Professional Documents
Culture Documents
DI SUSUN OLEH :
1. DUVA LAVENIA
2. JUNIKA REPOLITA
3. RULI AULENDRI
4. TETI SUPRIYATI
5. ZAINATUL ROKIMAH
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas karunia, taufik dan
Kami mengetahui laporan penyuluhan ini jauh dari sempurna, karena di dunia
ini tidak ada yang sempurna, maka dari itu, kritik dan saran dari para dosen dan
teman-teman sangat kami harapkan, agar terciptanya laporan penyuluhan yang lebih
baik.
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam penyelesaian laporan penyuluhan ini. Harapan kami agar laporan penyuluhan
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. PENDAHULUAN
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
derajat kesehatan yaitu menurunnya angka kematian bayi dan anak balita.
Salah satu strategi untuk menurunkan angka kematian yaitu dengan Millenium
kematian balita pada rentang waktu antara tahun 1990-2015 (Depkes RI dalam
Pramudiyani, 2014).
Pneumonia juga menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia.
1
Berdasarkan data world Health Organization (WHO) Pneumonia
Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari
2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun dan orang yang memiliki masalah
2016).
Pencapaian untuk tahun 2015 baru tercapai 14,64% sedangkan target sebesar
20% dari seluruh kab/kota yang ada. Angka kematian akibat pneumonia pada
balita sebesar 0,16%, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2014 yang
sebesar 0,08%. Pada kelompok bayi angka kematian sedikit lebih tinggi yaitu
sebesar 0,17% dibandingkan pada kelompok umur 1-4 tahun yang sebesar
2
Berdasarkan data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, jumlah
balita usia < 1 tahun sebanyak 190.757 orang, pneumonia pada balita usia 1-4
pneumonia tahun 2017 sebanyak 503.738. Pneumonia pada balita usia < 1
tahun sebanyak 169.183 orang, pneumonia pada balita usia 1-4 tahun
17.254 orang. Pneumonia pada balita kelompok usia < 1 tahun sebanyak 6.030
orang dan pada kelompok usia 1-4 tahun sebanyak 11.224 orang. Balita yang
kelompok usia <1 tahun sebanyak 4.640 orang dan pada kelompok umur 1-4
2017).
pneumonia pada balita tahun 2015 sebanyak 5.724 balita dari 147.659 balita.
3
sebanyak 681 kasus, kemudian Kecamatan Kemuning sebanyak 621 kasus dan
terendah terdapat pada Kecamatan Sako sebanyak 137 kasus (Dinkes Kota
penderita ISPA pada balita tahun 2017 sebanyak 404 orang, tahun 2018
hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari
Penyebab ISPA adalah lebih dari 200 jenis bakteri, virus dan jamur.
mikrovirus, adnovirus, dan virus yang paling sering menjadi penyebab ISPA
di influensa yang di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran
pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri dan
virus tersebut menyerang anak – anak di bawah usia 2 tahun yang kecepatan
hujan juga menimbulkan resiko serangan ISPA. Beberapa faktor lain yang
4
rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi
lingkungan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
yang menyerang salah satu bagian atau lebih saluran nafas, dari hidung (saluran
Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung
Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut,
1. Infeksi
2. Saluran pernafasan
Adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya
6
3. Infeksi Akut
Adalah Infeksi yang langsung sampai dengan 14 hari. batas 14 hari diambil
dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14
hari.
B. Penyebab ISPA
Penyebab ISPA adalah lebih dari 200 jenis bakteri, virus dan jamur. Bakteri
dan virus yang paling sering menjadi penyebab ISPA di influensa yang di udara
bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu
tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak –
anak di bawah usia 2 tahun yang kecepatan tubuhnya lemah atau belum
kejadian ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi
gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam
7
kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit,
meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang
ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong
Gejala ISPA dapat terjadi dari mulai yang ringan hingga yang berat. Gejala
ISPA secara umum meliputi demam, batuk, pilek, nyeri saat menelan, dapat pula
tampak nafas lebih cepat gelisah, rewel, dapat disertai dengan sakit kepala atau
tanda laboratoris.
