Professional Documents
Culture Documents
A. Pengertian Hakamin
Menurut bahasa, hakamain berarti dua orang hakam, yaitu seorang hakam dari pihak
suami dan seorang hakam dari pihak isteri untuk menyelesaikan kasus syiqaq. Arti hakam yang
Artinya :
"Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka kirimlah seorang
hakam, dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. jika kedua orang
hakam itu bermaksud Mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri
Dari arti hakam pada ayat di atas terdapat perbedaan di kalangan ahli fiqih:
a. Menurut pendapat Imam Abu Hanifah, sebagian pengikut Imam Hambali, dan dari pengikut
Imam Syafi’I “hakam” itu berarti wakil, sama halnya dengan wakil, maka hakam tidak boleh
menjatuhkan talak kepada pihak istri sebelum mendapat persetujuan dari pihak suami. Begitu
pula hakam dari pihak isteri tidak boleh mengadakan khuluk sebelum mendapat persetujuan dari
istri.
b. Menurut Imam Malik, sebagian lain pengikut Imam Hambali dan sebagian pengikut Imam
Syafi’i. Hakam itu sebagai hakim, sebagai hakim maka hakam boleh memberi keputusan sesuai
dengan pendapat keduanya tentang hubungan suami isteri yang sedang berselisih itu, apakah ia
akan memberi keputusan perceraian atau ia akan memerintahkan agar suami isteri itu berrdamai
kembali.
Menurut suatu riwayat dari Imam Syafi'I, 'Pernah datang pasangan suami istri (pasutri)
kepada Ali r.a. dan beserta mereka ada beberapa orang lainnya. Ali menyuruh mereka untuk
megutus seorang hakim. Kemudian berkata kepada keduanya, "Kamu tentu tahu, apa yang wajib
kamu lakukan. Apabila kamu berpendapat bahwa kamu dapat mendamaikan mereka, cobalah
lakukan. Dan jika kamu berpendapat bahwa keduanya lebih baik bercerai, perbuatlah."
Perempuan itu berkata,"Aku suka berhukum dengan kitab (hukum) Allah, dengan sesuatu yang
dipikulkan atas diriku (cerai atau tidak cerai aku terima)". Berkata pula suami itu,"Adapun soal
perceraian aku tidak mau." Ali berkata, "Engkau dusta, demi Allah hingga engkau mengakui
Menyimak keterangan di atas, nyatalah bahwa hak perdamaian terletak di tangan hakim itu untuk
bercerai ataupun tidak. Kedua suami istri harus menerima keputusannya. Sedapat mungkin
hakim itu ialah ahli yang lebih akrab dan banyak mengetahui perhubungan keduanya. Kalau
tidak ada, boleh juga ahli yang agak berjauhan sedikit asal mereka dapat dipercaya.
perceraian atas dasar syiqaq, sangatlah bermanfaat dan berarti dalam memberi masukan pada
hakim guna ikut menyelesaikan perselisihan yang terjadi. Kewenangan hakam selaku mediator
dalam penyelesaian sengketa perceraian hanya sebatas memberi usulan pendapat dalam
pertimbangan dari hasil yang telah dilakukan kepada hakim. Dan Undang-Undang tidak
diutus seorang hakam dari pihak suami dan pihak isteri yang berfungsi mengadakan penelitian
dan penyelidikan tentang sebab musabab terjadi syiqaq yang dimaksud. Serta berusaha
mendamaikannya atau mengambil prakarsa putusnya perkawinan kalau sekiranya jalan inilah
yang terbaik.
Terhadap kasus syiqaq ini, hakam bertugas menyelidiki dan mencari hakekat
mendamaikan kembali. Agar suami isteri kembali hidup bersama dengan sebaik-baiknya.
Kemudian jika dalam perdamaian itu tidak mungkin ditempuh, maka kedua hakam berhak
mengambil inisiatif untuk menceraikannya, kemudian atas dasar prakarsa hakam ini maka hakim
dengan keputusannya menetapkan perceraian tersebut. Hakamain (kedua hakam) itu boleh
Hadits Nabi yang diriwyatkan oelh Ali Bin Thali r.a :..
Artinya :”Kepada kedua juru damai itu hak memisahkan dan mengumpulkan kedua suami isteri” 2[2])
Adapun Imam Syafi’I dan Abu Hanifah beralasan bahwa pada dasarnya talak itu tidak
berada di tangan siapapun, kecuali suami atau orang yang diberi kuasa olehnya. Sehubungan
dengan hal tersebut, para pengikut Imam Malik berb eda pendapat dalam hal apabila kedua juru
Syarat-syarat hakamain
a. Berlaku adil antara pihak yang berperkara
d. Hendaklah berpihak kepada yang teraniaya, apabila pihak yang lain tidak mau berdamai