuesioner,
observasi, wawancara, penelitian kepustakaan. Teknik analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini (i) Variabel kelengkapan produk, harga dan lokasi secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada
Eramart Sentosa Samarinda, (ii) Variabel harga (X2) dan lokasi (X3) secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen (Y)
pada Eramart Sentosa Samarinda sedangkan kelengkapan produk (X1) secara
parsial tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen (Y) pada
Eramart Sentosa Samarinda, (iii) variabel harga (X2) berpengaruh dominan
terhadap keputusan pembelian konsumen pada Eramart Sentosa Samarinda.

Kata Kunci : Kelengkapan Produk, Harga, Lokasi, Keputusan Pembelian

Pendahuluan
Kemajuan di bidang perekonomian selama ini telah banyak membawa
akibat perkembangan yang cukup pesat dalam bidang usaha. Sejalan dengan itu
banyak bermunculan perusahaan dagang yang bergerak di bidang perdagangan
eceran berbentuk toko, minimarket, pasar swalayan dan lain-lain. Agar suatu
perusahaan dapat terus memenangkan persaingan, perusahaan dituntut untuk
mengadakan perbaikan dan peningkatan dibidang pemasaran.
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: firman3389@gmail.com
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 923-936

Di Indonesia, saat ini pertumbuhan usaha ritel atau eceran sangat pesat.
Seiring dengan pesatnya perkembangan ritel ini, maka persaingan di bidang
pemasaran ritel pun semakin meningkat. Dalam periode delapan tahun terakhir
dari tahun 2006 hingga 2015, jumlah gerai ritel di Indonesia pada tahun 2006
sebanyak 7.713, selanjutnya tahun 2007 masih sebanyak 10.365 gerai, tahun 2008
terdapat 10.607 gerai, kemudian melompat pada tahun 2014 mencapai 26.000
gerai tersebar di hampir seluruh kota besar di Indonesia.
Menurut Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo), pertumbuhan
bisnis ritel di Indonesia antara 10% sampai 15% per tahun. Penjualan ritel pada
tahun 2006 masih sebesar 49 triliun dan melesat hingga mencapai 150 triliun pada
tahun 2013, dan diperkirakan pada tahun 2014 mencapai 168 triliun, target pada
tahun 2015 yaitu 180 triliun dengan persentase 15% sehingga situasi berangsur
normal pada tahun sebelumnya, pertumbuhan ritel diperkirakan berada pada
kisaran 8-9% per tahun.
Tabel Jumlah Ritel Modern
Tahun Jumlah Gerai
2007 10.365 gerai
2008 10.607 gerai
2009 11.927 gerai
2010 16.922 gerai
2011 18.152 gerai
2012 20.508 gerai
2013 20.000 gerai
2014 26.000 gerai
Sumber : Data diolah
Oleh karena itu, untuk dapat menarik konsumen dan dapat bersaing dengan
Mini market lain, maka hal yang dilakukan Eramart adalah memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen sehingga konsumen mencapai kepuasan dengan cara
memberikan produk yang lengkap atau produk-produk yang dibutuhkan
konsumen, harga yang murah dan lokasi yang strategis supaya mudah dijangkau
oleh konsumen. Harga di Eramart lebih murah dari Minimarket lain contohnya
minyak goreng, susu dan kaleng, sedangkan lokasi Eramart sentosa dan lokasi
pesaing bisa dikatakan sama karena tempat sama-sama dipinggir jalan jaraknya
pun ada beberapa meter saja dari minimarket lain.
Alasan saya memilih judul penelitian karena judul saya berkaitan dengan
masalah-masalah yang ada di Eramart Sentosa Samarinda. Berdasarkan alasan
tersebut di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian terhadap konsumen
Eramart Sentosa Samarinda dengan judul „‟PENGARUH FAKTOR
KELENGKAPAN PRODUK, HARGA DAN LOKASI TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PADA ERAMART SENTOSA
SAMARINDA „‟

924
Pengaruh Kelengkapan Produk,Harga,Lokasi terhadap Keputusan Pembelian(Firman)

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka pokok masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah kelengkapan produk, harga dan lokasi secara parsial berpengaruh
terhadap keputusan pembelian konsumen pada Eramart Sentosa Samarinda?
2. Apakah kelengkapan produk, harga dan lokasi secara simultan berpengaruh
terhadap keputusan pembelian konsumen pada Eramart Sentosa Samarinda?
3. Faktor mana dari, kelengkapan produk, harga dan lokasi yang memberikan
pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Eramart
Sentosa Samarinda?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui adanya pengaruh dari kelengkapan produk, harga dan
lokasi secara parsial terhadap keputusan pembelian konsumen pada Eramart
Sentosa Samarinda.
2. Untuk mengetahui adanya pengaruh dari kelengkapan produk, harga dan
secara simultan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Eramart
Sentosa Samarinda.
3. Untuk mengetahui faktor manakah di antara faktor kelengkapan produk, harga
dan lokasi yang memberikan pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian
konsumen pada Eramart Sentosa Samarinda.

