You are on page 1of 5

HADIS FARMAKOTERAPI II

“INFEKSI CACING (NEMATODA)”

DISUSUN OLEH ;
KELOMPOK V

Acnhis Akbar Jum 17.01.244

Amelia Johana Sumual 17.01.257

Andika Setiawan 17.01.274

Dede Haryono 17.01.238

Dwi Sakti Sapurti Armadin 17.01.242

Fachriawan Syahrir 17.01.239

Fatriawati 17.01.284

Hayati Buchari 17.01.264

Kalangi Natasya Rachel 17.01.253

Mardiana Siregar 17.01.273

M.Erwin Putra H. Atma 17.01.277

Susana Eustochia Nassa 17.01.235

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2018
1. Adakah resistensi yang bisa terjadi pada parasit ?
Penanya : Hari Abdul Farits Ismail (17.01.251)
Jawab : Menurut Simamora dan Fitri (2007) menyatakan bahwa
terjadinya resistensi pada parasit bisa terjadi. Hal tersebut pertama kali
dilaporkan ketika terdapat ada resistensi pada parasit P. falcifarum.
Mekanisme terjadinya resistensi pada parasit dapat terjadi karena
beberapa faktor yaitu adanya gen-gen mutasi pada parasit yang akan
sangat berhubungan dengan target obat. Jika parasit memiliki
kemampuan tersebut maka pengikatan obat dapat berubah pola dan
transport obat dapat berubah. Pada mutasi yang berlebihan maka
resistensi dapat terjadi.
2. Bagaimana pengobatan pada cacing yang ada pada mata ?
Penanya : Hari Abdul Farits Ismail (17.01.251)
Jawab : Menurut Harvey dan Champe (2016) cacing yang dapat
menyebabkan kebutaan atau lesi okular adalah Ochocerca volvulus
yang menyebabkan onkoserkiasis. Terapi utamanya adalah
invermektin. Menurut Katzung et al (2014) terapi onkoserkiasis pada
mata dengan menggunakan invermektin dosis tunggal 150 mcg/kg
dengan air pada saat perut kosong. Pada pengobatan pertama untuk
pasien yang terdapat microfilaria pada mata bagian kornea dapat diberi
kortekosteroid untuk menghindari reaksi peradangan pada mata.
3. Apakah cacing tambang hanya Ancylostoma duodenal atau adakah
jenis lainnya? Jika ada, Jelaskan perbedaannya serta terapi yang
dapat diberikan ?
Penanya : Reygen Siwu (17.01. 262)
Jawab: Cacing tambang atau cacing kait pada manusia terdapat dua
spesies yaitu Necator americanus atau Uninaria Americana,
Ancylostomum americanum, N. africanus, N.argentinus dan
Ancylostoma duodenale. Bentuk Necator americanus menyerupai huruf
S.
Pada cacing ini terdapat buccal capsule (rongga mulut) yang
sempit dan pada dinding ventral terdapat sepasang benda pemotong
berbentuk bulan sabit (seminular cutting plate) dan jumlah telur per hari
yang dihasilkan cacing betina sekitar 9.000-10.000. Sedangkan pada
Ancylostoma duodenale menyerupai huruf C yang memiliki buccal
capsule yang lebih besar dari pada Necator americanus yang memiliki
dua pasang gigiventral yang runcing (triangular cutting plate) dan
sepasang gigi dorsal rudimenter dan jumlah telur per hari yang
dihasilkan cacing betina Ancylostoma duodenale sekitar 10.000-20.000
(Natadisastra dan Agoes , 2009).

Siklus hidup kedua cacing ini mirip. Dimana cacing dewasa hidup di
usus halus dan melekat pada mukosa sehingga menyebabkan
kerusakan jaringan. Cacing betina akan bertelur dan di dalam feses dan
berkembang menjadi larva. Orang akan tertular bila memakan makanan
atau minuman yang terkontaminasi dengan telur cacing atau
menembus kulit yang mengalami erupsi dengan pembengkakan dan
kemerahan. Manifestasi kliniknya sama. Dan terapi yang dapat
diberikan yaitu penggunaan mebendazol dengan dosis dewasa dan >
2 tahun 100 mg 2 kali sehari selama 3 hari dan terapi alternatif lainnya
yaitu pemberian albendazol (Daris dkk, 2013).

4. Bagaimana Pengobatan infeksi cacing pada ibu hamil?


Penanya: Mutiah Chaerani Almarozy (17.01.252)
Jawaban:
Pada ibu hamil yang mengalami cacingan dapat menyebabkan
anemia serta kekurangan nutrisi bagi janin maka diberikan nutrisi yang
lebih bagi ibu hamil. Pada ibu hamil pengobatan infeksi cacing sangat
tidak dianjurkan untuk diberikan obat karena keamanan obat yang
dapat menyebabkan kerusakan janin. Albendazol tidak boleh diberikan
pada Penderitawanita hamil trimester satu.Menbendazol memiliki
Kontraindikasi untuk ibu hamil karena ditemukan efek teratogenik pada
hewan coba. Pada anak usia dibawah 2 tahun, perlu berhati hati karena
data penggunaan masih terbatas dan ada laporan terjadi kejang.
Seperti pada albendazol erratic migration dapat terjadi pada askariasis
berat.Pirantel pamoat pada Data penggunaan obat pada ibu hamil dan
anak usia dibawah 1 tahun masih terbatas, oleh karena itu penggunaan
untuk kelompok tersebut tidak dianjurkan.
Daftar Pustaka

Daris, A., Fitriani, E., Lusianti, M. 2013. Iso Farmakoterapi 2. Penerbit


Ikatan Apoteker Indonesia, Jakarta.
Harvey, Richard A., Champe, Pamela C. 2016. Farmakologi Ulasan
Bergambar Ed.4. Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
Katzung, B.G., Masters, S.B., and Trevor, A.J. 2014. Basic and Clinical
Pharmacology, 12th Ed. Mc Graw Hill Medical : New York.

Natadisastra, D dan Agoes Ridad. 2009. Parasitologi Kedokteran Ditinjau


dari Organ Tubuh yang Diserang. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2017


Tentang Penanggulangan Cacingan

You might also like