Tanda-tanda klinis
1. Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi
dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang,
Tanda-tanda laboratoris
1. Hypoxemia
2. Hypercapnia dan
8
Tanda-tanda bahaya ISPA meliputi nafas cepat dan tidak teratur, terdapat
tarikan kedalam pada dinding dada saat bernafas, anak bernafas disertai dengan
pergerakan pada cuping hidung (hidung kembang kempis). Anak tampak pucat
hingga mulut tampak kebiruan, anak tampak sangat elmah, berkeringat banyak
batuk dan atau kesukaran bernafas. Pola tatalaksana penderita ini terdiri dari 4
bagian, yaitu :
1. Pemeriksaan
4. Pengobatan
kelompok untuk umur 2 bulan sampai kurang 5 tahun dan kelompok untuk umur
kurang 2 bulan.
1. Untuk kelompok umur 2 bulan sampai kurang 5 tahun klasifikasi di bagi atas :
a. Pneumonia berat
b. Pneumonia
9
c. Bukan pneumonia
10
dengan adanya napas cepat (fast brething), yaitu frekuensi pernapasan
sebanyak 60 kali permenit atau lebih, atau adanya tarikan yang kuat
(2) Pneumonia
adanya nafas cepat sesuai umur. Batas nafas cepat (fast brething) pada
anak usia 2 bulan sampai <1 tahun adalah 50 kali atau lebih permenit
sedangkan untuk anak usia 1 sampai <5 tahun adalah 40 kali atau lebih
rujukan bagi kelompok umur 2 bulan sampai < 5 tahun, dikenal pula
yang disertai adanya gejala sianosis sentral dan tidak dapat minum.
11
E. Penularan ISPA
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernafasan
F. Penatalaksanaan
d. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu
e. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu
ketat
f. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut
masih menyusui.
Untuk perawatan ISPA dirumah ada beberapa hal yang perlu dikerjakan
seorang ibu untuk mengatasi anaknya yang menderita ISPA antara lain :
Untuk anak usia 2 bulan samapi 5 tahun demam diatasi dengan memberikan
harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2
12
digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain
b. Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu
jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh,
c. Pemberian makanan
yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI
d. Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih
e. Lain-lain
Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan
rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan hidung
yang lebih parah. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang
13
tindakan diatas usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan
Penisilin, Ampisilin.
dirumah, untuk batuk dapat digunakan obat tadisional atau obat batuk lain
penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila
hari.
3. Imunisasi
14
H. Komplikasi ISPA
I. Pencegahan Ispa
melakukan pola hidup higienis yang bisa dilakukan sebagai tindakan pencegahan,
di antaranya :
1. Menjaga keadaan gizi anda dan keluarga agar tetap baik. Memberikan ASI
2. Menjaga pola hidup bersih dan sehat, istirahat/tidur yang cukup dan olah raga
teratur.
3. Membiasakan cuci tangan teratur menggunakan air dan sabun atau hand
sanitizer terutama setelah kontak dengan penderita ISPA. Ajarkan pada anak
untuk rajin cuci tangan untuk mencegah ISPA dan penyakit infeksi lainnya.
4. Melakukan imunisasi pada anak anda. Imunisasi yang dapat mencegah ISPA
imunisasi PCV.
15
5. Hindari menyentuh mulut atau hidung anda setelah kontak dengan flu. Segera
cuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer setelah kontak dengan
penderita ISPA.
ispa
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
infeksi yang menyerang salah satu bagian atau lebih saluran nafas, dari hidung
Penyebab ISPA adalah lebih dari 200 jenis bakteri, virus dan jamur.
mikrovirus, adnovirus, dan virus yang paling sering menjadi penyebab ISPA di
influensa yang di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran
pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung. Biasanya bakteri dan
virus tersebut menyerang anak – anak di bawah usia 2 tahun yang kecepatan
17
DAFTAR PUSTAKA
Maryunani, Anik. (2010). Ilmu kesehatan anak dalam kebidnan. Jakarta : trans info
media
http://endryjuliyanto.blogspot.com/2012/02/infeksi-saluran-pernafasan-akut-ispa.html
http://oktavita.com/infeksi-saluran-pernafasan-akut-ispa.htm
18