Kerangka Dasar Teori


Manajemen Pemasaran
Swastha dan Irawan (2008:5) manajemen pemasaran adalah penganalisaan,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditunjukkan
untuk mengadakan pertukaran dengan pasar dituju dengan maksud untuk
mencapai tujuan organisasi. Dan Menurut Kotler (2009:5) manajemen pemasaran
ialah sebagai seni serta ilmu dalam memilih target market dan mendapatkan,
mempertahankan, maupun memperbanyak jumlah pelanggan dengan cara
menciptakan,menyampaikan, dan mengkomunikasikan nilai yang unggul kepada
pelanggan.
Pemasaran
Kotler dan Amstrong (2008:3) Pemasaran adalah sebagai suatu proses
sosial dan manajerial yang dengan individu-individu dan kelompok-kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan, dengan
menciptakan dan saling menukar produk-produk dan nilai satu sama lain.
Pemasaran adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis
yang ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada
pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Stanton didalam Buku. Swastha dan
Irawan 2008:5).
Pengertian pemasaran menurut Alma (2007:21) menyatakan bahwa
pemasaran atau distribusi adalah usaha/kegiatan yang menyalurkan barang dan

925
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 923-936

jasa dari produsen ke konsumen. Pemasaran sebagai kegiatan membeli dan


menjual, termasuk di dalamnya kegiatan menyalurkan barang dan jasa diantara
produsen dan konsumen.
Pemasaran Ritel
Pemasaran Ritel Utami (2010:05) berpendapat, ritel berasal dari bahasa
Perancis, ritellier, yang berarti memotong atau memecah sesuatu. Levy dan Weitz
(2012:20) berpendapat, bauran pemasaran ritel adalah seperangkat keputusan
peritel untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan mempengaruhi keputusan
pembelian mereka.
Kotler (2003:535) berpendapat, pedagang eceran meliputi seluruh aktivitas-
aktivitas yang didalamnya terdapat proses penjualan barang atau jasa secara
langsung kepada konsumen akhir untuk pemenuhan kebutuhan pribadi dan tidak
dijual kembali.
Kelengkapan Produk
Kelengkapan produk adalah kegiatan pengadaan barang–barang yang sesuai
dengan bisnis yang dijalani toko ( produk berbasis makanan, pakaian, barang
kebutuhan rumah, produk umum, dan lain–lain atau kombinasi ) untuk disediakan
dalam toko pada jumlah, waktu dan harga yang sesuai untuk mencapai sasaran
toko atau perusahaan ritel (Ma‟ruf, 2005:135). Sedangkan Menurut Utami
(2010:162) kelengkapan produk adalah kelengkapan produk yang menyangkut
kedalaman, luas, dan kualitas produk yang ditawarkan juga ketersediaan produk
tersebut setiap saat ditoko. Penyediaan kelengkapan produk (product assortment)
yang baik tidak hanya akan menarik minat tetapi dapat mempengaruhi keputusan
konsumen untuk berbelanja.
Harga
Menurut Kotler & keller yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran (2009:67),
harga adalah salah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan,
elemen lain menghasilkan biaya. Harga merupakan elemen termudah dalam
program pemasaran untuk disesuaikan, fitur produk, saluran, dan bahkan
komunikasi membutuhkan banyak waktu.
Lokasi
Menurut Utami (2012:89), Lokasi merupakan struktur fisik dari sebuah
usaha yang merupakan komponen utama yang terlihat dalam membentuk kesan
sebuah usaha yang dilakukan perusahaan dalam melakukan penempatan usahanya
dan kegiatan dalam menyediakan saluran pelayanan yang dibutuhkan oleh
konsumen.
Keputusan Pembelian
Schiffman dan Kanuk (2008:485) mendefinisikan keputusan pembelian
konsumen merupakan seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih, dengan
perkataan lain, pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil
keputusan. Sebaliknya, jika konsumen tersebut tidak mempunyai alternatif untuk
memilih dan benar-benar terpaksa melakukan pembelian tertentu dan tindakan
tertentu, maka keadaan tersebut bukan merupakan suatu keputusan.

