You are on page 1of 11

Original Article 21

Aktivitas Antioksidan Ekstrak, Fraksi dan Golongan Senyawa


Kimia Daun Premna oblongata Miq.

Katrin1, Atika Bendra1


1
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Depok 16424

Email :basahkatrin@yahoo.com

Abstrak

Indonesia memiliki beraneka ragam tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai


sumber antioksidan alami. Pada penelitian ini, dilakukan uji aktivitas antioksidan
dari fraksi ekstrak daun cincau perdu (Premna oblongata Miq .). Pengujian dilakukan
dengan metode 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH). Daun P. oblongata diekstraksi
berturut-turut dengan n-heksana, etil asetat, dan metanol. Ekstrak yang memiliki
aktivitas antioksidan tertinggi difraksinasi dengan kromatografi kolom dipercepat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak yang paling aktif adalah ekstrak metanol
dengan nilai IC50 sebesar 20,01 μg/ml. Selanjutnya ekstrak teraktif difraksinasi
dengan kromatografi kolom dipercepat, dan didapatkan 6 fraksi gabungan. Hasil
penggabungan fraksi masing-masing diuji aktivitas antioksidannya dengan metode
DPPH, dan diperoleh fraksi-5 sebagai fraksi teraktif dengan nilai IC50 sebesar
23,51 μg/ml. Golongan senyawa pada fraksi teraktif berturut-turut adalah flavonoid,
glikosida , saponin, dan tanin.

Abstract

Indonesia has many kinds of plants which can be used as natural antioxidant sources.
This study was focused on antioxidant activity of Cincau Perdu leaves extract
(Premna oblongata Miq.) using 1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) methods. P.
oblongata leaves was extracted using n-hexane, ethylacetate and methanol. It was
found that methanol extract has the highest activity with IC50 value 20.01 μg/mL.
The extract with highest antioxidant activity were fractionated with accelerated
column chromatography and were earned 6 combination fractions. The antioxidant
activity of each combination fractions were tested by DPPH methods. Fraction-5
showed the highest activity as antioxidant with IC50 23.51 μg/mL. The compounds
of the active fractions were flavonoid, glikon, saponin and tannin.

Keywords: antioxidant, DPPH, P. oblongata.

April 2015 (Vol. 2 No. 1)


