You are on page 1of 8

Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 19 No.

2, Juli 2016, hal 92-99


pISSN 1410-4490, eISSN 2354-9203

GAMBARAN TINGKAT DEPRESI LANSIA YANG MELAKUKAN SENAM


DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA DI JAKARTA

Sartika Irsa Putri1*, Poppy Fitriyani2

1. Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10430, Indonesia
2. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok 16424, Indonesia

*E-mail: sartikairsaputri@yahoo.com

Abstrak

Depresi merupakan masalah psikososial yang sering terjadi pada lansia akibat ketidakmampuan adaptasi masa tua.
Aktivitas fisik dapat mencegah timbulnya masalah psikososial pada lansia. Desain penelitian ini menggunakan
deskriptif cross sectional dengan teknik consecutive sampling yang bertujuan untuk melihat gambaran tingkat depresi
lansia yang melakukan senam. Pengumpulan data menggunakan instrumen Geriatric Depression Scale. Hasil penelitian
terhadap 74 lansia yang mengikuti senam didapatkan mayoritas 65% lansia yang aktif senam tidak mengalami depresi
sedangkan 58,8% lansia yang tidak aktif senam lebih banyak mengalami depresi ringan. Oleh karena itu, perawat dan
petugas panti perlu memotivasi lansia untuk melakukan senam lansia secara rutin sehingga dapat menurunkan kejadian
depresi di panti.

Kata kunci: depresi, Geriatric Depression Scale (GDS), lansia, senam lansia

Abstract

Description of Elderly Depression Level Who Perform Physical Exercise in Panti Sosial Tresna Werdha, Jakarta.
Depression is a psychological problem that often occurs in the elderly due to inability to adapt with aging process.
However, depression can be prevented by undertaking physical exercise activity. The aim of this study was to describe
the level of depression in elderly who perform physical exercise. The design of this study was descriptive cross sectional
study with purposive sampling technique. Data were collected using instruments Geriatric Depression Scale and
observation form of physical exercise. The result showed that 74 elderly who undertook physical exercise 65% did not
experience depression, while 58,8% who did not perform exercise experienced mild depression. Nurses and social
workers should motivate elderly to get into physical exercise in order to reduce the incidence of depression in aged-care
institution.

Keywords: depression, elderly, Geriatric Depression Scale (GDS), physical exercise

Pendahuluan sebesar 26,93% (Kemenkes RI, 2013). Berba-


gai perubahan psikologis mengakibatkan lan-
Populasi lansia di dunia khususnya negara sia sangat rentan mengalami berbagai penyakit
berkembang mengalami peningkatan signifi- fisik. Selain itu, perubahan psikososial yang
kan yaitu sebesar 287 juta pada tahun 2013 terjadi pada masa tua akibat perubahan kogni-
(United Nation, 2013). Jumlah penduduk lan- tif, kondisi penyakit, kehilangan peran sosial
sia di Indonesia juga mengalami peningkatan. juga memengaruhi konsep diri lansia dan dapat
Pada tahun 2010 persentase jumlah penduduk menjadi stressor, sehingga rentan mengalami
lansia sebesar 9,77% dan diprediksi akan terus masalah psikologis yang umum yaitu depresi.
meningkat hingga 11,34% pada tahun 2020. Depresi adalah gangguan alam perasaan yang
Peningkatan jumlah lansia menjadi tantangan ditandai dengan kesedihan, dan kehilangan
dalam menghadapi peningkatan angka kesaki- ketertarikan terhadap aktivitas sehari-hari
tan lansia seperti yang terjadi pada tahun 2012 (Townsend, 2008).
Putri, et al., Gambaran Tingkat Depresi Lansia yang Melakukan Senam di Panti Sosial Tresna Werdha 93

