Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
LEONARDUS
NIM : C1814201211
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan mempunyai dua pilihan utama yang berhubungan dengan
perubahan, mereka melakukan inovasi dan perubahan atau mereka dapat
dirubah oleh suatu keadaan atau sutuasi. Perawat mempunyai keterampilan
dalam proses perubahan. Pertama proses keperawatan yaitu merupakan
pendekatan dalam penyelesayan masalah yang sistematis dan konsisten dengan
perencanaan perubahan. Kedua, perawat diajarkan mendapatkan ilmu dikelas
dan mempunyai pengalaman praktek untuk bekerja secara efektif dengan orang
lain.
Perubahan pelayanan kesehatan / keperawatan merupakan kesatuan yang
menyatu dalam perkemangan dan perubahan keperawatan di indoneria. Bahkan
adalah suatu yang aneh atau tidak semestinya terjadi, apabila masyarakat umum
dan lingkungan terus menerus berubah, sedangkan keperawatan yang
merupakan bagian masyarakat tersebut tidak berubah dalam menata kehidupan
keprofesiannya. Perubahan adalah cara keperawatan mempertahankan diri
sebagai profesi dan berperan aktif dalam menghadapi era
kesejagatan(millennium III). Maka keperawatan Indonesia, khususnya
masyarakat ilmuwan dan masyarakat profesional keperawatan Indonesia,
melihat dan mempertahankan proses profesionalisasi pada era kesejagatan ini
bukan sebagai suatu ancaman untuk ditakuti atau dihindari, tetapi merupakan
tantangan untuk berupaya lebih keras memacu proses propesionalisasi
keperawatan di Indonesia dan mensejajarka diri dengan keperawatan dinegara-
negara lain.
Perubahan dapat dijabarkan dengan beberapa cara, termasuk perubahan
yang direncanakan atau yang tidak direncanakan. Perubahan yang tidak
direcanakan adalah perubahan yang terjadi tanpa suatu persiapan, sebaliknya
perubahan yang direncanakan adalah peribahan yang direncanakan dan
dipiikirkan sebelumnya, terjadinya dalam waktu yang lama, dan termasuk
adanya suatu tujuanyang jelas.perubahan terencana lebih mudah dikelola
daripada perubahan yang terjadi pada perkembangan manusia atau tanpa
persiapan alat karena suatu ancaman. Untuk alasan tersebut, peerawat harus
dapat mengelola perubahan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana konsep berubah dalam keperawatan itu ?
C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa, tenaga kesehatan atau
tenaga medis dapat memahami konsep berubah dalam keperawatan.
D. Manfaat
Makalah ini dibuat oleh saya agar saya dapat memahami dan mengaplikasikan
langsung dalam kehidupan sehari-hari tentang konsep berubah dalam
keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN
c. Tahap Evaluasi
Pada tahap ini terjadi penilaian terhadap sesuatu yang baru agar tidak
ditemukan hambatan selama mengadakan perubahan.
d. Tahap Trial
Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap hasil perubahan dengan
harapan sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesuai dengan
situasi yang ada.
e. Tahap adoption
Tahapan terakhir yaitu proses perubahan terhadap sesuatu yang baru
setelah ada uji coba dan merasakan ada manfaatnya sehingga mampu
mempertahankan hasil perubahan.
Rogers juga membagi karakter dari adopsi yaitu:
a. Relative advantage
b. Compatibility
c. Complexity
d. Trialability
e. Observability
Rogers dan sejumlah ilmuwan komunikasi lainnya mengidentifikasi 5
kategori pengguna inovasi :
a. Innovators
Adalah kelompok orang yang berani dan siap untuk mencoba hal-
hal baru. Hubungan sosial mereka cenderung lebih erat dibanding
kelompok sosial lainnya.
b. Early Adopters
Kategori adopter seperti ini menghasilkan lebih banyak opinidibanding
kategori lainnya, serta selalu mencari informasi tentang inovasi.
c. Early Majority
Kategori pengadopsi seperti ini merupakan mereka yang tidak mau
menjadi kelompok pertama yang mengadopsi sebuah inovasi.
Sebaliknya, mereka akan dengan berkompromi secara hati-hati sebelum
membuat keputusan dalam mengadopsi inovasi, bahkan bisa dalam
kurun waktu yang lama.
d. Late Majority
Kelompok yang ini lebih berhati-hati mengenai fungsi sebuah inovasi.
Mereka menunggu hingga kebanyakan orang telah mencoba dan
mengadopsi inovasi sebelum mereka mengambil keputusan.
e. Laggards
Kelompok ini merupakan orang yang terakhir melakukan adopsi
inovasi. Mereka bersifat lebih tradisional, dan segan untuk mencoba hal
hal baru. Kelompok ini biasanya lebih suka bergaul dengan orang-orang
yang memiliki pemikiran sama dengan mereka.
D. Tipe Perubahan
Apabila dipandang dari tipe perubahan, menurut bennis tahun 1995,
perubahan itu sendiri memilki tujuh tipe diantaranya :
1. Tipe indoktrinasi, suatu peubahan yang dilakukan oleh sekelompok atau
masyarakat yang menginginkan pencapaiaan tujuan yang diharapkan
dengan cara memberi doktrim atau menggunakan kekuatan sepihak untuk
dapat berubah.
