You are on page 1of 20

PROPOSAL PENELITIAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN LAHAN


PERTANIAN DI KABUPATEN TUBAN MENGGUNAKAN
FRAMEWORK PMAPPER UNTUK ANALISA KEBIJAKAN
BIDANG PERTANIAN

Pelaksana :

1. Andik Adi Suryanto, S.Kom.


2. Amaludin Arifia, S.Kom.
3. Asfan Muqtadir, S.Kom.
4. Dwi Kurnia Basuki, M.Kom.

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN
2014
LEMBAR PENGESAHAN

Tuban, 28 Mei 2014

Mengetahui, Pengusul,
Ketua Prodi T. Informatika

Dwi Kurnia Basuki, M.Kom. Andik Adi S., S.Kom.

Menyetujui,
Kepala Lembaga Penelitian
Universitas PGRI Ronggolawe Tuban

Dr. H. Moh. Mu’minin, M.Pd.


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam perekonomian dan keberlangsungan hidup masyarakat, sektor
pertanian mempunyai peranan penting didalamnya, terutama kontribusinya
terhadap lapangan kerja dan pangan dalam negeri. Dengan luas lahan 183.994,56
ha Kabupaten Tuban berpotensi mampu mengembangkan usaha pertanian dalam
bidang pangan, perkebunan dan tanaman Hortikultura. Pertanian sebagai bagian
tak terpisahkan dari pembangunan daerah Kabupaten Tuban yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan petani serta meningkatkan kualitas dan kuantitas
produksi berbagai tanaman pangan sehingga akan mendorong kelancaran roda
perekonomian.
Pertanian memiliki dua manfaat bagi penduduk miskin, terutama
menciptakan lapangan kerja alternatif dan menciptakan akses yang lebih baik
untuk makanan (Galuh: 2013). Beatly T (2000) berpendapat saat ini dunia sedang
mengahadapi tiga masalah utama, antara lain: meningkatnya permintaan pangan,
pertumbuhan penduduk, dan penurunan kualitas ekologi.
Perkembangan pertanian tanaman pangan saat ini sangat erat kaitannya
dengan permasalahan pemanfatan lahan, pengalihan guna lahan pertanian akan
sangat mengancam luas lahan produksi pertanian seiring semakin lajunya roda
pembangunan daerah yang semakin pesat. Meningkatnya kebutuhan hidup dan
penggunaan lahan pertanian baik untuk keperluan produksi pertanian maupun
keperluan dalam bidang lainya membutuhkan perencanaan dan pengambilan
keputusan kebijakan untuk pemanfaatan yang paling optimal (Kubelaborbir:
2010).
Pemanfaatan lahan pada sektor pertanian seringkali bersaing dengan
sektor lain seperti industri, pemukiman dan perdagangan. Meningkatnya
kebutuhan lahan pertanian telah menimbulkan beberapa permasalahan yang
berkaitan dengan pemanfaatan lahan. Hal tersebut disebabkan juga oleh
kurangnya informasi yang berhubungan dengan produktifitas dan kelayakan
penggunaan lahan tersebut, sehingga mengesampingkan ketersediaan tanaman
pangan berkelanjutan dan menghiraukan manfaat asal dari lahan tersebut.
Penggunaan lahan yang tidak tepat untuk budidaya tanpa mempertimbangkan
faktor yang dapat menyebabkan penyalahgunaan sumber daya alam dan
penurunan kualitas lingkungan, pemuliaan kemiskinan dan konflik sosial lainnya
(Dao:2005).
Penyajian informasi melalui GIS saat ini menjadi landasan utama yang
digunakan sebagai memaparkan informasi-informasi yang berhubungan dengan
data spasial dan data pendukung penyampaian informasi lainnya. Penerapan GIS
merupakan langkah yang tepat untuk pemetaan daerah penentuan peruntukan
lahan pertanian. Teknologi GIS mengintegrasikan operasi pengolahan data
berbasis database yang biasa digunakan saat ini, seperti pengambilan visualisasi
yang khas serta berbagai keuntungan yang mampu ditawarkan analisis geografis
melalui gambar-gambar petanya berbasis web.
Sistem Informasi Geografis merupakan kombinasi manajemen database
dalam mengumpulkan dan menyimpan sejumlah data geospasial yang besar,
bersama-sama dengan kemampuan analisis spasial untuk mengetahui hubungan
geospasial antara entitas dari masing-masing data yang digunakan, ditambah
dengan peta layar yang berfungsi menggambarkan hubungan data geospasial
dalam dua dan tiga dimensi dalam bentuk peta (T. Nyerges:2009).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dao Huy Giap (2005): GIS
untuk evaluasi lahan budidaya udang, GIS dikembangkan untuk mengidentifikasi
dan memprioritaskan daerah yang paling cocok untuk budidaya udang. Studi ini
menunjukkan bahwa model evaluasi lahan berguna untuk mengidentifikasi daerah
yang cocok untuk budidaya udang dan untuk mengalokasikan lahan untuk
mendapatkan penghasilan yang efisien, konservasi yang efektif, dan pengelolaan
lahan yang berkelanjutan.