Menurut Stanley dan Beare (2005), angka yang berusia 60 tahun atau lebih, pernah
depresi ringan sampai sedang meningkat pada mengikuti senam lansia selama 8 kali perte-
lansia yang berada di institusi sebesar 50%- muan, dan tidak mengalami masalah neuro-
70%. Hal ini di dukung dengan penelitian di psikologis.
Malaysia, Korea, dan Iran bahwa prevalensi
lansia di institusi pelayanan lebih tinggi diban- Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu
dingkan dengan lansia di komunitas (Kim et lembar absensi kehadiran senam sebanyak 8
al., 2009; Jampawai et al., 2011; Majdi et al., kali pertemuan dan instrumen Geriatric Dep-
2011). Tingkat depresi lansia di salah satu ression Scale (GDS) untuk mengukur tingkat
panti werdha di Jakarta cukup tinggi mencapai depresi lansia serta lembar isian data karak-
40,6% (Sari, 2012). Penelitian lain juga me- teristik lansia yang mencakup usia, jenis kela-
nyatakan bahwa terdapat 41,3% lansia menga- min, lama tinggal di panti, dan keluhan penya-
lami depresi di panti werdha lainnya di Jakarta kit. Tingkat depresi lansia dibagi menjadi kate-
(Marta, 2012). gori normal (0-4), depresi ringan (5-8), depresi
sedang (9-11), depresi berat (12-15). Pengam-
Menurut WHO (2011), aktivitas fisik yang bilan data menggunakan kuesioner dengan
dilakukan lansia bermanfaat untuk mencegah teknik wawancara.
masalah kejiwaan seperti depresi. Panti Sosial
Tresna Werdha (PSTW) di Jakarta telah me- Analisa data menggunakan analisis univariat
ngembangkan program aktivitas fisik yaitu yang bertujuan untuk mendeskripsikan karak-
senam lansia. Namun, menurut berbagai pene- teristik setiap variabel penelitian yaitu usia,
litian aktivitas senam di panti yang diikuti lan- jenis kelamin, lama tinggal di panti, keluhan
sia cenderung kurang aktif (Maryam, 2013; penyakit, keaktifan senam lansia dan tingkat
Wreksoatmodjo, 2013). Lansia yang tidak aktif depresi lansia menggunakan distribusi freku-
mengikuti kegiatan senam disebabkan oleh ku- ensi. Analisis bivariat digunakan untuk melihat
rangnya minat dan keterbatasan fisik yang hubungan antara keaktifan senam dan tingkat
tidak memungkinkan untuk senam sehingga depresi.
dalam pelaksanaannya lansia perlu terus dimo-
tivasi. Oleh karena itu, meskipun program Hasil
senam lansia dirancang untuk meningkatkan
kesehatan fisik dan jiwa lansia di panti, namun Responden yang diteliti adalah lansia yang
masalah kesehatan jiwa pada lansia masih melakukan senam lansia dengan gambaran
terjadi yaitu salah satunya adalah depresi pada karakteristik mencakup usia, jenis kelamin,
lansia di panti yang masih cukup tinggi lama tinggal di panti, keluhan penyakit, dan
(Stanley dan Beare, 2005; Marta, 2012; Sari, tingkat keaktifan melakukan senam lansia.
2012).
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa mayo-
Metode ritas responden (75,5%) berada pada kategori
lanjut usia (60–74 tahun) dan jumlah lansia
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif perempuan lebih banyak mengikuti senam
dengan menggunakan desain metode survei (71,6%). Selanjutnya, responden yang berpar-
deskriptif Cross Sectional. Populasi dalam pe- tisipasi dalam penelitian ini lebih dari sepa-
nelitian ini adalah seluruh lansia yang tinggal ruhnya sudah menetap selama 1–5 tahun
di PSTW Budi Mulia 03 Jakarta. Pengambilan (56%) di panti. Hasil analisis terhadap keluhan
sampel menggunakan teknik consecutive sam- penyakit saat ini yang dirasakan responden
pling dengan jumlah sampel 74 responden. didapatkan bahwa rata-rata keluhan utama res-
Kriteria inklusi penelitian ini adalah lansia ponden yaitu keluhan penyakit sendi seperti
asam urat dan rematik (31,1 %).
94 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 19, No. 2, Juli 2016, hal 92-99

