You are on page 1of 21

TUGAS KEPERAWATAN ANAK 1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK


DENGAN DHF (DENGUE HEMORAGE FEVER)

Fasilitator :
Ilya Krisnana, S. Kep., Ns., M. Kep.

Oleh :
A2 2017
Cindy Triand Sofie (131711133051)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
SEMESTER GENAP 2018/2019
APRIL 2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
DENGAN DHF (DENGUE HEMORAGE FEVER)

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama, No. RM, Jenis Kelamin, Umur (pada DHF paling sering menyerang anak-
anak dengan usia kurang dari 15 tahun), Alamat, Status, Agama, Suku, Tanggal
MRS, Tanggal Pengkajian, Diagnosa Medis.
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama, Usia, Jenis Kelamin, Alamat, Pendidikan, Pekerjaan, Agama, Hubungan
dengan klien.

2. Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang ke rumah sakit adalah
panas tinggi dan anak lemah.
3. Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat demam
kesadaran komposmetis. Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 dan ke-7 dan anak
semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, muntah,
anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, dan persendian, nyeri ulu hati,
dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada kult ,
gusi (grade III. IV) , melena atau hematemesis.
4. Riwayat penyakit yang dahulu
Penyakit apa saja yang pernah diderita pasien. Pada DHF anak biasanya mengalami
serangan ulangan DHF dengan tipe virus lain.
5. Riwayat penyakit keluarga
Kaji apakah dalam keluarga pernah mengalami penyakit yang sama atau penyakit
lainnya. Adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain dapat menentukan,
karena penyakit DHF bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk Aides aigepty.
6. Riwayat Pertumbuhan
Pengukuran BB, TB, LILA, Lingkar Kepala.
7. Riwayat Perkembangan
Kaji perkembangan anak meliputi aspek personal sosial, motorik halus, bahasa, dan
motorik kasar.
8. Riwayat Imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya
komplikasi dapat dihindarkan.
9. Riwayat Gizi
Status gizi anak DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik maupun
buruk dapat beresiko. Apabila terdapat faktor predisposisinya, anak yang menderita
DHF sering mengalami keluhan mual, muntah dan tidak nafsu makan. Apabila kondisi
berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak
dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya berkurang.
10. Kondisi Lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih
(sanitasi lingkungan yang tidak baik).
11. Reaksi hospitalisasi
Terkadang anak dengan DHF tampak rewel, sering mengeluh sakit, ingin melepaskan
infus di tangannya. Setiap petugas yang ingin mendekati klien selalu menolak.
12. Pola Kebiasaan
a. Nutrisi dan metabolisme
Frekuensi, jenis, pantangan nafsu makan berkurang dan menurun,
b. Eliminasi alvi (buang air besar)
Terkadang terjadi pada anak yang mengalami diare atau konstipasi. Sementara
DHF pada grade IV sering terjadi hematuria.
c. Tidur dan istirahat
Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit atau nyeri otot dan
persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun istirahatnya berkurang.
Nyamuk Aedes Aegypti biasanya menggigit pada siang hari jam 10.00-12.00 dan
sore hari pada jam 16.00-18.00. Anak biasanya sering tidur pada siang hari dan
pada sore hari dengan tidak memakai kelambu dan tidak memakai lotion anti
nyamuk.
d. Kebersihan
Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang
terutama untuk membersihkan tempat sarang nyamuk aedes aegypty.
e. Perilaku dan tanggapan
Apabila terdapat keluarga yang sakit serta upaya untuk menjaga kesehatan.
13. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan ini meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari ujung rambut
sampai ujung kaki.