Penerapan GIS merupakan langkah yang tepat untuk pemetaan daerah


penentuan peruntukan lahan pertanian. Teknologi GIS mengintegrasikan operasi
pengolahan data berbasis database yang biasa digunakan saat ini, seperti
pengambilan visualisasi yang khas serta berbagai keuntungan yang mampu
ditawarkan analisis geografis melalui gambar-gambar petanya berbasis web.
Dalam penelitian ini, akan dirancang suatu Sistem Informasi Geografis yang dapat
memberikan informasi Pemetaan Lahan Pertanian Di Kabupaten Tuban yang
digunakan sebagai pengambilan informasi Untuk Analisa Kebijakan Bidang
Pertanian. Aplikasi GIS yang dirancangakan menggunakan Framework pmapper
dan teknologi WEBGIS yaitu Map Server khususnya paket MS4W yang bekerja
pada sistem operasi Windows.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, sehingga dapat
dirumuskan beberapa permasalahan yang ada, yaitu :
a) Bagaimana menghasilkan penyajian informasi untuk membantu analisa
kebijakan bidang pertanian sesuai penggunaan lahan pertanian di
wilayah Kabupaten Tuban dengan media grafik dalam penyajian data.
b) Bagaimana Sistem Informasi Geografis ini menampilkan data spasial
pemetaan lahan pertanian tanaman pangan, kondisi curah hujan dan
tinggi permukaan tanah dari permukaan laut pada wilayah Kabupaten
Tuban.
c) Bagaimana Sistem Informasi Geografis ini mengolah data produksi
komoditas tanaman pangan pada lahan pertanian di setiap tahun dan
menyajikan dalam bentuk informatif sebagai upaya membantu dalam
menganalisa kebijakan bidang pertanian.
d) Bagaimana membangun Sistem Informasi Geografis yang dapat
menghasilkan keluaran informatif dan mudah dimengerti oleh pengguna
sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal dan berguna untuk
instansi terkait di wilayah Kabupaten Tuban.

1.3.Batasan Masalah
Perumusalah masalah yang terpapar di atas diperoleh gambaran lingkupan
permasalahan yang begitu luas. Namun menyadari agar pembahasan sistem
yang diteliti tidak terlalu luas, maka peneliti perlu memberi batasan masalah
secara jelas dan terfokus.
a) Sistem Informasi Geografis (SIG) ini menyajikan informasi data spasial
dan pengolahan citra sebagai media pendukung informasi lahan secara
statis dengan peta hasil digitasi dari peta RT RW kabupaten Tuban.
b) Alternatif lahan untuk informasi lahan pertanian melingkupi lahan
sawah dan tegalan yang diperuntukkan komoditas pertanian tanaman
pangan.
c) Sistem Informasi Geografis (SIG) ini menyajikan informasi data spasial
dengan lingkup batas administrasi Kecamatan dan batas masing-masing
Desa.
d) Sistem Informasi Geografis ini menyajikan informasi tabel dan grafik
yang digunakan sebagai pengambilan informasi Untuk Analisa
Kebijakan Bidang Pertanian.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini agar dapat menyajikan informasi data spasial, tabel
dan grafik sebagai referensi informasi untuk menganalisa dan merencanakan
kebijakan bidang Pertanian pada Dinas Pertanian khususnya bidang Tanaman
Pangan di Kabupaten Tuban.

