Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh
NIM : 06121004034
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDERALAYA
2016
HALAMAN PERSEMBAHAN
Motto:
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai
dengan kesanggupannya (Q.S Al- Baqarah : 286)”
UCAPAN TERIMA KASIH
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana (S1) pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sriwijaya.
Abstrak .....................................................................................................................vii
Abstract ....................................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
5.2. Saran....................................................................................................67
Tabel 12: Distribusi Frekuensi Data Aktivitas Belajar Siswa Pada Kelas Kontrol
4.8 ...............................................................................................................42
Tabel 13: Distribusi Frekuensi Data Aktivitas Belajar Siswa Pada Kelas
Tabel 14: Penolong Uji Homogenitas Data Aktivitas Belajar Siswa Dengan Tes
Tabel 15: Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Siswa Kelas Kontrol 4.11 ..................50
Tabel 16: Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen 4.12 ...........53
Tabel 17: Penolong Uji Homogenitas Data Posttest Dengan Tes Bartlet 4.13 ..........55
Tabel 18: Nilai Rata-Rata Data dan Simpangan Baku 4.14 .......................................57
Tabel 19: Nilai Rata-Rata Data dan Simpangan Baku 4.15 ......................................59
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menyentuh pada semua
aspek kehidupan manusia, tidak terkecuali bidang pendidikan dan pengajaran.
Kemajuan yang makin pesat tersebut menuntut kepada pendidik terutama pada
metode dan teknik dalam pembelajaran siswa tentang sesuatu yang harus
diketahui untuk masa depannya. Sehingga perlu adanya pembelajaran yang
mampu membuat siswa menemukan fakta dan informasi, mengelolah dan
mengembangkan agar apa yang diperoleh dari proses pendidikan tersebut lebih
bermanfaat bagi dirinya. Pembelajaran yang diperlukan tidak hanya mengulang
kembali ide-ide yang sudah pernah digunakan sebelumnya, tetapi yang
dibutuhkan adalah pembelajaran yang mampu mengeksplorasi ide-ide siswa. Hal
tersebut bertujuan agar siswa dapat kreatif dan mampu menghadapi masalah yang
akan datang.
Metode Six Thingking Hats diperkenalkan oleh Dr. Edward De Bono sejak
tahun 1985, metode ini berisi pengembangan dari konsep lateral yang mampu
mengembangkan kreativitas siswa. Melalui metode pembelajaran Six Thingking
Hats diharapkan siswa dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang
suatu konsep, mampu berpikir dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi,
karena siswa dapat melakukan aktivitas yang melibatkan dirinya dalam
pembelajaran. Pada saat penerapan metode Six Thingking Hats siswa terlibat aktif
dalam proses pembelajaran, memiliki pemikiran yang mendalam mengenai materi
yang dibahas berdasarkan warna topi yang dikenakan pada saat proses
pembelajaran, mampu berkomunikasi dengan anggota kelompoknya pada saat
proses pembelajaran, siswa memperoleh informasi yang berkaitan dengan materi
yang dibahas dengan proses pembelajaran yang menyenangkan.
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Siti Nur Hidayati, jurusan
Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta 2013
dengan judul “Penerapan Metode The Six Thingking Hats (Enam Topi Berpikir)
Untuk Meningkatkan Kreatifitas dan Prestasi Belajar Ekonomi Kelas X Peserta
Didik SMA Negeri 2 Ngaglik Kabupaten Sleman Tahun Ajaran 2012/2013.”
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat peningkaatan aspek kreativitas
peserta didik yang diperoleh melalui angket dan hasil pengamatan pada siklus I
dan II. Persentase kreativitas peserta didik berdasar angket pada siklus I sebanyak
62,5% sedangkan pada siklus II sebanyak 87,5%. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kreativitas peserta didik berdasar angket mengalami peningkatan 25%.
Begitu juga dengan hasil pengamatan kreativitas yang menunjukkan adanya
peningkatan. Kreativitas peserta didik berdasar hasil pengamatan pada siklus I
sebanyak 59,37% sedangkan pada siklus II sebanyak 84,38%. Hal tersebut
menunjukkan adanya peningkayan sebesar 20,01%.
Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“PENGARUH METODE PEMBELAJARAN SIX THINGKING HATS
TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VII
SMP NEGERI 17 PALEMBANG”.
1. Secara Akademis
Diharapkan dapat mengembangkan wawasan mengenai metode six
thingking hats yang berhubungan dengan aktivitas dan hasil belajar siswa.
