You are on page 1of 4

Arti Hakamain Dan Tugasnya

A. Pengertian Hakamin

Menurut bahasa, hakamain berarti dua orang hakam, yaitu seorang hakam dari pihak

suami dan seorang hakam dari pihak isteri untuk menyelesaikan kasus syiqaq. Arti hakam yang

tersebut pada ayat 35 surat An-Nisa’ disebutkan :

Artinya :
"Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka kirimlah seorang

hakam, dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. jika kedua orang

hakam itu bermaksud Mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri

itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal"1

Dari arti hakam pada ayat di atas terdapat perbedaan di kalangan ahli fiqih:

a. Menurut pendapat Imam Abu Hanifah, sebagian pengikut Imam Hambali, dan dari pengikut

Imam Syafi’I “hakam” itu berarti wakil, sama halnya dengan wakil, maka hakam tidak boleh

menjatuhkan talak kepada pihak istri sebelum mendapat persetujuan dari pihak suami. Begitu

pula hakam dari pihak isteri tidak boleh mengadakan khuluk sebelum mendapat persetujuan dari

istri.

b. Menurut Imam Malik, sebagian lain pengikut Imam Hambali dan sebagian pengikut Imam

Syafi’i. Hakam itu sebagai hakim, sebagai hakim maka hakam boleh memberi keputusan sesuai

dengan pendapat keduanya tentang hubungan suami isteri yang sedang berselisih itu, apakah ia

akan memberi keputusan perceraian atau ia akan memerintahkan agar suami isteri itu berrdamai

kembali.
Menurut suatu riwayat dari Imam Syafi'I, 'Pernah datang pasangan suami istri (pasutri)

kepada Ali r.a. dan beserta mereka ada beberapa orang lainnya. Ali menyuruh mereka untuk

megutus seorang hakim. Kemudian berkata kepada keduanya, "Kamu tentu tahu, apa yang wajib

kamu lakukan. Apabila kamu berpendapat bahwa kamu dapat mendamaikan mereka, cobalah

lakukan. Dan jika kamu berpendapat bahwa keduanya lebih baik bercerai, perbuatlah."

Perempuan itu berkata,"Aku suka berhukum dengan kitab (hukum) Allah, dengan sesuatu yang

dipikulkan atas diriku (cerai atau tidak cerai aku terima)". Berkata pula suami itu,"Adapun soal

perceraian aku tidak mau." Ali berkata, "Engkau dusta, demi Allah hingga engkau mengakui

seperti apa yang diakui oleh istrimu.

Menyimak keterangan di atas, nyatalah bahwa hak perdamaian terletak di tangan hakim itu untuk

bercerai ataupun tidak. Kedua suami istri harus menerima keputusannya. Sedapat mungkin

hakim itu ialah ahli yang lebih akrab dan banyak mengetahui perhubungan keduanya. Kalau

tidak ada, boleh juga ahli yang agak berjauhan sedikit asal mereka dapat dipercaya.

B. Fungsi Dan Tugas Hakamain

Peranan hakam sebagai mediator (pemberi saran) dalam penyelesaian sengketa

perceraian atas dasar syiqaq, sangatlah bermanfaat dan berarti dalam memberi masukan pada

hakim guna ikut menyelesaikan perselisihan yang terjadi. Kewenangan hakam selaku mediator

dalam penyelesaian sengketa perceraian hanya sebatas memberi usulan pendapat dalam

pertimbangan dari hasil yang telah dilakukan kepada hakim. Dan Undang-Undang tidak

memberikan kewenangan kepadanya untuk menjatuhkan putusan.


Menurut arti dari surat An-Nisa’ di atas, jika terjadi kasus antara suami isteri, maka

diutus seorang hakam dari pihak suami dan pihak isteri yang berfungsi mengadakan penelitian

dan penyelidikan tentang sebab musabab terjadi syiqaq yang dimaksud. Serta berusaha

mendamaikannya atau mengambil prakarsa putusnya perkawinan kalau sekiranya jalan inilah

yang terbaik.

Terhadap kasus syiqaq ini, hakam bertugas menyelidiki dan mencari hakekat

permasalahannya, sebab-sebab timbulnya persengketaan dan berusaha sekuat mungkin untuk

mendamaikan kembali. Agar suami isteri kembali hidup bersama dengan sebaik-baiknya.

Kemudian jika dalam perdamaian itu tidak mungkin ditempuh, maka kedua hakam berhak

mengambil inisiatif untuk menceraikannya, kemudian atas dasar prakarsa hakam ini maka hakim

dengan keputusannya menetapkan perceraian tersebut. Hakamain (kedua hakam) itu boleh

memutuskan perpisahan antara suami isteri tanpa suami menjatuhkan talak.

Hadits Nabi yang diriwyatkan oelh Ali Bin Thali r.a :..

‫الز ْو َجي ِْن َو ْل َج ْم ُع‬


َّ َ‫اِلَ ْي ِه َما ا لت َّ ْف ِر قَةُ َب ْين‬

Artinya :”Kepada kedua juru damai itu hak memisahkan dan mengumpulkan kedua suami isteri” 2[2])

Adapun Imam Syafi’I dan Abu Hanifah beralasan bahwa pada dasarnya talak itu tidak

berada di tangan siapapun, kecuali suami atau orang yang diberi kuasa olehnya. Sehubungan

dengan hal tersebut, para pengikut Imam Malik berb eda pendapat dalam hal apabila kedua juru

damai itu menjatuhkan talak tiga.

Syarat-syarat hakamain
a. Berlaku adil antara pihak yang berperkara

b. Mengadakan perdamaian antara kedua suami isteri dengan ikhlas

c. Disegani oleh kedua pihak suami atau isteri

d. Hendaklah berpihak kepada yang teraniaya, apabila pihak yang lain tidak mau berdamai

You might also like