Tabel 1. Karakteristik Responden di Panti Sosial Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa
Werdha Jakarta tingkat depresi yang sebagian besar dialami
oleh responden memiliki proporsi yang hampir
Jumlah Presentase
Karakteristik
(n) (%) sama dengan yang tidak mengalami depresi
Usia (41,9%) dan yang mengalami depresi ringan
Lansia(60-74thn) 56 75,5 (43,2%).
Lansia Tua(75-90thn) 17 23
Lansia Sangat Tua(>90thn) 1 1,4 Tabel 3. Tingkat Depresi Responden di Panti
Sosial Tresna Werdha Jakarta
Jenis Kelamin
Laki-Laki 21 28,4
Jumlah Presentase
Perempuan 53 71,6 Tingkat Depresi
(n) (%)
Normal 31 41,9
Lama Tinggal di Panti
Ringan 32 43,2
<1 tahun 25 33,8
Sedang 11 14,9
1-5 tahun 42 56,8
>5 tahun 7 9,5

Keluhan Penyakit
Tidak ada penyakit 15 20,3 Tabel 4 menunjukkan bahwa lansia yang aktif
Hipertensi 6 8,1 senam memiliki kejadian depresi yang lebih
Diabetes 4 5,4
Penyakit Sendi 23 31,1
rendah dibandingkan lansia yang tidak aktif
Penyakit Paru 6 8,1 senam. Lansia yang aktif senam sebagian
Lainnya 20 27,1 besar tidak mengalami depresi dengan pre-
sentase yaitu sebesar 65%. Kemudian lansia
yang tidak aktif senam lebih banyak menga-
lami depresi ringan yaitu sebesar 58,8%.
Tabel 2. Tingkat Keaktifan Melakukan Senam
Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Jakarta Pembahasan
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa seba-
Jumlah Presentase gian besar lansia di panti termasuk kategori
Keaktifan Senam
(n) (%) aktif senam. Penelitian ini sejalan dengan pe-
Aktif 40 54,1 nelitian Febriyanti (2013) yang menjelaskan
Tidak Aktif 34 45,9
bahwa terdapat 74,7% lansia yang aktif mengi-
kuti senam di panti. Menurut Maryam (2009)
gambaran aktivitas fisik yang baik sebesar
Berdasarkan Tabel 2 diperoleh hasil dari 74
45,2% di panti werdha. Namun, penelitian lain
orang responden yang pernah mengikuti se-
menjelaskan bahwa aktivitas fisik lansia di
nam selama 8 kali pertemuan didapatkan bah-
panti lebih rendah dibandingkan dengan lansia
wa 40 orang lansia (54,1%) merupakan lansia
yang ada di komunitas (Wreksoatmodjo,
yang aktif melakukan senam lansia. Hal terse-
2013). Norman, et al., (2002) menyatakan bah-
but menunjukkan bahwa lansia yang berpar-
wa lebih dari 30% responden lansia dilaporkan
tisipasi dalam penelitian sebagian besar rutin
mengalami penurunan aktivitas fisik selama
dan aktif mengikuti kegiatan senam yang di-
tinggal di institusi.
adakan panti.
Putri, et al., Gambaran Tingkat Depresi Lansia yang Melakukan Senam di Panti Sosial Tresna Werdha 95

Tabel 4. Tingkat Depresi Responden Berdasarkan Keaktifan Melakukan Senam Lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha Jakarta

Tingkat Depresi
Karakteristik Normal Ringan Sedang Total
n % N % n %
Keaktifan Senam
Aktif Senam 26 65 12 30 2 5 40
Tidak Aktif Senam 5 14,7 20 58,8 9 26,5 34

