You are on page 1of 18

MAKALAH

Pembuatan Isotop 137Cs sebagai Sumber Radiasi Gamma untuk


Digunakan dalam Industri

Disusun oleh:

Rizki Amalia 17030234001 KA 2017


Ika Novianti S 17030234015 KA 2017
Nailil Hidayah 17030234027 KA 2017
Riza Rifiya N.M 17030234029 KA 2017

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018

1
DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Radiokimia .............................................................................................. 3
2.2 Pengertian Radioaktivitas ......................................................................................... 3
2.3 Pengertian Isotop dan Radioisotop ........................................................................... 3
2.4 Keberadaan Materi Radioaktif .................................................................................. 4
2.5 Peranan Radiokimia dalam Bidang Industri ............................................................. 4
2.6 Dampak Radioaktif ................................................................................................... 6
2.7 Limbah Radioaktif .................................................................................................... 6
2.8 Isotop Cesium-137 .................................................................................................... 8
2.9 Manfaat Isotop 137Cs ................................................................................................. 8
BAB III ............................................................................................................................. 10
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 10
3.1 Isotop 137Cs Sebagai Sumber Radiasi dalam Industri di Indonesia ......................... 10
3.2 Metodologi Pembuatan Isotop 137Cs ....................................................................... 10
3.3 Manfaat Isotop 137Cs Sebagai Sumber Radiasi Gamma dalam Industri ................. 11
BAB IV ............................................................................................................................. 14
PENUTUP ........................................................................................................................ 14
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 14
4.2 Saran ....................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknik nuklir yaitu teknik yang mempergunakan radiasi atau radioisotop
serta sifat lainnya telah banyak dikenal dan dimanfaatkan secara luas dalam
berbagai bidang di Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat tanpa
mengabaikan segi keselamatan dan kelestarian lingkungan, misalnya di bidang
kedokteran dan kesehatan lingkungan, industri, pertanian dan petemakan. Pada
saat ini sedang dikaji pemakaian teknik tersebut untuk pelestarian lingkungan
dan energi.
137
Isotop Cs memiliki manfaat yang besar dalam bidang industri antara
lain digunakan dalam menganalisis sampel lingkungan, industri migas,
konstruksi, radiografi, perikanan, rumah sakit dan pertambangan.
Dalam melakukan uji pasca iradiasi pelat elemen bakar (PEB) U3Si2-Al
banyak larutan hasil pengujian bahan bakar nuklir yang disimpan di dalam
hotcell dengan keaktifan yang sangat tinggi. Larutan tersebut mengandung
isotop 137Cs, uranium serta transuranium yang mempunyai waktu paroh panjang
dan berbahaya bagi lingkungan. Namun limbah hasil pengujian tersebut
memiliki nilai ekonomis tinggi karena dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
untuk pembuatan sumber radiasi sinar gamma isotop 137Cs.
Hal ini dapat membantu bidang industri dalam memenuhi kebutuhan
137
sumber radioaktif dalam negeri karena selama ini kebutuhan isotop Cs di
Indonesia masih tergantung dari industri luar negeri. Selain itu, pengadaan dan
137
transportasi isotop Cs dari luar negeri serta dalam penggunaannya
memerlukan persyaratan yang cukup ketat karena harus mendapat izin
persetujuan dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional (BAPETEN),
sehingga menyebabkan harga isotop 137Cs menjadi mahal sampai di Indonesia.
Maka dari itu BATAN sebagai lembaga litbang nuklir di Indonesia mempelajari
137
pembuatan sumber radiasi gamma isotop Cs dari larutan hasil pengujian
bahan bakar nuklir U3Si2-Al pasca iradiasi.

