Professional Documents
Culture Documents
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
DIPLOMA III PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI
Di Jurusan Teknik Konversi Energi
Oleh
CEPI ARIFIN
141711039
Digester dua tahap atau biasa disebut Multi Stage adalah sistem biogas dengan
menggunakan dua digester, dimana digester pertama digunakan untuk proses
asetogenesis kemudian menuju digester kedua sebagai umpan untuk reaksi
metanogenesis. Organisme pada tahapan asetogenesis dipengaruhi oleh kondisi
pH. Bakteri asetogenesis optimumnya bekerja pada pH 5-6 Oleh karena itu dibuat
suatu sistem kontrol pH pada digester aseto dengan berfungsi untuk mengontrol
nilai pH pada digester aseto sehingga bakteri bekerja optimum dan pemantauan
ketinggian level fluida sebagai pengaman pada sistem. Sistem kontrol pH dan
Level ini menggunakan mikrokontroller arduino dengan input berupa pH sensor
df robot sku Sen0160 dan sensor level ultrasonik HC-SR04 kemudian outputnya
berupa solenoid valve dan nilai pengukuran sensor ditampilkan pada LCD (Liquid
Crystal Display). Digester asetogenesis yang dilengkapi dengan kontrol pH dan
level ini nilai setpoint nya tercapai pada hari kedelapan dengan nilai pH = 5,85
dan level digester 19,2 liter dengan kondisi buzzer on dan solenoid valve off.
ii
ABSTRACT
Multi Stage Dygester is making biogas using two digester, where the first
digester is used to acetogenesis procss then second digester is used to
methanogenesis process. The organisms in the acetogenesis stage are affected by
pH conditions. The optimum acting bacteria work at pH 5-6 Therefore a pH
control system is developed on the aseto acetone to control the pH value of the
aseto so that the bacteria work optimum and to monitor the fluid level level as the
safety of the system. This pH and Level control system uses arduino
microcontroller with pH sensor input and its output is solenoid valve and LCD
(Liquid Crystal Display).
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
I.2
I.2 Tujuan
Dalam pengerjaan dan penulisan tugas akhir ini terdaopat beberapa tujuan.
Adapun tujuan tersebut diantaranya :
1. Membuat suatu sistem kontrol pH dan level pada proses asetogenesis
sistem biogas digester dua tahap berbasis mikrokontroller.
2. Mengontrol nilai pH input dan level ketingggian limbah tahu pada digester
asetogenesis.
(pH ≤ 5,7 ) dan (level ≥ 20 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟). Alat kontrol yang digunakan adalah
mikrokontroller arduino.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan,
rumusan masalah, batasan masalah dan sistematika penulisan.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian ini berisi data-data referensi yang penulis gunakan dalam proses
penulisan laporan tugas akhir ini.
LAMPIRAN
Bagian ini berisi beberapa dokumen, data sheet, dan atau gambar yang
telah terlampir dalam laporan ini dan berkaitan dengan tugas akhir ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Biogas
Biogas atau gas bio merupakan energi yang terbuat dari berbagai macam
jenis bahan buangan dan bahan sisa seperti sampah, jerami, eceng gondok,
kotoran ternak, limbah tahu dan bahan-bahan lainnya. Berbagai jenis bahan
organik, baik berasal dari sisa tanaman ataupun kotoran ternak dapat dijadikan
bahan baku biogas. Biogas ini merupakaan suatu penguraian bahan organik oleh
mikroba dalam kondisi tanpa oksigen. Proses ini biasa disebut dengan anaerob,
selama proses ini biogas pun terbentuk (Muljatiningrum, 2011).
Biogas juga bisa dijadikan sebagai bahan bakar karena biogas
mengandung gas metana (CH4) dalam presentase yang cukup tinggi. Kandungan
Metana (CH4) 55 – 75 %
II-1
II-2
metana ialah suatu gas yang tersusun atas satu atom C dan empat atom H yang
memiliki karakteristik mudah terbakar. Gas metan yang sudah terbentuk
kemudian dapat dibakar sehingga dihasilkan suatu energi panas (Nandiyanto dan
Rumi, 2006).
