You are on page 1of 7

Tugas Patologi Klinik

THALASSEMIA

NAMA : DESRITA AYU TANGDI ALLA


NIM : 20160811014018

UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS KEDOKTERAN
TAHUN 2019
Thalassemia
Thalassemia berasal dari kata Yunani, yaitu talassa yang berarti laut. Yang
dimaksud dengan laut tersebut ialah Laut Tengah, oleh karena penyakit ini pertama
kali dikenal di daerah sekitar Laut Tengah. Penyakit ini pertama sekali ditemukan
oleh seorang dokter di Detroit USA yang bernama Thomas B. Cooley pada tahun
1925. Beliau menjumpai anak-anak yang menderita anemia dengan pembesaran
limpa setelah berusia satu tahun. Selanjutnya, anemia ini dinamakan anemia
splenic atau eritroblastosis atau anemia mediteranean atau anemia Cooley sesuai
dengan nama penemunya.
Thalassemia adalah penyakit genetik yang diturunkan secara autosomal
resesif menurut hukum Mendel dari orang tua kepada anak-anaknya. Penyakit
thalassemia meliputi suatu keadaan penyakit dari gelaja klinis yang paling ringan
(bentuk heterozigot) yang disebut thalassemia minor atau thalassemia trait (carrier
= pengemban sifat) hingga yang paling berat (bentuk homozigot) yang disebut
thalassemia mayor. Bentuk heterozigot diturunkan oleh salah satu orang tuanya
yang mengidap penyakit thalassemia, sedangkan bentuk homozigot diturunkan
oleh kedua orang tuanya yang mengidap penyakit thalassemia.
Hemoglobin manusia terdiri dari persenyawaan hem dan globin. Hem terdiri
dari zat besi (atom Fe) sedangkan globin suatu protein yang terdiri dari rantai
polipeptida. Sintesa globin ini telah dimulai pada awal kehidupan masa embrio di
dalam kandungan sampai dengan 8 minggu kehamilan dan hingga akhir kehamilan.
Organ yang bertanggung jawab pada periode ini adalah hati, limpa, dan sumsum
tulang.
Thalassemia diartikan sebagai sekumpulan gangguan genetik yang
mengakibatkan berkurang atau tidak ada sama sekali sintesis satu atau lebih rantai
globin. Abnormalitas dapat terjadi pada setiap gen yang menyandi sintesis rantai
polipeptid globin, tetapi yang mempunyai arti klinis hanya gen- dan gen-. Karena
ada 2 pasang gen-, maka dalam pewarisannya akan terjadi kombinasi gen yang
sangat bervariasi. Bila terdapat kelainan pada keempat gen- maka akan timbul
manifestasi klinis dan masalah. Adanya kelainan gen- lebih kompleks dibandingan
dengan kelainan gen- yang hanya terdapat satu pasang. Gangguan pada sintesis
rantai- dikenal dengan penyakit thalassemia-, sedangkan gangguan pada
sintesis rantai- disebut thalassemia-.
Kelainan klinis pada sintesis rantai globin-alfa dan beta dapat terjadi, sebagai
berikut:
1. Silent carrier yang hanya mengalami kerusakan 1 gen, sehingga pada kasus
ini tidak terjadi kelainan hematologis. Identifikasi hanya dapat dilakukan
dengan analisis molekular menggunakan RFLP atau sekuensing.
2. Bila terjadi kerusakan pada 2 gen- atau thalassemia- minor atau carrier
thalassemia- menyebabkan kelainan hematologis.
3. Bila terjadi kerusakan 3 gen- yaitu pada penyakit HbH secara klinis termasuk
thalassemia intermedia.
4. Pada Hb-Bart’s hydrop fetalis disebabkan oleh kerusakan keempat gen globin-
alfa dan bayi terlahir sebagai Hb-Bart’s hydrop fetalis akan mengalami
oedema dan asites karena penumpukan cairan dalam jaringan fetus akibat
anemia berat.
5. Pada thalassemia- mayor bentuk homozigot (0) dan thalassemia- minor
(+) bentuk heterozigot yang tidak menunjukkan gejala klinis yang berat.
Gangguan yang terjadi pada sintesis rantai globin- ataupun- jika terjadi
pada satu atau dua gen saja tidak menimbulkan masalah yang serius hanya
sebatas pengemban sifat (trait atau carrier). Thalassemia trait disebut juga
thalassemia minor tidak menunjukkan gejala klinis yang berarti sama halnya seperti
orang normal kalaupun ada hanya berupa anemia ringan. Kadar Hb normal pada
laki-laki: 13,5 – 17,5 g/dl dan pada wanita: 12 – 14 g/dl. Namun demikian nilai
indeks hematologis, yaitu nilai MCV dan MCH berada di bawah nilai rentang
normal. Rentang normal MCV: 80 – 100 g/dl, MCH: 27 – 34 g/dl. Pemeriksaan
sedimen darah tepi (Blood Film) dijumpai bentuk eritrosit tidak sama besar
(anisositosis) dan bervariasi (poikilositosis). Bentuk sel darah merah pada penderita
thalassemia berbeda dengan bentuk eritrosit pada orang normal.
Gambar 1. Sedimen Darah Tepi dari Penderita Thalassemia Trait dan
Orang Normal.