1.5.Manfaat peneilitian
1. Sebagai bahan persiapan dan acuan merealisasikan perencanaan maupun
target yang akan di capai dalam meningkatkan produktifitas komoditas
tanaman pangan dan memaksimalkan pemanfatan lahan pertanian pangan
pada Dinas Pertanian khususnya bidang Tanaman Pangan di Kabupaten
Tuban.
2. Dengan arti luas, data hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya
oleh Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Tuban dalam
menyusun rencana kebijakan lahan pertanian sesuai Rencana dan Strategi
yang telah ada.
3. Bahan pembanding bagi peneliti lain yang studi dalam bidang pemetaan
lahan petanian di Kabupaten Tuban.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertanian Tuban


Kabupaten Tuban dengan luas 183.994,56 Ha berpotensi untuk
pengembangan usaha pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan,
tanaman hortikultura dan usaha di bidang kehutanan terutama pembangunan
hutan rakyat (TDA BPS Tuban, 2013:3). Komoditi tanaman pangan yang banyak
diusahakan adalah padi, jagung, kacang tanah, kacang hijau, kedelai, ubi kayu,
ubi jalah dan jenis ubi-ubian lainnya. Komoditas diatas merupakan sumber
pendapatan para petani yang perlu terus di dorong peningkatan produksi dan
efisiensi usahanya guna meningkatkan pendapatan petani atau masyarakat
pedesaan dan disamping itu untuk mencukupi berbagai permintaan produk
permintaan.

2.2 Strategi dan Arah Kebijakan


Guna terwujudnya kemajuan pembangunan di sektor pertanian khususnya
Komoditas Tanaman Pangan maka Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian
Kabupaten Tuban menetapkan Strategi dan arah kebijakan sebagai berikut :
a. Meningkatkan Produksi Tanaman Pangan;
b. Mengembangkan sistem ketahanan pangan;
c. Membangun Agribisnis melalui pengembangan SDM dan SDA;
d. Pengamanan dan Penyelamatan produksi yaitu dengan jalan pengendalian
hama terpadu;
e. Mengadakan pembinaan intensif terhadap kelembagaan tani;
f. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani;
g. Pengembangan potensi lahan yang disesuaikan dengan tata ruang
kabupaten;
h. Perluasan areal tanam melalui pengembangan irigasi;
i. Peningkatan produksi tanaman pangan melalui peningakatan mutu
intensifikasi;
j. Pengembangan dan pengolahan hasil pertanian serta pemasarannya.

2.3 Program Kegiatan Peningkatan Mutu


Dari keseluruhan perencanaan tersebut dituangkan dalam bentuk program
dan kegiatan sebagai berikut :
a. Pengadaan Pompa Air Sungai;
b. Pengadaan Air Pompa Sumur Bor;
c. Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Pangan;
d. Promosi Atas Hasil Produksi Pertanian Unggulan Daerah;
e. Peningkatan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian;
f. Pembangunan Jalan Usaha tani;
g. Penyusunan Data Base Potensi Produksi Pertanian.
(Sumber : Reancana Strategis Dinas Pertanian Tahun, 2011 : 37)

2.4 Pmapper
Pmapper merupakan salah satu framework atau tool yang dapat
digunakan untuk membangun aplikasi pemetaan (SIG) yang berbasiskan layanan
web. Framework ini telah dikembangkan oleh DM Solutions Group dengan
tujuan untuk menghasilkan lingkungan kerja yang sangat customizable dan
adaptable dalam pendistribusian dan pengelolaan aplikasi-aplikasi web-mapping.

2.5 Sistem Informasi Geografis


GIS merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengelola (input,
manajemen, proses, dan output) data spasial atau data yang bereferensi geografis.
Setiap data yang merujuk lokasi di permukaan bumi dapat disebut sebagai data
spasial bereferensi geografis. Misalnya, data kepadatan penduduk suatu daerah,
data jaringan jalan suatu kota, data distribusi lokasi pengambilan sampel, dan
sebagainya (I Wayan Nuarsa, 2005 : 13).
Sistem Informasi Geografis merupakan kombinasi manajemen database
dalam mengumpulkan dan menyimpan sejumlah data geospasial yang besar,
bersama-sama dengan kemampuan analisis spasial untuk mengetahui hubungan
geospasial antara entitas dari masing-masing data yang digunakan, ditambah
dengan peta layar yang berfungsi menggambarkan hubungan data geospasial
dalam dua dan tiga dimensi dalam bentuk peta (T. Nyerges:2009).

