Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Munculnya persaingan dalam berwirausaha merupakan hal yang tidak dapat dihindari.
Dengan adanya persaingan, maka wirausahawan dihadapkan pada berbagai peluang dan
ancaman baik yang berasal dari luar maupun dari dalam usaha yang akan memberikan
pengaruh yang cukup besar terhadap kelangsungan hidup usaha. Untuk itu setiap wirausaha
dituntut untuk selalu mengerti dan memahaini apa yang terjadi dipasar dan apa yang menjadi
keinginan konsumen, serta berbagai perubahan yang ada di lingkungan bisnis sehingga mampu
bersaing dengan dunia bisnis lainnya dan berupaya untuk meininimalisasi kelemahan-
kelemahan dan memaksimalkan kekuatan yang diiniliki. Dengan deinikian para wirausaha
dituntut untuk meinilih dan menetapkan strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi
persaingan. Dengan adanya tekanan persaingan begitu ketat, baik secara langsung atau tidak
langsung sangat mempengaruhi kinerja organisasi bisnis baik dalam hal teknologi, kebutuhan
pelanggan dan siklus produk. Pada saat kondisi seperti itulah sangat diperlukan strategi yang
tepat dalam mengambil keputusan maupun langkah-langkah tertentu untuk mempertahankan
usahanya tersebut. Strategi bersaing juga diperlukan teknik atau cara-cara yang akan dilakukan
untuk pengembangan usaha.
Didalam berwirausaha juga ada beberapa aspek yang menentukan berhasil tidaknya
suatu usaha yang dijalankan. Diantaranya aspek modal, pengelolan maupun pemasaran. Modal
bisa di dapat dari berbagai cara misalnya dengan modal yang kita punya sendiri ataupun dengan
pinjaman. Oleh karena itu dibutuhkan juga suatu kemitraan atau hubungan sosial yang baik
dalam berwirausaha. Karena terkadang dalam berwirausaha kita tidak dapat memulainya
sendiri baik karena kekurangan uang, sumber daya, maupun kreatifitas.
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang melandasi pembuatan makalah ini adalah
1. Apa yang dimaksud dengan ide dan konsep usaha ?
2. Apa yang dimaksud dengan studi kelayakan bisnis ?
3. Apa yang dimaksud dengan business plan ?
4. Apa yang dimaksud dengan start-up plan ?
5. Apa yang dimaksud dengan business coaching/mentoring ?
6. Apa yang dimkasud dengan profiting ?
7. Apa yang dimaksud dengan sytemizing ?
8. Apa yang dimaksud dengan expanding business ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui ide dan konsep usaha.
2. Untuk mengetahui studi kelayakan bisnis.
3. Untuk mengetahui business plan.
4. Untuk mengetahui start-up plan.
5. Untuk mengetahui business coaching/mentoring.
6. Untuk mengetahui profiting.
7. Untuk mengetahui sytemizing.
8. Untuk mengetahui expanding business.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahap ini, orang yang membuat studi kelayakan usaha diharuskan untuk
melakukan kegiatan menemukan ide/gagasan usaha yang layak untuk diwujudkan.
Ide/gagasan usaha biasanya dapat timbul melalui serangkaian kegiatan berikut :
1. Melalui bacaan. Bacaan yang banyak kontribusinya adalah bacaan yang berkaitan
langsung dengan bidang yang diminati. Dengan cara ini akan dapat diketahui sudah
seberapa jauh perkembangan bidang usaha tersebut saat ini, apa saja yang harus
dilakukan, teknologi yang sudah digunakan sampai saat ini. Setelah itu akan muncul
pertanyaan untuk melihat apakah masih ada peluang, jika ada, kira-kira bagaimana
caranya untuk merealisasikan peluang tersebut.
