You are on page 1of 12

MAKALAH

BEDSIDE TEACHING

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 2

ANNISA RAMA DONA 1614401065


MARISA AINI 1614401066
VERA ANJAR PANDINI 1614401067
GUSTINA ANGGUN NURJANAH 1614401068
OLIVIA ARIYANI 1614401069
PUTERI NADILA 1614401070
VETTY APRITA RAHARJO 1614401071
NI WAYAN NOVI ARYANTI 1614401072
ABDUL AZIZ SAPUTRA 1614401073
HANIFATUL ATTAHIROH 1614401074
MELDA SEPTIANI 1614401075
FERA LISTINA 1614401076

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN DIII KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa karena ramhat serta inayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “Bedside teaching” ini tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini sebagai pemenuhan tugas kelompok dari mata kuliah
Keperawatan Gawat Darurat.Selain itu, penyusunan makalah ini bermanfaat untuk
mengetahui dan menambah wawasan penyusun sebagai mahasiswa.Semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada kami dan kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini.Tentunya
karena keterbatasan yang dimiliki penyusun sebagai manusia, makalah ini belum
sempurna. Sehingga penyampaian atau pemberian kritik dan saran mengenai penyusunan
makalah ini sangat diharapkan oleh penyusun.

Bandar Lampung, Februari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5
C. Tujuan. ................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bedside Teacing ................................................................. 6


B. Tujuan Bedside Teaching ..................................................................... 6
C. Prinsip Dasar Bedside Teaching .......................................................... 6
D. Keuntungan Bedside Teacing .............................................................. 7
E. Kerugian Bedside Teaching ................................................................. 7
F. Pelaksanaan Bedside Teaching ............................................................ 7
G. Hambatan Bedside Teaching............................................................... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan metode pembelajaran di bidang kesehatan atau kedokteran dapat
dikatakan berjalan sangat lambat.Hingga tahun 1950-an, metode yang ada belum
banyak beranjak dari metode yang ada sejak zaman Hipocrates yaitu pembelajaran
didaktik l dan dijalankan atas arahan para pendidik yang menjadi narasumber
utama.Metode ini disebut sebagai metode tradisional.
Hingga sekarang sebagian besar tenaga pendidik di bidang kesehatan atau
kedokteran hanya mengandalkan metode pembelajaran tradisional dan enggan untuk
mengalihkan metode itu menjadi metode alternatif yang lebih menantang dan berhasil
guna.Hanya sebagian kecil tenaga pendidik atau sekolah kedokteran baru yang
banyak menggunakan metodealternatif yang terbukti efektif, salah satunya bedside
teaching.
Metode pembelajaran yang tepat efektif dan efisien sangat dibutuhkan bagi
pendidikan di bidang kedokteran atau kesehatan.Pada dasarnya luaran suatu sistem
pendidikan, bukanlah semata-mata tergantung dari metodenya, tetapi lebih kepada
bagaimana suatu metode diterapkan secara benar dan dilaksanakan oleh
orang yang sangat kompeten atau profesional dalam metode tersebut.
Bagaimanapun hebatnya metode pembelajaran bila para pengguna atau pelaksana
metode pembelajaran tidak memahami secara benar tentang konsep dan cara
penggunaanya, maka hasilnya juga tidak akan lebih efektif dari berbagai metode
sebelumnya. Tiga puluh (30) tahun yang lalu pelaksanaan bedside teachingmencapai
75 % dari waktu pembelajaran.Sedangkan pada tahun 1978 menurun hingga 16 % dan
pada tahun 2007 tidak diketahui bagaimana pelaksanaannya. Pembelajaran
merupakan salah satu metode mendidik peserta didik di klinik yang memungkinkan
pendidik memilih dan menerapkan cara mendidik yang sesuai dengan objektif
(tujuan), dan karakteristik individual peserta didik berdasarkan kerangka konsep
pembelajaran (Nursalam, 2002).Untukmembantu meningkatkankemampuan/perilaku
profesional tersebut pada mahasiswa,mempersiapkan/meminimalisir hal-hal yang
menjadi pengaruh dalam pembelajaran klinik dan memilih atau menerapkan metode
pembelajaran klinik dengan Bedside Teaching penting untuk dilakukan dengan
harapan peserta didik dapat menguasai keterampilan secara prosedural, tumbuh sikap
profesional melalui pengamatan langsung.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bedside teaching?
2. Apa tujuan bedside teaching?
3. Apa prinsip dasar bedside teaching?
4. Apa keuntungan bedside teaching?
5. Apa kerugian bedside teaching?
6. Bagaimana pelaksanaan bedside teaching?
7. Apa hambatan bedside teaching?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian bedside teaching.
2. Untuk mengetahui tujuan bedside teaching.
3. Untuk mengetahui prinsip dasar bedside teaching.
4. Untuk mengetahui keuntungan bedside teaching.
5. Untuk mengetahui kerugian bedside teaching.
6. Untuk mengetahui pelaksanaan bedside teaching.
7. Untuk mengetahui hambatan bedside teaching.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bedside Teaching