2. Secara Praktis
1) Manfaat bagi siswa
Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran IPS
2) Manfaat bagi guru
Menambah informasi dan sebagai masukan untuk memberikan
alternatif lain tentang metode pembelajaran yang digunakan dalam
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
3) Manfaat bagi peneliti
Dapat menambah pengalaman dan wawasan sebagai bekal untuk
meningkatkan kinerja yang lebih baik sebagai calon pendidik.
4) Manfaat bagi peneliti lebih lanjut
Penelitian ini sebagai bahan kajian bagi peneliti lebih lanjut yang
berminat memilih metode six thingking hats untuk pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dari berbagai definisi para ahli di atas, dapat diketahui bahwa belajar
adalah aktivitas sehari-hari yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan
mengokohkan kepribadian yang ditandai dengan perubahan secara keseluruhan
sebagai hasil dari pengalamannya tersebut.
2.1.2 Hakikat Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki teknik atau metode agar
siswanya dapat belajar dengan aktif dan efisien agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Metode pembelajaran adalah seluruh
perencanaan serta prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran
termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan (Suyono dan Hariyanto,
2013:19). Sejalan dengan hal diatas metode pembelajaran merupakan cara guru
melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan
isi pelajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu. Metode
pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh
pendidik agar terjadi proses belajar pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai
tujuan pembelajaran (Sutikno, 2013:86).
Metode cara guru menjelaskan konsep, fakta, dan prinsip kepada peserta
didik dengan cara pendekatan pembelajaran berpusat pada guru dan pembelajaran
berpusat pada peserta didik (Yamin, 2013:149). Berdasarkan pendapat diatas,
maka dapat diketahui bahwa metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan
oleh seorang guru untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses
pembelajaran.
Metode Six Thingking Hats adalah pintu masuk untuk melatih kreativitas
anak Indonesia. Setiap anak akan dilatih tahap demi tahap, tidak hanya berpikir
kreatif melainkan juga membekali mereka dengan kemampuan berpikir sistematis
(Majaya, 2013:40-41). The Six Thingking Hats adalah suatu metode berpikir
lateral yang mengajarkan cara meningkatkan kualitas daya pikir untuk
menghasilkan sesuatu yang kreatif (Utari, 2013:6). Berdasarkan pendapat diatas
dapat disimpulkan bahwa metode six thingking hats merupakan metode yang
melibatkan cara berpikir seseorang menggunakan enam topi berpikir yang setiap
topi memiliki karakteristik tersendiri.
Contoh daftar pertanyaan mewakili setiap topi; Topi Putih membahas data
apa yang telah kita ketahui, topi merah berupa pandangan kognitif terhadap suatu
objek, topi hitam berupa pandangan negatif terkait dengan permasalahan, topi
kuning berupa pandangan positif, topi hijau berupa pandangan yang menuntun
pada solusi mengenai suatu permasalahan, topi biru menyimpulan permasalahan
yang dibahas (Majaya, 2013: 53-91).
White hat (topi putih) fokus terhadap data yang ada. Berpikir berdasarka
informasi yang dipunyai dan melihat dari yang bisa dipelajari dari hal
tersebut, red hat (topi merah) melihat suatu keputusan menggunakan
intuisi, tindakan keberanian, dan emosi, black hat (topi hitam) memandang
sesuatu dengan sikap pesimis, penuh dengan kehati-hatian, yellow hat (topi
kuning) membantu berpikir positif, dengan sudut pandang yang positif
akan membantu melihat segala keuntungan nilai dari suatu permasalahan,
green hat (topi hijau) berpikir dengan kreativitas, dimana bisa
mengembangkan solusi yang kreatif dari suatu permasalahan, blue hat
(topi biru) bertindak sebagai pengendali proses diskusi (De Bono,
2005:52).
Manfaat metode Six Thingking Hats; pertama, efektif dalam menggunakan
informasi yang tersedia; dua, lebih meningkatkan fokus dan disiplin dalam cara
berpikir; tiga, memahami kuat atau lemahnya peranan emosi dalam pengambilan
keputusan; membantu untuk berpikir jernih dan obyektif; mampu menghasilkan
ide-ide yang lebih baik; mampu mengelola pikiran pada saat belajar dan
berdiskusi (Nur, 2013:32).
Jadi dapat diketahui bahwa metode Six Thingking Hats memiliki kelebihan
dalam meningkatkan komunikasi siswa dengan cara menyampaikan apa yang
siswa pikirkan sesuai dengan masing-masing topi sehingga pembelajaran lebih
menyenangkan dan mengurangi perdebatan antar kelompok.
Kelemahan Metode Six Thingking Hats
Menurut ahli yang pernah menerapkan enam topi berpikir pada siswa kelas
VII, “Yang menjadi kendala dalam penerapan metode Six Thingking Hats adalah
kegiatan belajar ini membutuhkan waktu dalam persiapannya. Guru harus
mempersiapkan kerangka kegiatan dengan matang, serta memberikan alternatif
sumber belajar yang bervariasi. Untuk sekolah dengan akses internet terbatas dan
perpustakaan kurang memadai dapat menjadi kendala (Prihandono, 2008:2).
