You are on page 1of 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ASI DAN TEKNIK MENYUSUI


DI RSUP DR. M. DJAMILPADANG

PROFESI KEPERAWATAN MATERNITAS

OLEH
KELOMPOK J’18

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasa : ASI dan teknik menyusui
Sasaran : Ibu Post Partum di Ruang Kebidanan RSUP DR. M.
Djamil Padang
Hari/Tgl : Kamis / 21 Maret 2019
Jam : 08.30 Wib – 09.15 Wib
Waktu : 45 Menit
I. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat.
Mutu hidup, produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang
tinggi pada bayi dan anak-anak, menurunnya daya kerja fisik serta
terganggunya perkembangan mental adalah akibat langsung atau tidak
langsung dari masalah gizi kurang. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu
masalah gizi yang paling utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang
kalori dan protein, hal ini banyak ditemukan pada bayi dan anak-anak.
Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan
yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu
formula dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini
pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif. Dipandang dari
segi gizi, pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan
oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang
terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat
mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah
itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama
untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.
Menyusui merupakan hal alamiah yang dilakukan oleh seorang ibu
namun tidak semua ibu dapat melakukan hal tersebut dengan benar. Hal ini
disebabkan oleh kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi,
kurangnya perawatan tindak lanjut periode pasca melahirkan, dan kurang
dukungan dari masyarakat luas. Banyak diantara ibu-ibu tidak mengetahui
cara untuk menyusui yang sebenarnya sangat sederhana seperti cara menaruh
bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang mengakibatkan puting
terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lainnya. Untuk itu seorang ibu
butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi, termasuk
dalam menyusui. Orang yang memiliki pengaruh besar dalam hal ini adalah
suami, keluarga, kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan tenaga kesehatan.
Untuk mencapai keberhasilan dalam menyusui diperlukan pengetahuan
mengenai teknik-teknik menyusi yang benar. Oleh karena itu kelompok
tertarik untuk melakukan penyuluhan mengenai teknik menyusui yang benar.

II. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat memahami tentang ASI dan
teknik memberikan ASI (menyusui) yang tepat.

III. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 45 menit, diharapkan
peserta mampu :
a. Memahami pengertian ASI dan menyusui.
b. Memahami manfaat ASI.
c. Mengenali komposisi ASI.
d. Mengenai faktor yang mempengaruhi ASI dan cara mengatasinya.
e. Mengetahui langkah-langkah menyusui.
f. Mengetahui posisi yang tepat ntuk menyusui.
g. Mengetahui durasi yang tepat untuk menyusui.
h. Mengetahui tanda cukup ASI.

IV. Materi (terlampir)


1. Pengertian ASI
2. Manfaat ASI
3. Komposisi ASI
4. Faktor yang mempengaruhi ASI
5. Langkah-langkah menyusui
6. Posisi menyusui
7. Durasi menyusui
8. Tanda cukup ASI

V. Pengorganisasian
Pembimbing akademik : Ns. Vetty Priscilla, SKp, M.Kep, Sp. Mat, MP
Ns. Lili Fajria, M.Biomed
Ns. Yanti Puspita Sari, M.Kep

Pembimbing klinis :
Penyaji : Desy Putri Anggi, S kep
Moderator : Rahmi Wulandari, S.Kep

Fasilitator : Mimi Afnita Sari, S.Kep


Izzah Farissa, S.Kep
Mistati Novita Sari, S.Kep
Rahmi Wulandari, S.Kep
Rifka Aulia Rahmi, S.Kep
Hani Octavia Rahayu, S.Kep
Desy Putri Anggi Siregar, S.Kep
Observer : Silvika Sari, S.Kep
VI. Struktur Kelompok
Tempat Kegiatan : RSUP M.Djamil Padang
Waktu Kegiatan : 08.30 – 09.15 Wib
Jumlah Anggota : 11 orang
Alokasi Waktu : 45 menit
VII. Metoda
 Ceramah
 Demonstrasi
 Diskusi
 Tanya Jawab

VIII. Media
 Power point
 Leaflet
 Phantom Payudara
 Phantom Bayi

IX. Setting Tempat


N M MD P F Pb Pb

F K K K F
K F K F K
F K K K F

Keterangan :
K : Pengunjung Poli Kebidanan : Presenter
P
M : Moderator : Fasilitator
F
O : Observer Pb : Pembimbing
MD : Media N : Notulen

X. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan penyuluhan Kegiatan audiens Waktu


1 Pembukaan
- Moderator - Men 5 menit
memberi salam jawab salam
- Moderator - Men
memperkenalkan semua dengar dan
anggota penyuluhan memperhatikan
- Moderator - Men
membuat kontrak waktu dengarkan dan
- Moderator memperhatikan
menjelaskan tujuan penyuluhan
2 Pelaksanaan ( Presenter) 25 menit
- Menanyakan kepada - Men
peserta tentang pengetahuan gemukakan pendapat
peserta tentang ASI dan
menyusui. - Men
- Menjelaskan kepada
dengarkan dan
peserta defenisi ASI dan
memperhatikan
menyusui.
- Men
- Menjelaskan manfaat
dengarkan dan
ASI.
- Menjelaskan komposisi memperhatikan
ASI. - Men
- Menjelaskan lankah
dengarkan dan
menyusui.
memperhatikan
- Menjelaskan dan
- Men
mendemonstrasikan posisi
gemukakan pendapat
menyusui.
- Menjelaskan durasi - Men
menyusui yang baik. dengarkan dan
- Menjelaskan tanda
memperhatikan
cukup ASI.
- Men
gemukakan pendapat
- Memberi - Men
kesempatan pada audiens untuk gajukan pertanyaan
bertanya - Men
- Memberi dengarkan dan
reiforcement (+) atas memperhatikan
pertanyaan audiens dan
menjawab pertanyaan
3 Penutup 15 menit
- Presenter - Bers
bersama audiens menyimpulkan ama presenter
materi menyimpulkan
materi
- Presenter - Men
mengadakan evaluasi jawab pertanyaan
- Men
- Presenter jawab salam
memberi salam
- Men
- Moderator dengarkan dan
menyimpulkan hasil diskusi memperhatikan
- Moderator - Men
memberi salam jawab salam

XI. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Peserta penyuluhan 9 orang
- Setting tempat teratur, berbentuk persegi panjang
- Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik
2. Evaluasi Proses
- Selama proses berlangsung diharapkan peserta dapat mengikuti
seluruh kegiatan
- Selama kegiatan berlangsung diharapkan peserta aktif
3. Evaluasi Hasil
- peserta dapat menyebutkan pengertian ASI
- peserta dapat menyebutkan manfaat ASI
- peserta dapat menyebutkan komposisi ASI
- peserta dapat menyebutkan faktor yang mempengaruhi ASI dan cara
mengatasinya
- peserta dapat menyebutkan langkah-langkah menyusui.
- peserta dapat menyebutkan posisi yang tepat untuk menyusui
- peserta dapat menyebutkan durasi yang tepat untuk menyusui
- peserta dapat menyebutkan tanda cukup ASI

Lampiran
MATERI PENYULUHAN
A. ASI
ASI Ekslusif adalah pemberian ASI saja tanpa pemberian makanan
padat ataupun susu bubuk sampai bayi berumur 6 bulan. ASI memenuhi
seluruh kebutuhan biologis bayi. Menyusui adalah cara pemberian makan
bayi paling baik.Menyusui adalah cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi bayi. ASI adalah makanan yang paling ideal untuk bayi. Semua
unsure gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi normal ada
didalamnya. Pada saat yang sama, tindakan menyusui membangun
hubungan intim dan hangat antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat penting
bagi perkembangan psikologis yang sehat dari sang bayi. Seorang yang
menyusui harus memiliki keyakinan terhadap diri dan bayinya serta
menjadikan aktivitas menyusui harus memiliki keyakinan terhadap diri
dan bayinya serta menjadikan aktivitas menyusui sebagai pengalaman
berharga bagi mereka berdua.
B. Manfaat ASI :
1. Aspek imunologi
a. ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
b. Ig A dalam ASI kadarnya cukup tinggi.
c. Lysosim, enzyme yang melindungi bayi terhadap bakteri (E.coli
dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali
lebih banyak dari susu sapi.
d. Sel darah putih pada pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per
unit.
e. Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen,
menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus yang
menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat
pertumbuhan bakteri yang merugikan.