2.6 MapServer
MapServer adalah sebuah lingkungan pengembangan bersifat sumber
terbuka (open source) untuk pengembangan aplikasi internet yang
memungkinkan pengolahan spasial. Bisa dijalankan sebagai sebuah program
CGI atau melalui Mapscript yang mendukung beberapa bahasa pemrograman.
MapServer dulunya dikembangkan oleh Universitas Minnesota. MapServer
asalnya dikembangkan dengan dukungan NASA, yang membutuhkan sebuah
cara untuk membuat citra satelit mereka bisa tersedia untuk umum. (Vatsavai:
2006).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Bahan dan Alat Penelitian

Adapun alat yang digunakan untuk mendukung pengerjaan Sistem Informasi


Geografis ini spesifikasinya sebagai berikut :

 Seperangkat komputer
 Quantum GIS 1.8.0 sebagai Pengolah Peta dan data spasial
 MS4W 3.0.6 sebagai Webgis Server
 pmapper-4.3.1 sebagai Framework Webgis
 PHP 5.4.0 Sebagai bahasa pemrograman webnya
 PostgreSQL 9.0 dan Postgis sebagai database

3.2 Prosedur Penelitian


Langkah-langkah yang dilakukan dalam membuat suatu rancangan sistem
informasi geografis yang dapat memberikan informasi Pemetaan Lahan
Pertanian Di Kabupaten Tuban yang digunakan sebagai pengambilan informasi
Untuk Analisa Kebijakan Bidang Pertanian, sebagai berikut :
1. Pengumpulan data
2. Analisa sistem
3. Desain sistem
4. Implementasi
5. Pengujian

3.2.1 Pengumpulan Data


Adapun metode pengumpulan data-data informasi yang dipergunakan adalah
sebagai berikut :
a. Metode Observasi
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data Raster Peta Wilayah dan
penggunaan lahan Kabupaten Tuban serta data atribut pendukung lainnya
seperti berikut :
Gambar 3.1. Peta Pola Ruang RTRW Kab. Tuban (Sumber BAPPEDA Tuban)

Gambar 3.2 Legenda Peta Pola Ruang RTRW Kab. Tuban (BAPPEDA Tuban)
(Sumber : Peta Rencana Pola Ruang RTRW Kab. Tuban, 2012)
b. Metode Kepustakaan
Metode ini digunakan untuk mencari data hasil produksi, luas panen,
penggunan lahan dan komoditas tanaman pangan dari tahun 2010 sampai tahun
2012 serta data lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Beberapa
datanya adalah sebagai berikut :
Tabel. 1

Data penggunaan lahan meliputi :

 Lahan Sawah
Mencakup sawah pengairan, tadah hujan, sawah pasang surut, rembesan,
lebak dan sebagainya.

 Lahan Tegalan atau ladang


Lahan kering yang ditanami tanaman musiman seperti padi ladang,
palawija dan letaknya terpisah dengan halaman sekitar rumah.

Tanaman Pangan adalah tanaman bahan makanan dalam produksi. Berikut ini
adalah jenis tanaman pangan, tanaman sayuran dan Buah-Buahan semusim yaitu
sebagai berikut :

Tabel. 2
Klasifikasi Produksi Tanaman

3.2.2 Analisa Sistem


Pada tahapan ini dilakukan analisa terhadap sistem lama dengan analisa
sistem yang diusulkan, serta kebutuhan data yang dibutuhkan untuk pengembanga
sistem.
a. Data Peta
Peta yang digunakan adalah peta berbasis vektor yang digunakan untuk
menampilkan informasi mengenai luas lahan pertanian di masing-masing
kecamatan dan desa. Line dan Polygon yang dimunculkan pada peta
dimaksudkan untuk memudahkan para pengguna untuk mendapatkan
informasi mengenai data-data lahan pertanian yang tersebar di kabupaten
tuban yang dipilih dengan mengklik layer dan kemudian muncul informasi
atribut yang dibutuhkan.