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat diketahui bahwa aktivitas
siswa adalah suatu kegiatan siswa yang meliputi adanya turut serta dalam proses
belajar mengajar. Pada penelitian ini ada 6 aktivitas belajar siswa yang diamati
oleh peneliti. Aktivitas tersebut adalah aktivitas mendengarkan, aktivitas melihat
dan aktivitas lisan, aktivitas gerak, aktivitas menulis dan aktivitas mental.
2.5 Hasil Belajar
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat diketahui hasil belajar adalah
penilaian hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam ranah kognitif, afektif
dan psikomotor yang diperoleh sebagai akibat usaha kegiatan belajar dan dinilai
dalam periode tertentu.
Ilmu pengetahuan sosial, yang sering disingkat dengan IPS adalah ilmu
pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta
kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi
wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di
tingkat dasar dan menengah. Luasnya kajian IPS ini mencakup berbagai
kehidupan yang beraspek majemuk baik hubungan sosial, ekonomi, psikologi,
budaya, sejarah, maupun politik, semuanya dipelajari dalam ilmu sosial ini.
Istilah Sejarah berasal dari bahasa Arab “syajarah” yang berarti pohon.
Sementara itu kata sejarah juga berasal dari bahasa Inggris (History), Jerman
(Geschihte), Belanda (Geschiedenis) yang mengandung arti sama yaitu cerita
tentang peristiwa dan kejadian pada masa lampau. Menurut Azid Wahab
(2008:41) sejarah adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa kehidupan
manusia pada masa lampau sehingga sejarah memiliki tugas pokok yaitu
membuka kegelapan kehidupan umat manusia masa lampau untuk dipaprkan pada
generasi masa kini dapat mengetahui, memahami, mencontohkan hal-hal yang
positif dari generasi masa lampau.
Ilmu sejarah dapat dikatakan sebagai ilmu tentang peristiwa pada masa
lampau. Menurut Hasan dan Salladin (1996:113) ada tiga hal yang membedakan
ilmu sejarah dari ilmu sosial lainnya antara lain; satu, objek yang dipelajari terdiri
dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dua, para ilmuan sejarah
menggunakan strategi yang khusus digunakan untuk merekonstruksi peristiwa-
peristiwa masa lampau. Tiga, para ilmuan sejarah menggandalkan dokumen, buku
dan narasi lain sebagai sumber data.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa ilmu sejarah adalah ilmu
yang mempelajari kejadian atau peristiwa pada masa lampau yang berhubungan
dengan aktivitas manusia.
METODOLOGI PENELITIAN
Indikator: Adapun yang menjadi indikator dalam aktivitas belajar siswa pada
penelitian ini adalah:
Indikator: Adapun yang menjadi indikator dalam hasil belajar siswa pada
penelitian ini adalah:
Populasi Penelitian
VII 1 15 20 35
VII 2 18 17 35
VII 3 17 19 35
VII 4 18 16 34
VII 5 18 18 36
VII 6 16 18 34
VII 7 15 18 33
Sampel Penelitian
Jumlah Keterangan
Kelas
35 orang Kelas eksperimen
VII 1
35 orang Kelas kontrol
VII 2
70 orang
Jumlah
3.5.1 Observasi
a. Aktivitas melihat
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru
2. Siswa siswa memperhatikan proses diskusi
3. Siswa membaca buku atau sumber yang relevan dengan materi
pembelajaran
b. Aktivitas lisan
1. Siswa menjawab pertanyaan dari guru
2. Siswa berani menyatakan pendapat
3. Siswa membantu teman sekelompok dalam menjawab pertanyaan dari
kelompok lain
c. Aktivitas mendengarkan
1. Siswa mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan guru
2. Siswa mendengarkan siswa lain yang sedang berargumentasi
3. Siswa mendengarkan pertanyaan dan jawaban dari siswa lain
d. Aktivitas gerak
1. Siswa mengangkat tangan pada saat akan mengajukan pertanyaan
2. Siswa mengangkat tangan pada saat akan menjawab pertanyaan
3. Siswa tidak banyak bergerak untuk kegiatan yang tidak perlu
e. Aktivitas menulis
1. Siswa menulis pertanyaan yang diajukan oleh guru
2. Siswa menulis jawaban yang diucapkan oleh siswa lain
3. Siswa menulis kesimpulan dari proses pembelajaran yang sedang
berlangsung
f. Aktivitas mental
1. Siswa berpikir dengan menyelesaikan pertanyaan yang diberikan oleh
guru
2. Siswa berpikir dengan memberikan solusi yang kreatif dari pertanyaan
yang yang diberikan oleh guru
3. Siswa berpikir dengan membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran
yang sedang berlangsung
(Usman, 2013:22)
Data yang sudah didapat pada lembar observasi diberikan skor berdasarkan
petunjuk penilaian sesuai dengan penelitian pengamat dalam kegiatan
pembelajaran. Penelitian tersebut berdasarkan indikator yang muncul ketika
melakukan pengamatan dan dihitung dengan langkah- langkah berikut ini:
60-79 Aktif
(Arikunto, 2012:281)
3.5.2 Tes
Untuk itu tes disini digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar
siswa. Dalam hal ini tes diberikan pada kedua kelas yang dijadikan sampel.