22 Pharm Sci Res ISSN 2407-2354

PENDAHULUAN jenis tanaman cincau yang menarik perhatian,


yaitu cincau hijau (Cyclea barbata), cincau
Antioksidan adalah molekul yang mampu perdu (P. oblongata Miq.), cincau minyak
menghambat oksidasi molekul yang dapat (Stephania hermandifolia), dan cincau hitam
menghasilkan radikal bebas (Rajnarayana (Mesona palustris). Cincau yang banyak
et al., 2011). Antioksidan telah secara luas dimanfaatkan oleh masyarakat adalah
digunakan untuk melindungi makanan dari cincau hijau, cincau perdu, dan cincau hitam
degradasi oksidatif. Berdasarkan sumbernya (Pitojo dan Sumiati, 2005). Berdasarkan data
antioksidan dapat berupa antioksidan alami yang telah ada, diketahui bahwa tanaman
dan antioksidan sintetik (buatan). Antioksidan cincau hijau (Cyclea barbata) mengandung
sintetik yang paling sering digunakan adalah alkaloid 0,98% dan fenol total 2,21%.
Propil Galat (PG), Butylated Hydroxyanisole Alkaloid bisbenzilisokuinolin dari akar
(BHA), Butylated Hydroxytoluene (BHT) cincau hijau mempunyai aktivitas sitotoksik,
dan Tertbutyl Hydroquinone (TBHQ). sangat potensial sebagai kemoprotektif serta
Antioksidan sintetik ini dikhawatirkan dapat bersifat sebagai antioksidan (Zakaria, 1996).
menimbulkan efek samping yang berbahaya Penelitian lainnya menunjukkan bahwa
bagi kesehatan manusia karena bersifat daun cincau perdu (P. oblongata) memiliki
karsinogenik. Berbagai studi mengenai BHA kandungan klorofil tertinggi dibandingkan
dan BHT menunjukkan bahwa komponen pegagan (Centella asiatica), daun katuk
ini dapat menimbulkan tumor pada hewan (Sauropus androgynus Merr), dan daun
percobaan pada penggunaan dalam jangka murbei (Morus alba L) (Nurdin et al., 2009).
panjang (Andarwulan, et al., 1996). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi daun
Kekhawatiran akan adanya kemungkinan P. oblongata serta identifikasi golongan
efek samping dari antioksidan sintetik senyawa kimia dari fraksi teraktif. Aktivitas
menyebabkan antioksidan alami menjadi antioksidan P. oblongata diuji dengan
alternatif yang perlu dikembangkan. menggunakan metode DPPH (1,1-Difenil-2-
Antioksidan alami mampu melindungi tubuh pikrilhidrazil).
terhadap kerusakan yang disebabkan senyawa
oksigen reaktif, menghambat terjadinya METODE
penyakit, serta mampu menghambat
peroksidasi lipid pada makanan (Sunarni, Alat yang digunakan pada penelitian ini
2005). adalah blender, peralatan maserasi (IKA
Labortechnik KS501D), penguap vakum
Indonesia memiliki anekaragam tanaman putar (Buchi), kolom kromatografi vakum,
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pipet volume, pipet mikro (Eppendorf),
antioksidan alami diantaranya terdapat empat pipet tetes (Pyrex), corong ACIS),

Pharm Sci Res


Katrin, Atika Bendra 23

bejana kromatografi Buchner (Jangkar), 50oC. Daun yang sudah kering kemudian
spektrofotometer UV-VIS, kuvet, timbangan diserbukkan dengan mesin penggiling
analitik peralatan kolom kromatografi vakum, (blender), kemudian ditimbang.
vortex-mixer (VM-2000), 37°C (Memmert)
dan lemari pendingin, labu Erlenmeyer, Pembuatan ekstrak
labu takar, gelas ukur, penampung berbagai Serbuk daun dimaserasi menggunakan
ukuran dan alat gelas lainnya. pelarut dengan kepolaran yang meningkat
berturut-turut menggunakan pelarut n-heksan,
Bahan uji yang digunakan dalam penelitian etil asetat dan metanol. Maserasi dilakukan
ini adalah daun cincau perdu (P. oblongata sampai terlihat hampir tidak berwarna
Miq.) yang diperoleh dari Balai Penelitian (dilakukan pengulangan maserasi sampai
Tanaman Obat dan Aromatik (BALITRO) dan lima kali). Masing-masing ekstrak yang
telah dideterminasi di Herbarium Bogorinese diperoleh dikumpulkan dan diuapkan dengan
(LIPI), Cibinong. rotary evaporator (pada suhu 50° C) sehingga
diperoleh ekstrak n-heksan, etil asetat dan
Bahan-bahan lain yang digunakan pada metanol kental yang masih dapat dituang,
penelitian ini adalah n-heksana, etilasetat, lalu ekstrak dikeringkan pada suhu kamar.
dan metanol teknis yang telah didestilasi; Ekstrak yang diperoleh kemudian ditimbang
metanol p.a; lempeng KLT; butanol; asam dan dihitung rendemennya terhadap simplisia
asetat; aqua; H2SO4 10 % sebagai penampak awal.
noda pada KLT; silica gel (70-230 mesh, E.
Merck 1.07734); asam klorida p.a (Merck); Uji pendahuluan aktivitas antioksidan
asam sulfat p.a (Merck); benzena p.a ekstrak secara KLT
(Merck); asam asetat anhidrat; asam borat; Sebelum dilakukan uji aktivitas dengan
asam oksalat; besi (III) klorida; etanol 96 metode peredaman radikal DPPH secara
%; natrium hidroksida; serbuk magnesium; kuantitatif, dilakukan uji pendahuluan
serbuk seng; gelatin; natrium klorida; Mayer aktivitas antioksidan secara kualitatif, baik
LP; Dragendorff LP; Bouchardat LP; Molisch untuk ekstrak maupun fraksi. Masing-masing
LP; DPPH (Sigma-Aldrich). Pembanding 50 mg ekstrak dilarutkan dalam metanol
Kuersetin (Sigma-Aldrich). 50 ml. Masing-masing ekstrak tersebut
ditotolkan pada lempeng silika gel 60 F254
Penyiapan bahan yang telah dielusi dengan fase gerak tertentu,
Daun P. oblongata yang diperoleh dari Balai sebanyak 5 μl pada titik awal penotolan.
Penelitian Tanaman Obat, dicuci dan disortasi, Penotolan dilakukan secara terpisah dengan
selanjutnya dirajang dan dikeringkan jarak lebih kurang 1,5 cm antara zat yang
dengan sinar matahari tak langsung selama diperiksa. Untuk menentukan bercak yang
5 hari, dilanjutkan dengan oven pada suhu mempunyai aktivitas antioksidan digunakan

