Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Introduction : Neem is one of the medicinal plants containing immunomodulatory components that can
modulate the immune response to infection. C. albicans is the main cause of oral thrush infections. The
phagocytosis process that begins with adhesion is an important stage in eliminating pathogenic fungi and
occurs in neutrophil. This research aims to determine the potential and concentration of neem leaves
decocta to adhesion of neutrophil against C. albicans. Method : This research is in-vitro experimental
studies with the post test only control group design. The sample using isolated neutrophil from human
peripheral venous blood. Neutrophil suspension coated on micro plates were given a coverslip and
incubated by Neem leaves decocta concentration of 25%, 12,5%, 6,25%, and 3,125% while a control
incubated by RPMI. Furthermore, neutrophil exposed to 100 µl C. albicans. Then fixation using methanol
and Giemsa dye staining. Counting adhesion on neutrophil microscopically. Result : The highest
adhesion index is in the group 4. Conclusion : Neem leaves decocta is able to act as an
immunomodulator in increasing neutrophil adhesion to C. albicans and the most effective concentration
is 25%.
Abstrak
Pendahuluan : Mimba merupakan salah satu tanaman obat yang mengandung komponen
imunomodulator yang dapat memodulasi respon imun terhadap infeksi. C. albicans merupakan penyebab
utama infeksi kandidiasis mulut. Proses fagositosis yang diawali dengan adhesi merupakan tahap yang
penting dalam mengeliminasi jamur patogen dan terjadi di dalam sel neutrofil. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui potensi dan konsentrasi rebusan daun mimba dalam meningkatkan adhesi sel neutrofil
terhadap C. albicans. Metode : Penelitian ini merupakan eksperimental laboratoris in-vitro dengan the
post test only control group design. Sampel penelitian menggunakan isolat neutrofil yang diambil dari
darah vena perifer manusia. Neutrofil diletakkan pada micro plate yang sudah diberikan coverslip dan
diinkubasi rebusan daun mimba dengan konsetrasi 25%, 12,5%, 6,25%, dan 3,125%,dan untuk kontrol
diinkubasi dengan RPMI. Kemudian neutrofil dipapar dengan 100 µl C. albicans. Setelah itu dilakukan
fiksasi dengan methanol dan pengecatan dengan Giemsa. Penghitungan adhesi pada sel neutrofil
dilakukan dengan menggunakan mikroskop. Hasil : Indeks adhesi tertinggi terdapat pada kelompok
perlakuan 4. Kesimpulan: Rebusan daun mimba mampu berperan sebagai imunomodulator dalam
meningkatkan adhesi sel neutrofil terhadap C. albicans dan konsentrasi paling efektif adalah 25%.
Indeks adhesi
Jumlah sel neutrofil yang dilekati
=Jumlah x 100% Indeks Adhesi
total neutrofil yang dihitung (=100) 0.8
0.66
Data dari hasil penelitian lala dianalisis 0.6
dengan menggunakan uji normalitas dengan
Saphiro-Wilk dan uji homogenitas dengan 0.37
0.4 0.31
Levene Test Selanjutnya apabila data hasil 0.19 0.2
penelitian terdistribusi normal dan homogen, 0.2
dilakukan uji parametric Anova untuk melihat
perbedaaan uji adhesi neutrofil semua kelompok. 0
Selanjutnya dengan uji LSD (Least Significant K P1 P2 P3 P4
Difference) untuk mengetahui perbedaan antar
kelompok.. Gambar 2. Diagram batang rata-rata indeksi adhesi neutrofil
terhadap C. albicans
homogen. Dilanjutkan dengan uji statistik ke berbagai jenis permukaan jaringan [19].
parametrik One Way Anova menunjukkan Interaksi sel C. albicans dengan sel inang
adanya perbedaan signifikan pada tiap juga melibatkan fisikomekanik, fisikokimia dan
kelompok. Hasil uji LSD (Least Significance enzimatik materi mikroba serta interaksi mikro
Difference), diketahui tidak semua kelompok yang mengarah pada kolonisasi dan infeksi
terdapat perbedaan yang bermakna. Terdapat seperti perubahan medan magnet pada
perbedaan yang bermakna pada kelompok P4 permukaan sel yang berinteraksi yang
terhadap kelompok yang lain, dan antara menyebabkan sel-sel saling melekat [20].
kelompok P3 dengan P1 dan P2. Protein pada permukaan dinding sel C. albicans.
juga berperan penting dalam interaksi sel
Pembahasan dengan lingkungan, termasuk proses adhesi.
