You are on page 1of 4

Skenario

Mudah lelah

Perempuan 53tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan lemah badan yang di rasakan sejak 1
minggu yang lalu. Keluhan di rasakan sepanjang hari dan semakin lama semakin terasa berat. Pasien
juga merasa lemas wajahnya menjadi pucat nafsu makan berkurang dan berat badan menurun,
pasien juga mengaku makan 2x sahari. Hasil pemeriksaan fisik di dapat kesadaran paptis , status gizi
buruk frekuensi napas 28x/menit 4 konjungtiva anemis pada pemeriksaan toraks pelebaran sela iga
dan fremitus vokal menurun pada seluruh lapang, hipersonor pada seluruh lapang paru dan jantung
pada pemeriksaan lab di dapat Hb 8,7g/dl eritrosit 4,750 MCHC 31,69/dl pemeriksaan SDTA
menunjukan normokrom normositer kesan rongent thoraks sugesti TB paru pasien diberi terapi
sulfas ferrosus dan vitamin B12

Step 1

1. Pemeriksaan SDTA : di gunakan untuk pemeriksaan apus darah


2. Sulfas ferrosus : suatu obat pembentuk sel darah merah
3. Normokrom : jenis anemia yang jenis sel normal dan juga Hb
4. MCV : mean corpuscular volume
5. MCH : mean corpuscular HB
6. MCHC : mean corpuscular consentrasion

Step 2

1. Bagaimana proses pembentukan sel darah ?


2. Apa saja klasifikasi dari anemia ?
3. Bagaimana patofisiologi keluhan di skenario?
4. Bagaimana hubungan suspek TB paru dengan gejala pasien?
5. Faktor resiko pada pasien ?
6. Bagaimana penegakan diagnosis pada pasien ?
7. Berapa nilai normal pameriksaan darah ?
8. Bagaimana kerja obat sulfat ferrosus?

Step 3

1. Stem cell - sel prekursos limfoid – timus dan sumsum tulang – sel T, sel B
- Sel prekursor eritrosit – eritrosit
- Sel prekursor – mieloid – megakariosit – trombosit

Monosit - leukosit

Sel mast - netrofil

Basofil

- Tempat pembentukan sel darah


o 1 minggu embrio 0-3 bulan – yolk sae
o Pertengahan 3-6 bulan – hati dan limfe
o Lahir sumsum tulang
2. Klasifikasi
a. Anemia zat besi
a) Bahan essensial
b) Gangguan sum sum tulang
c) Rusak sum sum tulang
b. Anemia hemolitik
a) Intrakorpuskular
b) Extra korpuskular
c. Anemia hemoragik
a) Pasca perdarahan
b) Perdarahan kronik

Morfologi

a. Anemia hipokrom mikrositer


a) Anemia defisiensi zat besi
b. Anemia makrositer
a) Megaloblast
b) Non megaloblast
c. Anemia penyakit kronik
3. Gejala
Eritrosit dan Hb : kapasitas angkut O2 ke jaringan menurun
Kardiovaskuler : lesu cepat lelah
Akral dingin
PCO2 paru meningkat – sela iga melebar
Perfusi o2 ke superior - volume udara meningkat
4. Hubungan suspect Tb
- Termasuk normokrom normositer – anemia penyakit kronik
- Tb paru – Tb tulang – pembentukan darah terganggu
5. Faktor resiko
- Defisiensi besi
- Gagal ginjal
- Trauma – perdarahan berlebih – hilangnya komponen darah
6. Penegakan diagnosis
Anemnesis RPS, RPD, Gizi
7. Nilai normal
HB anak baru lahir 17- 22g/dl
Anak 11- 13g/dl
8. Mekanisme obat – sistesis heme - he protein hemoglobin

Step 4

1. Sel induk dexter – LCT – IC – stimulasi hematopoesis – HBF


SBTT – jalur turunan mieloid – makrofag – megakariosit berbagai menurunkan sistem
granulosit monosit, eritrosit,
Pembentukan sel darah merah
- Proteoblas
- Eritroblast
- Eritrosit
a. Sifat stem cell
- Self renewal
- Profraktif
- Deferensial
b. Bahan
- Asam folat
- Fe ( besi)
- Magnesium
- VitC dan Vit B12
2. Macam macam anemia
a. Anemia hipokrom mikrositer
b. Anemia normokrom normositer
3. Anemia normokrom normositer
a. Anemia penyakit kronik
b. Anemia karena zat besi

trombosit eritrosit
leukosit

Penatalaksa Prose
naan pembentukan

hematopoesis

kelainan

Penegakan
klasifikasi
diagnosis

Eritropatogenesis morfologi
Step 5

1. Apa saja klasifikasi anemia?


2. Bagaimana manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan ?
3. Bagaimana mekanisme obat yang mempengaruhi hematopoetik?

You might also like