Terdapat faktor-faktor yang menghambat dan melakukan aktivitas fisik. Kemudian, pene-
mendukung lansia untuk aktif melakukan se- litian lain mengatakan bahwa aktivitas fisik
nam lansia di panti. Berdasarkan keterangan akan terus menurun seiring terjadinya penuaan
responden, alasan lansia tidak mengikuti diantara usia 45-79 tahun (Norman, et al.,
senam adalah kurangnya motivasi dan mun- 2002). Menurut Mesters, et al., (2014), faktor
culnya masalah kesehatan yang dikeluhkan. demografi seperti usia berhubungan secara
Hal ini sesuai dengan penelitian Nelson (2007) signifikan terhadap perilaku dalam melakukan
yang mengungkapkan bahwa beberapa faktor aktivitas fisik dengan terjadinya penurunan
yang menghambat lansia mengikuti senam tingkat aktivitas fisik seiring dengan pertam-
antara lain karena timbulnya masalah keseha- bahan usia disebabkan oleh penurunan akti-
tan, hilangnya minat dan motivasi, serta ku- vitas pekerjaan dan kehidupan sehari-hari pada
rangnya pengetahuan. lansia.

Selanjutnya, faktor yang mendukung antara Hasil observasi peneliti didapatkan bahwa
lain motivasi diri, persepsi lansia yang baik lansia yang mandiri yang berusia 60–74 tahun
terhadap manfaat kesehatan, dukungan sosial, memiliki motivasi yang lebih untuk mengha-
dan lingkungan (Nelson, 2007). Hal ini sejalan diri senam lansia. Fisik yang sehat membantu
dengan hasil wawancara dengan lansia yang lansia aktif melakukan kegiatan sedangkan
sebagian besar menyatakan bahwa alasan kondisi fisik yang buruk menghambat dalam
mereka mengikuti senam yaitu adanya harapan melakukan aktivitas.
untuk tetap sehat dan mengurangi kebosanan.
Berdasarkan hasil pengamatan pada setiap per- Jenis kelamin juga menjadi faktor demografi
temuan senam, didapatkan bahwa lansia lebih yang memengaruhi keaktifan senam lansia.
termotivasi saat petugas dan mahasiswa juga Hasil penelitian menunjukkan lansia perem-
mengikuti senam. puan sebagian besar aktif melakukan senam.
Penelitian Mesters, et al., (2014) menyatakan
Keaktifan lansia melakukan senam juga dapat bahwa lansia perempuan secara fisik lebih
dilihat dari segi demografi. Lansia berusia 60– aktif dibandingkan dengan laki-laki di usia
74 tahun memiliki tingkat melakukan aktivitas yang sama. Penelitian lain juga menjelaskan
fisik yang lebih baik dibandingkan dengan bahwa terjadi peningkatan partisipasi aktivitas
lansia yang dalam kategori lainnya sehingga fisik pada lansia perempuan dibandingkan
semakin bertambah usia maka keaktifan lansia laki-laki (Sun, et al., 2013). Rekomen-
melakukan aktivitas fisik pun menurun. Menu- dasi aktivitas fisik laki-laki dan perempuan
rut Miller (2012), peningkatan usia berdampak berbeda dan perempuan lebih cocok untuk
pada penurunan fungsi fisiologis tubuh sehing- mendapatkan aktivitas yang tetap dan teratur
ga kemampuan lansia pun berkurang dalam (Sun, et al., 2013).
melakukan aktivitas fisik. Penelitian Kaplan,
et al., (2001) juga menyatakan bahwa usia Lansia yang baru menetap cenderung mem-
lansia yang lebih muda berhubungan dengan butuhkan adaptasi di tahun awal kehidupan di
keaktifan dalam panti sehingga kurangnya motivasi dan duku-
96 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 19, No. 2, Juli 2016, hal 92-99