2. Aspek kecerdasan :
a. Interaksi ibu, bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan
untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan
kecerdasan bayi.
b. Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI
memiliki IQ 4.3 poin lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 poin
lebih tinggi pada usia 3 tahun dan 8.3 poin lebih tinggi pada usia
8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak di beri ASI.
3. Aspek neurologis (syaraf)
Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap,
dan bernafas yang terjadi pada bayi yang baru lahir itu bisa lebih
sempurna.
4. Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya
untk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian,
akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu
formula dan peralatannya.
5. Aspek penundaan kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan,
sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah secara
umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).
C. Komposisi ASI :
1) ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang
sesuai, juga mengandung enzm-enzim untuk mencernakan zat-zat
gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
2) ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna
untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
3) Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki
perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. ASI
mengandung Whei lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini
menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap.
4) Taurin, sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang
berfungsi sebagai neuro transmitter dan berperan penting untuk
proses maturasi sel otak.
5) Decpsahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah
asam lemak tak jenuh rantai panjang yang diperlukan untuk
pembentukkan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA
dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan
kecerdasan otak.
6) ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
7) Ig A dalam ASI kadarnya cukup tinggi.
8) Laktoferin, sejenis protein yang merupakan komponen zat
kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
9) Lysosim, enzyme yang melindungi bayi terhadap bakteri (E.coli
dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali
lebih banyak dari susu sapi.
10) Sel darah putih pada pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per
unit.
11) Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen,
menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus yang
menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat
pertumbuhan bakteri yang merugikan.

Zat-zat yang terkandung dalam ASI :