Peneliti menggunakan instrumen berupa soal-soal dalam bentuk pilihan ganda
(multiple choice item test)
3.6 Teknik Analisis Data
Validitas adalah tingkat dimana suatu tes mengukur apa yang seharusnya
diukur. Suatu tes tidak bisa valid untuk sembarang keperluan atau kolompok,
suatu tes hanya valid untuk suatu keperluan dan pada kelompok tertentu
(Darmadi, 2011:87). Untuk menghitung validitas digunakan rumus pearson
product moment, sebagai berikut:
n XY X Y
rhitung
n. X X nY Y
2 2 2 2
Keterangan :
n = jumlah responden
(Surapranata, 2006:58)
n s pq
2
r11
n 1 s2
Keterangan :
s2 : varians total
(Surapranata, 2006:58)
K = 1+3,3 log n
Keterangan:
log = Logaritma
(Sugiyono, 2012:35-36)
X
fixi
fi
Keterangan:
X = Rata – rata
b1
Mo b p
b1 b2
Keterangan:
Mo = Modus
n fixi 2 fixi
2
S 2
n n - 1
Keterangan:
n = Banyak frekuensi
x = Nilai rata-rata
X Mo
Km
S
S2
n 1S
1 1
2
n 11
B log S 2 n 1
1
Tabel 3.4
Jumlah ∑(n1 -1) ∑1(n1 -1) S1 2 + S 2 2 Log S12 + ∑(n1 -1) Log
Log S2 2 S1 2
Uji homogenitas dalam sampel penelitian ini digunakan taraf nyata (α)
adalah 0,05, syarat homogen apabila X2 hitung < X2 tabel. Kesimpulan yang dapat
diambil yaitu sampel yang ada berasal dari populasi yang homegen.
3.8 Uji Hipotesis
3.8.1 Uji-t
t =
√
=( ) ( )
Dengan S2
(Sugiono,2013:264)
Keterangan :
Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII yang
terdiri dari dua kelas yaitu kelas VII.1 sebagai kelas ekperimen berjumlah 35
orang siswa dan kelas VII.2 sebagai kelas kontrol berjumlah 35 orang siswa. Jadi
keseluruhan sampel yang diambil adalah sebanyak 70 orang siswa. Teknik yang
digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik purpose sampling. Peneliti
dalam melaksanakan penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa
lembar observasi dan tes. Lembar observasi digunakan untuk melihat aktivitas
belajar siswa dan tes yang digunakan untuk melihat hasil belajar siswa.
4.1.1 Deskripsi Data Metode Pembelajaran Six Thingking Hats
Tabel 4.1
2 Baik 16 45,7%
Jumlah 35 100%
Tabel 4.2
2 Baik 20 57,1%
Jumlah 35 100%
Tabel 4.3
2 Baik 10 28,5%
Jumlah 35 100%
Tabel 4.4
Frekuensi
2 Aktif 6 17,1%
Jumlah 35 100%
Tabel 4.5
Frekuensi
2 Aktif 19 54,2%
Jumlah 35 100%
Tabel 4.6
Frekuensi
2 Aktif 6 17,1%
Jumlah 35 100%
Tabel 4.7
(Fi)
5 30-39 (Gagal) - -
Jumlah 35 100%
Uji normalitas data perlu digunakan untuk mengetahui apakah data yang
diolah telah terdistribusi normal atau tidak, sebab uji statistika parametris baru
bisa digunakan apabila data tersebut terdistribusi dengan normal. Adapun
langkah-langkah untuk mencari normalitas yaitu:
= 77 – 48 = 29
=5
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Data Aktivitas Belajar Siswa Pada Kelas Kontrol
Interval Fi Xi FiXi Xi2 FiX2
48 – 52 6 50 300 2500 15000
X
fixi
fi
2105
X
35
X 60,1
e. Menghitung Modus
b = 57,5 p=5 b1 = 15 – 5 = 10 b2 = 15 – 3 = 12
b
Mo b p 1
b1 b2
10
Mo 57,5 5
10 12
Mo 57,5 5(0,45)
Mo 57,5 2,25
59,7
f. Menghitung Standar Deviasi
n fixi 2 fixi
2
S
2
nn 1
35128375 2105
2
S 2
3535 1
4493125 4431025
S2
3534
62100
S2
1190
S 2 52,18
S 52,18
S 7,22
60,1 59,7
Km
7,22
0,4
Km
7,22
0,05
Nilai K sebesar 0,05. Harga ini antara (-1) dan (+1) sehingga data ini
terdistribusi normal karena kemencengan (-1< 0,05 <+1).