 Keadaan Umum
Berdasarkan tingkatan DHF, keadaan anak dengan DHF sebagai berikut :
a. Grade I
Kesadaran composmetis , keadaan umum lemah, tanda-tanda vital dan nadi
lemah.
b. Grade II
Kesadaran composmetis, keadaan umum lemah, ada perdarahan spontan
ptechiae, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil, dan tidak teratur
c. Grade III
Kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi lemah, kecil dan
tidak teratur, serta takanan darah menurun.
d. Grade IV
Kesadaran coma, tanda-tanda vital dengan nadi tidak teraba, tekanan darah
tidak teratur, pernafasan tidak teratur; ekstremitas dingin, berkeringat dan kulit
tampak biru.
14. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah Tekanan darah cenderung hipertensi 130/80 mmHg.
b. Nadi Nadi biasa ditemukan diatas 100 kali/menit atau takikardi.
c. Pernapasan/RR RR biasa ditemukan diatas 20 kali/menit atau takipnea.
d. Suhu Biasanya ditemukan demam tinggi (>38°C.) disertai manifestasi perdarahan
berupa uji bending tourniquet positif, petekia, dan melena.
15. Sistem Integumen
a. Adanya ptechiae pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncl keringat dingin, dan
lembab
b. Kuku sianosis atau tidak
16. Pemeriksaan Kepala dan leher
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam (flusy), mata anemis,
hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada grade II,III. IV. Pada mulut
didapatkan bahwa mukosa mulut kering , terjadi perdarahan gusi, dan nyeri telan.
Sementara tenggorokan mengalami hyperemia pharing dan terjadi perdarahan di telinga
(pada grade II,III,IV).
17. Pemeriksaan Dada
Bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada photo thorak terdapat cairan
yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi pleura), rales +, ronchi +, yang biasanya
terdapat pada grade III dan IV.
18. Pemeriksaan Kardiovaskuler
Meliputi irama jantung (normal/disritmia/aritmia), suara jantung (normal/tidak),
frekuensi nadi (normal/takikardi/bradikardi).
19. Pemeriksaan Abdomen
Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegaly) dan asites.
20. Pemeriksaan Ekstremitas
Dingin serta terjadi nyeri otot sendi dan tulang.
21. Pemeriksaan Anus dan Genetalia
a. Eliminasi alvi: Diare, konstipasi, melena.
b. Eliminasi uri: Dapat terjadi oligouria sampai anuria.
22. Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai :
a. HB dan PVC meningkat (≥20%)
b. Trombositopenia (≤ 100.000/ ml)
c. Leukopenia (mungkin normal atau lekositosis)
d. Ig D dengue positif
e. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hipokloremia, dan
hiponatremia
f. Ureum dan pH darah mungkin meningkat
g. Asidosis metabolic : PCO2 <35-40 mmHg dan HCO3 rendah
h. SGOT /SGPT mungkin meningkat.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisien volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke
ekstravaskuler. (NANDA 2018-2020 dengan Domain 2, Kelas 5, Kode Diagnosis
00027)
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
nutrisi yang tidak adekuat akibat mual, muntah, dan tidak nafsu makan. (NANDA
2018-2020 dengan Domain 2, Kelas 1, Kode Diagnosis 00002)
3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus dengue. (NANDA 2018-2020
dengan Domain 11, Kelas 6, Kode Diagnosis 00007)
4. Risiko perdarahan dibuktikan oleh trombositopenia. (NANDA 2018-2020 dengan
Domain 11, Kelas 2, Kode Diagnosis 00206)
5. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis (penekanan intra abdomen).
(NANDA 2018-2020 dengan Domain 12, Kelas 1, Kode Diagnosis 00132)
6. Risiko syok (hipovolemik) dibuktikan oleh perdarahan yang berlebihan, pindahnya
cairan intravaskuler ke ekstravaskuler. (NANDA 2018-2020 dengan Domain 11, Kelas
2, Kode Diagnosis 00205)
7. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kebocoran plasma
darah. (NANDA 2018-2020 dengan Domain 4, Kelas 4, Kode Diagnosis 00204)