April 2015 (Vol. 2 No. 1)


24 Pharm Sci Res ISSN 2407-2354

pereaksi semprot larutan DPPH dengan 3. Pengukuran larutan uji dengan


konsentrasi 100 μg/ml. Senyawa aktif menambahkan 1 mL larutan uji
penangkal radikal bebas akan menunjukkan berbagai konsentrasi yang telah dibuat,
bercak berwarna kuning pucat dengan latar ditambahkan 1,0 mL larutan DPPH dalam
belakang ungu (Isnindar et al). 2,0 mL metanol p.a, dikocok hingga
homogen selama 30 menit, kemudian
Uji aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi diinkubasi pada suhu 37°C selama 30
1. Pembuatan larutan DPPH yaitu 10 mg menit, selanjutnya serapan diukur pada
DPPH ditimbang dan dilarutkan dalam panjang gelombang optimum (517 nm).
100 ml metanol p.a. disimpan dalam Nilai IC50 dihitung masing-masing
botol gelap. dengan menggunakan rumus persamaan
2. Pembuatan larutan uji masing-masing regresi (Blois, 1958).
ekstrak dari daun P.oblongata (ekstrak
n-heksan, etil asetat, dan metanol) Persentase Inhibisi (IC50 ) terhadap radikal
dalam metanol p.a, sebagai pembanding DPPH dari masing-masing konsentrasi
digunakan kuersetin dengan berbagai larutan sampel dapat dihitung dengan
konsentrasi 1; 2; 3; 4; 5; dan 6 μg/mL). rumus:
Absorban blangko – absorban sampel
% inhibisi = x 100%
Absorban blangko

Setelah diperoleh persentase inhibisi dari glikosida, saponin dan antrakinon. Pada
masing-masing konsentrasi dilanjutkan fraksi yang diperoleh dilakukan pemeriksaan
dengan perhitungan secara regresi linier kandungan kimia secara KLT menggunakan
menggunakan persamaan y = A+ B x, dimana bebagai macam eluen, kemudian disemprot
x adalah konsentrasi (µg/mL) dan y adalah dengan penampak noda yang sesuai dengan
presentase inhibisi (%). Aktivitas antioksidan golongannya. Penapisan fitokimia untuk
dinyatakan dengan Inhibition concentration glikosida dilakukan menggunakan pereaksi
50 % atau IC50 yaitu konsentrasi sampel yang kimia (Depkes RI, 1995).
dapat meredam radikal DPPH sebanyak 50
%. Nilai IC50 didapatkan dari nilai x setelah HASIL DAN PEMBAHASAN
mengganti y dengan 50
Penyiapan bahan
Penapisan fitokimia ekstrak dan fraksi Hasil determinasi tanaman menunjukkan
Ekstrak yang diperoleh dilakukan pemeriksaan bahwa tanaman yang digunakan adalah benar
kandungan kimia menggunakan beberapa yaitu P. oblongata. Hasil pengeringan 10 kg
pereksi kimia antara lain untuk pereaksi daun segar diperoleh simplisia daun kering
alkaloid, flavonoid, terpenoid, tannin, daun kering 1 kg (10 %).