II.5 Sensor
Sensor merupakan komponen yang berfungsi untuk mengukur/mendeteksi
suatu nilai besaran baik fisis berupa variasi mekanis, magnetis, panas, sinar serta
kimia dengan mengubah nilai besaran tersebut menjadi besaran arus listrik /
tegangan. Sensor ini sendiri tersususn dari transduser dengan penguat / pengolah
sinyal yang terbentuk dalam satu sistem. Dalam sistem pengendalian dan
robotika, sensor diumpamakan seperti mata, pendengaran, hidung, lidah yang
selanjutnya akan diolah oleh kontroller sebagai otaknya.
[OH-] lebih besar dari [H+], maka material tersebut basa, yaitu nilai pH lebih dari
7. Sistem pengukuran pH memiliki tiga bagian utama yaitu elektroda pengukuran
pH, elektroda referensi, dan alat pengukur impedansi tinggi.
pH sensor merupakan suatu sensor elektronik berbentuk elektroda yang
digunakan sebagai pengukur nilai pH (keasaman atau alkalinitas) terhadap suatu
larutan. Prinsipnya pengukuran nilai pH ialah tergantung pada potensial elektro
kimia yang terjadi pada larutan di dalam elektroda gelas (membrane glass) yang
telah diketahui dengan larutan yang terdapat diluar elektroda gelas yang tidak
diketahui. Hal ini disebabkan oleh lapisan tipis dari gelembung kaca akan
berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif, elektroda
gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari ion hidrogen atau
disebut juga dengan potential of hidrogen.
Keterangan gambar.
1. Bagian perasa electrode.
2. Larutan buffer.
3. Cairan HCL.
4. Elektroda ukur.
5. Tabung gelas elektroda.
II-5
6. Elektroda referensi.
7. Ujung kawat.
Modul pH value V1.1 ini didisain untuk kontroler Arduino dan memiliki
built-in yang sederhana, mudah dan praktis. Modul Ini mempunyai LED yang
bekerja sebagai Indikator Power, BNC konektor serta PH2.0 antarmuka sensor.
Dalam penggunaannya, hanya mengkoneksikan sensor pH dengan konektor
BNC, dan pasang antarmuka PH2.0 ke port input analog dari kontroller
Arduino.
(K.Alexander, 2011)
dapat digunakan untuk mengukur eksistensi / jarak suatu benda dengan frekuensi
tertentu. Sensor ini dikenal sebagai sensor ultrasonik sebab sensor ini
menggunakan gelombang ultrasonik / bunyi ultrasonik.
Gelombang ultrasonik merupakan suatu gelombang bunyi yang memilikii
frekuensi sangat tinggi yakni 20KHz. Bunyi ultrasonik tidak dapat di dengar oleh
telinga manusia. Bunyi ultrasonik dapat didengar oleh anjing, kucing, kelelawar,
dan lumba-lumba. Bunyi ultrasonik dapat merambat melalui meida zat padat,
cair maupun gas.
(Hari, 2015)
Gelombang ultrasonik ini dibangkitkan melalui suatu komponen
elektronika yaitu piezoelektrik. komponen ini mengeluarkan gelombang
ultrasonik (dengan frekuensi 40kHz) saat suatu osilator dipasang pada benda
tersebut. Pada umumnya, sensor ini memancarkan gelombang ultrasonik menuju
area / target. Saat gelombang menyentuh permukaan area, maka area akan
memantulkan kembali gelombang tersebut. Gelombang pantulan dari area akan
ditangkap oleh sensor tersebut, kemudian sensor menghitung selisih waktu antara
pengiriman gelombang dengan gelombang pantul yang diterima. Karena nilai
kecepatan bunyi ialah 340 m/s, jadi persamaan untuk mencari jarak adalah :
S = (0.034 *t) /2 CM
dimana S ialah jarak antara sensor ultrasonik dengan bidang pantul, dan t ialah
selisih waktu pemancaran gelombang dengan gelombang pantul yang diterima
receiver.