1
1.2 Rumusan Masalah
137
1.1.1 Bagaimana isotop Cs sebagai sumber radiasi dalam industri di
Indonesia?
1.1.2 Bagaimana metodologi dan teknologi pembuatan isotop 137Cs?
1.1.3 Bagaimana manfaat isotop 137Cs sebagai sumber radiasi gamma?
1.3 Tujuan
137
1.1.4 Untuk mengetahui isotop Cs sebagai sumber radiasi dalam industri di
Indonesia.
1.1.5 Untuk mengetahui bagaimana metodologi dan teknologi pembuatan isotop
137
Cs.
1.1.6 Untuk mengetahui manfaat isotop 137Cs sebagai sumber radiasi gamma.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Radiokimia

Radiokimia adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan


keradioaktifan yang meliputi keberadaan material radioaktif, jenis dan jumlah
radiasi yang diradiasikan, besar kecilnya energi radiasi, dampak, interaksi
antara radiasi radioaktif dan materi yang menjadi sasaran radiasinya, cara-cara
memproteksi radiasi, macam-macam, reaksi nuklir, dan pemanfaatan radiasi
material radioaktif bagi perbaikan kualitas hidup. Jenis radiasi yang
dipancarkan ada tiga, yakni radiasi alpha (α), beta (β), dan gama (γ)
(Amiruddin, 2008).
2.2 Pengertian Radioaktivitas
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tidak stabil untuk
memancarkan radiasi dan berubah menjadi inti stabil. Proses perubahan ini
disebut dengan peluruhan dan inti atom yang tidak stabil disebut radioisotop.
Materi yang banyak mengandung radioisotop disebut zat radioaktif. Peluruhan
adalah peristiwa hilang atau pecahnya inti atom yang tidak stabil, atau
berubahnya suatu unsur menjadi unsur yang lain, yang kedua hal tersebut
terjadi secara bersamaan. Peluruhan ialah perubahan inti atom yang tak-stabil
menjadi inti atom yang lain, atau berubahnya suatu unsur radioaktif menjadi
unsur yang lain. Radioaktivitas ditemukan oleh H. Becquerel pada tahun 1896.
Becquerel menamakan radiasi dengan sinar uranium (Batan, 2003).
2.3 Pengertian Isotop dan Radioisotop
Isotop adalah atom-ataom yang memiliki nomor atom yang sama
namun memiliki nomor massa yang berbeda. Dengan kata lain sebuah unsur
yang memiliki jumlah proton dan elektron sama dapat memiliki jumlah neutron
yang berbeda, itulah yang dinamakan isotop (Djuhariningrum, 2003).
Sedangkan radioisotop ialah isotop suatu unsur yang dapat
memancarkan radiasi dengan jenis (alfa, beta, atau gamma) dan energi radiasi
yang dipancarkan umurnnya merupakan sifat khas radioisotop. Setiap zat
radioaktif meluruh dengan waktu paruh tertentu yang merupakan karakteristik

3
radioisotop. Pengukuran waktu paruh serta energi yang dipancarkan dapat
digunakan sebagai alat identifikasi (pengenal) suatu radioisotop. Selain itu,
radioisotop suatu unsur mempunyai sifat kimia yang sarna dengan isotop yang
tak aktif (Maryanto, 2006).
2.4 Keberadaan Materi Radioaktif
Materi radioaktif memiliki sejumlah dampak bagi kehidupan manusia.
Untuk itulah keberadaan materi radioaktif sebaiknya diketahui. Dalam
kehidupan sehari-hari, masyarakat tak pernah lepas dari pengaruh radiasi
radioaktif, bahkan sering berinteraksi dengan radiasinya. Di lingkungan,
terdapat material radioaktif alami. Contoh material radioaktif yang ada di alam
adalah uranium, rudium, thorium, dan polonium yang semuanya merupakan
endapan mineral yang ada di perut bumi. Radiasi alami lain yang berasal dari
luar angkasa umumnya berwujud sinar-sinar kosmik (Amiruddin, 2008).
Material radioaktif tanpa kita sadari berada sangat dekat dengan kita.
Material radioaktif alami senantiasa ada dan menyatu dengan organ tubuh. Hal
ini dikarenakan energi radiasi yang diradiasikan oleh material radioaktif yang
selalu menyatu dengan organ tubuh kita dan kemudian diserap oleh organ
hidup adalah masih dalam batas kemampuan organ hidup tersebut memberikan
reaksi yang positif yaitu melalui proses reaksi biokimia sehingga dampak
negatif dari keberadaannya tidak diketahui (Amiruddin, 2008).
2.5 Peranan Radiokimia dalam Bidang Industri
Terdapat beberapa peranan radiokimia dalam bidang industri, antara
lain sebagai berikut (Hilmy, 1995):
1. Untuk mendeteksi kebocoran pipa.
Radiokimia digunakan untuk mendeteksi kebocoran pipa yang
ditanam di dalam tanah atau dalam beton dengan memasukannya ke dalam
aliran pipa kebocoran pipa sehingga dapat dideteksi tanpa penggalian tanah
atau pembongkaran beton.
2. Untuk menentukan kehausan atau keroposan yang terjadi pada bagian
pengelasan atau logam.

