You are on page 1of 21

Pedoman Pengorganisasian

Unit Kerja Poliklinik DOTS

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KALIDERES


Jalan Satu maret No. 48 Kel. pegadungan Kec. Kalideres, Jakarta Barat
Telp. 021-54390575
Email: rskalideres@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TBC) sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah
kesehatan di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi DOTS telah
diterapkan.
Dalam laporan WHO tahun 2013 :
1. Diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TBCC pada tahun tahun 2012
dimana 1,1 juta orang ( 13%) diantaranya pasien TBCC dengan HIV
positif. Sekitar 75 % dari pasien tersebut berada di wilayah Afrika.
2. Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat 450.000 orang yang menderita
TBC MDR dan 170.000 diantaranya meninggal dunia.
3. Meskipun kasus dan kematian TBC sebagian besar pada pria tetapi
angka kesakitan dan kematian wanita akibat TBC juga sangat tinggi.
Diperkirakan terdapat 2,9 juta kasus TBC pada tahun 2012 dengan
jumlah kematian mencapai 410.000 diantaranya adalah 160.000 wanita
dengan HIV positif. Separuh dari orang yang meninggal dengan HIV
positif karena TBC pada tahun 2012 adalah wanita.
4. Pada tahun 2012 diperkirakan proporsi kasus TBC anak di antara
seluruh kasus TBC secara global mencapai 6 % (530.000 anak/tahun)
sedangkan kematian anak (dengan status HIV negative) yang
menderita TBC mencapai 74.000 kematian/tahun atau sekitar 8 % dari
total kematian yang disebabkan oleh TBC
5. Meskipun jumlah kasus TBC dan kematian TBC tetap tinggi untuk
penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dan disembuhkan tetap fakta
juga menunjukkan keberhasilan dalam pengendalian TBC. Peningkatan
angka insidensi TBC secara global telah berhasil dihentikan dan
menunjukkan tren penurunan (turun 2 % /tahun pada tahun 2012,
angka kematian juga sudah berhasil diturunkan 45 % bila dibandingkan
tahun 1990.
Sekitar 75 % pasien TBC adalah kelompok usia produktif secara ekonomis
(15-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TBC dewasa akan kehilangan rata-
rata waktu kerjanya 3-4 bulan. Hal tersebut berakibat kehilangan pendapatan
tahunan rumah tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat TBC maka
akan hilang pendapatannya sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara ekonomis,
TBC juga memberikan dampak buruk lainnya secara sosial, seperti stigma bahkan
dikucilkan oleh masyarakat.
Indonesia telah mencapai kemajuan bermakna dalam upaya pengendalian
TBC bahkan beberapa target MDG’s telah tercapai sebelum waktu target, namun
perlu diwaspadai karena masih ada beberapa tantangan utama yang harus
dihadapi agar tidak menghambat laju pencapaian target program selanjutnya.
Salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah masih banyaknya
kasus TBC yang hilang atau tidak terlaporkan ke program. Pada tahun 2012
diperkirakan ada pasien ada sekitar 130.000 kasus TBC yang belum terlaporkan.
Salah satu tantangan internal yang masih dialami program pengendalian
nasional, yakni fasilitas pelayanan kesehatan yang ada belum sepenuhnya terlibat
dalam program pengendalian TBC. Bersumber data dasar provinsi pada tahun
2012, BKPM/BBKPM/RS Paru dan 98% dari jumlah puskesmas yang ada telah
menerapkan strategi DOTS. Namun baru sekitar 38% RS (Pemerintah, BUMN,
TNI, Polri dan Swasta) yang menerapkan pelayanan dengan menggunakan
strategi DOTS.
Oleh karena itu, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No 43 Tahun 2016, yaitu setiap orang dengan penyakit TBC
mendapatkan pelayanan TBC sesuai standar, maka setiap rumah sakit di
Indonesia wajib melakukan pelayanan TBC DOTS.

B. Tujuan
Tujuan Umum:
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TBC dalam rangka pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.