Proses adhesi berhubungan dengan
Hasil penelitian menunjukkan nilai rata- hidrofobisitas suatu permukaan. Penempelan C.
rata indeks adhesi kelompok kontrol sebesar albicans. pada sel epitel mukosa diperantarai
0,31, kemudian berturut-turut diikuti dengan oleh interaksi antara glikoprotein pada
kelompok P1 sebesar 0,19, kelompok P2 permukaan dinding sel C. albicans. Struktur
sebesar 0,20, kelompok P3 sebesar 0,37, dan yang berperan dalam penempelan sel C.
kelompok P4 sebesar 0,66. Pada kelompok P4 albicans. yaitu adhesin, fimbria, kitin dan
indeks adhesi sel neutrofil terhadap C. albicans molekul yang menyerupai integrin [21].
adalah yang paling tinggi. Sedangkan indeks Daun mimba berfungsi sebagai
adhesi sel neutrofil terhadap C. albicans yang imunomodulator karena memiliki senyawa Galic
paling rendah adalah pada kelompok P1. acid, epicatechin, catechin yang merupakan
Neutrofil merupakan bagian dari leukosit kelompok polifenol dan golongan Oligomeric
yang berbentuk polimorfonuklear, atau lazim Proanthcyanidins (OPC) yang dapat diisolasi
juga disebut neutrofil polimorfonuklear sebagai dari tanaman mimba dan berfungsi sebagai
sistem imun non spesifik dan berperan penting antiinflamasi dan imunomodulasi. Fungsi
dalam mekanisme pertahanan tubuh terdepan komponen ini dapat mempengaruhi proses
dalam menghadapai berbagai serangan atau replikasi DNA, memberikan respons terhadap
invasi bakteri dan jamur oleh karena dapat PMN neutrofil, memodulasi oxidative burst
memberikan respon langsung, sehingga secara dalam mitokondria, meningkatkan transkripsi
fisiologis mempunyai daya adhesi terhadap mRNA pads nukleus yang dihubungkan dengan
patogen [17][18]. protein pada mitokondria, meningkatkan migrasi
Fagositosis diawali dengan bergeraknya makrofag dan phagocytosis uptake. Komponen
neutrofil menuju daerah infeksi yang disebut ini dapat diabsorbsi dengan cepat dalam
dengan kemotaksis untuk mengadakan mukosa membran usus dan dengan cepat
perlekatan atau adhesi dengan C. albicans. diedarkan dalam darah, mempunyai half life
Adhesi atau kemampuan melekat pada sel dalam plasma 5 jam dan dengan cepat pula
inang merupakan tahap penting dalam diabsorbsi dalam jaringan. Peningkatan darah
kolonisasi dan penyerangan (invasi) ke sel kapiler dapat terjadi sekitar 6 jam, kemudian
inang. Adhesi melibatkan interaksi antara ligand mengalami penurunan. Komponen ini berperan
dan reseptor pada sel inang dan proses selama proses inflamasi, juga pada kerusakan
melekatnya miselium sel C. albicans ke sel jaringan akibat inflamasi tersebut [22].
inang. Bagian pertama dari C. albicans yang Selain itu senyawa imunomodulator
berinteraksi dengan sel inang adalah dinding tersebut diketahui dapat memodulasi PMN,
sel. Dinding sel C. albicans terdiri dari enam makrofag, limfosit dalam mempengaruhi
lapisan dari luar ke dalam adalah fibrillar layer,- aktivitas fagositosis, TNF-α, IFN-γ, aktivitas
glucan, mannoprotein,--chitin β mannoprotein makrofag dan produksi immunoglobulin.