= 91 – 63 = 28
b. Menghitung banyak kelas interval (BK)
BK = 1 + 3,3 log 35
= 1 + 3,3 x 1,544
= 1 + 5,0952
= 6,0952
= 6
R
i
BK
28
i
6
= 4,66
=5
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Data Aktivitas Belajar Siswa Pada Kelas
Eksperimen
Interval Fi Xi FiXi Xi2 FiX2
63 – 67 4 65 260 4225 16900
X
fixi
fi
2660
X
35
X 76
e. Menghitung Modus
b = 72,5 p=5 b1 = 16 – 4 = 12 b2 = 16 – 5 = 11
b
Mo b p 1
b1 b2
12
Mo 72,5 5
12 11
Mo 72,5 5(0,52)
Mo 72,5 2,6
75,1
f. Menghitung Standar Deviasi
n fixi 2 fixi
2
S
2
nn 1
35203600 2660
2
S 2
3535 1
7126000 7075600
S2
3534
50400
S2
1190
S 2 42,35
S 42,35
S 6,51
g. Menguji kenormalan dengan rumus Karl Pearson dalam bentuk Koefesien
Pearson.
X Mo
Km
S
76 75,1
Km
6,51
0,9
Km
6,51
0,14
Nilai K sebesar 0,14. Harga ini antara (-1) dan (+1) sehingga data ini
terdistribusi normal karena kemencengan (-1< 0,14 <+1).
Tabel 4.10
Penolong Uji Homogenitas Data Aktivitas Belajar Siswa Dengan Tes Bartlet
S 2
n 1S
1 1
2
n 1 1
3442,35 3452,18
S2
34 34
1439,9 1774,12
S2
68
3214,02
S2
68
S 2 47,26
2. Menghitung harga satuan B
B log S 2 n 11
B log 47,2668
1,67
. 68
113,56
X 2,303113,56 113,9
X 2,303
. 0,34
0,78
Uji homogenitas dalam sampel penelitian ini digunakan taraf nyata (α)
adalah 0,05, diperoleh X2 tabel = 3,841 dan Xhitung = -0,78. Dapat ditulis -0,78 <
3,841. Syarat homogenitas apabila X2 hutung < X2 tabel. Kesimpulan yang dapat
diambil yaitu sampel yang ada berasal dari populasi yang homogen.
4.3 Uji Prasyarat Analisis Data Hasil Belajar Siswa
Uji normalitas data perlu digunakan untuk mengetahui apakah data yang
diolah telah terdistribusi normal atau tidak, sebab uji statistika parametris baru
bisa digunakan apabila data tersebut terdistribusi dengan normal. Adapun
langkah-langkah untuk mencari normalitas yaitu:
Daftar nilai tes akhir kelas kontrol yang berjumlah 35 siswa yaitu: 40, 48,
52, 56, 60, 64, 64, 64, 68, 68, 68, 72, 72, 72, 72, 72, 72, 72, 76, 76, 76, 80, 80, 80,
80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80, 80. Data tersebut diperjelas pada lampiran.
= 80 – 40 = 40
b. Menghitung banyak kelas interval (BK)
BK = 1 + 3,3 log 35
= 1 + 3,3 x 1,544
= 1 + 5,0952
= 6,0952
= 6
c. Menghitung Panjang Kelas Interval (i)
R
i
BK
40
i
6
= 6,66
=7
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Siswa Kelas Kontrol
Interval Fi Xi FiXi Xi2 FiX2
40-46 1 43 43 1849 1849
X
fixi
fi
2492
X
35
X 71,2
e. Menghitung Modus
b = 74,5 p=7 b1 = 17 – 10 = 7 b2 = 17 – 0 = 17
b
Mo b p 1
b1 b2
7
Mo 74,5 7
7 17
Mo 74,5 7(0,29)
Mo 74,5 2,03
76,5
f. Menghitung Standar Deviasi
n fixi 2 fixi
2
S
2
nn 1
35180222 2492
2
S 2
3535 1
6307770 6210064
S2
3534
97706
S2
1190
S 2 82,10
S 82,10
S 9,06
71,2 76,5
Km
9,06
5,33
Km
9,06
0,59
Nilai K sebesar -0,59. Harga ini antara (-1) dan (+1) sehingga data ini
terdistribusi normal karena kemencengan (-1< -0,59 <+1).
