Professional Documents
Culture Documents
KETIDAKCOCOKAN DIAGNOSA
KABUPATEN TEGAL
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Tindakan bedah sekecil apapun, tidak terlepas dari faktor risiko : infeksi, masa
penyembuhan yang memakan waktu lama, menimbulkan bekas cacat pada tubuh pasien,
bahkan adanya kemungkinan komplikasi baru. Oleh karena itu, penegakkan diagnosis
adalah hal yang sangat penting dalam proses pengobatan. Karena kalau penyakit sudah
ditentukan diagnosisnya, maka pilihan pengobatan akan mengikuti.
Proses penegakkan diagnosis dimulai dari proses anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang berupa laboratorium, pemeriksaan USG, Roentgen, CT-SCAN
dan lain-lain. Karena terkadang walau proses 1 sampai dengan 3 sudah dilewati, dokter
belum yakin untuk menentukan diagnosis, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan penunjang
untuk memastikan.
BAB II
LAPORAN
TAHUN 2016
Tabel 1. KTD Ketidakcocokan Diagnosa Pre dan Post Bedah Maret-September 2016
1 Maret 0
2 April 0
3 Mei 0
4 Juni 0
5 Juli 0
6 Agustus 1
7 September 0
Jumlah 0
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa laporan insiden Ketidakcocokan
Diagnosa Pre dan Post Bedah bulan Maret sampai dengan September 2016 ada 1
insiden.
Insiden Ketidakcocokan Diagnosa Pre dan Post Bedah dilaporkan pada tanggal
10 Agustus 2016. Pasien didiagnosa Perdaahan intra abdomen curiga ruptur kista,
kemudian dilakukan operasi Laparotomi oleh residen Obsgin. Ternyata dalam proses
operasi didapatkan ovarium, tuba, uterus dalam batas normal. Konsultasi dengan Bedah :
gaster, ileum, colon tidak perforasi. Hepar, lien teraba mulus tidak tampak/ teraba ruptur.
Tampak hematoma di retroperitonial dan perdarahan sudah tidak aktif. Penyebab insiden
ialah tidak dilakukannya pemeriksaan penunjang USG Abdomen. Rekomendasi yang
diberikan yakni menjadikan USG Abdomen sebagai pemeriksaan sebelum operasi elektif
bagi pasien dengan diagnosis Abdominal Pain, Akut Abdomen dan Perdarahan
Intraabdomen.
BAB III
PENUTUP
Mengetahui,
Direktur RSUD dr.Soeselo Slawi Ketua KMKP,
Kabupaten Tegal,