Pharm Sci Res


Katrin, Atika Bendra 25

Ekstraksi lempeng KLT, kemudian disemprot dengan


Serbuk kering daun P. oblongata diekstraksi larutan DPPH dengan konsentrasi 100 μg/
dengan metode maserasi karena metode ini ml. Selanjutnya pada masing-masing ekstrak
menggunakan peralatan sederhana sehingga kental yang diperoleh, dilakukan pengujian
sangat mudah dilakukan dan tidak merusak aktivitas antioksidan secara kuantitatif
kandungan senyawa kimia tanaman yang tidak dengan metode DPPH menggunakan
tahan panas. Serbuk kering daun P. oblongata spektrofotometer UV-VIS. Metode DPPH
dimaserasi dengan pelarut dengan kepolaran memberikan informasi reaktivitas senyawa
meningkat mulai dari n-heksana, etilasetat yang diuji dengan suatu radikal stabil.
dan selanjutnya metanol, dimaksudkan DPPH memberikan serapan kuat pada
untuk memisahkan senyawa metabolit panjang gelombang 517 nm dengan warna
sekunder berdasarkan kepolarannya, violet gelap (Molyneux, 2004). Apabila
sehingga diharapkan memudahkan penapisan DPPH direaksikan dengan senyawa
fitokimia. Masing-masing ekstrak yang peredam radikal bebas misalnya flavonoid,
diperoleh dipekatkan dengan penguap putar intensitas warna ungu akan berkurang dan
vakum pada suhu lebih kurang 50°C sehingga bila senyawa peredam radikal bebas yang
diperoleh ekstrak kental. Masing-masing bereaksi jumlahnya besar, maka DPPH dapat
ekstrak ditimbang dan dihitung rendemennya berubah warna menjadi kuning. Penangkap
terhadap berat simplisia awal. Rendemen radikal bebas menyebabkan menjadi
yang diperoleh dari masing-masing ekstrak berpasangan yang kemudian menyebabkan
beturut-turut adalah ekstrak n-heksana 2,05%, penghilangan warna yang sebanding dengan
ekstrak etil asetat 2,37% dan ekstrak metanol jumlah yang diambil (Yu, 2008). Hasil uji
14,04% . aktivitas antioksidan menunjukkan bahwa
ekstrak metanol daun P. oblongata memiliki
Uji aktivitas antioksidan ekstrak aktivitas antioksidan paling kuat. Hal
Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak di ini ditunjukkan dengan nilai IC50 ekstrak
dahului dengan uji kualitatif menggunakan metanol yakni 20,01 μg/mL, diikuti dengan
kromatografi lapis tipis dan pereaksi semprot ekstrak etilasetat 63.17 μg/mL, dan ekstrak
DPPH bertujuan untuk memperkirakan heksana 68.93μg/mL. Oleh sebab itu, ekstrak
ekstrak mana yang memiliki aktivitas metanol dipilih untuk dilakukan pemisahan
antioksidan. Larutan sampel dari tiap lebih lanjut. Sebagai pembanding digunakan
ekstrak dan larutan standar kuersetin dengan kuersetin yang memiliki IC50 1,565 μg/mL.
konsentrasi 1000 μg/ml ditotolkan pada Data dapat dilihat pada Tabel 1.