ngan membuat lansia kurang aktif melakukan meningkatkan risiko terjadinya depresi pada
senam. Namun, lansia yang tinggal lebih lama lansia (Adams, et al., 2004).
telah beradaptasi terhadap aktivitas di panti
dan sudah melewati di tahun awal kehidupan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lansia
sehingga dapat menjalankan kegiatan sehari- perempuan cenderung tidak mengalami depre-
hari dengan lebih baik dan stabil. si sedangkan lansia laki-laki cenderung me-
ngalami depresi ringan. Meskipun demikian,
Lansia yang tidak memiliki keluhan penyakit, banyak penelitian yang menyatakan bahwa
menderita penyakit sendi dan diabetes cen- wanita berisiko lebih tinggi mengalami depresi
derung aktif senam. Menurut Baert, et al., dibandingkan laki-laki (Haralambous, et al.,
(2011) kondisi fisik merupakan kunci dalam 2009; Buchtmann, 2012). Peneliti meyakini
melakukan aktivitas fisik pada lansia. Lansia berdasarkan hasil observasi bahwa tingginya
yang sehat mampu menjalankan aktivitas keaktifan lansia perempuan dalam melakukan
senam secara aktif dan rutin. Hal ini didukung senam berdampak pada rendahnya kejadian
oleh penelitian Giulli, et al., (2012) yang depresi yang dialami. Lansia perempuan cen-
menyatakan bahwa lansia yang menganggap derung aktif mengikuti aktivitas senam yang
dirinya sehat akan lebih aktif melakukan akti- dapat bermanfaat untuk meningkatkan kese-
vitas fisik. Penelitian Rasinaho, et al., (2006) hatan jiwa dan mencegah depresi serta meka-
mengungkapkan lansia yang memiliki keluhan nisme koping yang digunakan.
penyakit memiliki dorongan motivasi untuk
melakukan aktivitas fisik seperti persepsi ke- Status kesehatan menjadi parameter adanya
untungan terhadap kesehatan, pengalaman hubungan dengan kejadian depresi (Schoevers,
positif dan menyenangkan, serta lingkungan 2000). Menurut Kim et al., (2009), persepsi
yang menyenangkan. terhadap status kesehatan menjadi faktor yang
memengaruhi seseorang mengalami depresi.
Hasil penelitian terhadap depresi pada lansia Jika lansia menganggap kesehatannya menjadi
yang melakukan senam didapatkan bahwa suatu ancaman dan beban maka akan meme-
masih adanya risiko kejadian depresi pada ngaruhi perilaku dan mengarahkan pada keja-
lansia. Beberapa penelitian yang dilakukan di dian depresi. Lansia yang tidak memiliki pe-
PSTW di Jakarta menunjukkan bahwa tingkat nyakit kronis, mandiri dalam melakukan akti-
depresi lansia masih cukup tinggi sekitar 40– vitas sehari-hari, dan memiliki tingkat depresi
42% (Marta, 2012; Sari, 2012). Berdasarkan yang rendah berhubungan dengan persepsi
keterangan responden, ketidaknyamanan ber- positif terhadap status kesehatan (Martinez,
ada di panti, tidak betah tinggal di panti, dan 2012).
cenderung bosan membuat lansia depresi.
Penelitian ini menunjukkan bahwa lansia yang
Berdasarkan usia, penelitian ini menunjukkan aktif senam cenderung tidak mengalami gang-
bahwa mayoritas lansia kategori lanjut usia guan depresi, sedangkan lansia yang tidak ak-
(60–74 tahun) tidak mengalami depresi tif senam sebagian besar mengalami depresi
sedangkan lansia kategori lanjut usia tua (75– ringan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
90 tahun) dan lanjut usia sangat tua (>90 aktif lansia melakukan senam maka tingkat
tahun) cenderung banyak mengalami depresi depresinya pun semakin rendah. Penelitian
ringan. Memasuki masa lansia terjadi berbagai mendukung bahwa aktivitas fisik merupakan
perubahan fisiologis dan psikososial yang faktor protektif terhadap kejadian depresi pada
dapat menjadi stresor bagi lansia. Seiring lansia (Strawbridge, 2002; National Heart
peningkatan usia, lansia memiliki peningkatan Foundation of Australia, 2007; WHO, 2011;
risiko depresi (Beekman, et al., 1995; Lee, et al., 2013;). Menurut Ministry of Health
Schoevers, et al., 2000). Peningkatan usia juga New Zealand (2013), aktivitas fisik jika
Putri, et al., Gambaran Tingkat Depresi Lansia yang Melakukan Senam di Panti Sosial Tresna Werdha 97