Tujuan Khusus:
1. Mengadakan pelayanan Tuberkulosis yang paripurna, merata, bermutu, dan
berkeadilan sesuai dengan strategi DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah
Kalideres.
2. Sebagai pedoman bagi seluruh Tim TBC DOTS dan unit kerja terkait dalam
rangka pelayanan Tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres.
3. Menuwujudkan pelayanan Tuberkulosisi di rumah sakit yang terarah,
terstruktur, dan tepat sasaran.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Berdasarkan instruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta untuk pembentukan 15


Rumah Sakit Umum Daerah di wilayah DKI Jakarta, salah satunya adalah perubahan
Puskesmas Daerah Kalideres menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres pada
bulan April 2015. Puskesmas Daerah Kalideres berdiri tahun 1997 yang merupakan
pecahan dari wilayah kerja Puskesmas Daerah Cengkareng. Daerah Kalideres berada
pada ujung barat Provinsi DKI Jakarta. Bagian dari kota Administrasi Jakarta Barat dan
merupakan daerah pemukiman dan sedikit pergudangan atau industri, terletak 6 - 10 km
dari permukaan laut dengan luas wilayah 30.433 km2, terdiri dari 5 kelurahan yaitu
kelurahan Kalideres, Kamal, Tegal Alur, Semanan, dan Pegadungan. Terletak di Jalan
Satu Maret Nomor 48, Kelurahan Pegadungan. Kecamatan Kalideres. Memiliki luas
tanah 2600 meter persegi dengan luas bangunan 1500 meter persegi.
Seiring dengan berjalannya waktu puskesmas kecamatan ini mengalami
perkembangan pembangunan secara pesat. Pada tahun 2012 Gudang Obat
Puskesmas Kecamatan Kalideres yang terletak di samping belakang gedung
Puskesmas Kecamatan mendapat rehab total dan pada Januari 2013 sudah difungsikan
sebagai UGD, layanan rawat inap dan lain-lain.
Fasilitas kesehatan yang ada diwilayah Kecamatan Kalideres tahun 2005 meliputi,
praktek 24 jam, dr. umum, dr. Gigi, praktek bidan, apotek, laboratorium, Klinik KB.
Batas – batas wilayah :
 Sebelah Timur : Kelurahan Cengkareng Barat Kec. Cengkareng
 Sebelah Barat : Kelurahan Batu Ceper Tangerang Banten
 Sebelah Utara : Kelurahan Penjaringan Utara dan Desa Benda
Tangerang Banten
 Sebelah Selatan : Kelurahan Cipondoh Tangerang Banten.
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI, DAN TUJUAN RUMAH SAKIT

A. VISI
Menjadi rumah sakit terbaik di kelasnya se-DKI Jakarta.

B. MISI
1. Meingkatkan kualitas SDM yang handal dan profesonal di bidangnya
2. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang efektif, efisien, dan bermutu tinggi
3. Meningkatkan fasilitas rumah sakit dengan sarana prasarana yang
berkualitas
4. Menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan dinamis
5. Menjalin kemitraan dengan berbagai instansi terkait

C. FALSAFAH
1. Pelayanan jasa rumah sakit berdasarkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menjunjung tinggi nilai kehidupan dan nilai luhur kemanusiaan.
3. Pengelolaan secara profesional dan mandiri.

D. NILAI
Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres diselenggarakan dengan nilai-nilai
dasar antara lain:

1. Integritas
2. Loyalitas
3. Tanggung jawab
4. Kerja sama
5. inovatif

E. TUJUAN RUMAH SAKIT


Tujuan didirikan rumah sakit umum daerah kalideres adalah agar tersedianya
sebuah fasilitas kesehatan dengan sarana dan prasaran yang memadai sehingga
dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik untuk masyarakat di wilayah
Kecamatan Kalideres khususnya dan warga DKI Jakarta pada umumnya.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

A. Susunan Organisasi Tim Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS)

DIREKTUR RUMAH SAKIT


dr. Fify Mulyani, MARS

PENANGGUNG JAWAB
dr. Heludi Wahyu Arso

KETUA TIM DOTS


dr. Puji Astuti, SpP

SEKRETARIS
dr. Rahma Lutfiana Yaktiani

ANGGOTA

DOKTER PELAKSANAN PELAKSANA LABORATORIUM


HARIAN KEPERAWATAN  Farah Dina Irhami
dr. Rahma Lutfiana Yaktiani Nurdin, AMK  Arie Amriani