C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


No. Diagnosis NOC NIC
Keperawatan
1. Defisien volume cairan Setelah dilakukan Manajemen
berhubungan dengan perawatan selama 3 x 24 elektrolit/cairan
pindahnya cairan jam diharapkan 1. Pantau tanda dan gejala
intravaskuler ke kekurangan volume adanya overhidrasi atau
ekstravaskuler. cairan pasien dapat dehidrasi
(NANDA 2018-2020 berkurang, dengan 2. Monitor hasil
dengan Domain 2, Kelas kriteria hasil : laboratorium yang
5, Kode Diagnosis a. Keseimbangan relevan dengan
00027) cairan keseimbangan cairan
- Keseimbangan 3. Timbang berat badan
Definisi : intake dan output harian dan pantau gejala
Penurunan cairan dalam 24 jam 4. Timbang
intravaskular, intertisial, tidak terganggu popok/pembalut jika
dan/atau intraseluler. Ini diperlukan
mengacu pada dehidrasi,
kehilangan cairan saja - Tidak mengalami 5. Pertahankan catatan
tanpa perubahan kadar penurunan berat intake dan output yang
natrium. badan kembali akurat
- Turgor kulit cepat 6. Monitor status hidrasi
- Bola mata tidak (kelembaban membrane
cekung mukosa, nadi adekuat,
- Kelembaban tekanan darah
membran mukosa ortostatik), jika
tidak terganggu diperlukan
b. Hidrasi 7. Monitor hasil lab yang
- Tidak ada sesuai dengan retensi
penurunan cairan ( BUN, Hmt,
tekanan darah osmolalitas urine )
(105-70) 8. Monitor vital sign
- Nadi dalam batas 9. Monitor masukan
normal (70- makanan atau cairan dan
110/menit) hitung intake kalori
- Tidak ada harian .
peningakatan 10. Kolaborasi pemberian
suhu tubuuh cairan IV
11. Monitor status nutrisi
12. Berikan cairan
13. Berikan Diuretik sesuai
interuksi
14. Berikan cairan IV pada
suhu ruangan
15. Dorong masukan oral
16. Berikan penggantian
nasogatrik sesuai output
17. Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
18. Kolaborasikan dokter
jika tanda cairan
berlebih muncul
memburuk
19. Atur kemungkinan
transfuse
20. Persiapan untuk
transfusi

2. Ketidakseimbangan Tujuan: Manajemen Gangguan


nutrisi: kurang dari Setelah dilakukan Makan (1030)
kebutuhan tubuh tindakan keperawatan 1. Berkolaborasi dengan
berhubungan dengan dalam waktu 1x24 jam, tim kesehatan lain untuk
intake nutrisi yang tidak diharapkan nutrisi klien mengembankan rencana
adekuat akibat mual, terpenuhi sesuai perawatan dengan
muntah, dan tidak nafsu kebutuhan dengan kriteria melibatkan klien dengan
makan. hasil: orang-orang terdekatnya
(NANDA 2018-2020 dengan tepat.
dengan Domain 2, Kelas Status nutrisi (1004) Rasional: Mengetahui
1, Kode Diagnosis Indikator: rencana perawatan yang
00002)  Asupan gizi normal tepat sesuai dengan
(5) kondisi tubuh klien.
Definisi :  Asupan makanan 2. Menimbang berat badan
Asupan nutrisi tidak normal (5) klien secara rutin (pada
cukup untuk memenuhi  Asupan cairan hari yang sama dan
kebutuhan metabolik. normal (5) setelah BAB/BAK).
Rasional: Mengetahui
Nafsu makan (1014) berat badan klien setelah
Indikator: klien BAB dan BAK,
1. Hasrat keinginan untuk mengetahui status
untuk makan normal nutrisi klien.
(5) 3. Memonitor asupan
2. Merasakan kalori makanan harian.
makanan normal (5)
3. Intake makanan Rasional: Mengetahui
normal (5) tingkat asupan kalori
4. Intake nutrisi normal makanan harian klien.
(5) 4. Mengobservasi klien
selama dan setelah
Tingkat pemberian
ketidaknyamanan makan/makanan ringan
(2109) untuk meyakinkan
Indikator: bahwa intake/asupan
1. Nyeri tidak ada (5) makanan yang cukup
2. Meringis tidak ada tercapai dan
(5) dipertahankan.
3. Kehilangan nafsu Rasional: Klien dapat
makan tidak ada (5) mengetahui setelah
pemberian makanan
dapat meningkatkan
asupan makanan klien
terpenuhi, sehingga
klien harus
mempertahankannya.
5. Memberikan dukungan
terhadap peningkatan
berat badan dan perilaku
yang meningkatkan
berat badan.
Rasional: Membuat
klien termotivasi dalam
perilaku yang dapat
meningkatkan berat
badan.

