You are on page 1of 4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN PRE DAN POST OPERASI


SISTEM PERNAPASAN

OLEH :

1. LUH KADEK CITA HENI KARUNIA (14E11198)


2. LUH PT. INDAH KRISNAYANTI (14E11234)
3. NI MADE INDRIANI (14E11237)
4. NUR AZIZAH (14E11265)
5. I.A PUTU RATIH BUDHI ARCANI (14E11278)
6. REVANA GIOVANI DE DIAN (14E11284)
7. NI KADEK SANI PARWASIH (14E11287)
8. NI LUH SRI RAHAYU (14E11296)
9. PUTU WULANDARI DEWI SEPITRI (14E11326)
10. I WAYAN CAHYADI (14E11196)
11. I KD. WIKA SANCITA (14E11320)

KELAS A
PRODI D III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
CONTOH STUDI KASUS :

Pada kasus Voorhees v, university of Pennsylvania (1997), pengadilan menetapkan suatu


keputusan menentang rumah sakit untuk janda dari seorang pasien yang telah meninggal.
Putusan tersebut berdasarkan ketentuan hukum kematian akibat kesalahan yang menetapkan
rumah sakit, melalui staf keperawatan dan medisnya, telah melakukan pelalaian.
Seorang pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri setelah mengalami cedera di
bagian pangulnya di tempat kerja dan dokter mendiagnosisnya mengalami nekrosis avaskuler
bilateral pada kaput femoris. Pasien tersebut untuk terlibat dalam penelitian terkontrol acak
untuk terapi profilaksis anti koagulan yang bertujuan menurunkan insiden pembentukan
pembekuan atau emboli polmuner selama bedah penggantian panggul.
Pada hari ketika bedah panggul kiri berlangsung, pasien diprogramkan mendapat heparin,
namun pasien tidak mendapatkannya karena kesalahan keperawatan. Pasien kemudian
dikeluarkan dari penelitian karena ia tidak mendapat dosis obat yang semestinya dan walaupun
telah diprogramkan, ia tidak menerima terapi profilaksis anti koagulan apapun sampai 36 jam
setelah pembedahan ketika ia mulai diberi aspirin dengan frekuensi dua kali sehari.
Pembedahan panggul kanan dilakukan tujuh hari setelah penbedahan panggul kiri , dan
satu-satunya terapi diberikan kepada pasien ialah aspirin , pada hari berikutnya , pemeriksaan
venogram pada tungkai kiri menunjukkan ada bekuan darah dibeberapa vena dalam dibawah
lutut dan terombus pada banyak percabangan otot . meskipun sudah diperoleh temuan dari
pemeriksaan venogram , heparin tidak diprogramkan untuk mengatasi bekuan yang ada dan
pemeriksaan pembuluh darah pada tungkai kanan tidak diprogramkan.
Pada hari kepulangan pasien perawat mencatat pergelangan kaki sebelah kanan bengkak.
Akan tetapi , perawat tidak mengukur betis pasien atau memberi tahu dokter jaga . pasien telah
dipulangkan tanpa pemeriksaan lebih lanjut

Dikutip : Jumat, 20 November 2015 Pukul 08: 20 WITA

Sumber : http://ardi-virtuous.blogspot.co.id/2011/07/kesalahan-dalam-pemberian-obat.html
ANALISA KASUS :

Dalam kasus ini terlihat jelas bahwa kelalaian perawat dapat membahayakan
keselamatan pasien. Seharusnya perawat memberikan terapi obat yang sesuai dengan apa yang
telah di programkan.. Dokter telah mendiagnosis pasien tersebut mengalami Avascular necrosis ,
yakni dimana Avascular necrosis adalah kematian jaringan tulang akibat kurangnya pasokan darah Bisa
dibayangkan dari penyakitnya saja telah dikatakan bahwa hal ini dapat terjadi karena kematian
jaringan tulang akibat kurangnya pasokan darah, jadi jika pasien tidak diberikan terapi obat
antikoagulan berapa banyak darah yang akan keluar dari tubuh pasien jika tidak di bekukan oleh
obat antikoagulan dan apabila pasien dalam keadaan setelah pembedahan harusnya pasien
mendapatkan terapi antikoagulan, karena otomatis pasien akan mengalami peningkatan jumlah
pengeluaran darah maka dari pada itu pasien harus diberikan obat antikoagulan dimana pada
dasarnya obat antikoagulan ini adalah jenis obat yang digunakan untuk membekukan darah.

Pada kasus ini perawat juga tidak menjalankan prinsip 12 benar pemberian obat yakni terutama:

1. Benar Obat

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Benar Obat adalah :

 Pasien menerima obat yang telah diresepkan


 Perawat bertanggung jawab untuk perintah yang tepat
 Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah
 Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat

2. Benar Dokumentasi

Hal –hal yang perlu diperhatikan dalam Benar Dokumentasi

 Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah sakit. Dan
selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta
respon klien terhadap pengobatan

Seharusnya perawat melihat terapi yang akan diberikan kepada pasien sesuai order,
namun dalam hal ini perawat tidak menjalankan prinsip benar obat.
Disamping itu juga, perawat tidak melaporkan keadaan pasien dan di pulangkan tanpa
penanganan lebih lanjut. terkait dengan hal ini perawat tidak mengaplikasikan konsep patient
safety dengan benar, terbukti dari kesalahan akibat tidak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan yang menyebabkan ancaman keselamatan pasien.

You might also like