Variasi bentuk eritrosit (sel darah merah) pada sedimen darah tepi dilihat dengan
mikroskop dari penderita thalassemia: a = hipokrom, b = teardrop, c = target cell, d =
basophilic stipling dengan pewarnaan giemsa

Bentuk eritrosit (sel darah merah) pada orang normal dengan pewarnaan giemsa
Permasalahan thalassemia akan muncul jika thalassemia trait kawin
sesamanya sehingga 25% dari keturunannya menurunkan thalassemia mayor, 50%
kemungkinan anak mereka menderita thalassemia trait dan hanya 25% anak
mempunyai darah normal.
Gambar 2. Skema Penurunan Gen Thalassemia Menurut Hukum Mendel.

Stuktur Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein tetramerik terdiri dari protoporphyrin dan
besi, yang ditemukan di eritrosit (sel darah merah) semua vertebrata. Protein
hemoglobin A berbentuk globuler, terdiri dari 2 rantai α globin dan 2 rantai β globin.
Molekul α2β2 inilah yang menyusun hemoglobin individu dewasa. Tiap-tiap sub unit
(alpha dan beta) mengandung grup heme, dengan satu atom besi untuk melekatnya
oksigen atau ligand yang lain secara reversibel. Hemoglobin berperan dalam proses
respiratori, yaitu sebagai transport oksigen (O2) dari paru-paru ke jaringan-
jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida. Hemoglobin juga
berinteraksi dengan gas lain, yaitu karbon monoksida (CO) dan nitric oksida (NO),
yang memiliki peran biologis. Pada orang dewasa yang sehat, 95% Hemoglobin
adalah HbA (α2β2) dengan sejumlah kecil (3,5%) merupakan HbA2 (α2δ2) dan HbF
(α2ɣ2). Pada sel diploid terdapat empat gen α dan dua gen β atau β-like (δ, ɣ).
Rantai α dan β terdiri dari 141 dan 146 asam amino. Meskipun demikian, terdapat
kesamaan sekuen di antara ke dua rantai tersebut (64 asam amino pada posisi
yang identik), dan rantai β berbeda dari rantai δ, ɣ pada 39 dan 10 asam aminonya.
Gambar 3. Molekul hemoglobin (Hb)A. Hemoglobin A terdiri dari dua rantai alpha
dan dua rantai beta (α2β2), dengan struktur besi tempat melekatnya oksigen.

Sintesis setiap globin dikontrol oleh gen-gen berbeda, yang diatur dalam dua
kelompok: gen yang mengkode rantai α dan ζ (kelompok α) yang berlokasi pada
regio telomer lengan pendek kromosom 16 (16p13.3), sementara gen-gen yang
mengkode rantai β, δ, ɣ dan ε (kelompok β) terletak pada lengan pendek kromosom
11 (11p15.5). Enam bulan setelah lahir, HbA dominan, menyusun 95% total Hb
seluler, sementara level HbA2 sekitar 2-3% dan level HbF adalah 0-2%.