Daftar nilai tes akhir kelas eksperimen yang berjumlah 35 siswa yaitu: 52,
64, 72, 76, 80, 80, 80, 80, 84, 84, 84, 84, 84, 84, 88, 88, 88, 88, 88, 88, 88, 88, 88,
92, 92, 92, 92, 92, 92, 92, 92, 92, 92, 92, 92. Data tersebut diperjelas pada
lampiran.
= 92 – 52 = 40
b. Menghitung banyak kelas interval (BK)
BK = 1 + 3,3 log 35
= 1 + 3,3 x 1,544
= 1 + 5,0952
= 6,0952
= 6
c. Menghitung Panjang Kelas Interval (i)
R
i
BK
40
i
6
= 6,66
=7
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen
Interval Fi Xi FiXi Xi2 FiX2
52-58 1 55 55 3025 3025
X
fixi
fi
2982
X
35
X 85,2
e. Menghitung Modus
b = 86,5 p=7 b1 = 21 – 10 = 11 b2 = 21 – 0 = 21
b
Mo b p 1
b1 b2
11
Mo 86,5 7
11 21
Mo 86,5 7(0,34)
Mo 86,5 2,38
88,8
f. Menghitung Standar Deviasi
n fixi 2 fixi
2
S
2
nn 1
35256396 2982
2
S 2
3535 1
8973860 8892324
S2
3534
81536
S2
1190
S 2 68,52
S 68,52
S 8,28
85,2 88,8
Km
8,28
3,68
Km
8,28
0,44
Nilai K sebesar -0,44. Harga ini antara (-1) dan (+1) sehingga data ini
terdistribusi normal karena kemencengan (-1< -0,44 <+1).
Tabel 4.13
S 2
n 1S
1 1
2
n 1
1
3468,52 3482,10
S2
34 34
2329,68 2791,4
S2
68
5121,08
S2
68
S 2 75,31
B log S 2 n 1
1
B log 75,3168
1,88
. 68
127,84
X 2,303127,84 127,5
X 2,303
. 0,34
0,78
Uji homogenitas dalam sampel penelitian ini digunakan taraf nyata (α)
adalah 0,05, diperoleh X2 tabel = 3,841 dan Xhitung = 0,78. Dapat ditulis 0,78 < 3,84.
Syarat homogenitas apabila X2 hutung < X2 tabel. Kesimpulan yang dapat diambil
yaitu sampel yang ada berasal dari populasi yang homogen.
4.4 Uji Hipotesis
4.4.1 Uji t
Tabel 4.14
X = 76 X = 60,1
n = 35 n = 35
t=
√ √
( ) ( )
Dengan S2 =
(n1 1) S1 (n 2 1) S 2
2 2
S2
n1 n 2 2
34(42,3) 34(52,1)
S2
35 35 2
1438,2 1771,4
S2
68
3209,6
S2
68
S 2 47,2
S 47,2
S 6,87
Kemudian thitung dicari dengan menggunakan rumus:
X1 X 2
t
1 1
S
n1 n 2
76 60,1
t
1 1
6,871
35 35
15,9
t
6,87 0,028 0,028
15,9
t
6,87 0,056
15,9
t
6,87(0,24)
15,9
t = 9,64
1,65
Untuk mencari ttabel untuk t (1-a) adalah:
dk = ne + nk -2
dk = 35 + 35 -2
dk = 68
Tabel 4.15
X = 85,2 X = 71,2
n = 35 n = 35
t=
√ √
( ) ( )
Dengan S2 =
(n 1) S1 (n 2 1) S 2
2 2
S 2
1
n1 n 2 2
34(68,5) 34(82,1)
S2
35 35 2
2329 2791,4
S2
68
5120,4
S2
68
S 2 75,3
S 75,3
S 8,68
Kemudian thitung dicari dengan menggunakan rumus:
X1 X 2
t
1 1
S
n1 n 2
85,2 71,2
t
1 1
8,681
35 35
14
t
8.68 0,028 0,028
14
t
8,68 0,056
14
t
8,68(0,24)
14
t = 5,49
2,08
dk = ne + nk -2
dk = 35 + 35 -2
dk = 68
Setelah mendapatkan data hasil aktivitas belajar dan hasil belajar siswa,
maka peneliti melakukan analisis data hasil aktivitas belajar dan hasil belajar
siswa, analisis data yang menggunakan rumus Uji t yang terdiri dari uji normalitas
data dan uji homogenitas data. Uji normalitas data dilakukan oleh peneliti untuk
mengetahui normal atau tidaknya penyebaran data. Dan uji homogenitas data
diperlukan untuk membuktikan kesamaan varians kelompok yang membentuk
sampel.