2. Melalui survei. Orang sengaja merancang suatu survei secara umum dalam salah satu
bidang usaha. Misalnya melakukan survei ke salah satu pabrik mengamati apa saja
yang dikerjakan oleh pabrik tersebut, kegiatan yang belum dapat dilakukan oleh pabrik
tersebut dengan baik atau adakah limbah pabrik yang terbuang begiru saja, dan pada
saat itu muncul ide/gagasan untuk memanfaatkan limbah tersebut dan masih banyak
lagi ide/gagasan yang muncul untuk mendirikan dan mengembangkan usaha.
3. Melalui pengalaman kerja. Ide/gagasan muncul setelah orang mengalami sendiri
kegiatan apa saja yang harus dilakukan jika suatu usaha akan menghasilkan produk
atau jasa. Dalam konteks ini proses penciptaan produk/jasa sudah dikuasai dengan
baik, sehingga akan dapat menganalisis apakah masih ada peluang dan apakah
mudah/mungkin baginya untuk memulai usaha sendiri seperti yang dilakukannya
sekarang. Ide/gagasan yang muncul akan terealisasi jika didukung oleh keinginan atas
dasar pengalaman yang sudah dimiliki saat ini.
3
keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak
dijalankan.
Studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang berdasarkan pada
orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu berdasarkan orientasi laba, yang
dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan pada keuntungan yang secara ekonomis, dan
orientasi tidak pada laba (social), yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan suatu
proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa memikirkan nilai atau keuntungan
ekonomis.
Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Bisnis
1. Aspek hukum
Menyangkut semua legalitas rencana bisnis yang akan kita laksanakan yang meliputi
ketentuan hukum yang berlaku diantaranya :
a. Izin lokasi
b. Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau berbentuk badan
hukum lainnya.
c. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
d. Surat tanda daftar perusahaan
e. Surat izin tempat usaha dari pemda setempat
f. Surat tanda rekanan dari pemda setempat
g. SIUP setempat
2. Aspek sosial ekonomi dan budaya
Menyangkut dampak yang diberikan kepada masyarakat sekitar karena adanya suatu
kegiatan usaha tersebut, diantaranya:
a. Dari sisi budaya, apa dampak keberadaan bisnis kita terhadap kehidupan
masyarakat, kebiasaan adat setempat, dan lain-lain.
b. Dari sudut ekonomi, seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk,
apakah proyek dapat mengubah atau justru mengurangi income per capita
penduduk setempat, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat
atau UMR.
c. Dari segi sosial, apakah dengan adanya bisnis kita, menjadi semakin ramai, lalu
lintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lainnya,
pendidikan masyarakat setempat dan untuk mendapatkan itu semua adalah dengan
wawancara, kuesioner, dokumen, dan lain-lain. Untuk melihat apakah suatu proyek
4
layak atau tidak dilakukan dengan membandingkan keinginan investor atau pihak
yang terkait dengan sumber data yang terkumpul.
3. Aspek pasar dan pemasaran
Menyangkut apakah ada peluang pasar untuk produk yang akan dihasilkan oleh
kegiatan usaha kita, dengan melihat hal-hal berikut :
a. Potensi pasar
b. Jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan atau hasrat
untuk membeli.
c. Tentang perkembangan/pertumbuhan penduduk
d. Daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang mencakup
tentang perilaku, kebiasaan, preferensi konsumen, kecenderungan permintaan
masa lalu, dll.
e. Pemasaran, menyangkut tentang starategi yang digunakan untuk meraih sebagian
pasar potensial atau pelung pasar atau seberapa besar pengaruh strategi tersebut
dalam meraih besarnya market share.
4. Aspek teknis dan teknologi
Menyangkut pemilihan lokasi, alat-alat, yang sesuai dengan hasil yang diinginkan, lay
out, dan pemilihan teknologi yang sesuai.
5. Aspek manajemen
Menyangkut pembangunan dan operasional.
6. Aspek keuangan
Menyangkut sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan
tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.
5
Secara ringkas, berikut ini adalah 5 alasan mengapa business plan harus dibuat dengan
baik, yaitu:
1. Business Plan adalah blueprint usaha anda, yang akan anda dan karyawan serta pihak-
pihak yang bekerja sama dengan anda dalam operasionalnya. Dia akan membantu anda
tetap kreatif dan fokus pada tujuan yang telah ditetapkan.