April 2015 (Vol. 2 No. 1)


26 Pharm Sci Res ISSN 2407-2354

Tabel 1. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak daun Premna oblongata

Konsentrasi Absorbansi Persamaan IC50


Sampel % Inhibisi
(μg/ml) Blanko Sampel uji linier (μg/ml)

1 0,647 3,86
2 0,626 6,98
3 0,541 19,61 y = 38,54x -10,35
Kuersetin 0,675 1,565
4 0,535 20,51 R² = 0.920
5 0,432 34,91
6 0,307 54,38

1 14,56 14,56
5 16,03 16,03
Ekstrak 10 18,12 18,12 y =0,4911x + 16,147
0,675 68,93
Heksan 25 20,22 20,22 R² = 0,9134
50 24,21 24,21
100 27,19 27,19

5 0,629 6,5
10 0,612 9,06
Ekstrak y = 0,679x + 7,053
25 0,673 0,589 12,48 63,17
Etil Asetat R² = 0,978
50 0,578 15,9
100 0,514 23,62

1 0,595 11,58
5 0,584 13,22
Ekstrak y = 1,963x +10,71
10 0,673 0,574 14,71 20,01
Metanol R² = 0,9992
25 0,517 23,17
0,272 59,58

Pemisahan ekstrak kolom kromatografi klasik. Pada dasarnya


metode preparatif yang berbentuk kolom.
Pemisahan ekstrak dilakukan pada ekstrak Aliran fase gerak dalam metode ini diaktifkan
yang memiliki aktivitas antioksidan terkuat dengan bantuan kondisi vakum.
yakni metanol dengan IC50 20,01 μg/
mL. Pemisahan dilakukan terhadap 25 g Pada pemisahan ekstrak ini digunakan
ekstrak metanol secara kromatografi kolom campuran pelarut dengan kepolaran
dipercepat yang menggunakan bantuan meningkat berturut-turut mulai dengan
vakum untuk menggerakkan eluen. Metode campuran pelarut n-heksan-etil asetat (200:0,
kromatografi kolom dipercepat digunakan 180:20, 160:40, 140:60, 120:80, 100:100,
karena lebih efisien dalam pemisahan 80:120, 60:140, 40:160, 20:180, 0:200),
dibandingkan kromatografi kolom gravitasi. dilanjutkan dengan campuran etil asetat-
Kromatografi kolom dipercepat digunakan metanol (200:0, 180:20, 170:30, 160:40,
untuk mengatasi lamanya waktu yang 150:50, 140:60, 120:80, 100:100, 80:120,
dibutuhkan untuk pemisahan menggunakan 60:140, 40:160, 20:180, 0:20). Setiap 200

