Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Salsa Maidayosa I1A016038
Istiqomaturrofiah I1A016053
Dhea Atahlia Inayah I1A016064
Jihan Khairiyah I1A016045
Jihan Niswari Majid I1A016083
Fahri Dika Mustaqim I1A016088
Syifa Fauziah I1A016094
Gianaj Hermawan Fahira I1A016109
A. Latar Belakang
Menurut ILO, setiap tahun ada lebih dari 250 juta kecelakaan di
tempat kerja dan lebih dari 160 juta pekerja menjadi sakit karena bahaya di
tempat kerja. Terlebih lagi, 1,2 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan dan
sakit di tempat kerja (ILO, 2013).
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana sejarah ISO 45001?
b. Apakah pengertian/gambaran umum dari ISO 45001?
c. Apakah manfaat ISO 45001?
d. Siapa sajakah yang menerapkan ISO 45001?
e. Bagaimana Occupational Health and Safety Management sistem model
(ISO 45001)?
f. Apakah inti SMK3 ISO 45001?
g. Apakah perbedaan ISO 45001 & OHSAS 18001?
C. Tujuan
a. Mengetahui sejarah ISO 45001
b. Mengetahui pengertian/gambaran umum dari ISO 45001
c. Mengetahui manfaat ISO 45001
d. Mengetahui siapa saja yang menerapkan ISO 45001
e. Mengetahui Occupational Health and Safety Management sistem model
(ISO 45001)
f. Mengetahui inti SMK3 ISO 45001
g. Mengetahui perbedaan ISO 45001 & OHSAS 18001
BAB II
ISI
Penjelasan framework :
d. Check
- Performance evaluation [clause 9]
Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk
memantau dan mengukur kinerja K3 secara berkala.
Jika diperlukan peralatan pengukuran untuk mengukur dan
memantau kinerja, organisasi harus menetapkan dan
memelihara prosedur untuk mengkalibrasi dan memelihara
peralatan.
Organisasi harus menetapkan dan memelihara prosedur dan
program audit untuk mengaudit sistem manajemen K3 secara
reguler untuk memastikan kesesuaian sistem manajemen K3
dengan perencanaan, adanya review dari audit sebelumnya,
penyajian informasi tentang hasil dari audit kepada
manajemen.
Top Manajemen harus secara berkala mengkaji sistem
manajemen K3 untuk memastikan kesesuaiannya,
kecukupannya dan efektifitasnya.
e. Act
- Improvement [clause 10]
Organisasi harus menentukan peluang untuk perbaikan dan
menerapkan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil
yang diinginkan dari sistem manajemen K3.
Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara
proses, termasuk melaporkan, menginvestigasi dan mengambil
tindakan, untuk menentukan dan mengelola insiden.
Semua tindakan korektif dan preventif dikaji melalui proses
penilaian resiko sebelum diimplementasikan.
Tindakan korektif atau preventif yang diambil untuk
mengeliminasi penyebab harus sesuai dengan besarnya
masalah dan sesuai dengan resiko K3 yang dihadapi.
Organisasi harus mengimplementasikan dan mencatat
perubahan dalam prosedur terdokumentasi akibat tindakan
korektif dan preventif ini.
F. Dokumen ISO 45001
Standar ISO 45001 memperkenalkan pendekatan baru untuk
mendokumentasikan dan merekam kontrol yang menggantikan persyaratan
OHSAS 18001 untuk catatan dan prosedur dengan persyaratan baru untuk
informasi yang terdokumentasi. Setelah sertifikasi ISO 45001 dirilis, para
pelaku bisnis dan perusahaan merencanakan transisi atau implementasi
dengan mencari persyaratan atau informasi tentang dokumen atau rekaman
wajib yang perlu diterapkan (Sektiono, 2018). Pelaksanaan organisasi
OHSAS 18001 banyak terfokus pada pemeliharaan dan pengendalian
dokumen dan catatan. Sedangkan di dalam ISO 45001, dokumen dan catatan
di hilangkan dan diganti menjadi istilah baru, yakni “Document Information”.
ISO 45001 tidak mensyaratkan dokumen harus berupa prosedur, media
pendukung berupa kertas, magnetik, elektronik, foto atau kombinasi dari
semuanya. ISO 45001 memperbolehkan informasi terdokumentasi dalam
format dan media pendukung apa pun, serta dari sumber mana pun
(Safetysign, 2018).