dan membran plasma. Protein pada permukaan Sehingga dapat dimengerti bahwa mimba
dinding sel C. albicans. juga berperan penting memodulasi imunitas alami, seluler, dan
dalam interaksi sel dengan lingkungan, humoral. Beberapa penelitian membuktikan
termasuk proses adhesi. Perlekatan lapisan bahwa efek imunomodulatori mimba antara lain
dinding sel dengan sel inang terjadi karena dapat memodulasi respon imun seluler dan
mekanisme kombinasi spesifik (interaksi antara humoral meliputi peningkatan level IgG dan IgM
ligand dan reseptor) dan nonspesifik (kutub [4][5][6]. Potensi imunomodulatori ekstrak daun
elektrostatik dan ikatan van der walls) yang mimba terhadap CD4, CD8, Th l, TNF-α, IFN-γ
kemudian menyebabkan serangan C. albicans dan aktivitas sel makrofag pada tikus dan kera
[23]. Potensi daun mimba sebagai [4] Tewari A, Tiwari S. 2018. Synthesis of
imunostimulator dibuktikan beberapa peneliti medicinal agents from plants. Elsevier:
meliputi respons imun humoral dan seluler, Netherlands
antara lain: fagositosis, ekspresi MHC (Major
Histocompatibility Complex) klas I dan II, [5] Sulistina A, Asrul dan Rosmini. 2016.
produksi IFN-γ, CD4, CD8, Th 1, TNF-α, IL-1 β Effectiveness of Neem Leaf Extract
[4][5][6]. Senyawa imunomodulator juga (Azadirachta Indica A. Juss) on The in
meningkatkan respon reseptor utama pada Vitro Growth of Alternaria porri Colony
neutrofil yang diketahui memiliki kemampuan causing Purple Blotch in Wakegi Onion
dalam mendeteksi C. albicans yaitu TLRs yang (Allium x Wakegi Araki). Agrotekbis. 4(4):
terdiri dari TLR2, TLR3, TLR4 dan C-type lectin 419–424
receptors (CLRs) yang terdiri dari Dectin-1,
Dectin-2, Mannose receptor, MINCLE, Galectin- [6] Gupta R. C. 2016. Neutraceutical Efficacy,
3, DC-SIGN sehingga meningkatkan Safety and Toxicity. Elsevier: London
kemampuan reseptor dalam mengenali dan
mendeteksi C. albicans [24][25]. [7] Tortora, G. J., Funke B. R., Case, C.L.
2010. Microbiology An Introduction (10th
Simpulan dan Saran ed.). San Francisco: Pearson Educatin Inc.
Kesimpulan penelitian ini adalah rebusan
daun mimba mampu berperan sebagai [8] Jawetz, Melnick, Adelberg. 2016. Medical
imunomodulator dan konsentrasi yang paling Microbiology. 27th ed. McGraw-Hill
efektif adalah sebesar 25%. Perlu dilakukan Education: United States.
penelitian lebih lanjut mengenai potensi rebusan
daun mimba dengan konsentrasi lain dibawah [9] Prashar P, Pruthi H, Akhlaq A . 2012. In
50%, pengaplikasian rebusan daun mimba vitro antibacterial activity of Azadirachta
sebagai obat untuk infeksi rongga mulut, dan indica against pathogenic bacteria.
potensi rebusan daun mimba terhadap respon Journal of Pharmacy Research. 5(1): 363-
neutrofil pada mikroflora lain yang bersifat 364
patogen di rongga mulut.
