Professional Documents
Culture Documents
EPIDEMILOGI DESKRIPTIF
OLEH : KELOMPOK 3
YAYUK SUSENO
CHAIRANI FUADI
NOVITA ARMY
DOSEN PEMBIMBING
EPTI YORITA,SST.MPH.
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
utama atas penyusunan makalah ini guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah epidemiologi.
Kami menyadari dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang membangun, demi terciptanya
makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Poltekkes
Kemenkes Bengkulu terutama Prodi DIV Kebidanan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
A. Kesimpulan ................................................................................15
B. Saran ..........................................................................................15
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada setiap kelompok penduduk, tiap individu yang membentuk kelompok tersebut
dan memiliki tingkat atau derajat keterpaparan atau resiko yang berbeda pada setiap
penyakit tertentu. Mereka mempunyai derajat keterpaparan yang sama terhadap suatu
penyakit tertentu, tidak semuanya menderita penyakit tersebut secara sama pula pada waktu
dan tempat tertentu. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dengan demikian,
penjelasan epidemiologi harus sebanyak mungkin keterangan yang ada sehingga
memungkinkan untuk membedakan besarnya kejadian insiden maupun prevalensi pada
setiap karakteristik tertentu terutama karakteristik tentang orang atau person (siapa- siapa
yang terkena dengan sifat karakteristiknya masing-masing), tentang tempat kejadian
(kapan dan berapa lama kejadiannya) termasuk pula penjelasan tentang lingkungan, keadaan
sosial budaya serta pekerjaan dan keterangan lainnya.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah itu epidemiologi deskriptif ?
2. Apa macam epidemiologi deskriptif ?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari epidemiologi deskriptif
2. Mengetahui berbagai macam epidemiologi deskriptif
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Epidemiologi deskriptif adalah bagian yang dilakukan tanpa harus membuat suatu
hipotesa khusus. Kajian ini sering dipakai pada kajian awal kemunculan penyakit baru, agar
kita dapat memperoleh karakter penyakit, menghitung frekuensinya, dan menentukan
bagaimana variasinya terkait dengan tingkat individu, tempat dan waktu (Ferasyi,2008).
3
penggunaan epidemiologi deskriptif lebih sering kita lihat pada analisis masalah kesehatan,
penyusunan program kesehatan masyarakat dan penilaian hasil usaha dibidang kesehatan
masyarakat, serta bidang lain yang berkaitan erat dengan kesehatan seperti bidang
kependudukan, keluarga dan gizi.
4
B. MACAM EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
1. Variabel orang
Variabel adalah sesuatu yang dapat diamati dan dapat dihitung secara statistik.
Variabel orang dalam epidemiologi adalah karakteristik indvidu yang ada hubungannya
dengan keterpapanan atau kerentanan terhadap suatu penyakit.
a. Umur
5
Umur berhubungan dengan keadaan, sedangkan keadaan berhubungan dengan
variabel lain seperti, proses umur, perkembangan fisiologis, dan imunitas. Umur
dikaitkan dengan,
Persoalan yang dihadapi adalah apakah umur yang dilaporkan tepat, apakah
panjangnya interval di dalam pengelompokan cukup untuk tidak menyembunyikan
peranan umur pada pola esakitan atau kematian, dan apakan pengolompokan umur
dapat dibandingkan dengan pengelompokan umur pada penelitian orang lain. Untuk
keperluar perbandingan maka WHO menganjurkan pembagian-pembagian umur
sebagai berikut :
6
- 10 – 14, dan sebagainya.
Untuk mempelajari penyakit - 0 – 4 Bulan
anak : - 5 – 10 Bulan
- 11 – 23 Bulan
- 2 – 4 Tahun
- 5 – 9 Tahun
- 9 – 14 Tahun
b. Jenis Kelamin
Perbedaan frekuensi penyakit antara jenis kelamin wanita dan pria tergantung
pada berbagai faktor seperti perbedaan fisiologis, genetik, faktor risiko luar, tekanan
emosional, kebiasaan individu, dan pelayanan medic.