926
Pengaruh Kelengkapan Produk,Harga,Lokasi terhadap Keputusan Pembelian(Firman)

Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Berdasarkan jenis data yang dipaparkan oleh penulis, penelitian ini
merupakan jenis kuantitatif.
Menurut Bryman (dalam buku Sujarweni 2005:39) mendefinisikan proses
penelitian kuantitatif dimulai dari teori, hipotesis, desain penelitian, memilih
subjek, mengumpulkan data, memproses data, menganalisa data, dan menuliskan
kesimpulan.
Jenis Data
Jenis data berdasarkan sumbernya ada 2 yaitu data primer dan data
sekunder. Pada penelitian ini peneliti menggunakan data primer yaitu data
dikumpulkan untuk riset dan data yang diperoleh langsung dari lapangan yaitu
dari hasil kuisioner. Data ini diperoleh secara langsung dari sumber asli tanpa
melalui perantara. Dan data sekunder yang dikumpulkan tidak hanya untuk
keperluan suatu riset tertentu saja. Data ini dikumpulkan oleh pihak lain dan
peneliti adalah pihak kedua yang menggunakan data tersebut. Data sekunder
dalam penelitian ini meliputi data yang diperoleh dari internet mengenai
fenomena-fenomena yang terjadi para bisnis ritel.
Alat Ukur Data
Penulis menggunakan metode skala likert. Skala likert menurut Widayat
(2004:76) skala yang digunakan secara luas yang mengharuskan responden untuk
menunjukkan derajat setuju atau tidak setuju pada setiap pernyataan yang
berkaitan dengan objek yang diteliti. Pengukuran dilakukan pada varibel bebas
dan variabel terikat yang didapatkan dari penyebaran kuesioner yang berisi
pernyataan-pernyataan yang setiap pernyataan akan diberi lima pilihan jawaban.
Adapun pilihan jawaban tersebut sebagai berikut :
 Jawaban “sangat setuju” diberi skor 5 yang berarti sangat tinggi
 Jawaban “setuju” diberi skor 4 yang berarti tinggi
 Jawaban “ragu-ragu” diberi skor 3 yang berarti sedang
 Jawaban “tidak setuju” diberi skor 2 yang berarti rendah
 Jawaban “sangat tidak setuju” diberi skor 1 yang berarti sangat rendah

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Hasil Penelitian
Uji Validitas
Berdasarkan hasul Uji Validitas instrument penelitian didapat bahwa
seluruh butir pernyataan yang ada pada kuesioner mempunyai koefisien korelasi
yang lebih besar dari r-table untuk N=100 dengan nilai 0,195 dengan tingkat
signifikansi uji dua arah 5%.
Uji Realibilitas
Kemudian dari hasil Uji Realibilitas diketahui dari empat variabel
penelitian ini diketahui bahwa seluruh variabel memiliki Cronbach’s Alpha lebih
besar dari 0,6 sehingga semua variabel dan dimensi penelitian dinyatakan reliable.

927
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 923-936

Dengan hasil Cronbach’s Alpha yang lebih besar dari 0,6 maka seluruh
keseluruhan variabel penelitian dinyatakan reliable, dan dasar indikator ini akan
digunakan pada analisis lebih lanjut.
Uji Asumsi Klasik
Hasil uji normalitas, multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan
autokorelasi menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi klasik,
sehingga dapat dilakukan analisis regresi linear berganda.
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar pengaruh dari
variabel independen (kelengkapan produk, harga dan lokasi) terhadap variabel
dependen (keputusan pembelian). Perhitungan statistik dalam analisis regresi
linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
program SPSS versi 20. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constan) .783 .427 1.833 .070
X1 .069 .062 .090 1.102 .273
1
X2 .505 .111 .420 4.534 .000
X3 .269 .092 .269 2.937 .004
a. Dependent Variable: Y
Sumber: data diolah dari data SPSS 2016
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh persamaan regresi linear
berganda dari variabel kelengkapan produk (X1), harga (X2), lokasi (X3) terhadap
keputusan pembelian (Y) adalah sebagai berikut:
Y = 0,783 + 0,069 X1 + 0,505 X2 + 0,269 X3 + e
Persamaan regresi di atas memiliki pengertian sebagai berikut:
a. Konstanta (a)
Konstanta 0,783 berarti bahwa keputusan pembelian konsumen akan
konstan sebesar 0,783 jika tidak dipengaruhi variabel kelengkapan produk,
harga, dan lokasi. Maka dapat diartikan bahwa konsumen pada Eramart
Sentosa Samarinda dalam melakukan pembelian tidak terlalu memperhatikan
variabel-variabel di atas.
b. Koefisien Regresi Variabel Kelengkapan Produk (b1)
Variabel kelengkapan produk mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen sebesar 0,069 atau berpengaruh positif terhadap Y (keputusan
pembelian konsumen), yang artinya jika variabel kelengkapan produk

