Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
F. Penegakan Diagnosis
1. Anamnesis
• Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari atau gerakan janin
sangat berkurang
• Ibu merasakan perutnya bertambah besar, bahkan bertambah kecil atau
kehamilan tidak seperti biasanya.
• Ibu belakangan ini merasa perutnya sering menjadi keras dan merasakan
sakit seperti mau melahirkan.
• Penurunan berat badan
• Perubahan pada payudara atau nafsu makan
2. Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi
- Tidak kelihatan gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat
terutama pada ibu yang kurus
- Penurunan atau terhentinya peningkatan bobot berat badan ibu
- Terhentinya perubahan payudara
• Palpasi
- Tinggi fundus uteri lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan ; tidak
teraba gerakan-gerakan janin
- Dengan palpasi yang teliti dapat dirasakan adanya krepitasi pada
tulang kepala janin.
• Auskultasi
Baik memakai stetoskop monoral maupun doptone tidak akan terdengan
denyut jantung janin
3. Pemeriksaan Lab
• reaksi biologis negative setelah 10 hari janin mati
• hipofibrinogenemia setelah4-5 minggu janin mati
4. Pemeriksaan Tambahan
• Ultrasound: - gerak anak tidak ada
• denyut jantung anak tidak ada
• tampak bekuan darah pada ruang jantung janin
• X-Ray :
- Spalding¡’s sign (+) : tulang-tulang tengkorak janin saling tumpah tindih,
pencairan
- otak dapat menyebabkan overlapping tulang tengkorak.
- Nanjouk¡’s sign (+) : tulang punggung janin sangat melengkung
- Robert¡’s sign (+) : tampak gelembung-gelembung gas pada pembuluh
darah besar.
Tanda ini ditemui setelah janin mati paling kurang 12 jam
• Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah besar janin.
G. Penatalaksanaan
• Bila disangka telah terjadi kematian janin dalam rahim tidak usah terburu-buru
bertindak, sebaiknya diobservasi dulu dalam 2-3 minggu untuk mencari
kepastian diagnosis.
• Biasanya selama masih menunggu ini 70-90 % akan terjadi persalinan yang
spontan
• Jika pemeriksaan Radiologik tersedia, konfirmasi kematian janin setelah 5
hari. Tanda-tandanya berupa overlapping tulang tengkorak, hiperfleksi
columna vertebralis, gelembung udara didalam jantung dan edema scalp.
• USG merupakan sarana penunjang diagnostik yang baik untuk memastikan
kematian janin dimana gambarannya menunjukkan janin tanpa tanda
kehidupan, tidak ada denyut jantung janin, ukuran kepala janin dan cairan
ketuban berkurang
• Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya pasien
selalu didampingi oleh orang terdekatnya. Yakinkan bahwa kemungkinan
besar dapat lahir pervaginam.
• Pilihan cara persalinan dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspektatif,
perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum keputusan diambil.
• Bila pilihan penanganan adalah ekspektatif maka tunggu persalinan spontan
hingga 2 minggu dan yakinkan bahwa 90 % persalinan spontan akan terjadi
tanpa komplikasi
• Jika trombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan spontan, lakukan
penanganan aktif.
• Jika penanganan aktif akan dilakukan, nilai servik yaitu
- Jika servik matang, lakukan induksi persalinan dengan oksitosin atau
prostaglandin.
- Jika serviks belum matang, lakukan pematangan serviks dengan
prostaglandin atau kateter foley, dengan catatan jangan lakukan
amniotomi karena berisiko infeksi
- Persalinan dengan seksio sesarea merupakan alternatif terakhir
• Jika persalinan spontan tidak terjadi dalam 2 minggu, trombosit menurun dan
serviks belum matang, matangkan serviks dengan misoprostol:
- Tempatkan mesoprostol 25 mcg dipuncak vagina, dapat diulang sesudah 6
jam
- Jika tidak ada respon sesudah 2x25 mcg misoprostol, naikkan dosis
menjadi 50mcg setiap 6 jam. Jangan berikan lebih dari 50 mcg setiap kali
dan jangan melebihi 4 dosis.
• Jika ada tanda infeksi, berikan antibiotika untuk metritis.
• Jika tes pembekuan sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan mudah pecah,
waspada koagulopati
• Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan
melakukan kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut.
• Pemeriksaan patologi plasenta adalah untuk mengungkapkan adanya patologi
plasenta dan infeksi
• Bila setelah 3 minggu kematian janin dalam kandungan atau 1 minggu setelah
diagnosis. Partus belum mulai maka wanita harus dirawat agar dapat
dilakukan induksi persalinan
• Induksi partus dapat dimulai dengan pemberian esterogen untuk mengurangi
efek progesteron atau langsung dengan pemberian oksitosin drip dengan atau
tanpa amniotomi.
DAFTAR PUSTAKA
Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
McCall, Seller Pauline. 1993. Midwifery. South Afrika: Juta & Co, Ltd.