You are on page 1of 8

ARTIKEL METODOLOGI PENELITIAN

Disusun Oleh:
Nova Tusiana 1603025022

FAKULATAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2018
KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI TANAMAN HIAS TERHADAP
PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI KOTA SAMARINDA

(Studi Kasus: Kelurahan Bukit Pinang Kecamatan Samarinda Ulu)

Nur Fifi Arista


Pembimbing I : Mursidah, S.P., M.M.
Pembimbing II : Firda Juita, S.P., M.P

ABSTRAK

Kontribusi pendapatan merupakan persentase perbandingan antara jumlah


pendapatan usahatani tanaman hias dengan total pendapatan keluarga secara
keseluruhan. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan petani dari
usahatani tanaman hias, pendapatan rumah tangga petani dan kontribusi usahatani
tanaman hias. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif dan
analisis kontribusi pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan besarnya rata-rata
penerimaan petani adalah Rp 101.093.541,67 bulan-1 ha-1. Pendapatan rata-rata
usahatani tanaman hias sebesar Rp 87.825.772,57 bulan-1 ha-1. Total pendapatan
rumah tangga sebesar Rp 29.050.411,79 bulan-1. Kontribusi rata-rata usahatani
tanaman hias terhadap pendapatan rumah tangga petani sebesar 86,09%. Usahatani
tanaman hias menyumbang cukup tinggi terhadap pendapatan rumah tangga petani