928
Pengaruh Kelengkapan Produk,Harga,Lokasi terhadap Keputusan Pembelian(Firman)

dinaikkan 1 satuan maka keputusan pembelian konsumen akan meningkat


sebesar 0,069. Dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap.
c. Koefisien Regresi Variabel Harga (b2)
Variabel harga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen sebesar
0,505 atau berpengaruh positif terhadap Y (keputusan pembelian konsumen),
yang artinya jika variabel harga ditingkatkan 1 satuan maka keputusan
pembelian akan meningkat sebesar 0,505. Sebaliknya jika variabel harga
diturunkan 1 satuan maka keputusan pembelian konsumen akan menurun
sebesar 0,505. Dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap.
d. Koefisien Regresi Variabel Lokasi (b3)
Variabel lokasi mempengaruhi keputusan pembelian konsumen sebesar
0,269 atau berpengaruh positif terhadap Y (keputusan pembelian konsumen),
yang artinya jika variabel lokasi ditingkatkan 1 satuan maka keputusan
pembelian akan meningkat sebesar 0,269. Sebaliknya jika variabel lokasi
diturunkan 1 satuan maka keputusan pembelian konsumen akan menurun
sebesar 0,269. Dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap.
Pengujian Koefisien Korelasi (R)
Pengujian koefisien korelasi (R) bertujuan untuk mengetahui hubungan
yang erat antara variabel independen yang terdiri dari kelengkapan produk (X 1),
harga (X2) dan lokasi (X3) terhadap keputusan pembelian konsumen (Y) pada
Eramart Sentosa Samarinda. Dalam output SPSS, koefisien korelasi terletak pada
Tabel Model Summaryb dan tertulis R.
Dalam output SPSS pada Tabel hasil uji autokorelasi, koefisien korelasi,
dan koefisien determinasi Model Summaryb diperoleh nilai Koefisien korelasi (R)
sebesar 0,621 atau 62,1% yang berarti tingkat hubungan antar variabel
kelengkapan produk (X1), harga (X2) dan lokasi (X3) terhadap keputusan
pembelian konsumen (Y) pada Eramart Sentosa Samarinda termasuk pada tingkat
hubungan yang kuat.
Pengujian Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
Pengujian koefisien determinasi (Adjusted R Square) bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar kemempuan variabel independen (bebas) menjelaskan
variabel dependen (terikat). Dalam output SPSS, koefisien determinasi (Adjusted
R Square) terletah pada tabel Model Summaryb dan tertulis R Square.
Dalam output SPSS diperoleh pada Tabel hasil uji autokorelasi, koefisien
korelasi, dan koefisien determinasi Model Summaryb nilai koefisien determinasi
(Adjusted R Square) didapati besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat dalam penelitian ini adalah 0,367 atau 36,7%. Sedangkan sisanya yaitu
63,3% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel penelitian.
Uji F (Uji Serentak)
Uji F digunakan untuk menguji apakan perubahan variabel independen
(kelengkapan produk, harga dan lokasi) berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen (keputusan pembelian konsumen) pada Eramart Sentosa Samarinda

929
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 923-936

yakni dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan tingkat kepercayaan


sebesar 95% ( . Hasil uji F dari perhitungan SPSS sebagai berikut:
Tabel Uji F (Simultan)
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
Regressin 6.682 3 2.227 20.111 .000b
1 Residual 10.632 96 .111
Total 17.314 99
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
Sumber: Data diolah dari data SPSS,2016
Bedasarkan perhitungan di peroleh hasil sebesar 2.700 sedangkan
sebesar 20,111. Jika dibandingkan dengan nilai maka terlihat
bahwa > dan tingkat signifikan diperoleh hasil 0,000 < 0,05
dengan demikian menunjukkan bahwa kelengkapan produk, harga dan lokasi
secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan pembelian sehingga dapat dinyatakan di tolak dan di terima.
Uji t (Uji Parsial)
Uji t digunakan untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas
berpengaruh dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada
Eramart Sentosa Samarinda dengan cara membandingkan t hitung dan t tabel
dengan tingkat kepercayaan sebesar α = 0,05 sehingga diperoleh hasil perhitungan
SPSS.
Tabel Uji t (Parsial)
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta

X1 .069 .062 .090 1.102 .273


1
X2 .505 .111 .420 4.534 .000
X3 .269 .092 .269 2.937 .004
a. Dependent Variable: Y
Sumber: data diolah dari data SPSS 2016
Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada Tabel diatas dapat
dijelaskan pengaruh antara variabel kelengkapan produk, harga dan lokasi
terhadap keputusan pembelian konsumen pada Eramart Sentosa Samarinda adalah
sebagai berikut:
a. Variabel Kelengkapan Produk (X1)
Nilai thitung menunjukkan bahwa variabel kelengkapan produk (X1) sebesar
0,069 dengan nilai Sig. = 0,273. Karena thitung = 1,102 < ttabel = 1,66023 serta nilai
Sig. = 0,273 > a = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha

930
Pengaruh Kelengkapan Produk,Harga,Lokasi terhadap Keputusan Pembelian(Firman)

ditolak. Artinya, variabel lokasi (X1) secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian (Y).
b. Variabel Harga (X2)
Nilai thitung menunjukkan bahwa variabel harga (X2) sebesar 4,134 dengan
nilai Sig. = 0,000. Karena thitung = 4.134 > ttabel = 1,66023 serta nilai Sig. = 0,000 <
a = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya,
variabel harga (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian (Y).
c. Variabel Lokasi (X3)
Nilai thitung menunjukkan bahwa variabel harga (X3) sebesar 2,937 dengan
nilai Sig. = 0,004. Karena thitung = 2,937 > ttabel = 1,66023 serta nilai Sig. = 0,004 <
a = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha ditolak. Artinya,
variabel harga (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian (Y).
Pembahasan
Analisis Secara Simultan (Uji F)
Dari hasil perhitungan uji F, dapat dilihat bahwa Fhitung 20,111 dan Ftabel
dengan df1= derajat pembilang 3 dan df2= derajat penyebut 96 untuk taraf 5%
didapat 2,700, berarti Fhitung > Ftabel. Dan dengan nilai signifikansi = 0,000 < 0,05
maka Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya secara simultan variabel bebas yaitu
kelengkapan produk (X1), harga (X2) dan lokasi (X3) berpengaruh terhadap
variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y).
Analisis Secara Parsial (Uji t)
Pada uji t menunjukkan bahwa dari ketiga variabel independen tersebut,
terdapat dua variabel yang secara parsial berpengaruh terhadap keputusan
pembelian konsumen pada Eramart Sentosa yaitu variabel harga dan lokasi. Hal
ini dibuktikan dengan nilai >0,000 dan tingkat signifikansi < 0,05.
a. Kelengkapan Produk
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kelengkapan produk secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen
pada Eramart Sentosa Samarinda. Berdasarkan Tabel Uji t (Parsial) variabel
kelengkapan produk merupakan variabel yang tidak berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap keputusan pembelian dengan thitung 1,102 < ttabel 1,66023 dan nilai
sig. = 0,273 > 0,05, sehingga Ha yang berbunyi ada pengaruh yang signifikan
antara kelengkapan produk dengan keputusan pembelian pada Eramart Sentosa
Samarinda ditolak. Sedangkan Ho yang berbunyi tidak ada pengaruh yang
signifikan antara kelengkapan produk dengan keputusan pembelian pada Eramart
Sentosa Samarinda diterima, berarti variabel kelengkapan produk (X1) tidak
berpengaruh terhadap variabel keputusan pembelian (Y). Berdsarkan penelitian
yang telah dilakukan, keputusan pembelian tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh
kelengkapan produk, variasi produk, stok produk dan macam merek saja. Dalam
hasil penelitian yang dapat dilihat pada Tabel Penilaian responden terhadap
produk yang dijual Eramart Sentosa Samarinda Bervariasi, didapati 7% responden