HC-SR04 merupakan modul sensor ultrasonik yang langsung siap pakai,
berfungsi sebagai pengirim, penerima, dan pengontrol gelombang ultrasonik. Alat
ini dapat digunakan untuk mengukur jarak benda dari 2cm sampai 4m dengan
akurasi 3mm.
Untuk mengukur jarak benda yang, selisih waktu ketika mengirim dan
menerima sinyal digunakan untuk menentukan jarak benda tersebut
Persamaan untuk menghitung jarak bendanya ialah S = (0.034 *t) /2 cm.
Bagian-bagian papan arduino terdiri dari Pin input/output Catu daya USB,
sambungan SV1, Q1-kristal, In-Circuit Serial Programming (ICSP), penjelasan
mengenai beberapa bagian pada modul arduino uno dapat dilihat pada Gambar
II.10
II-13
(Yuliza, 2015)
B. USB
Berfungsi untuk memuat program komputer ke dalam papan arduino,
komunikasi serial antara papan arduino dengan komputer seta memberi daya
listrik kepada papan modul arduino.
C. Sambungan SV1
Sambungan atau jumper untuk memilih sumber daya papan, apakah dari
sumber luar atau menggunakan USB. Sambungan ini tidak digunakan lagi pada
papan modul arduino versi terakhir sebab pemilihan sumber daya luar atau USB
dilakukan secara otomatis.
D. Q1 – Kristal (quartz crystal oscillator)
Apabila mikrokontroller diibaratkan sebagai otak, maka kristal ialah
sebagai jantungnya sebab komponen ini menghasilkan pulsa yang dikirim pada
mikrokontroller untuk melakukan suatu operasi untuk setiap pulsanya. Kristal ini
berdetak 16 juta kali per detik (16MHz) untuk me-reset papan arduino agar
program kembali dari awal. Tombol reset ini bukan untuk menghapus program
atau mengosongkan data di mikrokontroller.
E. In-Circuit Serial Programming (ICSP)
II-14
Tampilan Arduino IDE dapat dilihat gambar II.14 Dari kiri ke kanan
dan atas ke bawah, bagian-bagian IDE Arduino terdiri dar i:
New Sketch : Membuka window dan membuat sketch baru
Open Sketch : Membuka sketch yang sudah pernah dibuat.
Save Sketch : Menyimpan sketch, tapi tidak disertai mengcompile
Verify : Proses Verify / Compile mengubah sketch ke binary code
untuk diupload ke mikrokontroller.
Upload : Ikon ini berfungsi untuk mengupload sketch ke board
Arduino.
Serial Monitor : Membuka interface untuk komunikasi serial
Keterangan Aplikasi : Pesan-pesan yang dilakukan aplikasi akan
muncul di sini, ketika kita mengcompile dan mengupload sketch ke
board Arduino.
Baris Sketch : Bagian ini akan menunjukkan posisi baris kursor
yang sedang aktif pada sketch.
Informasi Port : bagian ini menginformasikan port yang dipakai
oleh board Arduino.
Konsol : Pesan-pesan yang dikerjakan aplikasi dan pesan-pesan tentang
sketch akan muncul pada bagian ini.
II.12 LED
II.13 Buzzer
Buzzer merupakan komponen elektronika yang digunakan untuk mengubah
getaran listrik menjadi getaran suara. Prinsip kerja Buzzer mirip dengan loud
speaker, jadi Buzzer juga tersusun atas kumparan yang terpasang pada diafragma
kemudian kumparan tersebut dialiri arus listrik sehingga menjadi elektromagnet,
II-18
kumparan yang dialiri arus listrik tersebut tertarik ke dalam atau keluar,
tergantung dari arah arus juga polaritas magnetnya, sebab kumparan dipasang
pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma
secara bolak-balik membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara.
PEMBUATAN ALAT
.