FARMASI DATA OFFICER PIC TB 06


 Voldolea R., Sfarm, Apt  Lintang D. K., AMd.Kep Eneng Mulyani, AMK
 Inna Wulan Sari  Nurdin, AMK

KURIR DAHAK
Muhammad Faisal
B. Susunan Organisasi Tim Ahli Klinis Manajemen Terpadu Penendalian
Tuberkulosis Resisten Obat (MTPTRO)

DIREKTUR RUMAH SAKIT


dr. Fify Mulyani, MARS

PENANGGUNG JAWAB
dr. Heludi Wahyu Arso

KETUA TIM AHLI KLINIS KETUA TIM ADHOC


dr. Puji Astuti, SpP dr. Irene Tanoyo, SpPD

DOKTER SPESIALIS
 dr. Yusuf Almasyur, SpOG, Mkes (Obs-Gin)
 dr. Tiurma Lisapene, SpA (Anak)
 dr. Alifah Alwi, SpTHT, Mkes (THT)
 dr. Darwin Gozali, SpM (Mata)
 drg. Tiara Widyarini, SpOrt (Gigi)
 dr. Alfi Isra, SpS (Saraf)
 dr. Salwito, SpPK (Patologi Klinik)
 dr. Bayu Elnovrianic B. SpB (Bedah)

DOKTER PELAKSANA HARIAN


dr. Rahma Lutfiana Yaktiani
BAB VI
URAIAN JABATAN

A. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres


Uraian tugas Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres:
1. Membentuk Tim DOTS Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres melalui Surat
Keputusan;
2. Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap
penyelenggaraan pelayanan Tuberkulosis;
3. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana
termasuk anggaran yang dibutuhkan;
4. Mengesahkan Standar Prosedur Operasional ( SPO ) untuk pelayanan
Tuberkulosis

B. Kepala Pelayanan Medis


Uraian tugas Kepala Pelayanan Medis:

C. Ketua Tim DOTS


Uraian tugas Ketua Tim DOTS:
1. Sebagai koordinator tim DOTS
2. Melaksanakan fungsi perencanaan program dan pelayanan Tuberkulosis
3. Merencanakan dan mengusulkan peralatan, barang habis pakai dan obat-
obatan sesuai kebutuhan medis di pelayanan DOTS.
4. Menyusun program pengembangan dan pelatihan untuk seluruh staf di Unit
Poliklinik DOTS.
5. Menyusun rencana kegiatan tiap tahun di Unit Poliklinik DOTS.
6. Mengadakan rapat bulanan tim DOTS
7. Melakukan pemeriksaan pasien TBC di poliklinik DOTS
8. Membuat Alur, Standar Prosedur Operasional (SPO), Kebijakan dan
pedoman lainnya tentang TBC dan poliklinik DOTS di RSUD Kalideres.
9. Bertanggung jawab tentang pengobatan pasien TBC sesuai DOTS

D. Sekretaris Tim DOTS


Uraian tugas Sekretaris Tim DOTS:
1. Sebagai koordinator unit poliklinik DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah
Kalideres
2. Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan semua kegiatan
pelaksanaan pelayanan keperawatan di Unit Poliklinik DOTS.
3. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja perawat dan penunjangnya.
4. Merencanakan dan mengusulkan peralatan, barang habis pakai dan obat-
obatan sesuai kebutuhan medis di Unit Poliklinik DOTS
5. Memantau pemeliharaan alat-alat inventarisasi
6. Memberikan bimbingan dan arahan teknis pekerjaan kepada perawat lain di
Unit Poliklinik DOTS secara berkesinambungan
7. Membuat laporan bulanan
8. Menerima usulan dan keluhan yang timbul dari perawat dan penunjang lain
di Unit Poliklinik DOTS
9. Membantu melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai
kemampuan
10. Bertanggung jawab terhadap pencatatan, monitoring dan evaluasi
pengobatan pasien TBC termasuk pelacakan pasien loss to follow up.