931
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 923-936

masih ragu dan 3% tidak setuju terhadap pernyataan yang menyatakan bahwa
produk yang ditawarkan Eramart bervariasi serta pada Tabel Penilaian responden
terhadap ketersedian stock produk selalu ada di Eramart Sentosa Samarinda,
ditemukan 6% responden masih ragu dan 8% tidak setuju terhadap pernyataan
yang menyatakan bahwa stok produk yang dijual selalu ada. Kasus seperti ini
tentu saja tidak sesuai dengan pendapat Ma‟ruf (2006: 135-152) yang menyatakan
dalam usaha ritel menentukan variasi atau keberagaman dan merek produk
membantu memperkuat nama gerai.
Variabel kelengkapan produk memiliki distribusi tertinggi jawaban
responden pada skala sangat setuju dan setuju yang terletak pada item produk
yang ditawarkan lengkap yaitu sebesar 11% dan 69% yang dapat dilihat pada
tabel penilaian responden terhadap produk yang dijual Eramart Sentosa
Samarinda Lengkap. Hal ini menunjukkan bahwa produk yang tersedia di Eramart
Sentosa dapat memenuhi kebutuhan para konsumen yang melakukan pembelian.
terbukti setelah konsumen melakukan pembelian pada Eramart Sentosa,
konsumen mendapatkan barang yang diperlukan. Hal ini pada akhirnya akan
menjadikan konsumen puas. Oleh karena itu Eramart Sentosa harus
mempertahankannya agar konsumen lebih sering melakukan pembelian pada
Eramart Sentosa Samarinda.
Akan tetapi, saat melakukan penelitian peneliti tidak menemukan konsumen
yang pernah menemukan produk kadaluarsa yang masih dipajang pada rak
produk. Hal ini tentu saja merupakan hal yang bagus bagi pengusaha ritel dan
sebaiknya hal yang seperti ini harus di pertahankan supaya konsumen sering
melakukan pembelian pada Eramart Sentosa Samarinda. Kasus seperti ini sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kotler (2002:347) bahwa kelengkapan
produk adalah tersedianya semua jenis produk yang ditawarkan untuk dimiliki,
dipakai atau dikonsumsi oleh konsumen yang dihasilkan oleh suatu produsen.
Dan hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Hafidzi (2013) yang menjelaskan bahwa variabel kelengkapan produk (X1) tidak
berpengaruh berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada
Swalayan Bravo di Kota Bojonegoro.
b. Harga
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel harga secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Eramart
Sentosa Samarinda. Berdasarkan tabel uji t (parsial) variabel harga merupakan
variabel yang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
dengan thitung 4,134 > ttabel 1,66023 dan nilai sig. = 0,000 < 0,05, sehingga Ha yang
berbunyi ada pengaruh yang signifikan antara harga dengan keputusan pembelian
di Eramart Sentosa Samarinda diterima. Sedangkan Ho yang berbunyi tidak ada
pengaruh yang signifikan antara harga dengan keputusan pembelian pada Eramart
Sentosa Samarinda ditolak, berarti variabel harga (X2) secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap variabel keputusan pembelian (Y). Dalam penelitian yang
dilakukan, diketahui bahwa item yang menyatakan harga produk yang ditawarkan

932
Pengaruh Kelengkapan Produk,Harga,Lokasi terhadap Keputusan Pembelian(Firman)

lebih murah dibanding Minimarket lain . Banyak konsumen yang menyatakan


bahwa untuk masalah perbedaan harga itu relatif. Kasus seperti ini tentu saja tidak
sesuai dengan pendapat Ma‟ruf (2006: 155-165) yang menyatakan dalam usaha
ritel penetapan harga berdasarkan pesaing dilakukan peritel dengan mengikuti
harga yang ditetapkan oleh para pesaing.
Variabel harga memiliki distribusi tertinggi jawaban responden pada skala
setuju yang terletak pada item harga produk sesuai kualitas yaitu sebesar 64%
yang dapat dilihat pada tabel penilaian responden terhadap harga yang ditawarkan
sesuai dengan kualitasnya. Hal ini menunjukkan bahwa harga setiap produk di
Eramart Sentosa telah menjadi pertimbangan konsumen untuk melakukan
pembelian. Ini terbukti bahwa konsumen setelah melakukan pembelian produk
merasa harga yang ada sesuai dengan produknya. Maka Eramart harus
mempertahankan kondisi seperti ini agar menjadikan konsumen lebih sering
melakukan pembelian produk pada Eramart Sentosa. Dan sesuai dengan pendapat
Saladin (2003:95) yang menyatakan bahwa harga adalah jumlah dari seluruh nilai
yang ditukar konsumen untuk memperoleh produk atau jasa.
Dan hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Purnama yang menjelaskan bahwa harga (X2) berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian pada toko murah di Sukaharjo.
c. Lokasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel lokasi secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Eramart
Sentosa Samarinda. Berdasarkan tabel uji t (parsial) variabel lokasi merupakan
variabel yang berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian
dengan thitung 2,937 < ttabel 1,66023dan nilai sig. = 0,004 > 0,05, sehingga Ha yang
berbunyi ada pengaruh yang signifikan antara lokasi dengan keputusan pembelian
di Eramart Sentosa Samarinda diterima. Sedangkan Ho yang berbunyi tidak ada
pengaruh yang signifikan antara lokasi dengan keputusan pembelian di Eramart
Sentosa Samarinda ditolak, berarti variabel lokasi (X3) tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel keputusan pembelian (Y).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, keputusan pembelian
konsumen tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh lokasi yang mudah dilalui atau
mudah dijangkau sarana transportasi umum, lokasi dapat dilihat dengan jelas dari
tepi jalan, tempat parkir yang kurang luas untuk menampung kendaraan
konsumen, tidak memiliki ruang yang cukup luas sehingga konsumen tidak
leluasa dalam berbelanja dan berada pada lingkungan yang baik dan aman. Dalam
penelitian yang dilakukan yang dapat di lihat pada tabel penilaian responden
terhadap Eramart Sentosa berada pada lingkungan masyarakat yang baik dan
aman didapati masih terdapat 7% responden yang ragu terhadap tempat parkir
yang diberikan oleh Eramart. Pada tabel penilaian responden terhadap Eramart
Sentosa tidak memiliki ruang yang cukup luas sehingga konsumen tidak leluasa
dalam berbelanja masih terdapat 7% responden yang ragu akan lokasi minimarket
yang dilalui oleh transportasi umum dan 11% responden yang tidak setuju. Kasus