Kata Kunci: tanaman hias, pendapatan, kontribusi

PENDAHULUAN menunjang pembangunan


perekonomian di Indonesia adalah
A. Latar Belakang sektor pertanian, karena itu sektor
Pekonomian nasional tidak pertanian hingga saat ini masih
terlepas dari berkembangnya sumber memegang peran penting bagi
daya alam yang dimiliki oleh suatu perekonomian nasional. Hal ini
Negara. Indonesia merupakan Negara didasarkan pada perannya sebagai
berkembang yang memiliki penyedia bahan pangan bagi
sumberdaya alam yang berlimpah. penduduk, bahan baku industri, serta
Salah satu sektor yang paling
sebagai sumber penghasil devisa mempercantik ruangan serta mengusir
setelah sektor minyak dan gas. nyamuk dan serangga.
Tingkat kesejahteraan ekonomi Usahatani tanaman hias bunga
masyarakat bukan hanya ditentukan mawar. bunga melati, bunga kenanga
oleh tingkat pendapatan per kapita dan bunga kantil merupakan jenis
tetapi juga oleh faktor-faktor lain. usahatani yang banyak ditemui.
Pendapatan per kapita adalah Usahatani ini dapat berupa budidaya
pendapatan rata-rata penduduk. tanaman hias dan perdagangan
Pendapatan per kapita yang tanaman hias seperti menjual bunga
selanjutnya dibandingkan dengan tabor dan bunga rangkaian (untuk
standar garis kemiskinan yang telah pengantin).
ditetapkan sebagi untuk mengetahui
tingkat pendapatan, selain pendapatan, B. Rumusan Masalah
distribusi pendapatan juga merupakan 1. Berapa besar pendapatan
faktor penting lain yang menentukan usahatani tanaman hias ?
keadaan kesejahteraan ekonomi 2. Berapa total pendapatan
masyarakat umumnya (Sukimo, 2006). rumah tangga petani ?
Kontribusi pendapatan merupakan 3. Berapa besar kontribusi
persentase perbandingan antara jumlah usahatani tanaman hias
pendapatan usahatani tanaman hias terhadap total pendapatan
dengan total pendapatan keluarga petani tanaman hias ?
secara keseluruhan. Semua tanaman
hias memunculkan kesan indah dari C. Tujuan
bagian tubuhnya mulai dari bunga, 1. Mengetahui pendapatan
daun, buah, batang dan bahkan usahatani tanaman hias.
pepagannya. Beberapa tanaman hias 2. Mengetahui pendapatan rumah
juga diketahui mempunyai bagian tangga petani tanaman hias.
tumbuhan yang mengeluarkan aroma 3. Mengetahui kontribusi
segar untuk mengharumkan ruangan, usahatani tanaman hias
atau bisa juga ditanam untuk terhadap total pendapatan.
usahatani tanaman hias adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN Rp218.899.500,00 bulan-1 ha-1.
Biaya lain-lain yang
A. Hasil dikeluarkan untuk usahatani
1. Biaya Produksi, Penerimaan, tanaman hias yaitu untuk box
dan Pendapatan Usahatani pengiriman keluar kota dan plastik
Tanaman Hias sebesar Rp45.400.500,00 bulan-1
a. Biaya Produksi ha-1.
Biaya produksi yang c. Biaya Tetap
dikeluarkan untuk usahatani Biaya tetap yang dikeluarkan
tanaman hias adalah untuk usahatani tanaman hias
Rp13.267.769,10 bulan-1 ha-1. adalah biaya penyusutan alat. Alat
b. Biaya Tidak Tetap yang digunakan adalah cangkul,
Biaya tidak tetap yang handsprayer, parang, arit, linngga,
dikeluarkan untuk usahatani mulsa, gembor dan ember. Jumlah
terdiri dari biaya sarana penyusutan alat yang dikeluarkan
produksi, biaya tenaga kerja, dan pada usahatani tanaman hias
biaya lain-lain. Biaya tenaga adalah sebesar Rp7.999.958,33
kerja yang diperhitungkan adalah bulan-1 ha-1.
biaya pengolahan lahan. d. Produksi dan Penerimaan
penanaman, pemupukan Produksi merupakan hasil
pemeliharaan, dan pemanenan. yang diperoleh dari usahatani
Tenaga kerja yang tanaman hias selama satu bulan.
diperhitungkan adalah nilai Jumlah produksi yang diperoleh
dengan standar penuh tenaga dari 24 responden petani tanaman
kerja yang berlaku. Upah yang hias bunga mawar sebesar
berlaku yaitu Rp75.000.000,00 1.804,00 kg bulan-1, Bunga melati
hari-1. Jumlah biaya tenaga kerja sebesar 7.210,00 kg bulan-1,
yang dikeluarkan untuk bunga kenanga sebesar 1.092,00
kg bulan-1, dan bunga kantil
sebesar 190,00 kg bulan-1. pertanian. Pendapatan usahatani
Masing-masing produksi tersebut non tanaman hias ini meliputi
dihasilkan per 0,39 ha. sawit, sayur-sayuran dan jagung.
Penerimaan diperoleh dari hasil Sumber pendapatan petani non
kali produksi dengan harga jual. dari non pertanian meliputi
Harga yang berlaku untuk bunga pekerjaan sebagai buruh,
mawar adalah Rp 108.240.000,00 karyawan swasta, pedagang,
kg-1, bunga melati adalah Rp wirausaha, ternah dan Pegawai
504.700.000,00 kg-1, bunga Negeri Sipil (PNS). Rata-rata
kenanga Rp37.128.000,00 kg-1 pendapatan non pertanian sebesar
dan bunga kantil Rp39.900.000,00 Rp 3.791.667,00 bulan-1.
kg-1. Jumlah penerimaan tanaman Berdasarkan pendapatan dari
hias hanya Rp 2.426.245.000,00 usahatani tanaman hias,