Pharm Sci Res


Katrin, Atika Bendra 27

mL eluat ditampung sehingga diperoleh 21 Penapisan fitokimia fraksi teraktif


fraksi, lalu fraksi-fraksi tersebut dilihat pola Pada fraksi teraktif yaitu fraksi-5 dilakukan
kromatogramnya dengan KLT. Fraksi yang identifikasi golongan senyawa kimia dengan
memiliki profil KlT yang sama digabung pereaksi kimia dan kromatografi lapis tipis
sehingga diperoleh 6 fraksi gabungan sebagai (KLT). Prosedur identifikasi golongan
berikut: fraksi 4 menjadi fraksi 1, fraksi 5 senyawa kimia dengan pereaksi kimia pada
menjadi fraksi 2, fraksi 6-7 digabung menjadi fraksi teraktif sama dengan identifikasi
fraksi 3, fraksi 8-13 digabung menjadi fraksi golongan senyawa kimia dengan pereaksi
4, fraksi 14-18 digabung menjadi fraksi 5, kimia pada ekstrak.
fraksi 19-21 digabung menjadi fraksi 6.
Identifikasi alkaloid dilakukan dengan
Uji aktivitas antioksidan fraksi beberapa uji yaitu menggunakan pereaksi
Sama halnya dengan pengujian aktivitas Mayer LP, Bouchardat LP dan Dragendorff
antioksidan pada ekstrak, pengujian LP tidak memberikan hasil positif.
aktivitas antioksidan pada fraksi juga Identifikasi menggunakan KLT dengan
didahului dengan uji kualitatif menggunakan penampak noda Dragendorf LP juga tidak
kromatografi lapis tipis dan pereaksi semprot memberikan hasil positif karena tidak
DPPH. Masing-masing hasil penggabungan terbentuknya bercak jingga-coklat. Sebagai
fraksi dan larutan standar kuersetin dengan pembanding standar piperin.
konsentrasi 1000 μg/ml ditotolkan pada
lempeng KLT, selanjutnya disemprot dengan Identifikasi flavonoid dilakukan dengan
larutan DPPH konsentrasi 100 μg/ml. Hasil beberapa uji yaitu dengan menggunakan:
uji kualitatif ini menunjukkan keenam fraksi 1. serbuk seng dan asam klorida
menimbulkan bercak berwarna kuning dengan encer,memberikan hasil positif dengan
latar belakang ungu dengan intensitas yang terbentuknya warna merah intensif;
berbeda. Fraksi-5 menunjukkan intensitas 2. serbuk magnesium dan asam klorida
perubahan warna dari ungu menjadi kuning pekat, memberikan hasil positif dengan
paling mirip dengan blanko kuersetin. Uji terbentuknya warna kuning;
aktivitas antioksidan pada masing-masing 3. asam borat dan asam oksalat,
fraksi tersebut secara kuantitatif dengan memberikan hasil positif dengan
metode yang sama dengan pengujian adanya fluoresensi kuning intensif.
ekstrak yakni metode DPPH menggunakan Penapisan menggunakan KLT dengan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang penampak noda AlCl3 memberikan
gelombang 517 nm. Hasil uji menunjukkan hasil positif karena terbentuknya bercak
fraksi-5 yang memiliki aktivitas antioksidan berfluoresensi kuning yang dibandingkan
paling aktif dengan nilai IC50 sebesar 23.51 dengan standar kuersetin.
μg/mL. Data dapat dilihat pada Tabel 2.

April 2015 (Vol. 2 No. 1)


28 Pharm Sci Res ISSN 2407-2354

Tabel 2.Hasil uji aktivitas antioksidan fraksi

Konsentrasi Absorbansi Persamaan IC50


Sampel % Inhibisi
(μg/ml) Blanko Sampel uji linier (μg/ml)

100 0.5168 17.13


150 0.5113 18.01
Fraksi 1 200 0.6237 0.4974 20.25 y = 0.0925x + 14.865 379.83
250 0.4956 20.53
300 0.4910 21.27 R² = 0.9572
350 0.4789 23.21
100 0.5447 12.66
150 0.5312 14.82
Fraksi 2 200 0.6237 0.5193 16.73
y = 0.1864x + 7.483
250 0.5116 17.97 228.09
R² = 0.9305
300 0.4988 20.02
350 0.4640 25,60
100 0.5364 13.99
150 0.5341 14.36
Fraksi 3
200 0.6237 0.5255 15.74
250 0.5221 16.28 y = 0.0915x + 11.148
300 0.5164 17.20 R² = 0.9047 424.61
350 0.4978 20.18
10 0.5785 7.24
Fraksi 4 25 0.6237 0.5669 9.10
50 0.5062 18.83 y = 1.2663x + 2.7891
75 0.4620 25.92
90 0.4227 32.22 R² = 0.9916 37.28
100 0.4102 34.23
10 0.5647 9.45
25 0.5546 11.07
Fraksi 5 50 0.6237 0.4570 26.72
75 0.3789 39.29 y = 2.066x +1.4145
90 0.3041 51.24 R² = 0.9811 23.51
100 0.3025 51.49
10 0.5929 4.93
25 0.5577 10.58
Fraksi 6 50 0.6237 0.4719 16.13
75 0.4651 25.42 y = 1.2271x + 2.026
90 0.4385 29.69 R² = 0.996 39.09
100 0.4192 32.78