Jenis kelamin mempunyai hubungan tersendiri yang cukup erat dengan sifat
keterpaparan dan tingkat kerentanan terhadap penyakit tertentu. Pertama, adanya
penyakit yang hanya dijumpai pada jenis kelamin tertentu terutama yang
berhubungan dengan alat reproduksi atau yang secara genetis berperan dalam
perbedaan jenis kelamin, misalnya pada hipertrofi prostat pada pria atau karsinoma
payudara pada wanita. Kedua, penyakit yang mempunyai kecenderungan hanya pada
jenis kelamin tertentu atau lebih sering dijumpai pada jenis kelamin tertentu seperti
hipertiroidisme, batu kandung empedu yang lebih sering pada wanita. Ketiga,
kemungkinan timbulnya perubahan frekuensi penyakit dari jenis kelamin tertentu ke
jenis kelamin lainnya.
c. Kelompok Etnik
7
1) Ras
Ada tiga ras utama yang dikenal di dunia yakni ras Kaukasia (kulit putih),
Neroid (kulit hitam) dan Mongoloid (kulit cokelat). Cukup banyak studi
epidemiologi yang telah dilakukan tentang perbandingan kejadian penyakit
menurut ras tersebut.
Misalnya ras Negro yang secara genetik mempunyai sel darah merah yang
berbentuk oval sehingga ras Negro tersebut menderita “sickle cell anemia”. Ras
Negro secara sosio-ekonomis termasuk golongan berpendapatan rendah sehingga
mereka rentan untuk menderita penyakit infeksi, misalnya penyakit TBC.
a) Adanya penyakit tertentu yang secara genetis berhubungan erat dengan ras,
seperti anemia sickle sel ;
b) Adanya penyakit tertentu yang tampaknya mempunyai perbedaan frekuensi
terhadap ras, tetapi lebih dipengaruhi oleh lingkungan dan kebiasaan hidup ;
c) Adanya suku terasing dengan pengalaman penyakit tertentu seperti penyakit
kuru pada penduduk asli di Irian Jaya, begitu pula adanya kelompok penduduk
dengan ras tertentu yang memiliki sosial ekonomi serta kehidupan kultural
yang ketat dan dapat mempengaruhi frekuensi penyakit tertentu.
2) Kelompok Etnik
d. Agama
8
hubungannya dengan agama, misalnya perbedaan makanan yang dinyatakan terlarang
oleh agama atau ritual khusus keagamaan akan menghindarkan mereka dari penyakit
tertentu dan tingkat risiko terhadap penyakit tertentu. Selain itu kemungkinan adanya
isolasi sosial terhadap agama tertentu, terutama agama minoritas di wilayah tertentu
dapat mempengaruhi proses timbulnya penyakit infeksi dan manifestasi setempat.
e. Struktur Keluarga
f. Jenis Pekerjaan
9
5) Penyakit karena cacing tambang telah lama diketahui terkait pekerjaan di
tambang.
g. Status Perkawinan
Status sosial ekonomi sangat erat hubungannya dengan pekerjaan dan jenis
pekerjaan serta tempat tinggal, kebiasaan hidup keluarga termasuk kebiasaan makan,
dan sebagainya. Selain itu, erat pula hubungannya pada faktor psikologi individu dan
keluarga dalam masyarakat.
10
i. Pendidikan
j. Penghasilan
2. Variabel Tempat
11
Faktor tempat dan pengaruh lingkungan yang ada di dalamnya meliputi
lingkungan biologis,kimiawi,fisik dan sosial sangat penting artinya dalam analisis faktor
tempat (Noor,2008).
a. Lingkungan biologis
Sebagai lingkungan kimiawi terdapat dua jenis bahan kimia utama yaitu air
dan udara. Air merupakan faktor yang dapat mempngaruhi terjadinya penyakit seperti
kandungan mineralnya ( yodium,fluor,tembaga dan seng). Kekurangan zat yodium
dalam air minum dapat menimbulkan penyakit gondok endemis. Lingkungan fisik
yang berpengaruh terutama pada suhu udara di ketinggian suatu tempat
mempengaruhi tekanan oksigen setempat.
c. Lingkungan sosial
12
jumlah fauna dan flora yang ada di lingkungan tersebut, adanya reservoir serta vektor
yang menyebarkan penyakit, adanya pencemaran serta jenis dan tingkat pencemaran
fisik dan kimiawi pada udara dan air. Dengan demikian, sifat kehidupan sosial
masyarakat pada suatu daerah tertentu dapat mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan yang berhubungan dengan status kesehatan dan pola penyakit setempat.