Berikut ini adalah dokumen dan rekaman wajib serta dokumen tidak
wajib sesuai dengan persyaratan ISO 45001 :
1. Dokumen Wajib ISO 45001
a. Ruang Lingkup Sistem Manajemen K3 (klausul 4.3)
b. Kebijakan K3 (klausul 5.2)
c. Peran dan Tanggung Jawab (klausul 5.3)
d. Peluang dan Risiko K3 (klausul 6.1.1)
e. Proses yang diperlukan untuk menangani Peluang dan Risiko K3
(klausul 6.1.1)
f. Metodologi dan Kriteria Penilaian Risiko K3 (klausul 6.1.2)
g. Tujuan dan Rencana K3 (klausul 6.2.2)
h. Komunikasi (klausul 7.4)
i. Operasi Kontrol (klausul 8.1.1)
j. Proses kesiapsiagaan dan respon tanggung darurat (klausul 8.6)
2. Rekaman Wajib ISO 45001
a. Hukum yang berlaku dan persyaratan lain
b. Catatan pelatihan, keahliam, pengalaman, dan kualifikasi
c. Hasil pemantauan dan pengukuran
d. Kalibrasi dan verifikasi pemantauan dan mengukur peralatan
e. Evaluasi kewajiban
f. Program internal audit
g. Hasil audit internal
h. Hasil kajian manajemen
i. Insiden dan nonconformities
j. Hasil tindakan korektif
3. Dokumen Tidak Wajib
Tidak ada sistem yang benar-benar berjalan dengan hanya
menggunakan dokumen yang wajib/mandatory. Berdasar pengalaman
implementasi sistem manajemen, ada banyak jenis dokumen tidak wajib
yang dapat digunakan dalam implementasi ISO 45001. Berikut adalah
contoh-contoh dokumen non wajib yang paling sering digunakan dalam
implementasi Sistem Manajemen :
a. Organization Context
Pada OHSAS 18001, organisasi hanya diminta untuk fokus pada isu
keselamatan dan kesehatan kerja di internal organisasinya, sedangkan
pada ISO 45001, organisasi diminta untuk melihat lebih luas dari isu
keselamatan dan kesehatan kerja internalnya, sehingga harus
menyadari apa yang masyarakat harapkan dari organisasi tersebut
dalam ranah keselamatan dan kesehatan kerja.
Hal ini tercantum dalam klausul 4.1 yang menyebutkan:
“The organization shall determine external and internal issues that
are relevan to its purpose and that affect its ability to achieve intended
outcome(s) of its OH&S Management System”
b. Planning
Pada OHSAS 18001 tidak dijelaskan mengenai hal yang harus
dipertimbangkan oleh perusahaan dalam proses perencanaan sistem
manajemen K3, sedangkan ISO 45001 menyebutkan 4 hal yang harus
dijadikan pertimbangan, yaitu:
1. Isu-isu yang telah dijelaskan pada organizational context
2. Persyaratan yang dijelaskan pada interested parties
3. Lingkup dari Sistem Manajemen K3
4. Penyusunan dari risiko dan peluang
d. OH&S Procurement
ISO 45001 mengharuskan organisasi untuk dapat mengendalikan risiko
keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengadaan barang dan jasa
yang dilakukan dengan proses outsourcing ataupun kontraktor. Klausul
spesifik kontraktor terdapat di klausul 8.1.4.2 sedangkan klausul
untuk outsourcing disebutkan di klausul 8.1.4.3. Adanya klausul
spesifik untuk outsourcing dan kontraktor inilah yang berbeda dengan
OHSAS 18001 di mana OHSAS 18001 memasukkan keduanya dalam
klausul 4.4.6 operational control.
Dalam pelaksanaanya, organisasi direkomendasikan untuk dapat
memastikan peralatan, instalasi, dan materal telah aman untuk
digunakan oleh pekerja dengan :
1. Proses pengantaran peralatan harus memiliki spesifikasi yang
sesuai dan telah diuji agar dapat diantarkan seperti yang telah
direncanakan
2. Instalasi alat atau barang telah sesuai dengan standar yang
berlaku
3. Material dikirim sesuai dengan spesifikasi
4. Persyaratan penggunaan, peringatan dan perlindungan lain
telah dikomunikasikan dan tersedia
e. Manamegent of Change
Management of change (manajemen perubahan) bertujuan untuk
meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja dengan cara
mengurangi bahaya dan risiko baru dalam lingkungan kerja sebagai
akibat dari terjadinya perubahan/pergantian. Contoh penggantian yang
bisa terjadi dalam organisasi adalah teknologi, peralatan, fasilitas,
praktek kerja, prosedur, spesifikasi desain, bahan baku, staf, serta
standard dan regulasi.