Manajemen nutrisi (1100)


1. Menentukan status gizi
pasien dan
kemampuannya untuk
memenuhi kebutuhan
gizi
Rasional: Mengetahui
status gizi pasien
sehingga dapat
menentukan intervensi
yang diberikan.
2. Memberikan pilihan
makanan sambil
menawarkan bimbingan
terhadap pilihan yang
lebih sehat, jika
diperlukan
Rasional: Makanan
yang sehat,
mempercepat
mengembalikan kondisi
kesehatan pasien
3. Menciptakan
lingkungan yang
optimal pada saat
mengkonsumsi
makanan
Rasional: Membantu
menambah nafsu makan
pasien
4. Memastikan makanan
yang disajikan dalam
bentuk menarik dan
pada suhu yang paling
cocok untuk
dikonsumsi secara
optimal
Rasional : membantu
nafsu makan pasien
agar mau makan untuk
memenuhi kebutuhan
nutrisi tubuhnya.

Terapi nutrisi (1120)


1. Monitor intake
makanan/cairan dan
hitung masukan kalori
perhari sesuai kebutuhan
Rasional: Untuk
memastikan apakah
intake makanan dan
cairan sudah tepat
2. Menyediakan bagi
pasien makanan dan
minuman bernutrisi
yang tinggi protein,
tinggi kalori, dan
mudah dikonsumsi
sesuai kebutuhan
Rasional: Nutrisi yang
tinggi pada makanan
akan membantu
mempercepat pemulihan
keadaan pasien
3. Hipertermi berhubungan Tujuan : Pengobatan demam (3740)
dengan proses infeksi Setelah 1) Pantau suhu dan tanda-
virus dengue. dilakukanperawatan tanda vital lainnya
(NANDA 2018-2020 selama 1 x 24 jam Rasional : tanda vital
dengan Domain 11, diharapkan hipertermi merupakan acuan
Kelas 6, Kode Diagnosis klien dapat berkurang untuk mengetahui
00007) dengan karakteristik : keadaan umum klien
Pengendalian Risiko: 2. Berikan obat atau
Definisi : Hipertermia (1933) cairan IV (mis.,
Suhu inti tubuh diatas 1. Mengidentifikasi Antipiretik, antibac-
kisaran normal diurnal tanda dan gejala agen terial, dan agen
karena kegagalan hipertermia (5) antishivering)
termoregulasi. 2. Modify lingkungan Rasional : Pemberian
hidup untuk cairan IV sangat
mengontrol suhu penting bagi pasien
tubuh (5) yang mengalami
3. Memodifikasi asupan kekurangan cairan
cairan sesuai (5) tubuh karena cairan
tubuh karena cairan
langsung masuk ke
dalam pembuluh darah
3. Jangan berikan aspirin
kepada anak-anak
Rasional : Aspirin
tidak boleh diberikan
pada anak-anak karena
efek sampingnya yang
berat termasuk
meningkatkan resiko
Sindroma Reye
4. Mendorong konsumsi
cairan
Rasional : Asupan
cairan sangat
diperlukan untuk
menambah volume
cairan tubuh.
Pengaturan suhu (3900)
1. Pantau suhu setidaknya
setiap 2 jam, jika perlu
Rasional : untuk
mengetahui suhu tubuh
klien dan menentukan
intervensi
2. Pantau warna dan suhu
kulit
Rasional : perubahan
warna dan suhu kulit
merupakan indikasi
demam
3. Tingkatkan asupan
cairan dan nutrisi yang
adekuat
Rasional : Untuk
mempertahankan
cairan dan nutrisi klien
4. Berikan obat yang tepat
untuk mencegah atau
mengontrol menggigil
Rasional : untuk
mencegah klien
menggigil karena
demam
5. Gunakan kasur
pendingin, selimut
sirkulasi air, rendaman
hangat,ice pack atau
aplikasi gel pad, dan
kateter pendingin
intravaskulareterisasi
untuk menurunkan
suhu tubuh, yang sesuai
Rasional : Untuk
menurunkan suhu
tubuh klien
4. Risiko perdarahan Tujuan: Pencegahan Perdarahan
dibuktikan oleh Setelah dilakukan (4010)
trombositopenia. tindakan keperawatan 1. Memonitor dengan ketat
(NANDA 2018-2020 dalam waktu 1x24 jam risiko terjadinya
dengan Domain 11, diharapkan klien dapat perdarahan pada klien.
Kelas 2, Kode Diagnosis mencapai kriteria hasil : Rasional: Mengetahui
00206) Keparahan Kehilangan faktor apa saja yang
Darah (0413) dapat menyebabkan
Definisi : a) Kehilangan darah terjadinya perdarahan
Rentan mengalami yang terlihat pada pada klien.
penurunan volume darah, klien tidak ada (5) 2. Mencatat nilai
yang dapat mengganggu b) Kehilangan panas hemoglobin dan
kesehatan. tubuh tidak ada (5) hematokrit sebelum dan
c) Klien tidak lagi sesudah klien kehilangan
mengalami cemas (5) darah sesuai indikasi.
d) Penurunan Rasional: Mengetahui
hemoglobin (Hgb) kadar hemoglobin dan
tidak ada (5) hematokrit sebelum dan
sesudah klien kehilangan
Kontrol Risiko (1902) darah untuk mengetahui
a) Secara konsisten klien kondisi klien saat ini.
dapat mengenali 3. Mempertahankan agar
klien tetap tirah baring
faktor risiko individu jika terjadi perdarahan
yang dialaminya (5) aktif.
b) Klien dapat Rasional: Mengurangi
memonitor faktor resiko perdarahan aktif
risiko individu yang pada klien.
dialaminya (5) 4. Melindungi klien dari
c) Secara konsisten klien trauma yang dapat
dapat menjalankan menyebabkan
strategi kontrol risiko perdarahan.
yang sudah ditetapkan Rasional: Mengurangi
(5) faktor resiko yang dapat
d) Klien dapat menyebabkan
menggunakan sistem perdarahan pada klien.
dukungan personal 5. Menginstruksikan klien
untuk mengurangi untuk meningkatkan
risiko (5) makanan yang kaya
e) Secara konsisten klien vitamin K.
dapat memonitor Rasional: Makanan
perubahan status yang kaya vitamin K
kesehatan (5) dapat membantu proses
pembekuan darah