dilakukan dalam kelompok dapat mening- lansia yang tidak aktif senam mayoritas
katkan interaksi sosial yang bermanfaat secara mengalami depresi ringan.
psikologis dan kesehatan jiwa lansia yang
dapat ditingkatkan dengan melakukan 60 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
menit aktivitas fisik dalam sehari. menjadi masukan untuk mengembangkan pela-
yanan asuhan keperawatan kepada lansia.
Kejadian depresi ringan pada lansia yang tidak Perawat harus sensitif terhadap kebutuhan
aktif melakukan senam lansia didukung oleh psikologis dan psikososial lansia dan faktor-
berbagai penelitian. Penelitian Lee, et al., faktor yang dapat menimbulkan depresi pada
(2014) menyatakan bahwa faktor yang berhu- lansia. Diharapkan kejadian depresi di panti
bungan dengan peningkatan risiko terjadinya dapat menurun melalui berbagai upaya inter-
depresi ringan yaitu aktivitas fisik yang mono- venesi yang dapat dilakukan. Penelitian ini
ton. Kemudian, penelitian Vossen (2014) juga juga diharapkan mampu meningkatkan pelaya-
menyatakan bahwa lansia yang mengalami nan keperawatan dalam memberikan duku-
depresi memiliki aktivitas fisik yang kurang ngan sosial kepada lansia untuk meningkatkan
jika dibandingkan dengan lansia yang tidak motivasi dalam melakukan senam lansia. Pe-
mengalami depresi. nelitian ini dapat dijadikan acuan untuk
pengembangan penelitian selanjutnya tentang
Melakukan aktivitas fisik dapat meningkatkan pengaruh senam terhadap depresi lansia dan
interaksi antar lansia, sehingga risiko terja- merancang program aktivitas fisik lansia yang
dinya depresi dapat berkurang (Strawbridge, tinggal di panti (ER, TN, PN).
2002). Aktivitas fisik berkontribusi dalam
menurunkan masalah psikologis karena mela- Referensi
kukan aktivitas fisik dapat mendorong interak-
si psikososial, meningkatkan harga diri, fungsi Adams, K.B., Sanders, S., & Auth, E.A. (2004).
kognitif dan depresi (Nelson, 2007). Aktivitas Loneliness and Depression in independent
fisik dengan durasi yang lebih lama dan living retirement communities: Risk and
intensitas yang lebih tinggi dapat menurunkan resilience factors. Journal Aging Mental
depresi (Nelson, 2007). Health, 8, 475–485. doi: http://dx.doi.org/10.
1080/13607860410001725054

Kesimpulan Baert, V.B., Gorus, E., Mets, T., Geerts, C., &
Bautmans, I. (2011). Motivators and barriers
Penelitian ini menunjukkan bahwa lansia yang for physical activity in the oldest old: A
mengikuti senam di PSTW Budi Mulia 03 systematic review. Journal of Ageing
Jakarta sebagian besar memiliki tingkat dep- Research, 10, 464–467. doi: 10.1016/j.arr.2011
resi ringan. Berdasarkan karakteristik lansia .04.001
yang melakukan senam, lansia yang termasuk
aktif dalam melakukan senam sebagian besar Beekman, A.T., Deeg, D.J., Tilburg, T., Smit, J.,
merupakan lanjut usia 60–74 tahun, jenis Hooijer, C., & Tilburg, W. (1995). Major and
kelamin perempuan, lama tinggal 1–5 tahun, minor depression in later life: A study of
prevalence and risk factor. Journal of Affective
dan tidak memiliki keluhan penyakit. Berda- Disorder, 36, 65–67.
sarkan karakteristik lansia yang melakukan
senam, rata-rata sebagian besar mengalami Buchtemann, D., Luppa, M., Bramesfeld, A., &
depresi ringan cenderung normal pada lanjut Heller, S. R. (2012). Incidence of late-life
usia tua, berjenis kelamin laki-laki, lama depression: A systematic review. Journal of
tinggal 1–5 tahun, dan memiliki penyakit Affective Disorder, 142, 172–179. doi: 10.1016
sendi. Kemudian, lansia yang aktif senam /j.jad.2012.05.010.
mayoritas tidak mengalami depresi sedangkan
98 Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 19, No. 2, Juli 2016, hal 92-99