Pada ISO 45001, Klausul management of change dibahas dalam 1
klausul tersendiri yaitu di klausul 8.1.3. Hal ini berbeda dengan
OHSAS 18001 yang tidak memiliki klausul tersendiri
untuk management of change karena terintegrasi seperti dalam klausul
4.3.1 dan 4.4.6.
f. Improvement
ISO 45001 mengharuskan organisasi untuk menentukan peluang
improvement (peningkatan) dan melakukan tindakan yang dibutuhkan
untuk mencapai hasil yang diharapkan dalam sistem manajemen K3.
Klausul improvement merupakan klausul 10 yang menjadi klausul
terakhir dalam ISO 45001. Dalam OHSAS 18001, tidak ada khusus
klausul untuk membahas spesifik terkait dengan improvement namun
tetap terintegrasi dengan beberapa klausul lain.
c. Hazard Identification
ISO 45001 dan OHSAS 18001 memiliki kesamaan dalam
identifikasi bahaya yaitu mengharuskan untuk “ongoing” dan
“proactive”. ISO 45001 memasukkan beberapa pertimbangan baru
dalam identifikasi bahaya yang tidak disebutkan dalam OHSAS
18001.
Pertimbangan baru dalam identifikasi bahaya ISO 45001:
Faktor Sosial (beban kerja, jam kerja, dll)
Kecelakaan kerja baik internal atau eksternal organisasi,
termasuk juga kejadian gawat darurat dan penyebabnya
Potensi situasi darurat
Perubahan dari pengetahuan terhadap bahaya
d. Opportunities
Opportunities adalah konsep baru pada ISO 45001 yang tidak
dimiliki oleh OHSAS 18001. Organisasi harus memelihara proses
untuk:
Peluang K3 untuk meningkatkan performa K3 termasuk peluang
dalam adaptasi terhadap pekerjaan, organisasi kerja serta
lingkungan pekerja
4. Tujuan
OHSAS 18001 dan ISO 45001 memiliki tujuan tertulis yang berbeda.
OHSAS 18001 memiliki tujuan yang lebih berkonsetrasi pada
pengendalian risiko, sedangkan ISO 45001 memiliki tujuan yang lebih
berkonsentrasi pada meningkatkan kinerja K3 secara proaktif.
Secara tertulis, tujuan OHSAS 18001 adalah:
“to enable an organization to control its OH&S risks and improve its
OH&S performance”
Sedangkan tujuan ISO 45001 adalah:
“to enable an organization to proactively improve its OH&S
performance in preventing injury and ill-health”
5. Dokumentasi dan Informasi
Dalam ISO 45001, dokumen dan catatan dihilangkan dan dijadikan
istilah baru sebagai “documented information” yang diartikan sebagai:
“information required to be controlled and maintained by an
organization and the medium on which it is contained”
ISO 45001 tidak mensyaratkan dokumen harus berupa prosedur, cetakan
kertas atau bentuk paper based lain. ISO 45001 memperbolehkan
untuk documented information ini dalam format dan media apapun dari
sumber manapun. Berbeda dengan pendahulunya yaitu OHSAS 18001
yang fokus pada pemeliharaan dokumen serta catatan dalam bentuk
cetakan kertas.
2. Partisipasi dan konsultasi dari non-managerial workers
ISO 45001 menyusun 3 tingkat jenjang karir pekerja yaitu: top
management, managerial worker, dan non-managerial worker. Dalam
hal jumlah, biasanya jumlah pekerja dalam posisi non-managerial
worker lebih banyak daripada posisi yang lain. Selain jumlahnya banyak,
mereka pekerja dalam posisi non-managerial worker juga terpapar
langsung dengan risiko-risiko di tempat kerja. Namun, alasan-alasan
tersebut kadang tidak membuat posisi non-managerial worker kuat
dalam Sistem Manajemen Keselamatan Kerja.
Pada Klausul 5.4 ISO 45001 dibahas partisipasi dan konsultasi pekerja
khususnya pekerja dalam posisi non-managerial worker. Partisipasi dan
konsultasi non-managerial worker inilah yang tidak dibahas secara
spesifik dalam OHSAS 18001.