Pengurangan perdarahan
(4020)
1. Mengidentifikasi
penyebab perdarahan.
Rasional: Mengetahui
faktor-faktor yang dapat
menyebabkan
perdarahan.
2. Melakukan tindakan
pencegahan yang tepat
dalam menangani
produk darah atau
sekresi yang berdarah.
Rasional: Menangani
produk darah atau
sekrresi yang berdarah
dengan menggunakan
tindakan pencegahan
yang tepat.
3. Menginstruksikan pasien
akan pembatasan
aktivitas.
Rasional: Pembatasan
aktivitas pada klien
berguna untuk
mengurangi perdarahan.

Identifikasi risiko (6610)


1. Mengkaji ulang riwayat
kesehatan masa lalu dan
dokumentasikan bukti
yang menunjukkan
adanya penyakit medis,
diagnosa keperawatan
serta perawatannya.
Rasional: Mengetahui
riwayat kesehatan masa
lalu klien dapat
membantu perawat
untuk menegakkan
diagnosa dan perawatan
yang tepat untuk klien.
2. Mempertimbangkan
ketersediaan dan kualitas
sumber yang ada
(misalnya psikologis,
finansial, tingkat
pendidikan, keluarga dan
komunitas).
Rasional: Dengan
mengetahui
Ketersediaan dan
kualitas yang ada
(misalnya psikologis,
finansial, tingkat
pendidikan, keluarga dan
komunitas), tim tenaga
kesehatan dapat
memberikan perawatan
yang teapat dan sesuai.
3. Mengidentifikasi adanya
sumber-sumber agensi
untuk membantu
menurunkan faktor
risiko.
Rasional: Untuk
mengetahui sumber-
sumber agensi apa saja
yang dapat membantu
menurunkan faktor
risiko.
4. Menginstruksikan faktor
risiko dan rencana untuk
mengurangi faktor
risiko.
Rasional:
Memberitahukan kepada
klien terhadap faktor
terjadinya risiko serta
klien dapat mengetahui
metode untuk
mengurangi faktor
terjadinya risiko.
5. Rencanakan monitor
risiko kesehatan dalam
jangka panjang.
Rasional: Untuk
mengetahui risiko
kesehatan yang dapat
dialami klien di setiap
harinya.