Bedside teaching adalah pembelajaran yang dilakukan langsung di depan pasien.
Dengan metode bedside teaching mahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan,
melaksanakan kemampuan komunikasi, keterampilan klinik dan profesionalisme,
menemukan seni pengobatan, mempelajari bagaimana tingkah laku dan pendekatan
dokter kepada pasien.
Bedside teaching merupakan pembelajaran kontekstual dan interaktif yang
mendekatkan pembelajaran pada real clinical setting. Bedside teachingmerupakan
metode pembelajaran yang peserta didiknya mengaplikasikan kemampuan kognitif,
psikomotor dan afektif secara terintegrasi. Sementara itu, dosen bertindak sebagai
fasilitator dan mitra pembelajaran yang siap untuk memberikan bimbingan dan umpan
balik kepada peserta didik. Di dalam proses bedside teaching diperlukan kearifan
fasilitator tentang kemungkinan timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan sebagai
akibat dari interaksi antara peserta didik (mahasiswa kesehatan) dan pasien.

B. Tujuan Bedside Teaching


1) Peserta didik mampu menguasai keterampilan prosedural.
2) Menumbuhkan sikap profesional.
3) Mempelajari perkembangan biologis/fisik.
4) Melakukan komunikasi dengan pengamatan langsung.

C. Prinsip Dasar Bedside Teaching


1) Adanya kesiapan fisik maupun psikologis dari pembimbing klinik peserta didik
dan klien.
2) Jumlah peserta didik dibatasi idealnya5-6 orang.
3) Lanjutkan dengan redemonstrasi.
4) Kaji permasalahan peserta didik sesegera mungkin terhadap apa yang dilakukan.
5) Kegiatan yang didemonstrasikan adalah sesuatu yang belum pernah diperoleh
peserta didik sebelumnya,atau apabila peserta didik menghadapi kesulitan
penerapannya.
D. Keuntungan Bedside Teaching
Dalam penelitian Williams K (Tufts Univ, Maret 2008) dihasilkan kesimpulan
bahwa bedside teaching sangat baik digunakan untuk mempelajari keterampilan
klinik.
Beberapa keuntungan bedside teaching antara lain :
1) Observasi langsung.
2) Menggunakan seluruh pikiran.
3) Klarifikasi dari anamnesa dan pemeriksaan fisik.
4) Kesempatan untuk membentuk keterampilan klinik mahasiswa.
5) Memperagakan fungsi :
a. Perawatan
b. Keterampilan interaktif
Bedside teaching tidak hanya dapat diterapkan di rumah sakit, keterampilan
bedside teaching juga dapat diterapkan di beberapa situasi di mana ada pasien.

E. Kerugian Bedside Teaching


1) Gangguan (misalnya ada panggilan telepon/HP berdering).
2) Waktu rawat inap yang singkat.
3) Ruangan yang kecil sehingga padat dan sesak.
4) Tidak ada papan tulis.
5) Tidak dapat mengacu pada buku.
6) Pelajar lelah.

F. Pelaksanaan Bedside Teaching


Keterampilan bedside teaching dapat kita laksanakan namun sulit mencapai
kesempurnaan. Oleh karena itu perlu perencanaan yang matang agar berhasil dan
efektif.
Persiapan sebelum pelaksanaan bedside teaching :
1. Persiapan
a) Tentukan tujuan dari setiap sesi pembelajaran.
b) Baca teori sebelum pelaksanaan.
2. Ingatkan mahasiswa akan tujuan pembelajaran :
a) Mendemonstrasikan pemeriksaan klinik.
b) Komunikasi dengan pasien.
c) Tingkah laku yang profesional.
3. Persiapan Pasien
a) Keadaan umum pasien baik.
b) Jelaskan pada pasien apa yang akan dilakukan.
4. Lingkungan/Keadaan
Pastikan keadaan ruangan nyaman untuk belajar :
a) Tarik gorden.
b) Tutup pintu.
c) Mintalah pasien untuk mematikan televisinya.

Pelaksanaan bedside teaching antara lain:


1) Membuat peraturan dasar
a. Pastikan setiap orang tahu apa yang diharapkan dari mereka.
b. Mencakup etika.
c. Batasi interupsi jika mungkin.
d. Batasi penggunaan istilah kedokteran saat di depan pasien.