Hal yang diperluas untuk melibatkan partisipasi pekerja non-
managerial antara lain:
a. Identifikasi bahaya, risiko dan peluang (opportunities)
b. Penentuan tindakan eliminasi bahaya dan pengendalian risiko K3
c. Penentuan persyaratan kompetensi, kebutuhan pelatihan, pelatihan
dan evaluasi pelatihan
d. Investigasi kecelakaan dan tindakan pengendaliannya
A. Kesimpulan
1. Tahun 1999 Inggris melalui BSI (British Standards Institution) mengajak
13 lembaga standar lainnya membuat sebuah project standar bidang K3
digunakan oleh dunia industry dalam melakukan assessment terhadap
SMK3 yang telah mereka terapkan, yang melahirkan seri OHSAS
(Occupational Health and Safety Assessment Series) 18001:1999 dan
ditetapkan 15 April 1999. BSI bersama 43 lembaga standar dari berbagai
macam negara, melakukan revisi serie OHSAS 1999, sehingga pada Juli
2007 diberlakukan secara efektif standar OHSAS versi 2007 yang masa
berlaku sampai tahun 2021, kemudian pada tanggal 12 Maret 2018 di
perkenalkan lah ISO 45001 sebagai revisi atas OHSAS 18001 versi 2007.
(Anonim, 2017)
2. ISO 45001 adalah standar internasional yang menetapkan persyaratan
untuk sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang
dilengkapi dengan panduan dan cara penggunaannya, sehingga
memungkinkan suatu organisasi untuk secara proaktif meningkatkan
kinerja kesehatan dan keselamatan kerja dalam upaya mencegah cedera
dan sakit / masalah kesehatan saat bekerja. (The Quality Magazine, 2016)
3. Manfaat Penerapan ISO 45001, antara lain :
a. Mengembangkan dan menerapkan Sistem Manajemen untuk
mengurangi atau meminimalisir kecelakaan kerja atau sakit akibat
kerja
b. Membangun proses sistematis terkait dengan K3 yang
mempertimbangkan “konteksnya” dan yang memperhitungkan risiko
dan peluangnya, dan persyaratan hukum dan lainnya
c. Menentukan bahaya dan risiko yang terkait dengan aktivitasnya dan
berusaha untuk menghilangkannya , atau melakukan kontrol untuk
meminimalkan dampak potensial resiko dan bahayanya.
d. Menetapkan pengendalian operasional untuk mengelola risiko K3 dan
persyaratan hukum dan lainnya
e. Meningkatkan kesadaran akan risiko K3
f. Mengurangi keseluruhan biaya insiden
g. Mengurangi downtime dan biaya gangguan operasi
h. Mengurangi biaya premi asuransi
i. Mengurangi ketidakhadiran dan tingkat turnover karyawan
4. ISO 45001 bisa diterapkan jika organisasi itu merupakan bisnis mikro,
atau konglomerat global, maka berhak untuk menerapkan dan di
sertifikasi ISO 45001, termasuk juga organisasi non-profit, amal, lembaga
akademis, atau departemen pemerintah. Selama organisasi tersebut
memiliki pekerja atau orang yang bekerja atas nama organisasi tersebut
serta berpotensi terkena dampak kegiatan, diharapkan menggunakan
pendekatan sistematis untuk mengelola kesehatan dan keselamatan
pekerja. Standar ini dapat digunakan pada aktifitas operasional berisiko
rendah dengan skala kecil sampai yang berisiko tinggi dengan skala besar
(The Quality Magazine, 2016).
5. OH&S Management System dalam ISO 45001:2018 menggunakan
pendekatan berdasarkan konsep PDCA (Plan – Do – Check – Act) yang
dimodifikasi menjadi framework baru (Context of Organization, Plan,
Do, Check, Act).
6. Dalam ISO 45001, dokumen dan catatan di hilangkan dan diganti menjadi
istilah baru, yakni “Document Information”. ISO 45001 tidak
mensyaratkan dokumen harus berupa prosedur, media pendukung berupa
kertas, magnetik, elektronik, foto atau kombinai dari semuanya. ISO
45001 memperbolehkan informasi terdokumentasi dalam format dan
media pendukung apa pun, serta dari sumber mana pun (Safetysign,
2018). sesuai dengan persyaratan ISO 45001 Dokumen dan rekaman
terbagi menjadi dokumen wajib serta dokumen tidak wajib .
7. Perbedaan ISO 45001 dengan OHSAS 18001 dapat dilihat pada beberapa
aspek, yaitu: Struktur, Definisi, Istilah, Tujuan, Dokumentasi dan
Informasi, dan Partisipasi dan konsultasi dari non-managerial workers.
DAFTAR PUSTAKA
ILO. 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja Sarana untuk
Produktivitas.
SafetySign. 2018. “ ISO 45001:2018 telah Rilis, Ini Hal-Hal Penting yang Harus
anda Ketahui!”. https://safetysign.co.id/news/347/ISO-45001-2018-
Telah-Rilis-Ini-Hal-Hal-Penting-yang-Harus-Anda-Ketahui. Diakses
pada 24 Maret 2019.