You are on page 1of 2

Pembahasan

Dalam praktikum kali ini, untuk menentukan distribusi ukuran partikel digunakan alat
pengayakan standar Shooepe Shacker. Penggunaan alat tersebut untuk penentuan distribusi
ukuran partikel menggunakan kecepatan 5 rpm selama waktu 10 menit. Dari hasil pengayakan
dapat diketahui massa partikel yang tertinggal pada masing-masing mesh dimana pada alat
terdapat 6 macam mesh yakni mesh 40, 60, 80, 100, 120 dan pan penampung. Semakin besar
nomor mesh menandakan semakin kecil ukuran partikel yang dapat melewati ayakan, dengan
perngertian nomor mesh 40 sama dengan satu inchi lubangnya terdapat 40 lubang.

Dari hasil praktikum yang diperoleh, didapatkan hasil bahwa sampel yang digunakan
yaitu SDL ( Spraydride Lactose ) berbentuk granul dan Amylum berbentuk serbuk yang
memiliki jumlah distribusi ukuran partikel yang berbeda. Dimana jumlah bobot SDL (
Spraydride Lactose ) lebih banyak pada mesh 40 yaitu dengan bobot sebanyak 11,15 gram
dibandingkan dengan mesh yang lain dengan jumlah bobot akhir sebanyak 24,90 gram.
Sedangkan jumlah bobot Amylum ( serbuk ) lebih banyak pada mesh 40 juga yaitu dengan
bobot 22,33 gram dibandingkan dengan mesh yang lain dengan jumlah bobot akhir sebanyak
24,95 gram. Sehingga dapat diketahui bahwa amylum ( serbuk ) memiliki keseragaman
kehalusan serbuk yang baik dibandingkan SDL ( Spraydride Lactose ).

Mencari kecepatan alir sudut dapat dilakukan dengan menggunakan alat corong. Dari
hasil penentuan kecepatan alir dengan corong dapat juga menentukan sudut istirahat atau angle
ct respons. Kecepatan alir sudut dilakukan dengan cara menuangkan bahan dengan lubang
corong ditutup. Kemudian buka tutup dasar dan catat waktu yang dibutuhkan untuk mengalir
dengan stopwatch. Hitung waktu yang diperlukan zat saat mengalir dari corong hingga ke alat
ukur jari-jari. Dari percobaaan yang dilakukan didapatkan waktu alir yang dibutuhkan untuk
SDL ( Spraydride Lactose ) yang direplikasi sebanyak 3 kali yakni 03,78 detik, 03,38 detik,
dan 02,52 detik. Sedangkan untuk Amylum ( serbuk ) waktu yang diperlukan 0 detik karena
tidak memiliki waktu alir.

Sudut istirahat mencerminkan gaya gesek ( frichional force ) yang terjadi antar partikel
serbuk. Semakin besar gaya gesek maka hambatan untuk mengalir semakin besar sehingga
sudut istirahat menjadi semakin besar. Pada sampel SDL ( Spraydride Lactose ) memiliki sifat
alir yang baik dengan sudut istirahat rata-rata 18,09 sedangkan pada amylum ( serbuk )
memiliki sifat alir yang kurang baik dengan sudut istirahat 0 karena tidak memiliki waktu alir.
Kesimpulan

Dalam praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa distribusi ukuran partikel Amylum
lebih baik dari pada SDL ( Spraydride Lactose ) karena ukuran partikel Amylum lebih seragam
dibandingkan dengan SDL (Spraydride Lactose ) dengan diameter 318,96 mm dan diameter
Amylum 410,66 mm. Sedangkan kecepatan alir SDL ( Spraydride Lactose ) lebih baik
dibandingkan dengan Amylum karena Amylum tidak mampu jatuh ( mengalir ) ke alat ukur
jari-jari ( kecepatan aliran 0 ).

You might also like