Dari hasil uji normalitas data pada kelas eksperimen hasil perhitungan uji
homogenitas terhadap aktivitas belajar siswa dalam sampel penelitian digunakan
taraf nyata (α) adalah 0,05, diperoleh X2 hitung = -0,78 dan X2 tabel = 3,841 dan
diketahui syarat homogen yaitu X2 hitung < X2 tabel. Dapat ditulis 0,78 < 3841.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen.
Jadi, data penelitian baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol mengikuti
distribusi normal dan homogen. Adapun dari hasil uji normalitas data pada kelas
eksperimen aktivitas belajar siswa diperoleh K = 0,14 dimana harga ini terletak
antara (-1) dan (+1) sehingga data tes akhir belajar kelas eksperimen terdistribusi
normal dan kelas kontrol uji normalitas tes akhir belajar siswa diperoleh K = 0,05
dan harga tersebut terletak antara (-1) dan (+1) sehingga dapat dikatakan bahwa
data pada kelas kontrol normal. Kemudian untuk hasil perhitungan uji
homogenitas terhadap hasil belajar siswa dalam sampel penelitian digunakan taraf
nyata (α) adalah 0,05, diperoleh X2 hitung = -0,78 dan X2 tabel = 3,841 dan diketahui
syarat homogen yaitu X2 hitung < X2 tabel. Dapat ditulis -0,78 < 3841. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen. Jadi, data
penelitian baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol mengikuti distribusi
normal dan homogen.
Dari hasil uji normalitas data pada kelas eksperimen hasil perhitungan uji
homogenitas terhadap hasil belajar siswa dalam sampel penelitian digunakan taraf
nyata (α) adalah 0,05, diperoleh X2 hitung = 0,78 dan X2 tabel = 3,841 dan diketahui
syarat homogen yaitu X2 hitung < X2 tabel. Dapat ditulis 0,78 < 3841. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen. Jadi, data
penelitian baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol mengikuti distribusi
normal dan homogen. Adapun dari hasil uji normalitas data pada kelas
eksperimen tes akhir belajar siswa diperoleh K = -0,44 dimana harga ini terletak
antara (-1) dan (+1) sehingga data tes akhir belajar kelas eksperimen terdistribusi
normal dan kelas kontrol uji normalitas tes akhir belajar siswa diperoleh K = -0,59
dan harga tersebut terletak antara (-1) dan (+1) sehingga dapat dikatakan bahwa
data pada kelas kontrol normal. Kemudian untuk hasil perhitungan uji
homogenitas terhadap hasil belajar siswa dalam sampel penelitian digunakan taraf
nyata (α) adalah 0,05, diperoleh X2 hitung = 0,78 dan X2 tabel = 3,841 dan diketahui
syarat homogen yaitu X2 hitung < X2 tabel. Dapat ditulis 0,78 < 3841. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen. Jadi, data
penelitian baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol mengikuti distribusi
normal dan homogen.
5.1 Kesimpulan
Dalam hal ini metode six thingking hats dapat berpengaruh dalam
peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Metode six thingking hats
merupakan salah satu metode pembelajaran yang tepat digunakan dari sekian
banyak metode pembelajaran yang ada walaupun metode ini tepat namun dalam
penerapannya tergantung dari cara guru menyampaikannya.
5.2 Saran
Ahmadi, Abu. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya
Bono, Edward De. 2007. Enam Topi Berpikir (Six Thingkiing Hats). Jakarta:
Erlangga
Dimiyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Hasbullah. 2012. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Majaya, Ling. 2013. 6 Pola Sukses Mendidik Anak Jadi Kreatif. Jakarta:
Gramedia
Nur, Siti. 2013. Penerapan Metode The Six Thinking Hats (Enam Topi Berpikir)
Untuk Meningkatkan Kreativitas dan Prestasi Belajar Ekonomi Kelas X
Peserta Didik SMA Negeri 2 Nganglik Kabupaten Sleman Tahun Ajaran
2012/2013. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo
Susanto, Ahmad. 2013. Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta:
Kencana
Usman, Moh Uzer. 2013. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Utari, Retno. 2013. The Six Thingking Hats: Proses Cara Berpikir Yang Tidak
Biasa. Diakses tanggal 19 Desember 2015. Pukul 15.30
Yamin, Martinis. 2013. Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta:
GP Press Group
LAMPIRAN
SOAL POST TEST MATERI HINDU-BUDHA
1. Salah satu peninggalan pengaruh Hindu adalah agama Hindu, yang banyak
dianut oleh masyarakat...