3. Variabel waktu
Perubahan berbagai faktor dari waktu ke waktu seperti perubahan jumlah dan
komposisi umur penduduk,perubahan lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis dan
sosial, perubahan kriteria penyakit dan alat diagnosis yang semakin canggih dan
kemajuan cara pengobatan maupun berbagai teknologi kedokteran.
Keadaan epidemi dapat bersifat singkat yang biasanya disebut common source
atau point epidemic yakni keadaan timbulnya wabah secara mendadak ynag terfokus
pada limit waktu sesuai masa tunas terpanjang penyakittersebut, dengan titik awal
pada saat penyebab timbul atau mulainya keterpaparan. Hal tersebut biasanya
ditemukan pada gangguan kesehatan yang berkaitan dengan pemaparan organisme
biologis atau unsur kimiawi melalui udara, makanan, air atau kontak kulit.
13
3) Perubahan secara sekular
Perubahan sekular adalah perubahan yang terjadi sedikit demi sedikit dalam
jangka waktu lama yang biasanya terjadi setelah sekian tahun ( 5-10 tahun atau lebih)
yang menampakkan perubahan keadaan penyakit kematian yang cukup berarti, dalam
interaksi atantara pejamu/orang, penyebab/agent, dan lingkungan. Perubahan
semacam ini dapat timbul karena berbagai sebab seperti variasi cara diagnosis karena
kemajuan ilmu dan perkembangan alatdiagnosisi,perubahan sistem pengobatan dan
perawatan yang lebih maju sesusi dengan kemajuan perkembangan ilmu kedokteran,
perubahan sifat penyakit (perubahan keganasan) maupun perubaan kriteria
penyakit/klasifikasi penyakit serta perubahan cara pencatatan dan pelaporan yang
lebih lengkap dengan alat yang lebih canggih.
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Epidemiologi Deskriptif terutama menganalisis masalah yang ada dalam suatu
populasi tertentu serta menerangkan keadaan dan sifat masalah tersebut, termasuk
berbagai faktor yang erat hubungannya dengan timbulnya masalah. Bentuk kegiatan ini
dapat memberikan gambaran tentang adanya masalah dalam populasi tertentu dengan
membandingkan populasi tersebut terhadap populasi lainnya, atau dengan populasi yang
sama pada waktu yang berbeda. Bentuk ini banyak digunakan dalam mencari keterangan
tenteng keadaan derajat kesehatan maupun masalkah kesehatan dalam suatu populasi
tertentu pada waktu dan tempat yang tertentu pula.
Disamping itu, epidemiologi deskriptif dapat pula memberikan gambaran tentang
faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit atau gangguan kesehatan pada suatu
populasi tertentu dengan menggunakan analisis data epidemiologi dan data informasi lain
yang bersumber dari berbagai disiplin seperti data genetika, biokimia, lingkungan hidup,
mikrobiologi, sosial ekonomi dan sumber keterangan lainnya. Sebagai contoh
penggunaan epidemiologi deskriptif antara lain pada usaha penanggulangan berbagai
wabah penyakit menular yang timbul dalam masyarakat. Selain itu, penggunaan
epidemiologi deskriptif lebih sering kita lihat pada analisis masalah kesehatan,
penyusunan program kesehatan masyarakat dan penilaian hasil usaha dibidang kesehatan
masyarakat, serta bidang lain yang berkaitan erat dengan kesehatan seperti bidang
kependudukan, keluarga dan gizi.
B. SARAN
Diharapkan dapat menambah wawasan para pembaca mengenai Epidemiologi
Yaitu Epidemiologi Deskriptif terutama bagi mahasiswa Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Bengkulu.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ratna Djuwita dan Ajeng Tias Endarti.2006.Epidemiologi Deskriptif Penyakit Avian Flu di lima
Provinsi di Indonesia, 2005-2006.Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 1
16