Gambar 4. Gen globin α dan α-like pada kromosom 16 (atas) dan gen globin β
dan β-like pada kromosom 11 (bawah).

Produksi Hb pada manusia dikarakterisasi oleh dua pergantian utama:


produksi Hb embryonik, yaitu Hb Gower 1 (ζ2ε2); Hb Gower 2 (α2ε2) dan Hb
Portland (ζ2γ2) dan perubahan setelah 2 bulan masa kehamilan dengan
diproduksinya dua jenis Hb janin (fetal) (α2Gγ2 dan α2Aγ2) dan sesaat sebelum
lahir menjadi HbA (α2β2).
Hemoglobin fetal (HbF) adalah komponen Hb selama kehidupan janin dan
saat lahir, merupakan 80% hemoglobin total pada bayi baru lahir. Hemoglobin fetal
(HbF) diproduksi pada minggu ke enam kehamilan dan selama kehidupan janin,
menggantikan Hb embryo (Gower I, Gower II dan Portland). Setelah bayi lahir,
sintesis HbF menurun dengan cepat dan secara bertahap HbF digantikan oleh HbA
pada darah perifer, sehingga dalam dua tahun pertama kehidupan, fenotip Hb telah
sama dengan fenotip Hb pada dewasa dengan level HbF sangat rendah (kurang
dari 1%). Pada dewasa normal, HbF didistribusikan di antara sel darah merah
walaupun sintesisnya terbatas pada populasi sel-sel yang disebut sel F. Sekitar 3-
7% sel darah merah adalah sel-F, yang mengandung 20-25% HbF. Hemoglobin
fetal dibentuk dari dua rantai globin α dan dua rantai globin ɣ (α2ɣ2), yang terdiri
dari 141 dan 146 residu asam amino. Rantai ɣ merupakan karakteristik dari HbF
dan berbeda dari rantai β yang lain pada 39 residu. Terdapat dua macam rantai-ɣ
yang terdapat pada HbF, yaitu Gɣ dan Aɣ, yang ke duanya berfungsi secara identik
tetapi berbeda pada asam amino ke-136 yang mungkin alanin atau glycine. Rantai
globin Gɣ dan Aɣ dikode oleh dua gen berbeda yang berlokasi pada kluster globin β
pada kromosom nomer 11. Rasio Gɣ dan Aɣ sekitar 70:30 saat lahir dan umumnya
40:60 pada HbF yang ditemukan pada individu dewasa. Perubahan rasio ini dapat
ditemukan pada beberapa ke lainan pada hemoglobin.
A.

B.

Gambar 5. Sintesis rantai globin (dalam persentase) dan organ yang memproduksi
pada tahapan usia kehamilan (dalam bulan)(15).
Keterangan :
A. Tempat dan level berbagai molekul β-like globin dengan warna sesuai
dengan bermacam gen pada lokus globin beta (pada gambar B). (embryonik
berwarna biru, fetal dalam warna hijau dan Hb dewasa berwarna merah).
B. Gambar menunjukkan enhancer pada upstream dari lokus globin beta, yang
dikenal sebagai locus control region
(LCR), HS1 adalah singkatan dari DNAse I hypersensitivity sites.
DAFTAR PUSTAKA
Akbari Ganie, Ratna. (2005). Thalassemia: Permasalahan dan Penanganannya.
Bidang Ilmu Patologi pada Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara.
dalam http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/718 diakses tanggal 9 Maret
2019.

Dwi Wulandari, Retno. (2018). Kelainan pada Sintesis Hemoglobin: Thalassemia


dan Epidemiologi Thalassemia. Vol.5. No.2. dalam
https://journal.uwks.ac.id/index.php/jikw/article/download/340/310 diakses
tanggal 8 Maret 2019.

You might also like