You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian
Defisit Perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktifitas perawatan diri
secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK
(toiletting). (Keliat 2006).
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahtraan fisik dan pisikis. (Tarwono dan Wartona
2000). Kurang perawatan diri adalah kondisi di mana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya, (Poter,Perry).

B. Etiologi
Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut :
 Kelelahan fisik
 Penurunan kesadaran

C. Rentang Respon Kognitif


Asuhan yang dapat di lakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat diri
sendiri :
1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri :
a. Bina hubungan saling percaya
b. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan
c. Kuatkan kemampuan klien merawat diri
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri :
a. Bantu klien merawat diri
b. Ajarkan ketrampilan secara bertahap
c. Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung :
a. Sediakan perlengkapan yang di perlukan untuk mandi
b. Dekatkan peralatan mandi biar mudah di jangkau.
c. Sediakan lingkugan yang aman dan nyaman bagi klien

D. Tanda dan Gejala


a) Mandi/Hygiene
Klien mengalami ketidak mampuan dalam membersihkan badan, memperoleh
atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan
perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
b) Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan
pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien
juga memiliki ketidak kemampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih
pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan
pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang
memuaskan mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.

c) Makan
Klien mempunyai ketidak mampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
makanan menangani perkakas, mengunyah makanan, membuka konteiner,
mencerna makanan menurut cara yang di terima masyarakat, mengambil cangkir
atau gelas serta mencerna cukup makanan dengan aman.

d) BAB/BAK (toileting)
Klien memiliki keterbatasan atau ketidak mampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil, duduk, atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian
untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan
menyiram toilet atau kamar kecil. Keterbatasan perawatan diri di atas biasanya di
akibatkan karena stressor yang cukup berat dan sulit di tangani oleh klien. Klien
bisa mengalami harga diri rendah sehingga dirinya tidak mau mengurus atau
merawat dirinya sendiri bik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan maupun
BAB/BAK. Bila tidak di lakukan intervensi oleh perawat maka kemungkinan
klien bisa mengalami masalah resiko tinggi isolasi social. (Nita Fitria 2009).

E. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan dari defisit perawatan diri
a. Psikoteraupetik yang meliputi :
1) Bina hubungan saling percaya
2) Bimbing klien untuk mengungkapkan perasaannya
3) Bantu dan bimbing Klien menemukan cara menyelesaikan masalah
(coping) yang konstruktif
4) Beri penghargaan atau pujian atas keberhasilan Klien
b. Kegiatah hidup sehari-hari
1) Bimbing Klien memenuhi kebutuhan Nutrisi dan cairan
2) Bimbing Klien melaksanakan kebersihan diri
3) Bimbing Klien dalam melakukan kegiatan
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Asuhan Keperawatan adalah faktor penting dalam survival dan pasien dalam aspek-aspek
pemeliharaan rehabilitative dan preventif perlatan kesehatan. Untuk sampai pada hal ini
pasien gangguan jiwa sering mengalami ketidak pedulian merawat diri yang merupakan
gejala negative, hal ini menyebabkan pasien di kucilkan dalam keluarga maupun masyarakat.

1. Pengkajian
Dalam memberikan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama yang
paling penting di lakukan oleh Perawat, baik menderita pertama kali masuk rumah
sakit (untuk mengetahui riwayat dan perjalanan penyakit yang di alami klien) maupun
selama penderita dalam masa perawatan (untuk mengetahui perkembangan pasien dan
kebutuhan serta mengidentifikasi masalah yang di hadapi). (Keliat 2009).
Metode atau cara pengumpulan data yang di lakukan adalah dengan cara
pengkajian, wawancara, pemeriksaan fisik, observasi atau pengamatan catatan atau
status pasien, kolaborasi dengan dokter.

Isi pengkajian terdiri dari :


a. Identitas meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, pendidikan,
pekerjaan, tanggal di rawat, tanggal pengkajian, dan nomor regirtrasi medical.
b. Keluhan utama/alasan masuk, riwayat keluhan.
c. Faktor Predisposisi
 Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
 Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
 Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemmpuan realitas yang kurang,
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
 Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan
diri.
d. Faktor presipitasi
Yang merupakan presifitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan,
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah, yang di alami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan
diri.
e. Aspek fisik meliputi
TTV, tinggi badan. Berat badan, dan keluhan fisik.
f. Aspek psikososial meliputi :
Genogram, konsep diri, hubungan spritual, dan sosial.
g. Status mental meliputi :
Penampilan, pembicaraan, aktivitas motorik, alam perasaan, afek, interaksi,
kesadaran, memori tingkat konsentrasi dan berhitung, kemampuan penilaian dan
daya tarik diri.
h. Kebutuhan persiapan pulang
i. Mekanisme koping
j. Masalah psikososial dan lingkungan
k. Pengetahuan
l. Aspek medic

Hal-hal yang perlu di kaji pada Klien dengan defisit perawatan diri :

a. Masalah Keperawatan : Defisit perawatan diri


b. Data yang perlu dikaji : Subyektif
 Klien mengatakan dirinya malas mandi
 Klien mengatakan dirinya malas berdandan
 Klien mengatakan ingin di suapi makan
 Klien mengatakan jarang membersihkan alat
kelaminnya setelah BAB/BAK
Objektif

 Ketidak mampuan mandi atau membersihkan diri di


tandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan berbau, kuku panjang dan kotor.
 Ketidakmampuan berpakaian/berhias di tandai
dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor tidak
rapi, pakaian tidak sesuai.
 Ketidakmampuan makan secara mandiri di tandai
dengan ketidak mampuan mengambil makan
sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada
tempatnya.
 Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri di
tandai BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak
membersihkan diri setelah BAB/BAK.

Pohon Masalah

Effect Resiko tinggi isolasi


sosial

Core problem Defisit perawatan diri


Resiko tinggi isolasi
sosial

causa Harga diri rendah kronis


2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah diagnosis yang di buat oleh Perawat Profesional
yang menggambarkan tanda dan gejala yang menunjukan masalah kesehatan yang di
rasakan klien, dimana perawat berdasarkan pendidikan dan pengalaman mampu
menolong klien (Intansari Nurhanah, 2005).

Diagnosa keperawatn yang muncul pada pasien defisit perawatan diri yaitu ;
 Penurunan kemampuan dan motivasi perawatan diri
 Defisit perawatan diri
 Isolasi sosial

(Depkes 2000)

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Diagnosa Keperawatan : Defisit perawatan diri (berpakaian, berhias), kurangnya motivasi


merawat diri.

Perencanaan: a. Tujuan : Tujuan umum, klien dapat meningkatkan minat atau motivasinya
dan mempertahankan kebersihan diri.
Tujuan Khusus 1: Klien dapat mengenal tentang pentingmya
kebersihan diri.

b. Evaluasi: Klien dapat menyebutkan kebersihan diri dalam waktu 2 kali s


pertemuan.

You might also like