E. Ketua Tim Ahli Klinis


Uraian tugas Ketua Tim Ahli Klinis:
1. Bertanggung jawab terhadap penjaringan suspek, penegakan diagnosis,
dan pengobatan pasien Tuberkulosis resisten obat
2. Melakukan penanganan lanjutan manajemen efek samping obat
Tuberkulosis Resisten Obat
3. Memutuskan keberlangsungan pengobatan pasien Tuberkulosis resisten
obat
4. Berkoordinasi dengan dokter keahlian lain dalam keberlangsungan
pengobatan pasien Tuberkulosis resisten obat

F. Ketua Tim AD HOC


Uraian Ketua Tim Ad Hoc:
1. Berkoordinasi dengan Ketua Tim Ahli Klinis dan dokter keahlian lain dalam
memberikan pertimbangan pengobatan pasien Tuberkulosis resisten obat
2. Melakukan penanganan lanjutan manajemen efek samping obat
Tuberkulosis Resisten Obat sesuai dengan keahlian bidang masing-masing

G. Dokter Pelaksana Harian


Uraian tugas dokter pelaksana harian:
1. Melakukan pemeriksaan dan analisis medis terhadap pasien baru maupun
pasien lama sesuai dengan prosedur yang berlaku
2. Memberikan edukasi dan konseling tentang masalah kesehatan pasien
3. Melakukan monitoring dan evaluasi status pengobatan pasien
4. Melakukan pencatatan dan pelaporan diagnosis, pemeriksaan, dan
pengobatan pasien
5. Melakukan manajemen efek samping obat sesuai dengan kompetensi
6. Membantu koordinasi konsultasi medis kepada dokter spesialis

H. Pelaksana Keperawatan
Uraian tugas pelaksana keperawatan:
1. Menyiapkan fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk kelancaran
pelayanan di Unit Poliklinik DOTS dan memudahkan pasien dalam
menerima pelayanan.
2. Menerima pasien baru maupun pasien lama sesuai prosedur yang berlaku.
3. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien sesuai batas
kemampuannya.
4. Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuannya secara optimal.
5. Menyiapkan dan membantu pasien untuk pemeriksaan dokter.
6. Mendampingi pasien yang dirujuk sesuai kebutuhan untuk pemeriksaan
diagnostik, tindakan pengobatan dan perawatan lanjutan.
7. Membuat pencatatan dan pelaporan tentang dokumen asuhan keperawatan
Poliklinik DOTS, Rekam Medis, Formulir Bantu TBC dan administrasi
keuangan.
8. Memelihara peralatan keperawatan dan medis supaya dalam keadaan siap
pakai.
9. Mengikuti pertemuan berkala untuk membahas masalah-masalah yang
timbul di Unit Poliklinik DOTS, pelatihan dan pengembangan serta
bimbingan dalam rangka meningkatkan kinerja Unit Poliklinik DOTS.

I. Laboratorium
Uraian tugas penanggung jawab petugas laboratorium:
1. Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan semua kegiatan
pelaksanaan pelayanan TBC di Unit Laboratorium.
2. Mengikuti pertemuan berkala untuk membahas masalah-masalah yang
timbul di Unit Laboratorium berkaitan dengan TBC.
3. Mengikuti pelatihan dan pengembangan serta bimbingan dalam rangka
meningkatkan kinerja dalam hal TBC di Laboratorium.
4. Mencatat data pasien di Formulir Bantu TBC (TBC04)
5. Melakukan pemeriksaan BTA dan Tes Cepat Molekuler sesuai standard
prosedur operasional

J. Farmasi
Uraian tugas penanggung jawab petugas farmasi:
1. Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan semua kegiatan
pelaksanaan pelayanan TBC di Unit Farmasi.
2. Mengikuti pertemuan berkala untuk membahas masalah-masalah yang
timbul di Unit Farmasi berkaitan dengan TBC.
3. Membuat perencanaan permintaan Obat (OAT dan non OAT) dan alat
kesehatan berhubungan dengan TBC.
4. Mengikuti pelatihan dan pengembangan serta bimbingan dalam rangka
meningkatkan kinerja dalam hal TBC di Unit Farmasi.
5. Mengatur penyimpanan dan persediaan Obat (OAT dan non OAT) di RSUD
Kalideres agar tidak rusak

K. Data Officer
Uraian tugas data officer dalam Tim DOTS:
1. Memasukkan data pasien dari Formulir Bantu TBC ke sistem informasi
sehingga data dapat tercatat secara nasional (SITT)
2. Mengikuti pertemuan berkala Poliklinik DOTS untuk membahas masalah-
masalah yang timbul tentang pencatataan dan pelaporan TBC.
3. Mengikuti pelatihan dan pengembangan serta bimbingan dalam rangka
meningkatkan kinerja dalam hal pencatatan dan pelaporan TBC.