Pharm Sci Res


Katrin, Atika Bendra 29

Identifikasi glikosida dengan cara hidrolisa positif dengan tidak terbentuknya lapisan
sampel dengan asam klorida, disari dengan air berwarna merah intensif dan lapisan
eter, ditambahkan natrium sulfat anhidrat P, benzena yang tidak berwarna. b) Penapisan
diuapkan, ditambahkan metanol, diuapkan menggunakan KLT dengan penampak noda
kembali. Hasil hidrolisa yaitu glikonnya KOH memberikan hasil negatif karena
dilarutkan dengan aquades, kemudian tidak terbentuknya bercak merah yang
ditambahkan pereaksi Mollisch LP, dan dibandingkan dengan standar Rhei Radix
ditambahkan asam sulfat memberikan (Wagner, H. and Bladt, S., 1996 ).
hasil positif. Identifikasi saponin dilakukan
dengan cara sebagai berikut : ekstrak yang Identifikasi terpen dilakukan dengan beberapa
ditambahkan aquadest panas, didinginkan uji yaitu :
kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 1. Larutan uji yang ditambahkan asam
detik memberikan hasil positif dengan asetat anhidrat, dan asam sulfat pekat
terbentuknya buih yang stabil selama tidak tidak memberikan hasil positif dengan
kurang dari 10 menit setinggi 1-10 cm dan tidak terbentuknya warna merah-hijau
pada penambahan 1 tetes asam klorida 2 N atau violet-biru.
buih tidak hilang menunjukkan hasil positif. 2. Penapisan menggunakan KLT dengan
Identifikasi tanin dilakukan dengan beberapa penampak noda anisaldehid-asam sulfat
uji yaitu : tidak memberikan hasil positif dengan
1. Larutan uji yang ditambahkan larutan besi tidak terbentuknya bercak warna biru
(III) klorida, memberikan hasil positif yang dibandingkan dengan standar
dengan terbentuknya warna hijau. Caryophylli Flos (Wagner, H. & Bladt,
2. Filtrat ditambahkan larutan gelatin S., 1996 ).
10%, hasil positif ditunjukkan dengan
terbentuknya endapan putih. Dari hasil identifikasi golongan senyawa
3. Penapisan menggunakan KLT dengan kimia dengan pereaksi kimia pada fraksi-5
penampak noda FeCl3 memberikan hasil didapatkan hasil positif pada senyawa
positif dengan terbentuknya bercak warna flavonoid, glikosida, tanin. Hasil penapisan
hijau-kehitaman yang dibandingkan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.
dengan standar Psidii Folium (DepKes. Identifikasi secara kromatografi lapis tipis
RI., 1977) (KLT) menggunakan eluen BAW (Buthanol,
Acetic acid, Water), karena setelah dicoba
Identifikasi antrakinon dilakukan dengan berbagai macam kombinasi eluen, eluen
beberapa uji yaitu: a) Ekstrak yang ini yang memberikan pemisahan paling
ditambahkan asam sulfat, ditambahkan baik pada fraksi-5. Sebagai pembanding
benzena, lapisan benzena dikocok dengan digunakan tanaman yang sudah terbukti
natrium hidroksida tidak memberikan hasil memiliki kandungan senyawa kimia yang

April 2015 (Vol. 2 No. 1)


30 Pharm Sci Res ISSN 2407-2354

Tabel 3. Penapisan fitokimia fraksi-5.

