Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Lia Winanda Saefatu (2016030003)
Natalia Musake (2016030032)
Thelda A. Tasarane (2016030194)
Zilfi Lidiawati (2016030014)
1.3 Tujuan
Tujuan makalah ini adalah mengetahui tinjauan mengenai penyakit Diabetes Melitus
baik dari segi pengertian, klasifikasi etiologis, gejala, diagnosa, factor risiko, komplikasi,
pencegahan, terapi farmakologi dan terapi komplementer.
BAB II
PEMBAHASAN
Polidipsia adalah rasa haus berlebihan yang timbul karena kadar glukosa terbawa oleh
urin sehingga tubuh merespon untuk meningkatkan asupan cairan.
3) Timbul rasa lapar (polifagia)
Pasien diabetes melitus akan merasa cepat lapar,hal ini disebabkan karena glukosa
dalam tubuh semakin habis, sedangkan kadar glukosa dalam darah cukup tinggi.
4) Berkeringan banyak
Glukosa yang tidak dapat terurai akan dikeluarkan oleh tubuh melalui keringat
sehingga pada pasien diabetes melitus akan mudah berkeringat banyak.
5) Lesu
Pasien diabetes melitus akan mudah merasakan lesu. Hal ini disebabkan karena pada
gukosa dalam tubuh sudah banyak dibuang oleh tubuh melalui keringat atau urin,
sehinggu tubuh merasa lesu dan mudah lelah.
6) Penyusutan berat badan
Penyusutan berat badan pada pasien diabetes melitus disebabkan karena tubuh
terpaksa mengambil dan membakar lemak sebagai cadangan energi.
2.5 Komplikasi
1. Komplikasi metabolik akut pada penyakit diabetes melitus terdapat tiga macam yang
berhubungan dengan gangguan keseimbangan kadar glukosa darah jangka pendek
diantaranya : (Smeltzer & Bare, 2001)
a) Hipoglikemia
Hipoglikemia (kekurangan glukosa dalam darah) timbul sebagai komplikasi
diabetes yang disebabkan karena pengobatan yang kurang tepat. Pasien diabetes
melitus pada umumnya mengalami hiperglikemia (kelebihan glukosa dalam
darah) namun karena kondisi tersebut pasien diabetes melitus berusaha untuk
menurunkan kelebihan glukosa dengan memberikan suntik insulin secara
berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit dan aktivitas fisik yang berat
sehingga mengakibatkan hipoglikemia (Smeltzer & Bare, 2001).
b) Ketoasidosis diabetic
Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah komplikasi diabetes yang disebabkan karena
kelebihan kadar glukosa dalam darah sedangkan kadar insulin dalam tubuh sangat
menurun sehingga mengakibatkan kekacauan metabolik yang ditandai oleh trias
hiperglikemia, asidosis dan ketosis (Soewondo, 2006).
c) Sindrom HHNK (koma hiperglikemia hiperosmoler nonketotik)
Sindrom HHNK adalah komplikasi diabetes melitus yang ditandai dengan
hiperglikemia berat dengan kadar glukosa serum lebih dari 600 mg/dl. Sindrom
HHNK disebabkan karena kekurangan jumlah insulin efektif. Hiperglikemia ini
muncul tanpa ketosis dan menyebabkan hiperosmolalitas, diuresis osmotik dan
dehidrasi berat. (Price & Wilson, 2005).
2. Komplikasi metabolik kronik
Komplikasi metabolik kronik pada pasien diabetes melitus menurut Price and Wilson
(2005) dapat berupa kerusakan pada pembuluh darah kecil (mikrovaskuer) dan
komplikas pada pembuluh darah besar (makrovaskuer) diantaranya :
a) Komplikasi pembuluh darah kecil (mikrovaskuer) Komplikasi yang ditimbulkan
oleh penyakit diabetes melitus terhadap pembuluh darah kecil (mikrovaskuler)
yaitu:
3.1 Kesimpulan
Diabetes Mellitus atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon insulin
baik absolut maupun relatif.
Ada dua jenis diabetes yaitu diabetes tipe l dan diatetes tipe ll. Diabetes tipe I
diakibatkan karena tejadinya kerusakan pankreas sehingga insulin harus di datangkan
dari luar. Diabates tipe II atau disebut juga DM yang tidak tergantung pada insulin
yang disebabkan karena insulin yang tidak dapat bekerja dengan baik. Diabetes dapat
menyebabkan berbagai komplikasi penyakit dan mempunyai gejala-gejala yang dapat
dikenali dengan mudah. Sehingga diabetes mellitus dapat dicegah dengan pengaturan
aktifitas fisik, olahraga teratur, dan pengaturan pola makan
3.2 Saran
Bagi penderita diabetes melitus atau kencing manis sebaiknya menjaga pola makan
dan diet agar kadar gula dalam darah bisa terkontrol dengan baik. Selain menjaga pola
makan dan diet penderita DM juga bisa menggunakan kombinasi obat anti diabetes
seperti metformin dengan glibenclamid untuk mengetahui efek penurunannya
terhadap kadar gula darah. Bagi yang belum terkena diabetes mellitus diharapkan
tetap waspada dan melakukan usaha-usaha pencegahan yang telah dijelaskan dalam
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki E, 2004. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Perkeni. 2011. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indpnesia.
Price, A. S., & Wilson, L. M. 2005. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit (Vol. 2).
Jakarta: EGC.
Prof. H. M. Hembing Wijayakusuma. 2004. Bebas Diabetes Mellitus Ala Hembing. Jakarta:
Puspa Swara.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. 2001. Buku ajar keperawatan medikalbedah brunner & suddarth
(Vol. 2). Jakarta: EGC.
I. Alwi, M. S. K & S. Setiati (Eds.), Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III edisi IV Jakarta:
Penerbit FK UI.