III-1
III-2
Mulai
NO
pH=set point
YES
NO
Level=set point
YES
Prinsip kerja sistem kontrol ini dapat dilihat pada gambar III.2 Pada
kondisi awal, Solenoid Valve yang diletakkan diantara digester aseto dan digester
metano dalam kondisi tertutup (Normally Closed) serta volume dalam digester
aseto 80 liter. Didalam digester aseto dipasang pH sensor yang akan mendeteksi
nilai pH dan sensor ultrasonik HC SR-04 yang digunakan untuk memantau level
ketinggian limbah tahu. Ketika sistem di start maka sistem kontrol akan aktif
kemudian sensor pH dan sensor ultrasonik pada digester aseto akan mendeteksi
kedua nilai tersebut, nilai pH dan volume digester tercatat nilainya di LCD. Gas
metan terbentuk pada hari ke 9 seiring dengan itu nilai pH nya 5,7 maka sensor
III-4
4. Digester aseto
5. Kerangka besi
6. Katup pembuangan sampel digester aseto
7. Kabel sensor
8. Ball valve
9. Water mur
10. Solenoid valve
11. Kabel solenoid valve
12. Batang pengaduk
13. Katup saluran gas digester metano
14. Penampung gas digester metano
15. Digester metano
16. Katup pembuangan limbah
17. Box control
18. Katup pembuangan sampel digester metano
13
2
8
6
9
1
PORT A4-A5
PORT SCA & SDL
(I2CLCD 16X2)
(Sensor RTC)
PORT D7
PORT D8-D9 (Led Hijau)
Mikrokontroler
(Sensor Ultrasonik
Arduino PORT D6
HC-SR04)
(Led Merah)
PORT A0 Tegangan
(Sensor pH) PORT D5 AC 220
(Relay) V
Solenoid
USB
Valve
(Power supply 12Vdc)
A B C Digester
Metano
Gambar III-0-8 Diagram alir proses masukan dan keluaran hardware
Keterangan: (A) blok diagram input; (B) blok diagram proses; (C) Blok diagram output
Dalam perancangannya sensor ini di isolasi pada bagian utama sensor untuk
menghindari dan mengantisipasi terjadinya hubung singkat ketika sensor
dicelupkan pada fluida. Isolasi yang digunakan untuk aplikasi ke sensor ini
adalah berupa isolasi pipa pvc ½ inchi yang panjangnya 50 cm yang dipasang
pada bagian dalam kubah digester yang sebelumnya kubah tersebut telah
dilubangi oleh bor. Setelah dipasang isolasi pipa pvc, sensor direkatkan
dengan isolasi lem perekat agar sensor pH kedudukannya tegak. pH sensor
ini terhubung ke PORT A0 mikrokontroller aduino.
Working0Voltage 5V(DC)
Working0Current max 15 ma
3.
Working0frequency 40HZ
Output0Signal 0-5V (Output high when obstacle in range)
Sentry0Angle max 15 degree
Sentry0Distance 2cm - 500cm
High-accuracy 0.3cm
Size 45*20*15mm
Dalam perancangannya sensor ini ditutup dengan casing yang terbuat dari
akrilik agar sensor tidak terkena uap air dari limbah tahu serta menjaga sensor
dari kelembaban. Sensor ini diletakan pada bagian dalam kubah. Sensor
Ultrasonik HC-SR04 ini terhubung ke PORT D9 dan D10 mikrokontroller
arduino
Sensor ini terpasang pada panel box kontrol menempel pada papan PCB
Masukan dari sistem ini adalah satu buah sensor pH terhubung ke PORT A0,
satu buah sensor ultrasonik HC-SR04 terhubung ke PORT D8 dan D9 dan satu
buah sensor RTC terhubung ke PORT SCA dan SDL serta keluaran berupa
kontrol relay yang terhubung ke PORT 5 untuk mengatur on-off solenoid valve
dan tampilan LCD. ADC Arduino memiliki kapasitas yaitu 10 bit (0-1023).
Artinya, untuk input tegangan sebesar 0V maka ADC menghasilkan bilangan 0
dan untuk input tegangan sebesar 5V menghasilkan bilangan 1023.
Vinput
ADC output = x 1023
Vreff
Vinput = Tegangan masukan (0V – 5V)
Vreff = Tegangan referensi (Vreff arduino = 5V)
Sebagai contoh perhitungan ADC adalah sebagai berikut,
Saat sensor memberikan tegangan masukan sebesar 4V, maka Arduino memberikan
nilai sebesar 818.