2. Business Plan merupakan alat untuk mencari dana, sehingga berhasil dalam bisnis.
3. Business Plan adalah sarana komunikasi untuk menarik orang lain, pemasok,
konsumen, dan penyandang dana. Business plan akan membuat mereka mengerti
tujuan dan cara operasional bisnis anda.
4. Rencana bisnis anda ini akan mempermudah anda menjalankan usaha dengan
mengetahui langkah-¬langkah praktis menghadapi persaingan, membuat promosi,
sehingga lebih efektif.
5. Membuat pengawasan lebih mudah dalam operasionalnya, apakah mengikuti atau
sesuai dengan rencana atau tidak.
2.6 Profiting
Laba / keuntungan. Dalam melakukan motif ekonomi para pelaku ekonomi pasti akan
mempertimbangkan dari segi profit. Apapun kegiatannya baik produksi atau jasa.Prinsip dasar
yang biasanya dipakai adalah modal yang digunakan haruslah kembali penuh ditambah lagi
dengan untung yang dicapai. Jika seorang produsen sangat mengerti apa selera pasar yang
sedang disenangi maka kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak akan
bisa terwujud. Dan biasanya bagi produsen yang bisa memprediksi keinginan, kebutuhan dan
selera masyarakat, ia juga bisa menahan suatu barang yang memang sangat dicari oleh
konsumen dan menjadikannya barang yang langka, hal ini akan membuat harga menjadi naik,
dan keuntungan bisa dicapai lebih banyak.
Pengertian profit sendiri adalah keuntungan atau nilai lebih yang diperoleh oleh pelaku
ekonomi dari hasil penjualan setelah dikurangi modal dan biaya produksi lainnya.Setelah
volume penjualan anda cukup besar atau kapasitas yang anda tawarkan sudah maksimum tiap
saat, barulah fokus menaikkan keuntungan usaha.
Ada 3 hal yang mampu menaikkan keuntungan usaha dari customer:
1. Menaikkan angka repeat order, adalah segala upaya yang dilakukan untuk membuat
pelanggan semakin sering berbelanja ke tempat kita;
7
2. Menaikkan rata-rata pembelian tiap kunjungan;
3. Menaikkan margin adalah upaya menaikkan nilai dan harga jual, serta menekan biaya
produksi dengan cara menaikan produktifitas dan menekan pengeluaran. Di tahap
profiting, promosi tetap jangan berhenti. Bedanya dengan tahap starting, promosi
profiting lebih difokuskan ke pelanggan yang sudah ada.
2.7 Sytemizing
Tahap ini secara bertahap kita mulai membangun sistem bisnis. Kita mulai membuat
Standard Operating Procedure, buat sistem proses order, penjualan, penggajian karyawan, buat
tim manajemen.
8
harapan dan keinginan untuk dapat selalu mengembangkan dan meluaskan
perusahaanya.keuntungan yang diperoleh perusahaan antara lain sebagai berikut:
a. Alat pengukur prestasi perusahaan
b. Dapat dipergunakan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban perusahaan
c. Sebagai sumber dana perusahaan
2. Motif Psikologis
Yaitu ekspansi yang didasarkan pada ambisi personal dari pemilik atau
pimpinan perusahaan untuk memperoleh prestige dan kekuasaan yang lebih besar.
Motif ini berhubungan dengan personaliti pemimpin perusahaan.Bisa jadi
pemimpin perusahaan dengan sifat penantang resiko (risk seeking) berada pada motif
ini. Ekspansi yang dilakukan dalam kategori motif psikologis semacam ini seringkali
atau bahkan tidak melakukan perhitungan ekonomis terdahulu. Bahkan pada sebagian
pengusaha terdapat syndroma ekspantion yaitu keinginan untuk terus melakukan
ekspansi usaha. Hal yang menonjol dari motif psikologis ini adalah lebih didorong oleh
insting atau judgment berupa kebenarian untuk mengambil resiko meskipun tanpa
didukung oleh pertimbangan rasionalitas yang matang.