 Lemak ASI
 Kolesterol ASI
 Protein
 Karbohidrat
 Vitamin
D. Faktor Mempengaruhi ASI dan Cara Mengatasinya
Rosita (2008) mengemukakan bahwa terdapat beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi ASI. Berikut permasalahan yang sering terjadi dan
bagaimana cara mengatasinya, antara lain sebagai berikut :
1. Puting mengalami perlukaan (puting lecet dan nyeri)
Hal ini sering terjadi pada ibu menyusui, dikarenakan kesalahan teknik
melepaskan puting dari mulut bayi setelah selesai menyusui, dimana
ibu melepaskannya dengan menarik puting, yang mengakibatkan
puting mudah lecet. Cara mengatasinya yaitu, lepaskan puting dengan
cara memasukkan jari kelingking ibu ke mulut bayi melalui sudut
mulut bayi atau menekan dagu bayi ke bawah. Selain itu penyebab
lain, karenaperawatan payudara yang tidak benar, yaitu membiarkan
puting selalu dalam keadaan basah, dimana dapat mendatangkan atau
menumbuhkan kuman dan menimbulkan infeksi dan lecet. Cara
mengatasinya yaitu puting harus selalu dalam keadaan kering dan
sebelum menyusui lakukan pemijatan pada puting agarkeluar air
susunya, lalu oleskan air susu ke puting dan sekitar areola. Kemudian
lakukan pula setelah selesai menyusui agar puting senantiasaterhindar
dari infeksi.
2. Payudara mengalami pembengkakan
Payudara yang bengkak biasanya dikarenakan bayi tidak cukup sering
menyusu atau bayi malas menyusu, sehingga ASI bertumpuk didalam
payudara.Untuk mengatasinya lakukan pemijatan pada payudara
dengan kedua tangan menggunakan minyak (baby oil), dari arah
pangkal payudara menuju puting. Kemudian kompres payudara
menggunakan lap handuk yang telah direndam dalam air hangat dan
air dingin secara bergantian.
3. Bentuk puting melesak ke dalam (retracted nipple)
Masalah retracted nipplesering terjadi pada ibu menyusui,
penyebabnya sampai saat ini belum diketahui secara pasti.
Kemungkinan karena bawaan bentuk payudara sejak lahir. Namun
demikian terdapat cara mengatasinya, yaitu dengan melakukan tarikan
pada puting secara kontinyu, dengan memutar ke kiri ke kanan
kemudian tarik keluar. Selain itu akan lebih baik jika melakukan
program penarikan puting pada usia kehamilan di atas 5 bulan.
4. Saluran untuk keluarnya ASI tersumbat
Saluran ASI yang tersumbat akan mengakibatkan terjadinya benjolan
pada salah satu bagian payudara, misalnya ada benjolan di atas atau di
bawah payudara. Untuk mengatasinya, susukan semua ASI di payudara
hingga kosong, jangan sampai tersisa. Kalau bayi sudah tidak mau
menyusu, pompa payudara dan simpan ASI tersebut sehingga dapat
digunakan saat bayi membutuhkan. Selain itu bisa juga dengan
memberikan komprespada payudara menggunakan lap handuk yang
telah direndam dalam air hangat dan air dingin secara bergantian.
5. Peradangan pada payudara (mastitis) dan payudara abses
Mastitis terjadi karena payudara mengalami infeksi yang merupakan
kelanjutan dari payudara yang membengkak dan tersumbat. Ciri
payudara yang mengalami mastitis adalah bengkak, berwarna
kemerahan dan terasa nyeri, juga akan disertai demam. Sedangkan
payudara abses adalah kelanjutan dari mastitis, ciri payudara yang
mengalami abses adalah berwarna merah kehitaman dan terdapat
nanah di balik kulit. Untuk mengatasinya segera konsultasikan kepada
petugas kesehatan (dokter). Menurut Soetjiningsih (1997), ibu bekerja
merupakan salah satu permasalahan dalam pemberian ASI eksklusif.
Walaupun ibu bekerja sebaiknya terus menyusui bayinya. Dalam
mencegahterjadinya penurunan produksi ASI dan penyapihan terlalu
dini, maka bagi paraibu bekerja dianjurkan untuk mengikuti cara-cara
dibawah ini, yaitu :
a) Sebelum ibu berangkat bekerja bayi harus disusui, selanjutnya ASI
diperas dan disimpan untuk diberikan pada bayi selama ibu
bekerja.
b) Bila memungkinkan ibu pulang untuk menyusui pada tengah hari.
c) Bayi disusui lebih sering setelah ibu pulang kerja dan pada malam
hari.
d) Tidak mulai bekerja terlalu cepat setelah melahirkan, tunggu 1-2
bulan untuk meyakinkan lancarnya produksi ASI dan masalah pada
awal menyusui telah teratasi.
E. Langkah-Langkah Menyusui
Persiapan :
a. Cuci tangan ibu untuk menghilangkan kuman. Jika mau, ibu juga boleh
mencuci puting dengan air.
b. Carilah posisi yang enak untuk duduk atau berbaring. Jika posisi duduk
enak, ibu akan menjadi rileks dan “turunnya” ASI (letdown reflex) lebih
mudah terjadi. Berikut adalah posisi yang bisa dicoba :
1) Duduk dengan sandaran yang enak untuk punggung, misalnya dengan
banyak bantal, agar tidak sakit punggung. Dengan posisi ini sebaiknya
posisi kaki ibu berada dalam posisi yang agak tinggi.
2) Duduk dengan banyak bantal di tempat tidur.
3) Duduk di kursi goyang.
4) Berbaring di sisi badan (bukan posisi rebah), dengan tangan
