You are on page 1of 4

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI UNTUK ANALISA GAS DARAH

Nama klien : Tn. J


Diagnosa Medis : Chest pain, Angina Pectoris, DM
No register : C143811

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran


Diagnosa keperawatan: Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai O2 dan
kebutuhan metabolisme jaringan.
DS:
▪ Klien mengeluh nafasnnya sesak
▪ Klien mengeluh nyeri dada, menjalar ke lengan kiri.
DO:
▪ TD : 160/100 mmHg
▪ N : 100 x/menit
▪ T : 370C
▪ RR : 28 x/menit
▪ CK-MB 43 ug/mL
Dasar pemikiran
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan suply oksigen
ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan arteri dan penyempitan lumen
arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Sewaktu beban kerja suatu jaringan meningkat, maka
kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat
maka artei koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan oksigen keotot
jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat
ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan
akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.

2. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Pengambilan sampel darah arteri untuk analisa gas darah.
3. Prinsip-prinsip tindakan
a. Steril
b. Darah yang diambil harus darah arteri.
c. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
d. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokter.

Prosedur pengambilan darah untuk analisa gas darah:


a. Persiapan alat
1) Syringe steril ukuran 5 atau 10 ml
2) Heparin
3) Jarum no. 22 atau 25 (bevel pendek).
4) Kapas alcohol
5) Bantalan kasa
6) Lembar Formulir permintaan laborat
7) Beri label untuk menulis status klinis klien yang meliputi : nama, tanggal, waktu,
FiO2 dengan jenis alat pemberian O2, suhu tubuh.

b. Prosedur tindakan
1) Arteri yang sering digunakan adalah arteri radialis atau brakhialis.
2) Lakukan pemeriksaan Allen test dengan cara membendung arteri radialis dan
ulnaris secara terus menerus, kemudian dibuka kembali. Jika tangan cepat kembali
dari warna pucat ke warna merah muda menandakan aliran arteri patent (Tes Allen
positif).
3) Lakukan hiperekstensi dan rotasi keluar pada tangan yang akan diambil
4) Hiperekstensi bisa digunakan dengan gulungan handuk.
5) Untuk arteri brakhialis, hiperekstensi dilakukan pada siku.
6) Lakukan aspirasi 1 ml heparin ke dalam syringe, sehingga dasar syringe basah
dengan heparin, kemudian kelebihan heparin dibuang melalui jarum, dilakukan
dengan perlahan sehingga pangkal jarum penuh dengan heparin dat tidak ada
gelembung udara.
7) Lakukan palpasi arteri radialis atau brakhialis dengan jari tengah dan jari telunjuk,
temukan titik maksimum denyutan, lakukan desinfesksi dengan kapas alkohol.
8) Masukkan jarum secara perlahan di area dengan pulsasi penuh, untuk
memudahkan jarum dimasukkan dengan sudut 45-90 derajat dari kulit.
9) Jarum akan otomatis masuk kedalam arteri, darah secara perlahan akan naik di
dalam syringe, hal ini yang mengindikasikan bahwa darah yang diambil adalah darah
arteri. Bila dilakukan aspirasi secara paksa seperti pada syringe yang terbuat dari
plastik, maka belum tentu darah yang diaspirasi adalah darah arteri, sehingga akan
mengaburkan pemeriksaan.
10) Ambil darah sebanyak 5 ml, jarum dilepaskan dan petugas yang lain melakukan
penekanan pada daerah bekas penusukan (minimal 5 menit, dan 10 menit pada klien
yang mendapat terapi antikoagulan).
11) Keluarkan semua udara yang terdapat pada spuit dan pasang tutup jarum untuk
mencegah udara memasuki spuit. Putar syringe diantara telapak tangan untuk
mencampurkan heparin.
12) Syringe diberi label dan segera tempatkan dalam es atau air es, kemudian bawa ke
laboratorium.
13) Kirimkan sampel AGD dalam waktu 15 menit karena akan memberikan hasil
pengukuran yang terbaik.

4. Analisa tindakan keperawatan


Pada klien angina pectoris analisa gas darah diindikasikan untuk mengkaji sifat,
rangkaian, dan beratnya gangguan metabolik dan pernafasan. Pemeriksaan gas darah
digunakan untuk menilai respirasi, yaitu pertukaran gas antara udara dari paru serta antara
darah dengan jaringan. Pemeriksaan gas darah juga menggambarkan hasil berbagai tindakan
penunjang yang dilakukan, jadi dapat digunakan sebagai salah satu kriteria untuk menilai
pengobatan. Analisa gas darah juga digunakan untuk mengevaluasi dan membantu dalam
penatalaksanaan hipoxia, keseimbangan asam basa dan terapi oksigen.

5. Hasil yang di dapat dan maknanya


S:
▪ Klien mengatakan masih nyeri di dada sebelah kiri
▪ Klien mengatakan nafasnya masih sesak
O:
▪ Sampel darah arteri di dapatkan.
A: Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan pengiriman sampel ke laboratorium dan monitor hasilnya
6. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan di atas
▪ Observasi tanda-tanda vital
▪ Pertahankan tirah baring dan berikan posisi yang nyaman
▪ Kolaborasi pemeriksaan EKG
▪ Kolaborasi pemberian oksigen nasal kanul
▪ Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi

7. Kepustakaan
▪ Price, Sylvia Anderson, Patofisiologi Buku I, 1994,EGC, Jakarta.
▪ Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Mdikal Bedah, edisi 8, 1997, EGC,
Jakarta.
▪ Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2000, EGC, Jakarta.
▪ Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 1997, EGC, Jakarta
▪ Noer Staffoeloh et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 1999, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta
▪ Heni Rokhaeni, dkk, BukuAjar Keperawatan Kardiovaskuler, 2001, Bidang Pendidikan
dan Pelatihan Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional ”Harapan Kita”,
Jakarta.

You might also like