Manajemen Pengobatan
(2380)
1. Tentukan obat apa yang
diperlukan, dan kelola
menurut resep dan/atau
protocol.
Rasional: Pemberian
obat harus sesuai dengan
kondisi dan jenis
penyakit klien. Cara
pemberian harus
diperhatikan agar tidak
terjadi adverse event
terkait dengan
medication error.
2. Monitor efektifitas cara
pemberian obat yang
sesuai.
Rasional: Agar fungsi
obat dapat berkerja lebih
efesien sesuai dengan
masalah kesehatan yang
dialami sehingga bekerja
efektif dalam proses
penyembuhan penyakit.
3. Monitor efek samping
obat
Rasional: efek samping
obat harus dipantau agar
tidak terjadi reaksi obat
yang membahayakan
dan memperburuk
keadaan klien.
4. Pantau kepatuhan
mengenai regimen obat
Rasional: Membantu
memberikan hasil terapi
pengobatan yang baik.
5. Ajarkan pasien dan/atau
anggota keluarga
mengenai metode
pemberian obat yang
sesuai.
Rasional: Untuk
membantu pasien
dan/atau anggota
keluarga dalam bersikap
dan mandiri tanpa
bantuan perawat dalam
pemberian obat untuk
mendukung proses
penyembuhan.
6. Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai
tindakan dan efek
samping yang
diharapkan dari obat.
Rasional: Edukasi dapat
membantu pasien dan
keluarga dalam bersikap
untuk membantu proses
penyembuhan penyakit.

DAFTAR PUSTAKA
Darwis, D. (2017). Kegawatan Demam Berdarah Dengue pada Anak. Sari Pediatri, 4(4), 156.
https://doi.org/10.14238/sp4.4.2003.156-62

Fauziah, Hikmatul. (2017). Asuhan Keperawatan pada An. H dan An. N dengan Demam
Berdarah Dengue (DBD) di RSI Ibnu Sina Padang. Padang : Poltekkes Kemenkes
Padang.
Giyatmi, Tri. (2015). Asuhan Keperawatan pada An. I dengan Dengue Haemorrhagic Fever
di Ruang Mawar RSUD Banyudono. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
(diakses pada tanggal 1 April 2019)

Gloria M. Bulechek, H. K. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC) (6th Edition


ed.). United Kingdom: Mosby ELSEVIER.

Kementerian, K. (2014). Info Datin Kemenkes RI Kondisi Pencapaian Program Kesehatan


Anak Indonesia. Journal of Chemical Information and Modeling, 53, 160.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Moorhead, S., Jhonson. M., Mass., & Swanson, L. (2013). Nursing Outcomes Classification
(NOC) ( edisi 5). United States of America : Mosby Eisevier.

Nanda. (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020 Edisi 11. Jakarta:
EGC.

N.H, Amin dan Kusuma, Hardhi. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA
NIC-NOC Edisi Revisi jilid 1. Yogyakarta : Media Action Publishing.

Wulandari, A. S., & Husada, S. T. I. K. K. (2015). Penerapan Metode Bimbingan Imajinasi


Rekaman Audio Terhadap Penurunan Kecemasan Akibat Stress Hospitalisasi Pada Asuhan
Keperawatan An. D Dengan Dengue Haemorrhagic Fever (Dhf) Di Bangsal Anggrek.
Surakarta

You might also like