Golongan Senyawa Cara uji /Pereaksi Hasil

1. Mayer LP (-)
2. Bouchardat LP (-)
Alkaloid
3. Dragendorf LP (-)
4. KLT, pendeteksi Dragendorf (-)

1. Serbuk Zn dan HCl encer (+)


2. Serbuk Mg dan HCl encer (+)
Flavonoid
3. Asam borat dan asam oksalat (+)
4. KLT, pendeteksi ALCl3 (+)

Glikon dari glikosida Mollisch LP (+)


Antrakinon NaOH (-)

Reaksi Busa : Kocok dengan


Saponin (+)
H20 diamkan + HCl

1.FeCl3 (+)
Tanin 2.Gelatin (+)
3. KLT, pendeteksi FeCl3 (+)
Terpen asam asetat anhidrat + HSO4 P (-)

Keterangan : (+) terdeteksi ; (-) tidak terdeteksi

sesuai dengan golongan senyawa yang diuji mL. Fraksi ekstrak metanol yang memiliki
yaitu alkaloid, terpenoid, flavonoid, tanin, aktivitas antioksidan paling kuat adalah
saponin dan antrakuinon. Hasil uji secara fraksi-5 dengan nilai IC50 sebesar 23,51 μg/
KLT pada fraksi-5 menunjukkan hasil mL, yang mengandung senyawa golongan
positip golongan flavonoid, glikosida, tanin, flavonoid, glikosida, tanin, dan saponin.
dan saponin, namun tidak memberikan reaksi
positif terhadap golongan alkaloid, dan DAFTAR ACUAN
antrakuinon.
Andarwulan, N., Wijaya, H., dan Cahyono,
KESIMPULAN D.T. (1996). Aktivitas antioksidan dari
daun sirih (Piper betle L). Teknologi dan
Ekstrak daun P. Oblongata yang memiliki Industri Pangan, 7, 29-30
aktivitas antioksidan paling kuat adalah Blois, M.S. (1958). Antioxidant
ekstrak metanol dengan IC50 20,01 μg/ determinations by the use of a stable

Pharm Sci Res


Katrin, Atika Bendra 31

Free Radical. Nature, 181, 1199- 1200 Pitojo, S., dan Sumiati. (2005). Cincau: Cara
Departemen Kesehatan Republik Indonesia pembuatan dan variasi olahan. Jakarta :
(1995). Materia Medika Indonesia Jilid Agromedia Pustaka.
VI. Jakarta: Departemen Kesehatan Wagner, H., and Bladt, S. (1996). Plant drug
Republik Indonesia analysis (2 nd ed.). Munich: Springer
Direktorat Pengawasan Obat Tradisional Rajnarayana, K., Ajitha M., Gopireddy G.,
(2000). Parameter standar umum dan Giriprasad, V. (2011). Comperative
ekstrak tumbuhan obat Cetakan antioxidant potential of some fruit
Pertama. Departemen Kesehatan and vegetables using DPPH method.
Republik Indonesia International Journal of Pharmacy &
Isnindar., Setyowat, E.P., dan Wahyuono, Technology, 3(1), 1952-1957
S. (2011). Aktivitas antioksidan Yu, L. (2008). Wheat Antioxidants. United
daun kesemek (Diospyros kaki L.F) States of America: Wiley
dengan metode DPPH (2,2-Difenil- Zakaria, F.R. (1996). Sintesis senyawa radikal
Pikrilhidrazin). Majalah Obat dan elektrofil dalam oleh komponen
Tradisional pangan reaksi biomolekuler, dampak
Molineux, P. (2004). The use of the stable free terhadap kesehatan dan penangkalan.
radical Diphenyl Picrylhydrazil (DPPH) Prosiding Seminar. Bogor: Pusat Studi
for estimating antioxidant activity. Pangan dan Gizi IPB.
Songklankarin Journal Sciences
Technology, 26 (2), 211-219
Nurdin., Kusharto, C.M., Tanziha, I., dan
Januwati, M. (2009). Kandungan
klorofil berbagai jenis daun tanaman dan
Cu-turunan klorofil serta karakteristik
fisiko-kimianya. Jurnal Gizi dan
Pangan.

April 2015 (Vol. 2 No. 1)

You might also like