[10] Dewanti, Ratna. 2011. TNF- α Expression
Ucapan Terima Kasih on Rats after Candida albicans
Ucapan terima kasih ditujukan kepada Inoculation and Neem (Azadirachta indica)
Prof. Dr. drg. I Dewa Ayu Ratna Dewanti, M.Si., Extract Feeding. Majalah Kedokteran gigi
drg. Tantin Ermawati, M.Kes., dan semua pihak (Dental Journal). 44(1): 49-53
yang baik secara langsung maupun tidak
langsung telah menumbuhkan idea tau gagasan [11] Urban CF, D. Ermert, M. Schmid et al.,
dalam pemikiran peneliti sehingga dapat 2009. Neutrophil Extracellular Traps
menyelesaikan artikel ini. Contain Calprotectin, a Cytosolic Protein
Complex Involved in Host Defense
Daftar Pustaka Against Candida albicans, PLoS
[1] Thomas, A. N. S, 2012. Tanaman Obat Pathogens. 5(10): 1.
Tradisional. Edisi 1. Cetakan ke-23.
Yogyakarta: Kanisius [12] Abbas A. K,, Lichtman A. H,, and Pober J.
S. 2015. Celluler and Moleculer
[2] Kumar, V. S., Navaratnam, V. 2013. Immunology, 8th Ed. W.B Saunders
Neem (Azadirachta indica): Prehistory to Company. Philadelphia.
Contemporary Medicinal uses to
Humankind. Asian Pac J Trop Biomed. [13] Amanda L. 2010. Sistem Adhesi Kedok-
3(7): 505-514 teran Gigi. www.respiratory.usu.ac.id. [15
Februari 2017]
[3] Kusum H, Bala A, Gupta RK, Sharma R.
2013. Leaf Extract of Azadirachta indica [14] Uguccioni M, Teixeira M. M, Locati M and
(neem): a Potential Antibiofilm Agent for Mantovani A. 2017. Regulation of
Pseudomonas aeruginosa. Pathogens Inflamation, Its Resolution and
and Disease. 69(1): 62-65 Therapeutic Targeting. Frontiers Media
SA.
[15] Moyes DL and Naglik JR. 2011. Mucosal [21] Mutiawati V. K. 2016. Pemeriksaan
Immunity and Candida albicans Infection. Mikrobiologi Pada Candida albicans.
Clinical and Developmental Immunology. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 16(1): 53-
vol. 2011, article ID 346307, 9 pages 63
[16] Turgeon M. L. 2014. Imunology & [22] Dewanti, Ratna. 2008. Efek Ekstrak Cair
Serology in laboratory Medicine 5th ed. St Daun Mimba terhadap Fagositosis
Louise, Missouri: Elsevier Inc. Makrofag pada Tikus yang Diinokulasi
Candida albicans. Disertasi. Pascasarjana:
[17] Playfair J. H. L and Chain B. M. 2009. Universitas Airlangga, Surabaya.
Immunology at a Glance 9th Edition.
Wiley-Blackwell. United Kingdom [23] Shakti N, Upadhya Y, Suman Dhawan and
G. P. Talwar. 2013 Antifertility Effects of
[18] Baratawidjaja K. G. 2014. Imunologi Neem (Azadirachta indica) Oil in Male
Dasar. Edisi 11. Jakarta: Balai Penerbit Rats by Single Intra-Vas Administration:
Fakultas Kedokteran Universitas An Alternate Approach to Vasectomy.
Indonesia. Journal of Andrology. 14(4): 275–281
[19] Biasoli M. S., Tosello M. E., Luque A. G., [24] Dennehy K. M., Willment J. A., Williams D.
Magaró H. M. 2010. Adherence, L., and Brown G. D. 2009. Reciprocal
colonization and dissemination of Candida Regulation of IL-23 and IL-12 Following
dubliniensis and other Candida species. Co-activation of Dectin-1 and TLR
Medical Mycology. 48(2): 291–297 Signaling Pathways. European Journal of
Immunology. 39(5): 1379– 1386.
[20] Zhu W, Filler SG. 2010. Interactions of
Candida albicans with Epithelial Cells. [25] Bergter E. B. 2016. Glycan Diversity in
PMC Cell Microbiol. 12(3): 273–282 Fungi, Bacteria and Sea Organism.
Frontiers in Cellular and Infection
Microbiology. 5(44): 4-5.