a. Maluku
b. Batak
c. Bali
d. Madura
2. Berikut yang bukan termasuk teori tentang masuknya Hindu-Buddha ke
Indonesia adalah...
a. Teori Arus
b. Teori Waisya
c. Teori Brahmana
d. Teori Ksatria
3. Kaum Brahmana adalah pemimpin agama...
a. Islam
b. Hindu
c. Kristen
d. Katolik
4. Pengaruh Hindu-Budha di bidang politik adalah...
a. Adanya sistem kasta
b. Adanya sistem kerajaan
c. Adanya sistem kemasyarakatan
d. Munculnya berbagai karya sastra
5. Raja pertama kerajaan Kutai adalah...
a. Purnawarman
b. Jayabaya
c. Kudungga
d. Syailendra
6. Hasil seni pahat sebagai pengisi bidang pada dinding candi yang
melukiskan suatu kisah disebut...
a. Gapura
b. Arca
c. Relief
d. Karya sastra
7. Empat kasta dalam agama Hindu disebut...
a. Tri Ratna
b. Tri Sarana
c. Catur Asrama
d. Catur Warna
8. Kerajaan Buddha yang ada di Indonesia adalah...
a. Kerajaan Sriwijaya
b. Kerajaan Majapahit
c. Kerajaan Singosari
d. Kerajaan Kutai
9. Daerah-daerah yang tidak dipengaruhi unsur Hindu-Budha, yakni...
a. Maluku
b. Papua
c. Nusa Tenggara
d. Bali
10. Candi Indonesia yang bercorak Budha seperti di bawah ini, kecuali...
a. Borobudur
b. Kalasan
c. Mendut
d. Dieng
11. Ketika pengaruh Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia
telah menganut kepercayaan...
a. Animisme
b. Animisme dan Dinamisme
c. Dinamisme
d. Politheisme
12. Salah satu hari raya Hindu adalah...
a. Idul Fitri
b. Natal
c. Waisyak
d. Nyepi
13. Candi Borobudur merupakan peninggalan sejarah bercorak...
a. Islam
b. Kristen
c. Katolik
d. Budha
14. Berikut di bawah ini golongan yang ada di agama Hindu, kecuali...
a. Buruh
b. Brahmana
c. Sudra
d. Waisya
15. Bahasa dari India yang paling kuat pengaruhnya terhadap bahasa Nusantara
adalah...
a. Pali
b. Hindi
c. Pallawa
d. Sansekerta
16. Kerajaan pertama yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia adalah...
a. Kerajaan Kutai
b. Kerajaan Tarumanegara
c. Kerajaan Kaling
d. Kerajaan Mataram Kuno
17. Berikut yang bukan termasuk tiga dewa tertinggi dalam kepercayaan
Hindu, yaitu...
a. Brahmana
b. Wisnu
c. Agni
d. Syiwa
18. Candi Borobudur merupakan bukti peninggalan Hindu-Buddha yang
terletak di kota...
a. Yogyakarta
b. Bandung
c. Surabaya
d. Magelang
19. Daerah pertama di Nusantara yang terpengaruh kebudayaan Hindu-Budha
adalah daerah. . .
a. Maluku Utara
b. Jawa Tengah
c. Sumatera Selatan
d. Kalimantan Timur
20. Candi agama Hindu biasanya berfungsi untuk...
a. Peribadatan agama Hindu
b. Peringatan keagamaan
c. Menyimpan abu jenazah
d. Tempat pusat pemerintahan
21. Kerajaan Kutai terletak di...
a. Kalimantan Timur
b. Jawa Tengah
c. Sumatera Selatan
d. Sulawesi Selatan
22. Peninggalan agama Hindu-Budha berupa patung yang terbuat dari batu
yang dipahat menyerupai manusia atau binatang disebut...
a. Candi
b. Arca
c. Wihara
d. Gapura
23. Bangunan yang berfungsi sebagai pintu gerbang istana adalah...
a. Gapura
b. Candi
c. Stupa
d. Arca
24. Berikut yang bukan termasuk bentuk peninggalan sejarah yang bercorak
Hindu-Buddha adalah...
a. Candi
b. Stupa
c. Seni sastra
d. Kaligrafi
25. Berikut ini dewa-dewa yang memiliki peranan dalam mengatur kehidupan
bagi agama Hindu adalah...
a. Dewa Wisnu
b. Dewa Brahma
c. Dewa Siwa
d. Dewa Zeus