Professional Documents
Culture Documents
A. PENDAHULUAN
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman penyebab
Tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.
Tuberkulosis merupakan penyakit yang menular melalui droplet pernapasan
yang kemungkinan transmisi timbul akibat kontak erat dengan individu yang
sakit. Dalam sekali batuk, pasien Tuberkulosis dapat menyebarkan droplet yang
mengandung lebih dari 3500 kuman dan 4500-1000000 kuman dalam sekali
bersin. Karena cara penyebarannya yang sangat mudah, hingga saat ini kuman
penyebab Tuberkulosis masih sulit dieradikasi.
B. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis (TBC) sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah
kesehatan di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi DOTS telah
diterapkan.
Dalam laporan WHO tahun 2013 :
1. Diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TBCC pada tahun tahun 2012
dimana 1,1 juta orang ( 13%) diantaranya pasien TBCC dengan HIV
positif. Sekitar 75 % dari pasien tersebut berada di wilayah Afrika.
2. Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat 450.000 orang yang menderita
TBC MDR dan 170.000 diantaranya meninggal dunia.
3. Meskipun kasus dan kematian TBC sebagian besar pada pria tetapi
angka kesakitan dan kematian wanita akibat TBC juga sangat tinggi.
Diperkirakan terdapat 2,9 juta kasus TBC pada tahun 2012 dengan
jumlah kematian mencapai 410.000 diantaranya adalah 160.000 wanita
dengan HIV positif. Separuh dari orang yang meninggal dengan HIV
positif karena TBC pada tahun 2012 adalah wanita.
4. Pada tahun 2012 diperkirakan proporsi kasus TBC anak di antara
seluruh kasus TBC secara global mencapai 6 % (530.000 anak/tahun)
sedangkan kematian anak (dengan status HIV negative) yang
menderita TBC mencapai 74.000 kematian/tahun atau sekitar 8 % dari
total kematian yang disebabkan oleh TBC
5. Meskipun jumlah kasus TBC dan kematian TBC tetap tinggi untuk
penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dan disembuhkan tetap fakta
juga menunjukkan keberhasilan dalam pengendalian TBC.
Peningkatan angka insidensi TBC secara global telah berhasil
dihentikan dan menunjukkan tren penurunan (turun 2 % /tahun pada
tahun 2012, angka kematian juga sudah berhasil diturunkan 45 % bila
dibandingkan tahun 1990.
Sekitar 75 % pasien TBC adalah kelompok usia produktif secara ekonomis
(15-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TBC dewasa akan kehilangan rata-
rata waktu kerjanya 3-4 bulan. Hal tersebut berakibat kehilangan pendapatan
tahunan rumah tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat TBC maka
akan hilang pendapatannya sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara
ekonomis, TBC juga memberikan dampak buruk lainnya secara sosial, seperti
stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat.
Indonesia telah mencapai kemajuan bermakna dalam upaya pengendalian
TBC bahkan beberapa target MDG’s telah tercapai sebelum waktu target, namun
perlu diwaspadai karena masih ada beberapa tantangan utama yang harus
dihadapi agar tidak menghambat laju pencapaian target program selanjutnya.
Salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah masih banyaknya
kasus TBC yang hilang atau tidak terlaporkan ke program. Pada tahun 2012
diperkirakan ada pasien ada sekitar 130.000 kasus TBC yang belum terlaporkan.
Salah satu tantangan internal yang masih dialami program pengendalian
nasional, yakni fasilitas pelayanan kesehatan yang ada belum sepenuhnya
terlibat dalam program pengendalian TBC. Bersumber data dasar provinsi pada
tahun 2012, BKPM/BBKPM/RS Paru dan 98% dari jumlah puskesmas yang ada
telah menerapkan strategi DOTS. Namun baru sekitar 38% RS (Pemerintah,
BUMN, TNI, Polri dan Swasta) yang menerapkan pelayanan dengan
menggunakan strategi DOTS.
Oleh karena itu, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No 43 Tahun 2016, yaitu setiap orang dengan penyakit TBC
mendapatkan pelayanan TBC sesuai standar, maka setiap rumah sakit di
Indonesia wajib melakukan pelayanan TBC DOTS.
C. TUJUAN
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TBC dalam rangka
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
2. Mengadakan pelayanan Tuberkulosis, termasuk Tuberkulosis sensitif
obat dan Tuberkulosis resisten obat yang paripurna, merata, bermutu dan
berkeadilan sesuai dengan strategi DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah
Kalideres.
F. SASARAN KEGIATAN
NO JENIS KEGIATAN SASARAN
1. Promosi kesehatan Tercapainya 100% sosialisasi
2. Surveilans Tuberkulosis Tercapaiaya 100% kegiatan surveilans
3. Pengendalian faktor risiko Tercapainya 100% kegiatan pengendalian
Tuberkulosis faktor risiko Tuberkulosis
4. Penemuan dan penanganan Cakupan penemuan kasus Tuberkulosis
kasus Tuberkulosis sensitif/resisten obat sebesar 70%
Tercapainya 85% penggunaan alat TCM
untuk diagnosis Tuberkulosis
Tercapainya 90% pasien Tuberkulosis
sensitif/resisten obat diobati/enrollment
Tercapainya 90% kesembuhan pasien
Tuberkulosis sensitif obat yang diobati,
dan 70% bagi pasien Tuberkulosis
resisten obat
5. Pemberian obat pencegahan Tercapainya 75% pasien anak atau
tuberkulosis immunocompromised yang datang ke
rumah sakit diberikan obat pencegahan
tuberkulosis
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
BULAN
NO JENIS KEGIATAN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
1. PROMOSI KESEHATAN
Pengadaan, pembagian, dan pemasangan media
edukasi (leaflet, poster, video edukasi)
Seminar awam dan jejaring dalam rangka TB day
2. SURVEILANS TUBERKULOSIS
3. PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO TUBERKULOSIS
Sosialisasi Strategi TemPO
Edukasi kepada pengunjung etika batuk, cara penularan
Tuberkulosis, PHBS, pemakaian APD
4. PENEMUAN DAN PENAGANAN KASUS TBC
Pelayanan Tuberkulosis
Penguatan jejaring internal
Penguatan jejaring eksternal
5. PEMBERIAN OBAT PENCEGAHAN TUBERKULOSIS
6. MONITORING DAN EVALUASI
Rapat Tim DOTS
Monitoring dan evaluasi
7. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pelatihan bagi Tim DOTS
Inhouse trainning petugas kesehatan rumah sakit terkait
pelayanan Tuberkulosis
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Kegiatan Tim DOTS dievaluasi setiap bulan yang diadakan melalui kegiatan
rapat bulanan. Hasil evaluasi bualanan tersebut digunakan sebagai dasar untuk
rencana tindak lanjut dan sebagai program kerja tahunan berikutnya.
2. Laporan tahunan
Laporan akhir tahun memuat evaluasi program kerja Tim DOTS Rumah
Sakit Umum Daerah Kalideres yang telah dilakukan selama 1 tahun, dan
menyusun ulang program kerja Tim DOTS untuk tahun yang akan
datang.