b. Data Spasial
Penggunaan data spasial untuk menggambarkan lahan pertanian
tanaman pangan dalam bentuk polygon dan line untuk menggambarkan
bataswilayah kecamatan maupun desa di Kabupaten Tuban. Objek ini
diperoleh dari hasil georeferensing, digitasi dan geoprosesing dari peta
pola ruang RTRW BAPPEDA dengan menggunakan perangkat lunak
Quantum GIS 1.8.0 sehingga menjadi peta yang mempunyai koordinat
sesuai keadaan sebenarnya dan menghasilkan proyeksi UTM.

c. Data Atribut
Data atribut adalah data yang menjelaskan tentang detail spasial. Data
yang akan ditampilkan berupa data nama kecamatan, desa, luas lahan,
ketinggian tanah, nama lahan dan penggunaan lahan. Atribut pada masing-
masing data tersebut akan dijelaskan pada kamus data. Pengguna dapat
melihat data atribut dari peta dengan mengklik line dan polygon tersebut,
jika pengguna mengklik line dan polygon maka akan menghasilkan
informasi field-field data yang ditampilkan secara otomatis.

3.2.3 Desain Sistem


Langkah ini menentukan dasar sistem yang akan dibuat. Kesalahan
dalam desain dapat menimbulkan hambatan, sebaliknya bila desainnya baik
akan membuat pengembangan (development), peningkatan fungsi
(enhancement), dan pemeliharaan (maintenance) sistem menjadi lebih
mudah dan efisien.
a. Kerangka Sistem Informasi
Kerangka sistem informasi merupakan gambaran fisik sebuah
sistem informasi dimana terdapat beberapa data yang merupakan sebuah
inputan dari sistem tersebut. Terdapat beberapa proses dan hasil
keluaran berupa data yang di tampilkan dengan beberapa model
penyajian.

Gambar 3.3 Kerangka Sistem Informasi

Pada gambar diatas merupakan kerangka sistem yang terdapat


input yang terdiri dari data-data yang akan di masukkan ke dalam sistem,
dan juga terdapat proses mengelola data dan menampilkan kedalam
beberapa model penyajian data. Hasil dari sebuah sistem tersebut di
sajikan dengan output berupa tampilan Webgis , tabel dan grafik.

3.2.4 Implementasi Sistem

Tujuan dari tahapan implementasi yaitu untuk melakukan uji coba


mengenai perangkat lunak sistem maupun perangkat keras sebagai sarana
pengolah data dan sekaligus penyaji informasi yang dibutuhkan. Selanjutnya akan
diimplementasikan pada sebuah sistem. Analisa dilakukan untuk melihat apakah
semua proses yang telah dibangun sudah berjalan dengan baik dan hasil yang
dikeluarkan sesuai dengan yang diharapkan.

3.2.5 Pengujian

Pada tahapan ini mencakup koreksi dari berbagai error yang tidak
ditemukan pada tahap-tahap terdahulu, perbaikan atas implementasi unit sistem
dan pengembangan pelayanan sistem, sementara persyaratan-persyaratan baru
ditambahkan. Pada tahap ini disarankan ada dua tahap review yang harus
dilaksanakan. Review pertama dilaksanakan pada saat yang tidak terlalu lama
setelah penerapan sistem, dimana proyek tim masih ada dan masing-masing
anggota masih segar untuk mengingat sistem yang mereka buat. Review
berikutnya dapat dilakukan kira-kira setelah semester pertama sistem berjalan,
tujuannya untuk meyakinkan apakah sistem tersebut sudah berjalan sesuai dengan
tujuan semula atau masih adakah perbaikan dan penyempurnaan yang harus
dilakukan.
BAB IV

PELAKSANA & ANGGARAN BIAYA

4.1. Pelaksana Penelitian


Sebagai pelaksana dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Nama : Andik Adi Suryanto, S.Kom.
NIDN/NUPN : 0725038101
Pangkat/Jabatan : Ketua Peneliti
Unit Kerja : Prodi Teknik Informatika

2. Nama : Amaludin Arifia, S.Kom.


NIDN/NUPN : 0730068401
Pangkat/Jabatan : Anggota Peneliti
Unit Kerja : Prodi Teknik Informatika

3. Nama : Asfan Muqtadir, S.Kom.


NIDN/NUPN : 9907146454
Pangkat/Jabatan : Anggota Peneliti
Unit Kerja : Prodi Teknik Informatika

4. Nama : Dwi Kurnia Basuki, M.Kom.


NIDN/NUPN : 00100447404
Pangkat/Jabatan : Anggota Peneliti
Unit Kerja : Prodi Teknik Informatika
4.2. Anggaran Biaya

Dalam pelaksanaan penelitian ini dibutuhkan anggaran dana sebesar Rp.


