Professional Documents
Culture Documents
DENGAN KUSTA
Disusun Oleh
NIM : P1337420617047
1.3 Etiologi
Penyakit kusta disebabkan oleh M .leprae yang ditemukan oleh G.H.
Armauer Hansen tahun 1873 di Norwegia. Basil ini bersifat tahan asam,
bentuk pleomorf lurus, batang ramping dan sisanya berbentuk paralel
dengan kedua ujung-ujungnya bulat dengan ukuran panjang 1-8 um dan
diameter 0,25-0,3 um. Basil ini menyerupai kuman berbentuk batang yang
gram positif, tidak bergerak dan tidak berspora. Dengan pewarnaan Ziehl-
Nielsen basil yang hidup dapat berbentuk batang yang utuh, berwarna merah
terang, dengan ujung bulat (solid), sedang basil yang mati bentuknya
terpecah-pecah (fragmented) atau granular. Basil ini hidup dalam sel
terutama jaringan yang bersuhu rendah dan tidak dapat dikultur dalam
media buatan (in vitro).
Mycobacterium Leprae bersifat obligat intraseluler yang menyerang
saraf perifer, kulit, dan organ lain seperti mukosa saluran napas bagian atas,
hati, dan sumsum tulang kecuali susunan sistem saraf pusat. Masa
membelah diri bakteri ini selama 12-21 hari dan masa tunasnya antara 40
hari sampai 40 tahun.
1.4 Klasifikasi
Klasifikasi kusta bertujuan untuk menentukan regimen pengobatan
prognosis, komplikasi dan perencanaan operasional. Sehubungan dengan
penggunaan regimen Multi Drug Therapy (MDT), maka WHO
mengklasifikasikan kusta menjadi dua tipe, yaitu:
1.4.1 PB (Pausi Basiler)
Tipe PB adalah tipe kusta kering, tipe kusta ini tidak menular
tetapi cukup berbahaya bagi penderita karena dapat menimbulkan
cacat bilatidak diobati dengan teratur.
1.4.2 MB (Muti Basiler)
a. Klasifikasi Madrid
Klasifikasi Madrid merupakan salah stu klasifikasi umum yang
disebut juga klasifikasi iternasional dan memiliki tujuan untuk
menentukan regiemen pengobatan, prognosis dan komplikasi.
Klasifikasi ini dibedakan menjadi: tipe I (inditerminate), tipe B
(Borderline), tipe L (lepromatus).
b. Klasifikasi Ridley Jopling
Adapun klasifikasi yang banyak dipakai pada bidang penelitian
adalah klasifikasi menurut Ridley dan Jopling yang mengelompokkan
penyakit kusta menjadi lima kelompok berdasarkan gambaran klinis,
bakteriologis, histoptologis, dan imunologis. Sekarang klasifikasi ini
juga secara luas dipakai di klinik dan untuk pemberantasan. Adapun
klasifikasi Ridley Jopling adalah tipe TT (Tuberculoid– Tuberculoid),
tipe BB (Borderline–Borderline), tipe BT (Borderline–Tuberculoid),
tipe BL (Borderline–Leptromatous), tipe LL Lepromatous–
Lepromatous (Adhi Djuanda, 2010:4).
1.6 Komplikasi
Cacat merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada pasien kusta
akibat kerusakan fungsi saraf tepi maupun karena neuritis sewaktu terjadi
reaksi kusta. Reaksi kusta atau reaksi lepra adalah suatu episode akut dalam
perjalanan kronis penyakit kusta yang merupakan reaksi kekebalan (respon
seluler) atau reaksi antigen-antibodi (respon humoral) dengan akibat
merugikan pasien. Reaksi ini dapat terjadi pada pasien sebelum mendapat
pengobatan, selama pengobatan dan sesudah pengobatan. Namun sering
terjadi pada 6 bulan sampai setahun sesudah mulai pengobatan.
Malu Metastasea
Kontraktur otot dan sendi
Inefektif koping
individu
Gangguan aktivitas
Infasif bakteri
Dapat mendeteksi
resiko
Pengendalian resiko :
pengetahuan personal
safety
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc Jilid 2. Jogjakarta:
Mediaction.
Muttaqin Alim, Sari Kumala. 2013. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Integumen. Jakarta: Salemba Medika.