menyangga kepala, sementara bayi dalam posisi tidur menghadap ibu.
5) Rilekslah. Apabila ibu terlalu tegang, reflex turunnya ssu bisa
terhalangi.
F. Posisi Menyusui
1. Kepala bayi diletakkan pada lekukan dalam siku tangan. Kemudian,
seluruh badan bayi menghadap dada, bukan hanya kepalanya saja.
2. Ambil payudara dengan tangan yang bebas, jempol memegang bagian
atas payudara, dan jari lainnya memegang bagian bawah.
3. Saat didekatkan ke puting, bayi biasanya akan refles membuka mulut
menyambut puting. Tetapi apabila tidak, colek coleklah bibir bayi
dengan puting hingga ia membuka mulutnya. Pastikan kalau bayi
membuka mulutnya selebar mungkin, dan letakkan bagian tengah
puting pada bukaan mulut tersebut.
4. Apabila sulit masuknya puting ke mulut bayi, lakukan trik
“Sandwich”, yaitu menekan puting dengan jempol dan telunjuk
sehingga segepeng mungkin, parallel dengan alur bibir bayi, dan
masukkan ke dalam bukaan mulut bayi.
5. Perlekatan (latch-on) yang baik adalah apabila sebagian besar aerola
berada di dalam mulut bayi, dagu menempel ke payudara, dan
kepalanya agak ke belakang sehingga hidungnya tidak ketutupan
payudara. Sebenarnya tidak perlu menekan payudara untuk membuka
jalan udara ke hidung bayi, selama posisi menyusui benar.
G. Durasi Menyusui
Jika bayi tampak enggan menghisap, jangan khawatir, biarkan dia
“main-main” dulu dengan mengendus dan menjilat putingnya. Dengan
banyak latihan, bayi akan semakin mahir. Menyusui pertama kali mungkin
hanya sebentar, mungkin hanya empat menit, tetapi bisa juga lama. Ada
bayi yang sejak awal menyusuinya lama.
Setiap bayi itu berbeda, dan pola menyusuinya jga mungkin
berubah-ubah seiring dengan pertumbuhan mereka. Bayi yang menyusui
selama 20 menit di mingg-minggu pertama mungkin hanya akan perlu
lima menit di usia empat bulan. Pola menyusui di awal biasanya lebih
pendek karena ASI memang belum keluar dan yang ada hanya kolostrum
yang berjumlah kecil.
Membiarkan bayi menyusui selama yang ia mau adalah satu cara
untuk menjamin bahwa ia mendapat ASI yang diperlukan. Pada menit
pertama menyusui yang keluar adalah ASI yang encer (susu
depan/foremilk) yang bertugas untuk menghilangkan rasa haus bayi. Menit
berikutnya, persisnya setelah reflex turunnya susu, ASI berbah menjadi
lebih kental (susu belakang/hindmilk), yang mengandung lebih banyak
lemak dan gizi, untuk mengenyangkan bayi. Saat bayi mendapatkan cukup
susu, biasanya ia akan melepaskan payudara dengan sendirinya, atau jatuh
tertidur. Tetapi jika ibu merasa perlu menghentikan bayi menyusui, pelan-
pelan tekan puting dengan jari kelingking untuk memotong hisapan bayi.
Jangan menarik puting begitu saja saat bayi masih menghisap karena bisa
mengakibatkan lecet.
H. Tanda Cukup ASI
Banyak ibu yang kurang memperhatikan apakah bayinya sudah cukup
mendapatkan ASI, atau bahkan banyak juga ibu yang bingung dengan
berapa banyak atau berapa sering pemberian ASI yang baik itu. Oleh
karena itu, berbagai tanda dibawah ini dapat dijadikan pedoman untuk
mengevaluasi kecukupan pemberian ASI, yaitu :
 Bayi menunjukan keinginan dan gairah yang kuat untuk bangun
secara teratur untuk menyusui.
 Irama hisapan yang ritmis dan teratur, bagian depan telinga bayi
akan terlihat sedikit bergerak dan ibu bisa mendengar bayinya
menghisap dan menelan ASI yang diberikan.
 Berikan ASI selama rata-rata 15-20 menit pada masng-masing
payudara setiap menyusui.
 Berikan ASI setidaknya setiap 1-3 jam selama dua bulan pertama.
Disarankan juga untuk membangunkan bayi setiap 2-3 jam untuk
memberikan ASI selama beberapa minggu awal. Setelah lebih dari
dua bulan bayi akan mampu menghabiskan ASI lebih cepat, maka
pemberian ASI dilakukan lebih jarang hingga setiap 3-5 jam dan
durasi menyusui menjadi lebih singkat.
 Bayi ngompol hingga 6-8 kali menandakan masukan cairan yang
cukup.
 Bayi tubuh dengan kecepatan pertumbuhan yang normal,
mengalami peningkatan berat, tinggi badan, dan ukuran lingkar
kepala.
 Memiliki tonus otot yang baik, kulit yang sehat dan warna kulit
yang sehat pula.

Alasan tidak memberikan makanan sebelum 6 bulan


 Resiko kelebihan berat badan/ obesitas.

 MPASI bisa memicu alergi pada bayi.

 Memberikan perlindngan dari berbagai penyakit.


 Mengurangi resiko terkena alergi akibat makanan.

 Menunda pemberian MPASI hingga 6 blan melindungi bayi dari


obesitas.

DAFTAR PUSTAKA

Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi. 2007. Pelatihan Ashan


Persalinan Normal Ed.3. Jakarta : JHPIEGO Corporation.
Purwoastuti, Endang dan Elizabeth Siwi Walyani. 2014. Panduan Materi
Kesehatan Reproduksi dan Keuarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka
Baru Press.
Rosita, S.2008. ASI untuk Kecerdasan Bayi. Yogyakarta: Ayyann

You might also like