6.170.000,- yang akan diajukan melalui Lemlit Universitas PGRI Ronggolawe
Tuban dengan rincian pengeluaran sebagai berikut :

No. Item Pengeluaran Jumlah Satuan Harga/Satuan Total


1. ATK
- Kertas 3 Rim 30.000,- 90.000,-
- Alat Tulis 1 Paket 30.000,- 30.000,-
- Flash Disk 4 Unit 75.000,- 300.000,-
- Penggandaan 1 Paket 200.000,- 200.000,-
2. Alat & Bahan
- Pengadaan Perangkat Lunak 1 Paket 2.000.000,- 2.000.000,-
Pendukung
- Sewa Komputer 1 Paket 1.000.000,- 1.000.000,-
3. Biaya Komunikasi
- Internet 1 Paket 500.000,- 500.000,-
- Biaya Hosting (512 MB) 3 Bulan 250.000,- 750.000,-
4. Manual (Handbook)
- Pembelian Referensi 1 Unit 300.000,- 300.000,-
5. Publikasi Penelitian
- Seminar Nasional 1 Paket 1.000.000,- 1.000.000,-

Total Anggaran Penelitian 6.170.000,-


Daftar Pustaka

Gkatzoflias, D., Mellios, G., Samaras, Z., (2013). Development of a web GIS
application for emissions inventory spatial allocation based on open
sources of software tools, Journal of Computers & Geosciences, 52,
21–33.
Jansen, B. J., Ciamacca, C. C., & Spink, A. (2008). An analysis of travel
searching on the web. Journal of Information Technology and
Tourism, 10,101-118.
Chang, Grace, Canedy, L. (2011). Web-based GIS in tourism information search:
Perceptions, tasks, and trip attributes. Journal of Tourism
Management, 32, 1435-1437.
Indraprahasta, G. S., (2013). The potential of urban agriculture development in
Jakarta, Journal of Procedia Environmental Sciences, 17, 11 – 19.
Beatly T. Green urbanism: Learning from European cities.1st ed. Washington
DC: Island Press; 2000.
Dao, H. G., Yang ,Y., Amararatne Y., (2005). GIS for land evaluation for shrimp
farming in Haiphong of Vietnam, Journal of Ocean & Coastal
Management, 48, 51–63
Nyerges, T., (2009). Gis and Society, University of Washington, Seatle, WA,
USA.
Zhang, N., Runquist, R., Schrock, M., Havlin, J., Kluitenburg, G., Redulla, R.,
(1999). Making GIS a versatile analytical tool for research
inprecision farming, Journal of Computers and Electronicsin
Agriculture, 22, 221–231.
Simao, A., J.Denshamd, P., Mordechai Haklay, (2009). Web-based GIS for
collaborative planning and public participation: An application to the
strategic planning of wind farm sites, Journal of Environmental
Management, 90, 2027–2040.
Kubelaborbir, H., Yarangga, K., (2010). Zona Agreokologi Kabupaten Keerom
Provinsi Papua Berdasarkan Pendekatan Sistem Informasi Geografis
(SIG), Journal Agrikultura, 21(1), 77-84.
R. R. Vatsavai, S. Shekhar, T. E. Burk, S. Lime, (2006). Umn mapserver: A high
performance, interoperable, and open source web mapping and geo-
spatial analysis system, Geographic Information Science, pp. 400-
417.
BPS, 2013. Tuban Dalam Angka 2013. Tuban: Badan Pusat Statistik Tuban.
Wayan, I Nuarsa, 2005. Belajar Sendiri Menganalisis Data Spasial dengan
Arcview GIS 3.3 Untuk Pemula. Jakarta : PT. Media Komputindo

You might also like