933
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 923-936

seperti ini tentu saja tidak sesuai dengan pendapat Lamb, dkk (2001:98) bahwa
tersedianya transportasi publik, jarak dengan pertokoan lain, tersedianya tempat
atau area parkir, serta keamanan dari lokasi merupakan variabel-variabel yang
membentuk pemilihan lokasi.
Variabel lokasi memiliki distribusi tertinggi jawaban responden pada skala
setuju yang terletak pada item lokasi yang terlihat jelas dari jalan raya yaitu
sebesar 59% yang dapat dilihat pada tabel penilaian responden terhadap lokasi
Eramart Sentosa dapat dilihat dari tepi jalan. Hal ini menunjukkan bahwa lokasi
Eramart sangat strategis. Ini terbukti konsumen untuk menjangkau lokasi Eramart
tidak sulit karena letaknya yang dipinggir jalan raya.
Akan tetapi terdapat pula distribusi yang menyatakan tidak setuju terhadap
tempat parkir yang kurang luas Dengan persentase 7% yang dapat dilihat pada
tabel penilaian responden terhadap tempat parkir Eramart Sentosa kurang luas
untuk menampung kendaraan konsumen. Meskipun jumlah persentasenya
terhitung kecil, hal ini tentu saja berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen. Dalam penelitian di lapangan terdapat beberapa konsumen yang
menginginkan tempat parkir yang luas dan dilengkapi pengamanan ekstra untuk
menjaga kendaraan yang terparkir. Kasus seperti ini sesuai dengan pendapat
Swasta dan Irawan (2003:339) yang menjelaskan bahwa lokasi adalah letak atau
toko pengecer pada daerah yang strategis sehingga dapat memaksimumkan laba.
Dan hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Prabowo (2015) yang menjelaskan bahwa lokasi (X3) berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan konsumen (studi kasus empiris pada konsumen indomaret di
kabupaten karanganyar).

Penutup
Variabel kelengkapan produk, harga dan lokasi secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada Eramart
Sentosa Samarinda
Variabel harga dan lokasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen pada Eramart Sentosa Samarinda. Sedangkan
variabel kelengkapan produk tidak berpengaruh secara parsial terhadap keputusan
pembelian konsumen pada Eramart Sentosa Samarinda.
Variabel harga berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian
konsumen pada Eramart Sentosa Samarinda.
Untuk Perusahaan
Pada variabel kelengkapan produk, diharapkan kelengkapan produk, stock
barang/produk selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen, dan disarankan mengenai produk yang dijual, hendaknya tetap
memperhatikan kelengkapan produk, kualitas produk, dan jaminan sehingga
konsumen tetap memilih Eramart Sentosa dalam keputusan pembeliannya. Harga,
disarankan Eramart Sentosa mempertahankan produk-produk yang barharga lebih
murah dibandingkan pesaing, memberikan harga produk yang bersaing,

934
Pengaruh Kelengkapan Produk,Harga,Lokasi terhadap Keputusan Pembelian(Firman)

khususnya produk kebutuhan pokok yang secara otomatis dapat memancing


konsumen untuk berbelanja, dan memberikan promosi terkait dengan produk
yang cenderung lebih mahal agar dapat meningkatkan pembelian konsumen pada
produk tersebut, sehingga apa yang tertanam pada mindset konsumen bahwa
Eramart Sentosa merupakan minimarket dengan harga produk termurah tetap
terjaga. Mengenai lokasi, saran yang dapat penulis berikan adalah, perlu
ditingkatkannya pengamanan supaya kendaraan konsumen terjamin aman dan
hendaknya disediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung kelancaran konsumen
dalam berbelanja seperti ATM dan sebagainya, mempertahankan lokasi gerai
yang strategis yang dimiliki Eramart Sentosa saat ini. Terus untuk Peneliti
Selanjutnya Kemampuan prediksi dari ketiga variabel independen terhadap
keputusan pembelian dalam penelitian ini sebesar 35,5% dan sisanya 64,5%
dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Maka untuk penelitian yang
akan datang disarankan untuk menambah variabel independen lain yang tidak
termasuk dalam variabel penelitian ini.