2. Tipe paksaan atau kekerasan, merupakan tipe perubahan dengan melakukan
pemaksaan atau kekerasan pada anggota atau seseorang dengan harapan
tujuan yang dicapai dapat terlaksana.
3. Tipe teknokratik, merupakan tipe perubahan dengan melibatkan kekuatan
lain dalam mencapai tujuan yang diharapkan terdapat satu pihak
merumuskan tujuan dan pihak lain untuk membantu mencapai tujuannya.
4. Tipe interaksional, merupakan perubahan dengan menggunakan kekuatan
kelompok yang saling berinteraksi satu dengan yang lain dalm mencapai
tujuan yang diharapkan dari perubahan.
5. Tipe sosialisasi, merupakan suatu perubahan dalam mencapai tujuan dengan
menggunakan kerja sama dengan kelompok lain tetapi masih menggunakan
kekuatan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
6. Tipe emultif, merupakan suatu perubahan dengan menggunakan kekuataan
unilateral dengan tidak merrumuskan tujuan terlebih dahulu secara sungguh
sungguh, perubahan ini dapat dilakukan pada sistem diorganisasi yang
bawahannya berusaha menyamai pimpinan atau atasannya.
7. Tipe alamiah, merupakan perubahan yang terjadi akibat sesuatu yang tidak
disengaja tetapi dalam merumuskan dilakukan secara tidak sungguh, seperti
kecelakaan, maka seseorang ingin mengadakan perubahan untuk lebih
berhati-hati dalam berkendaraan dan lain sebagainya.
5. Kebiasaan
Pada dasarnya seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang sudah
diketahui sebelumnya atau bahkan dilaksanakan sebelumnya dibandingkan
sesuatu yang baru dikenalnya, karena keyakinan yang dilmiliki sangat kuat.
Faktor kebiasaan ini yang menjadikan hambatab dalam perubahan.
6. Ketergantungan
Ketergantungan merupakan hambatan dalam proses perubahan karena
ketergantungan menyebabkan seseorang tidak dapat hidup secara mandiri
dalam mencapai tujuan tertentu. Suatu perubahan akan menjadi masalah
bagi seseorang yang selalu menggantungkan diri sehingga perubahan sulit
dilakukan.
7. Perasaan tidak Aman
Perasaan tidak aman juga merupakan faktor penghambat dalam perubahan
karena adanya ketakutan terhadap dampak dari perubahan yang juga akan
menambah ketidakamanan pada diri, kelompok atau masyarakat.
8. Norma
Norma merupakan segala aturan yang didukung oleh anggota masyarakat
dan tidak mudah dirubah. Apabila akan mmengadakan proses perubahan
namun perubahan perubahan tersebut akan menghadapi hambatan.
Sebaliknya jika norma tersebut sesuai dengan prinsip perubahan, maka akan
sangat mudah dalam perubahan.
A. Kesimpulan
Dalam kehidupan manusia, perubahan tidak dapat di hindari. Dimulai
oleh dunia usaha yang lebih dulu menyadari pentingnya perubahan bagi
peningkatan kualitas produksi yang dihasilkan, sampai ke administrasi
pemerintah. Berbagai upaya dan pendekatan telah dilakukan untuk
memecahkan masalah yang timbul akibat adanya perubahan. Oleh karena
perubahan memang selalu terjadi dan pasti akan selalu terjadi, pimpinan
organisasi baik organisasi pemerintah maupun non-pemerintah disamping harus
memiliki kepekaan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di luar
organisasi yang dipimpinnya dan mampu memperhitungkan dan
mengakomodasikan dampak dari perubahan-perubahan yang terjadi itu, mutlak
perlu pula untuk mempunyai keterampilan dan keberanian untuk melakukan
perubahan di dalam organisasi demi peningkatan kemampuan organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Diantara para pakar menurut Wibowo memberikan terminologi yang
berbeda-beda tentang jenis-jenis perubahan. Pertama, membedakan jenis
perubahan dalam planed change (perubahan terencana) dan unplanned change
(perubahan tidak terencana). Kedua, membandingkan tipologi perubahan
menjadi adaptive change, innovative change, radically innovative change.
Ketiga, membagi menurut sifatnya menjadi incremental change dan
fundamental change.
Tidak banyak orang yang suka akan perubahan, namun walau begitu
perubahan tidak bisa dihindari. Harus dihadapi. Karena hakikatnya memang
seperti itu maka diperlukan satu manajemen perubahan agar proses dan dampak
dari perubahan tersebut mengarah pada titik positif.
B. Saran
Kita harus menyadari bahwa perubahan akan terjadi dan memang selalu
terjadi serta tidak bisa dihindari oleh karena itu kita harus mempersiapkan suatu
menajemen untuk menghadapinya. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kekurangan di dalamnya baik dalam struktur,
maupun pembahasannya. Jadi saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan dan semoga makalah ini juga bisa bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
keperawatan.Penerbit:Salemba medika.Surabaya.
A. Aziz Alimul Hidayat. Konsep Dasar Keperawatan. Edisi 3, Jakarta, Selemba
Medika, 2008.
Nursalam (2001), Proses dan Dokumentasi keperawatan konsep dan praktek, salemba
medika, Jakarta.
http://www.scribd.com/doc/31812180/Konsep-Perubahan-Dalam-Keperawatan (Di