4
ADC output = x 1023
5
ADC output = 818
Menurut perhitungan, semestinya nilai ADCnya 818,4 tetapi nilai ADC
mempunyai tipe sebagai bilangan integer / bilangan bulat. Sehingga nilai 818,4
dibulatkan menjadi 818. Apabila masukan pada nilai ADC lebih besar dari nilai
III-13
tegangan 5V, maka terjadilah overflow pada count ADC yang mana ADC tidak
dapat lagi membaca. Nilai yang dikeluarkan ADC saat tegangan masukan
melebihi dari 5V, ADC akan menunjukan nilai 1023. Apabila ini terjadi terus
menerus, fitur ADC pada Arduino akan mengalami kerusakan.
2. LCD: merupakan display yang menampilkan nilai pH dan ketinggin level yang
terbaca oleh sensor. Data ditampilkan berjumlah 16 karakter tiap barisnya. Dan
terdapat 2 baris pada LCD yang dipakai. LCD ini digunakan untuk pemantauan
dan pencatatan data waktu, nilai pH dan nilai level fluida. Karena LCD
membutuhkan banyak pin agar dapat dihubungkan dengan arduino maka untuk
mengurangi pemakaian pin tersebut digunakan I2C Converter yang
menggunakan 4 Pin yang dapat dihubungkan dengan arduino. Secara umum
4. Digester metano: merupakan tempat dihasilkannya gas metan. alat ini akan
bekerja saat digester aseto mengalirkan limbah tahu ke metano dengan
kondisi pH netral yaitu 7.
Mulai
Include library
Deklasrasi variabel
Void set up
Void loop
Pembuatan
Pemotongan Penghalusan
lubang pada Perakitan
akrilik dengan kikir
akrilik
menjadi box, gunakan penyiku agar box terlihat rapi. Setelah perakitan tunggu
sekitar 10 menit agar lem mengering. Setelah box menngering, bagian sisi atas
box dipasang handle pintu dengan menggunkan mur dan baud ukuran 3 mm.
Dibagian samping kanan dipasang juga engsel 2 buah untuk membuka tutup box
kontrol untuk trouble shooting.
a b
Gambar III-0-11 Pembuatan Casing Box Control
Keterangan: a. box control tampak depan, b. box control tampak isometrik
Pembuatan
Pemotongan Proses
lubang pada pengeleman
pipa
DOP pipa
a b
Gambar III-0-15 Instalasi rangkaian kontrol ke digester
BAB IV
Rangkaian pengujian catu daya dapat dilihat pada gambar IV.1 setelah semua
komponen dirangkai data pengujian dapat didapatkan. Berikut adalah tabel IV.1
hasil pengukuran.
IV-1
IV-2
𝑝𝐻 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 − 𝑝𝐻 𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟
𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 𝑥 100 %
𝑝𝐻 𝑚𝑒𝑡𝑒
Dari data hasil pengujian dapat dilihat bahwa nilai pengukuran sensor pH
nilainya hampir mendekati nilai pH meter. Namun terdapat selisih nilai error
diantara keduanya yaitu 3 – 10 %. Nilai error yang terjadi diakibatkan saat
pengukuran sensor pH tersebut semestinya dibersihkan dengan aquadest setiap
akan pergantian nilai pH yang berbeda. Selain itu pH ini sendiri yang memiliki
keakurasian nilai ± 0,1 pH. Dari data diatas dapat dibuat grafik sebagai berikut ini
4,1 Sensor pH
3,9
3,7 pH meter
3,5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (menit)
6,5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (menit)
9,1 Sensor pH
9
pH meter
8,9
8,8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu (menit)
Dari tabel pengamatan diatas dapat dibuat suatu grafik seperti pada gambar
grafik berikut ini.