L. PIC TB 06
Uraian tugas PIC TB 06:
1. Bertanggung jawab terhadap kelengkapan pengisian buku TB 06 di Rumah
Sakit Umum Daerah Kalideres
2. Memberikan sosialisasi cara penulisaan buku TB 06 kepada petugas di unit-
unit pelayanan di luar poliklinik DOTS

M. Kurir Dahak
Uraian tugas petugas kurir dahak adalah sebagai pengantar sampel dahak rujukan
ke laboratorium eksternal.
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Pelayanan Tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres dilaksanakan


dengan cara menguatkan koordinasi di jejaring internal dan eksternal.

A. JEJARING INTERNAL
Jejaring internal adalah jejaring antar semua unit terkait di dalam rumah sakit
yang menangani kasus Tuberkulosis, termasuk Tuberkulosis resisten obat. Rumah
sakit mengembangkan panduan praktik klinik Tuberkulosis yang dituangkan dalam
bentuk Standar Prosedur Operasional (SPO) agar alur pelayanan Tuberkulosis
menjadi jelas. Untuk keberhasilan jejaring internal, perlu didukung oleh Tim DOTS
rumah sakit. Tim DOTS Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres mengkoordinasikan
kegiatan penatalaksanaan semua pasie Tuberkulosis, termasuk pasien
Tuberkulosis resisten obat.
Tim Ahli Klinis (TAK) merupakan bagian dari struktur Tim DOTS rumah sakit
yang khusus melaksanakan penatalaksanaan kasus Tuberkulosis resisten obat di
fasyankes rujukan atau sub-rujukan Tuberkulosis resisten obat.

B. JEJARING EKSTERNAL
Jejaring eksternal adalah jejaring yang dibangun antara fasyanker rujukan
dengan sesama fasyankes dan institusi lain terkait pengendalian Tuberkulosis,
termasuk penatalaksanaan pasien Tuberkulosis resisten obat dan difasilitasi oleh
Dinas Kesehatan setempat.
Tujuan jejaring eksternal:
1. Semua pasien Tuberkulosis, termasuk Tuberkulosis resisten obat
mendapatkan akses pelayanan Tuberkulosis yang bermutu, mulai dari
siagnosis, pemeriksaan pemantauan, dan tindak lanjut hasil
pengobatan sampai akhir pengobatan.
2. Menjamin keberlangsungan dan keteraturan pengobatan pasien
sampai tuntas.

Gambar 1 Skema jejaring eksternal pelayanan Manajemen Terpadu Pelayanan


Tuberkulosis Resisten Obat (MTPTRO)
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Tim DOTS rumah sakit disusun agar dapat mencapai visi, misi dan tujuan dari
Pelayanan Tuberkulosis di rumah sakit. Tim DOTS dibentuk berdasarkan kaidah
organisasi yang miskin struktur dan kaya fungsi dan dapat menyelenggarakan tugas,
wewenang dan tanggung jawab secara efektif dan efisien. Adapun pola ketenagaan Tim
DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres sebagai berikut:

NO JABATAN KUALIFIKASI KEBUTUHAN

1. Ketua Tim DOTS  Dokter Spesialis Paru/tenaga dokter 1 orang


profesional
 Tertarik dalam pelayanan Tuberkulosis
 Mengikuti pelatihan Manajemen
Pelayanan Tuberkulosis
1. Sekretaris/  Dokter/tenaga perawat minimal D3 1 orang
Koordinator  Tertarik dalam pelayanan Tuberkulosis
Poliklinik DOTS  Mengikuti pelatihan Manajemen
Pelayanan Tuberkulosis
 Memilki kemampuan leadership
2. Dokter Pelaksana  Dokter Spesialis Paru/tenaga dokter 1 orang
Harian profesional
 Tertarik dalam pelayanan Tuberkulosis
 Mengikuti pelatihan Manajemen
Pelayanan Tuberkulosis
3. Tim Ahli Klinis  Dokter Spesialis Paru/tenaga dokter 1 orang
profesional
 Mengikuti pelatihan Manajemen
Pelayanan Tuberkulosis Resisten Obat
4. Tim Ad Hoc  Dokter spesialis di bidang masing-masing 1 orang disetiap
 Tertarik dalam pelayanan Tuberkulosis bidang keahlian

Pelaksana
4.  Perawat minimal pendidikan D3 1 orang
Keperawatan  Tertarik dalam pelayanan Tuberkulosis
 Mengikuti pelatihan Manajemen
Pelayanan Tuberkulosis
Laboratorium
5.  Analis laboratorium minimal D3 Minimal 1 orang
 Tertarik dalam pelayanan Tuberkulosis
 Mengikuti pelatihan Pelayanan
laboratorium Tuberkulosis
7. Farmasi  Asisten apoteker/apoteker Minimal 1 orang
 Tertarik dalam pelayanan Tuberkulosis
 Mengikuti pelatihan Pelayanan farmasi
Tuberkulosis
8. PIC TB 06  Perawat minimal pendidikan D3 1 orang
 Tertarik dalam pelayanan Tuberkulosis
 Mengikuti pelatihan Manajemen
Pelayanan Tuberkulosis
9. Data Officer  D3 Rekam Medis/D3 Keperawatan 1 orang
 Mengkuti pelatihan Data Officer
Tuberkulosis
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi pelayanan Tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Daerah


Kalideres diberikan kepada semua unit pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah
Kalideres. Hal tersebut dilakukan mengingat pasien terduga Tuberkulosis dapat
ditemukan di semua unit pelayanan rumah sakit. Adapun materi orientasi yang diberikan,
antara lain:

1. Definisi Tuberkulosis
2. Kriteria diagnosis pasien terduga Tuberkulosis
3. Permintaan pemeriksaan penunjang pendukung diagnosis Tuberkulosis
4. Pencatatan dan pelaporan penemuan kasus Tuberkulosis
5. Upaya pencegahan dan pengendalian terkait pelayanan Tuberkulosis
6. Edukasi, informasi, dan konseling pasien Tuberkulosis
BAB X
PERTEMUAN RAPAT

Rapat yang diselenggarakan oleh Tim DOTS Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres
sebagai berikut:
1. Rapat Rutin
Rapat rutin Tim DOTS Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres dilaksanakan
setiap bulan dengan rincian pelaksanaan:
Tempat : Menyesuaikan
Peserta : Seluruh Tim DOTS Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres
Materi : - Evaluasi kinerja program dan pelayanan DOTS tiap
bulan, serta kinerja selama 1 tahun pada rapat akhir
tahun
- Permasalahan dalam pelayanan Tuberkulosis di
rumah sakit
2. Rapat Insidentil
Adalah Rapat yang diselenggarakan sewaktu-waktu diluar jadwal rapat rutin jika
ada suatu hal yang perlu dibahas segera
BAB XI
PELAPORAN

Tim DOTS Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres membuat laporan secara tertulis
mengenai pelayanan Tuberkulosis yang sudah dilakukan di rumah sakit secara rutin
berupa:

1. Laporan bulanan
Laporan bulanan dibuat secara tertulis berupa rekapan hasil pelayanan DOTS
dan kegiatan program DOTS. Dari laporan bulanan tersebut, Ketua Tim DOTS
rumah sakit akan membuat laporan triwulan (tiap 3 bulan) yang akan
dipresentasikan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak
manajemen rumah sakit dan untuk mendapatkan rekomendasi.

2. Laporan tahunan
Laporan akhir tahun memuat evaluasi program kerja Tim DOTS Rumah Sakit
Umum Daerah Kalideres yang telah dilakukan selama 1 tahun, dan menyusun
ulang program kerja Tim DOTS untuk tahun yang akan datang.

You might also like