Dengan demikian bahwa ekspansi merupakan suatu bentuk perluasan usaha
baik dalam meningkatkan komponen aktiva lancar, aktiva tetap atau lainnya guna
sebagai motif yang meningkatkan nilai ekonomi maupun ambisi personal dari
pimpinan perusahaan untuk mencapai tujuan.
Bentuk-bentuk pembelanjaan ekspansi
Menurut W.Bayard Taylor, yang dikutip oleh Bambang Riyanto, dalam buku Dasar-
Dasar Pembelanjaan Perusahaan (1992 : 233) menerangkan bahwa : “Bentuk atau type
ekspansi dibedakan menjadi Busniness expansion dan Financial expansion”
1. Business expansion
Business expansion adalah ekspansi yang dijalankan tanpa mengakibatkan
perubahan struktur modal.Dalam bentuk ekspansi ini perusahaan tidak menambah alat-
alat produksi tahan lama, tetapi hanya menambah modal kerja saja dengan
menggunakan kapasitas produsi yang tersedia di dalam perusahaan.Oleh karenannya
perusahaan tidak menambah aktiva tetap, maka tidaklah dibutuhkan tambahan modal
jangka panjang sehingga tidak mengakibatkan perubahan struktur
modalnya.Kebutuhan modalnya untuk keperluan ekspansi ini adalah berangur-angsur
semakin besar, sehingga bentuk ekspansi ini sering pula disebutEkspansi yang
berangsur-angsur.
9
2. Financial expansion
Bentuk ekspansi lain ialah apa yang disebut Financial expansion yaitu ekspansi
yang dijalankan dengan membeli alat produksi tahan lama, memodernisasi alat-alat
produksi yang lama, mendirikan pabrik baru, mengambil alih perusahaan lain,
penggabungan dengan perusahaan lain dan lain-lain, bentuk ekspansi yang
membutuhkan tambahan modal jangka panjang, sehingga bentuk ekspansi ini
mengakibatkan perubahan struktur modalnya. Ekspansi ini dilakukan dengan
menambah atau memperbesar jumlah yang melampaui kapasitas perusahaan, sehingga
penambahan dana untuk aktifa maupun lancar mutlak dibutuhkan. Bentuk ekspansi ini
sering pula disebut Ekspansi yang melonjak.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, berdasarkan 8 pokok bahasan yang telah dibahas didalam makalah ini, dapat kami
simpulkan bahwa, ke-8 tahapan tersebut biasanya dilewati oleh pelaku usaha atau bisnis yang
sudah berjalan usahanya dengan waktu yang cukup panjang, namun tak jarang apabila suatu
bisnis tersebut baru saja lahir, 2 tahapan terakhir belum bisa dilewati. Selain itu juga, tahapan-
tahapan diatas diperlukan dalam mengembangkan usaha dimana jika sudah terlewati saja
sampai ke tahap profiting adalah hasil akhir dari semua proses tahapan usaha dimana
menunjukkan usaha atau bisnis sudah dibangun dan berjalan atau beroprasi. Sehingga jika kita
tidak mengembangkan usaha dengan baik dan bijak maka usaha kita akan mengalami
kebangkrutan. Sebaliknya jika mengembangkan usaha dengan baik maka kita bisa menjadi
pengusaha yang berhasil dan sukses.
11
DAFTAR PUSTAKA
Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. 2008. Edisi 5. Thomas W. Zimmerer, Norman
M. Scarborough, dan Doug Wilson. Salemba Empat.
Organisasi: Menuju Pencapaian Kinerja Optimal. 2011. Andreas Budiharjo. Jakarta: Prasetya
Mulya Publishing
https://www.academia.edu/people/search?utf8=%E2%9C%93&q=tahap+pengembangan+usa
ha (Diakses pada 1 April 2018)
12