1,5
0,5
0
0 2 4 6 8 10
pH
Berikut data hasil pengujian sensor ultrasonic tercantum dalam tabel dibawah ini
Rata-rata Error 0
𝑝𝐻 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 − 𝑝𝐻 𝑠𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟
𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 𝑥 100 %
𝑝𝐻 𝑚𝑒𝑡𝑒
IV-7
Tabel IV.4 data pengujian terlihat bahwa nilai pengukuran pada sensor
sama dengan nilai pengkuran penggaris. Errror pengukuran pada sensor ini adalah
0 %. saat pengukuran pada media padat dengan pengaturan tiap jarak nya. Dari
tabel pengujian diatas dapat dibuat suatu grafik sebagai berikut.
10
8
Panjang
6
Sensor
4
Penggaris
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jarak (cm)
Tabel IV.4 menunjukn bahwa kondisi arduino baik, saat selang waktu 1
menit kondisi LED menyala dan mati. Dan mikrokontroller arduino ini dapat
digunakan sebagai kontrol on / off ini.
Berikut data hasil pengujian dari modul relay terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel IV.6 menunjukan bahwa kondisi modul relay dalam kedaan baik
saat modul terhubung supply 5V kondisi on, sebaliknya bila tidak terhubung akan
off. Modul relay ini bisa digunakan untuk kontrol ini.
Berikut data hasil pengujian dari solenoid valve saat terhubung ke sumber dan
tidak terhubung ke sumber tegangan
Tabel IV.7 Pengujian solenoid valve
No Pengujian Ke Saklar Solenoid Valve Kondisi Air
1 1 on on mengalir
2 2 off off Tidak mengalir
3 3 on on mengalir
4 4 off off Tidak mengalir
5 5 on on mengalir
6 6 off off Tidak mengalir
7 7 on on mengalir
8 8 off off Tidak mengalir
9 9 on on mengalir
10 10 off off Tidak mengalir
Penyelesaian
Vtabung = πr2t
= 3,14 x 1,3 2x3,33
= 17,670978 Liter
Dari dari data tabel pengujian diatas dapat terlihat bahwa, nilai diatas set
point buzzer akan menyala karena air dalam toples terlalu banyak, seperti pada
data ke 1 sampai data ke 6 keadaan buzzer dalam keadaan menyala dan keadaan
lampu off, sedangkan saat dibawah set point maka buzzer akan off seperti pada
data ke 7, kemudian pada data ke 16 buzzer keadaan on kembali hal ini
menandakan bahwa nilai level fluida akan habis sehingga buzzer menyala dan
lampu berubah keadaan menjadi on. Hal ini menandakan bahwa kontrol level
berfungsi dengan baik.
a b c
Dari data hasil pengamatan menunjukan bahwa saat nilai pH dibawah set
point maka kondisi relay off, sedangkan apabila suatu larutan melebihi nilainya
set point maka kondisi relay on. Seperti pada data ke-2 dan ke-3 nilai pH larutan
tersebut diatas nilai set point sehingga keadaan lampu berubah menjadi on Dari
data tersebut menunjukan bahwa kontrol ini berfungsi dengan baik saaat pH diatur
nilainya (set point)
Dari data diatas dapat terlihat bahwa kontrol pH dan level dapat bekerja
dengan baik pada biogas digester dua tahap. Saat nilai pH sensor yang terdeteksi
dalam digester kurang dari set point maka solenoid valve off. Kemudian apabila
nilai pH berada diatas nilai setpoint dan ketinggian level fluida diatas 20 liter
maka limbah tahu mengalir ke digester metano. Seperti pada Tabel IV.10 data ke
1 kondisi buzzer dalam keadaan menyala karena level limbah tahu dibawah
setpoint. Sedangkan data dibawah data ke 1 kondisi buzzer dan solenoid valve
dalam keadaan tertutup. Pada tabel IV.18 keadaan buzzer on karena level limbah
tahu berada dibawah set point, sedangkan kondisi solenoid valve nya dalam
keadaan off. Data pengujian tabel ini nilai kedua setpoint level dan pH terpenuhi
ssehingga limbah tahu mengalir ke digester metano.
BAB V
V.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian pembuatan dan pengujian kontrol pH dan level
pada biogas ini pengujian dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
V.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan penulis mengenai pemantauan sistem
kendali ini adalah sebagai berikut:
V-1
V-2
DAFTAR PUSTAKA