2) Perkenalan
a. Perkenalkan seluruh anggota tim.
b. Jelaskan maksud kunjungan.
c. Biarkan pasien menolak dengan sopan.
d. Anggota keluarga diperkenankan boleh berada dalam ruangan jika pasien
mengizinkan.
e. Jelaskan pada pasien atau keluarga bahwa banyak yang akan
didiskusikan, mungkin tidak diterapkan langsung pada pasien.
f. Undang partisipasi pasien dan keluarga.
g. Posisikan pasien sewajarnya posisi tim di sekitar tempat tidur.

3) Anamnesa
a. Hindari pertanyaan tentang jenis kelamin atau ras.
b. Hindari duduk di atas tempat tidur pasien.
c. Izinkan interupsi oleh pasien dan pelajar untuk menyoroti hal penting atau
untuk memperjelas.
d. Jangan mempermalukan dokter yang merawat pasien.
4) Pemeriksaan fisik
a. Minta pelajar untuk memeriksa pasien.
b. Izinkan pasien untuk berpartisipasi(mendengarkan bising, meraba hepar, dll).
c. Minta tim untuk mendemonstrasikan teknik yang tepat.
d. Berikan beberapa waktu agar pelajar dapat menilai hasil pemeriksaan yang
baru pertama kali ditemukan.

5) Pemeriksaan Penunjang
a. Jika mungkin tetap berada disamping tempat tidur.
b. Rongent, ECG bila mungkin.
c. Izinkan pasien untuk meninjau ulang dan berpartisipasi.

6) Diskusi
a. Ingatkan pasien bahwa tidak semua yang didiskusikan akan dilaksanakan,
biarkan pasien tahu kapan itu biasa dilaksanakan.
b. Hati-hati memberikan pertanyaan yang tidak dapat dijawab kepada mahasiswa
yang merawat pasien.
c. Berikan pertanyaan pertama kali pada tim yang paling junior.
d. “Saya tidak tahu” adalah jawaban yang tepat, setelah itu gunakan kesempatan
untuk mencari jawaban.
e. Hindari bicara yang tidak perlu.
f. Izinkan pasien untuk bertanya sebelum meninggalkan tempat tidur.
g. Minta pasien untuk menanggapi bedside teaching yang telah dilakukan.
h. Ucapkan terima kasih pada pasien.

G. Hambatan Bedside Teaching


Dalam pelaksanaan bedside teaching, ada beberapa hambatan yang mungkin timbul
dalam pelaksanaan bedside teaching :
1. Gangguan (misalnya panggilan telepon).
2. Waktu rawat inap yang singkat.
3. Ruangan yang kecil sehingga padat dan sesak.
4. Tidak ada papan tulis.
5. Tidak dapat mengacu pada buku.
6. Pelajar lelah.

Adapun beberapa hambatan dari pasien :


1. Pasien merasa tidak nyaman.
2. Menyakiti pasien, terutama pada pasien yang kondisi fisiknya tidak stabil.
3. Pasien tidak ada di tempat.
4. Pasien salah pengertian dalam diskusi.
5. Pasien tidak terbuka.
6. Pasien tidak kooperatif atau marah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bedside teaching adalah pembelajaran yang dilakukan langsung di depan pasien.
Dengan metode bedside teachingmahasiswa dapat menerapkan ilmu pengetahuan,
melaksanakan kemampuan komunikasi, keterampilan klinik dan profesionalisme,
menemukan seni pengobatan, mempelajari bagaimana tingkah laku dan pendekatan
dokter kepada pasien.
Metode bedside teaching merupakan salah satu metode pembelajaran klinik yang
efektif, namun hingga saat ini publikasi bedside teaching tidak terlalu gencar,
sehingga masih banyak pusat pendidikan kesehatan yang belum menerapkannya.

B. Saran
Penulis mengharapkan agar pembaca dapat mengetahui dan memanfaatkan
makalah ini untuk menambah wawasan tentang metode bedside teaching sehingga
pembaca dapat menerapkan ilmu pengetahuan, melaksanakan kemampuan
komunikasi, keterampilan klinik dan profesionalisme, menemukan seni pengobatan,
mempelajari bagaimana tingkah laku dan pendekatan tenaga medis (dokter, bidan,
perawat, dll)kepada pasien, sehingga masyarakat dapat menghargai profesi tenaga
medis dan mereka dapat lebih mencintai profesinya dengan melihat peran dan
tanggung jawab tenaga medis sebagai tenaga pendidik nantinya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Metode Bedside Teaching. http://academiclifeinem.blogspot.com


(Diaksestanggal 01 Juli 2014).
Anonim. 2012. Bedside Teaching dalam Keperawatan. http://ksuheime.blogspot.com
(Diakses tanggal 01 Juli 2014.
Eksap, hendrik.2011. BedsideTeaching. http://www.hendrikeksap.blogspot.com
(Diaksestanggal 01 Juli 2014).

You might also like