Djaali, N.A., & Sappaile, N. (2013). A systematic Maryam, R. S. (2009). Pengaruh latihan
review: Group counselling for older people keseimbangan fisik terhadap keseimbangan
with depression. Makalah dipresentasikan di tubuh lansia di panti sosial tresna werdha
2nd International seminar on Quallity and wilayah pemda DKI Jakarta (Tesis, Universitas
Affordable Education. Indonesia). Universitas Indonesia, Jakarta.

Febriyanti, A. (2013). Hubungan antara keaktifan Majdi, M.R., Mobarhan, M.G., Salek, M., Shakeri,
mengikuti senam lansia dengan keseimabngan M.T., & Mokhber, T. (2011). Prevalence of
tubuh lansia di Panti Sosial Tresna Werdha depression in an elderly population: A
Budi Mulya 1 Cipayung Jakarta (Skripsi, population- based study in Iran. Iranian
Universitas Indonesia 2013). Universitas Journal Psychiatry Behaviour Science, 5, 17–
Indonesia, Jakarta. 21.

Giuli, C., Papa, R., Mocchegiani, E., & Marcellini, Marta, O. F. (2012). Determinan tingkat depresi
F. (2012). Predictors of participation in pada lansia di panti sosial tresna werdha Budi
physical activity for community-dwelling Mulia 4 Jakarta Selatan (Skripsi, Universitas
elderly Italians. Journal Gerontology Indonesia). Universitas Indonesia, Jakarta.
Geriatric, 54 (1), 50–54. doi: http://dx.doi.org/
10.1016/j.archger.2011.02.017 Martinez, B.F., Flores, M.E., Forjaz, M.J.,
Mayolaras, G.F., Perez, F.R., & Martin, P.M.
Jampawai, S., Pothinam, S., & Kanato., M. (2011). (2012). Self-perceived health status in older
Model development for health promotion in adults: Regional and sociodemographic
the elderly participating in communities. inequalities in Spain. Rev Saude Publica, 46
American Journal of Applied Science, 8, 843– (2), 310–319. doi: http://dx.doi.org/10.1590/
847. doi: 10.3844/ajassp.2011.843.847 S0034-89102012000200013

Haralambous, B., Lin, X., Dow, B., Jones., C., Mesters, I., Wahl, S., Keulen, H.M. (2014). Socio-
Tinney, J., & Bryant., C. (2009). Depression in demographic, medical, and social-cognitive
older age: A scoping study. Australia: National correlates of physical activity behavior among
Ageing Research Institute. older adults (45–70 years): A cross sectional
study, Journal of Biomedical Central, 14, 647.
Kaplan, M.S., Newsom, J.T., & McFarland, B.H. doi: 10.1186/1471-2458-14-647
(2001). Demographic psychosocial correlates
of physical activity in late life. Journal of Miller, C.A. (2012). Nursing for wellness in older
Medicine, 21 (4), 306–312. doi: http://dx.doi. adults (6th Ed.). Philadelphia: Lippincott.
org/10.1016/s0749-3797(01)00364-6
Ministry of Health. (2013). Guidlines on physical
Kemenkes RI. (2013). Buletin jendela data dan activity for older people (aged 65 years and
informasi kesehatan. Jakarta: Kementerian over). Wellington: Ministry of Health.
Kesehatan RI.
National Heart Foundation of Australia. (2007).
Kim, O., Byeon Y.S., Kim, J.H., Endo, E., & Physical activity and depression. Diperoleh
Akahoshi, M., et al., (2009). Loneliness, dari
depression health status of the institutionalized https://www.heartfoundation.org.au/images/upl
elderly in Korea and Japan. Asian Nursing oads/publications/Physical-activity-and-
Research, 3, 63–70. doi: 10.1016/S1976- depression.pdf
1317(09)60017-7
Nelson, M.E., Rejeski, W.J., Blair, S.N., Duncan,
Lee, H., Lee, J., Brar, J. S., Rush, E. B., & Jolley, P.W., & Judge, J.O. (2007). Physical activity
C. J. (2014). Physical activity and depressive and public health in older adults:
symptoms in older adluts. Journal of Geriatric Recomendation from the American College of
Nursing, 35, 37–41. Sports Medicine and the America Heart
Association. Journal of American Heart
Putri, et al., Gambaran Tingkat Depresi Lansia yang Melakukan Senam di Panti Sosial Tresna Werdha 99