bulan-1 ha-1. pendapatan dari usahatani non
e. Pendapatan tanaman hias dan pemndapatan
Pendapatan merupakan selisih dari non pertanian maka rata-rata
antara penerimaan dengan seluruh pendapatan rumah tangga petani
biaya yang dikeluarkan oleh di Kelurahan Bukit Pinang yaitu
petani selama kegiatan usahanya. sebesar Rp 29.057.911,79 bulan-1.
Jumlah pendapatan petani 3. Kontribusi Usahatani
tanaman hias sebesar Rp Tanaman Hias
2.108.482.291,00 bulan-1 ha-1. Usahatani tanaman hias
2. Pendapatan Rumah Tangga sangat membantu petani untuk
Petani memenuhi kebutuhan keluarga,
Pendapatan rumah tangga karena pada usaha ini petani dapat
petani di Kelurahan Bukit Pinang parten setiap hari dalam jumlah
tidak hanya diperoleh dari usaha yang cukup, berbeda dengan
tanaman hias saja. Pendapatan tanaman lainnya yang musiman.
lainnya diperoleh dari usahatani Selain mendapakan pendapatan
non tanaman hias dan non dari usahatani tanaman hias,
petani jaga memperoleh B. Pembahasan
pendapatan dari usaha lainnya 1. Pendapatan
diluar usahatani tanaman hias. Pendapatan yang diperoleh
Pendapatan rumah tangga dari masing-masing responden petani
usaha lain diperoleh dari hasil di tidak jauh berbeda. Hal ini
bertani sawit sayur-sayuran dan dikarenakan lahan yang dimiliki
jugadari pekerjaan lain diluar petani di Kelurahan Bukit Pinang
pertanian seperti buruh karyawan sebagian besar memiliki luas
swasta, PNS dan lain-lain baik lahan yang sama semukin besar
yang dikerjakan oleh kepala luas lahan semakin besar pula
keluarga maupun anggota kebutuhan input untuk proses
keluarga. Total pendapatan rumah produksi. Semakin besar output
tangga disini dihitung dari yang dihasilkan maka akan besar
pendapatan usahatani tanaman pula pendapatan yang diperoleh.
hias, pendapatan diluar usahatani Hal ini dapat dilihat dari
tanaman hias dan pendapatan dari pendapatan yang diperoleh dari
usaha lainnya. usahatani tanaman hias tersebut
Rata-rata kontribusi mampu mencukupi kebutuhan
usahatani tanaman hias keluarga. Para petani tanaman hias
pendapatan rumah tangga petani tertarik menjalankan usaha ini
sebesar 86,09% dengan rata-rata dengan alasan usahatani tersebut
pendapatan rumah tangga petani merupakan usaha sampingan yang
sebesar Rp29.050.411,79 bulan-1. mudah untuk dilaksanakan karena
Hal ini menunjukkan bahwa dengan mengusahakan tanaman
usahatani tanaman hias hias mereka tetap menjalankan
merupakan sumber pendapatan usaha lainnya.
yang sangat menunjang. Data 2. Pendapatan Rumah Tangga
menunjukkan lebih dari 75% Petani
pendapatan rumah tangga berasal Pendapatan rumah tangga
dari usahatani tanaman hias. petani secara keseluruhan sudah
sangat tinggi. Karena pendapatan bulan September sampai bulan
rumah tangga tidak hanya berasal Oktober 2017. Dipilihnya Kelurahan
dari pendapatan usahatani Bukit Pinang sebagai lokasi penelitian
tanaman hias, tetapi diperoleh dari karena daerah tersebut terdapat 24
pendapatan diluar usahatani petani yang sedang mengembangkan
tanaman hias dan usaha lainnya komoditi tanaman hias.
diluar bidang pertanian. B. Metode Pengumpulan Data
3. Kontribusi Usanatani Datu yang diperlukan adalah data
Tanaman Hias primer data sekunder. Data primer
Petani tanaman hias diperoleh melalui pengamatan
menganggap usahatani mereka langsung ke lokasi dan mengadakan
cukup berhasil. Usahatani wawancara langsung kepada
tanaman hias memberikan responden menggunakan kuisioner.
kontribusi yang cukup besar Data sekunder diperlukan untuk
terhadap total pendapatan menunjang data primer.
rumahtangga petani yaitu 86,06%. C. Metode Pengambilan Sampel
Pendapatan usahatani tanaman Pengambilan sampel untuk petani
hias digunakan petani untuk tanaman hias dilakukan dengan
memenuhi kebutuhan keluarga sampling jenuh atau secara sensus.
seperti biaya makan sehari-hari,
biaya sekolah anak, dan lain-lain. KESIMPULAN
Kontribusi usahatani tanaman hias Pendaputan rata-rata usahatani
dengan tingkat kontribusi diatas tanaman hias sebesar Rp87.825.772,57
75% dinilai cukup tinggi. bulan-1. Total pendapatan rumah
tangga petani memperoleh pendapatan
METODE sebesar Rp29.050.411,79 bulan-1.
Kontribusi usahatani tanaman hias di
A. Waktu dan Tempat Kelurahan Bukit Pinang Kecamatan
Tempat Penelitian ini telah Samarinda Ulu Kota Samarinda
dilaksanakan selama 2 bulan dari
sebesar 86,06% bulan-1, kontribusi ini Gustina, H. 2004. Analilis Pendapatan
termasuk dalam kategori tinggi. Usahatani untuk Produk
Pertanian. Selemba Empat.
REFERENSI Jakarta.
Sukirno, S. 2006. Pengantar Teori Hernanto, F. 1993. Ilmu Usahatani.
Mikroekonomi. Raja Grafindo Persana. Penebaran Swadaya. Jakarta.
Jakarta Sugiyono. 2009. Statistik untuk
Pertanian. Alfabeta. Bandung.

You might also like