Daftar Pustaka
Andreani, et al. 2012. The Impact of Brand Image Towards Loyalty with
Satisfaction as A Mediator in McDonald’s. Jurnal manajemen dan
kewirausahaan, Vol.14, No.1, Maret 2012: 64-71.
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Pemasaran. Rajawali Press, Jakarta.
Berman, Barry & Evans, Joel.R. (2007). Retail Management. 10th. ed. Pearson
Prentice Hall, United Stated of Amerika.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program SPSS, Edisi
Kedua, Penerbit Universitas Di Ponegoro, Semarang.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
UNDIP, Semarang.
Ghozali, 2009. Uji Asumsi Klasik, Penerbit Grava Media Pustaka Utama, Jakarta.
Kismono, Gugup. 2001. Pengantar Bisnis. BPEE, Yogyakarta.
Kotler dan Amstrong. Prinsip-prisip pemasaran. Edisi 12. Jilid 1. Erlangga,
Jakarta.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis, Perencanaan,
implementasi, dan pengendalian. Salemba Empat, Jakarta.
Kotler, Philip. 2002. Marketing Management. New Jersey: The Millennium
Edition, PrenticeHall International Edition.
Kotler dan Keller. 2007. Manajemen pemasaran, edisi keduabelas jilid 2.
Lupiyoadi, Rambat & A. Hamdani. 2009. Manajemen pemasaran jasa. Edisi
kedua. Salemba Empat. Jakarta.
Ma‟ruf, Hendri. 2005. Pemasaran Ritel. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Buchari Alma. 2004. Manajemen pemasaran dan manajemen jasa. Alfabeta,
Bandung.
Peter, Olson. 2005. Consumer Behaviour & Marketing Strategy. McGraw-Hill,
New York.

935
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 4, 2016: 923-936

Saladin Djaslim H. 2003. Konsep Harga. Penerbit Media Group Cipta. Jakarta.
Schiffman, Kanuk. 2008. Perilaku Konsumen. Edisi 7. PT. Indeks, Jakarta.
Setiadi. 2003. Perilaku Konsumen dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian
Pemasaran. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Sugiyono, 2002. Metode Penelitian Kuantitatif, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung.
Suharsimi, A. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi
VI. PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Simamora, Bilson. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Swasta, Basu dan T Hani Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran. Analisa dan
Perilaku Konsumen. BPFE, Yogyakarta.
Swastha, Basu & Irawan. 2001. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty Offsett,
Yogyakarta.
Swasta, Basu, DH dan Irawan. 2002. Manajemen Pemasaran Modern. Edisi
Kedua, Liberty, Yogyakarta.
Swasta, Basu dan Irawan. 2003. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty.
Yogyakarta.
Swastha dan Irawan, 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty, Yogyakarta.
Utami, 2010. Konsep pemasaran, Penerbit PT. Indeks Kelompok Gramedia,
Jakarta.
Utami, Christina W. 2010. Manajemen Ritel. Edisi Kedua. Salemba Empat,
Jakarta.
V. Wiratna Sujarweni. 2007. Metodologi penelitian bisnis & Ekonomi. Pustaka
Baru Press, Yogyakarta.
Skripsi:
Ardila, Mara Dita, 2014. pengaruh harga, produk dan kualitas layanan terhadap
keputusan pembelian produk elektronik pada PT. Nuansa Dharma Cipta
Samarinda.Universitas Mulawarman Samarinda.
Alreza, Anan Hafidzi. 2013. pengaruh kelengkapan produk dan pelayanan
terhadap keputusan pembelian (studi kasus pada swalayan bravo di kota
bojonegoro).Universitas Semarang.
Wahyu, Nur Prabowo, 2015. pengaruh harga, promosi, lokasi, kelengkapan
produk dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen (Studi
Empiris Pada Konsumen Indomaret di Kabupaten Karanganyar).
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Jurnal:
Raharjani, Jeni. 2005. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Pemilihan Pasar Swalayan Sebagai Tempat Berbelanja (Studi Kasus Pada
Pasar Swalayan di Kawasan Seputar Simpang Lima Semarang). Dalam
Jurnal Studi Manajemen & Organisasi, Vol. 2 No. 1 Hal 1-15.

936

You might also like