Association, 116, 1094–1105. doi: http://dx.doi Sun, F. Norman, L.J., & While, A.E. (2013).
.org/10.1161/CIRCULATIONAHA.107.18565 Physical activity in older people: Systematic
0 review. Journal of Biomedical Central Public
Health, 13, 449.
Norman, A., Bellocco R., Vaida F., Wolk A. (2002).
Total physical activity in relation to age, body Townsend, M.C. (2008). Essentials of psychiatric
mass, health, and other factors in a cohort of mental health nursing: Concept of care in
Swedish men. Journal Obesity Retaion evidence-based practice (4th Ed.).
Metabolic Disorder, 26 (5), 670–675. Philadelphia: Davis Company.
Diperoleh dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov
/pubmed/12032752 United Nation. (2013). World population ageing
2013. New York: Departement of Economic
Rasinaho, M. (2006). Motives for and barriers to and Social Affairs.
phyiscal activity among older adults with
mobility limitation. Journal of Aging and Vossen, S.W., Collard, R.M., Voshaar, R.C.,
Physical Activity, 15 (1), 90–102. Diperoleh Comijs H.C., Vocht, H.M., & Naarding, P.
dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17 (2013). Physical (in) activity and depression in
387231 older people. Journal of Affective Disorders,
161, 65–72. doi: DOI: 10.1016/j.jad.2014.03.
Sari, K. (2012). Gambaran tingkat depresi pada 001
lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Mulya 01 dan 03 Jakarta Timur. (Skripsi Yaka, E., Keskinoglu, P., Ucku, R., & Yener, G.G.
sarjana, Universitas Indonesia). Universitas (2014). Prevalence and risk factors of
Indonesia, Jakarta. depression among community dwelling
elderly. Journal of Gerontology and Geriatrics,
Schoevers, R.A., Beekman, A.T., Deeg, D.J., 59, 150–154.
Geerlings, M.I., Jonker, C., & Tilburg, W.
(2000). Risk factors for depression in later life; World Health Organization. (2011). Global
results of prospective community based study. recomendations on physical activity for health:
Journal of Affective Disorder, 59, 127–137. 65 years and above. Diperoleh dari
doi: http://dx.doi.org/10.1016/S0165-0327(99) http://www.who.int/dietphysicalactivity/physic
00124-X al-activity-recommendations-65years.pdf?ua=1

Stanley, M.S. & Beare, P.G. (2005). Gerontological Wreksoatmodjo, B.R. (2013). Perbedaan
nursing: Promoting successful aging with karakteristik lanjut usia yang tinggal di
older adults (3rd Ed.). Philadelphi: F. A. Davis keluarga dengan yang tinggal di panti di
Company. Jakarta Barat. CDK-209, 40 (10), 738–
745.……………………………………………
Strawbridge, W.J., Deleger, S., Roberts, R.R., & ………………………………………………
Kaplan, G.A. (2002). Physical activity reduces ……………..
the risk of subsequent depression for older
adults. American Journal of Epidemiology,
158, 4. doi: 10.1093/aje/kwf047.

You might also like