4
Jika bagian pengelasan atau logam ini disinari dengan sinar gamma
dan dibalik bahan itu diletakkan film foto maka pada bagian yang terdapat
kehausan atau kekeroposan akan memberikan gambar yang tidak merata.
3. Untuk mengetahui adanya cacat pada material
Pada bidang industri aplikasi baja perlu dianggap bahwa semua bahan
selalu mengandung cacat. Cacat dapat berupa cacat bawaan dan cacat yang
terjadi akibat penanganan yang tidak benar. Cacat pada material merupakan
sumber kegagalan dalam industri baja.
Penyebab timbulnya cacat pada material, meliputi desain yang tidak
tepat, proses fabrikasi dan pengaruh lingkungan. Desain yang tidak tepat
meliputi pemilihan bahan, metode pengerjaan panas yang tidak tepat dan
tidak dilakukannya uji mekanik. Proses fabrikasi meliputi keretakan karena
penggrindaan, cacat proses fabrikasi dan cacad pengelasan. Kondisi operasi
lingkungan meliputi korosi. Untuk mengetahui adanya cacat pada material
maka digunakan suatu pengujian material tak merusak yang salah satunya
adalah dengan metode radiografi sinar gamma.
4. Pemeriksaan tanpa merusak.
Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada
logam atau sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Teknik
ini berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka
intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar yang
dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada bagian-bagian yang
berongga didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih hitam,
5. Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau
lempeng logam dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti
diatas, bahwa intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan
bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika
lembaran menjadi lebih tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor
akan berkurang dan mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat
sehingga ketebalan dapat dipertahankan.
6. Pengawetan bahan

5
Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan
seperti kayu, barang-barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat
menningkatkan mutu tekstil karena inengubah struktur serat sehingga lebih
kuat atau lebih baik mutu penyerapan warnanya. Berbagai jenis makanan
juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman sehingga dapat disimpan
lebih lama.
2.6 Dampak Radioaktif
Pencemaran zat radioaktif, pencemaran zat radioaktif adalah suatu
pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya
ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom. Yang paling berbahaya dari
pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan
gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu
partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya (Amiruddin, 2008).
Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang
berbahaya biasanya akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur
zat serta pola reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik
tumbuh-tumbuhan maupun hewan atau binatang (Amiruddin, 2008).
Efek serta akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada umat
manusia seperti berikut di bawah ini (Amiruddin, 2008):
1. Pusing-pusing
2. Nafsu makan berkurang atau hilang
3. Terjadi diare
4. Badan panas atau demam
5. Berat badan turun
6. Kanker darah atau leukimia
7. Meningkatnya denyut jantung atau nadi
8. Daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah terserang penyakit akibat sel
darah putih yang jumlahnya berkurang.
2.7 Limbah Radioaktif
Limbah radioaktif adalah zat radioaktif yang sudah tidak dapat
digunakan lagi. Limbah radioaktif merupakan bahan serta peralatan yang
terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif, dan sudah tidak dapat

6
difungsikan. Bahan atau peralatan tersebut terkena atau menjadi radioaktif
kemungkinan karena pengoperasian instalasi nuklir atau instalasi yang
memanfaatkan radiasi pengion (Hermawan, 2015).
Limbah radioaktif berasal dari setiap pemanfaatan tenaga nuklir, baik
pemanfaatan untuk pembangkitan daya listrik menggunakan reaktor nuklir,
maupun pemanfaatan tenaga nuklir untuk keperluan industri dan rumah sakit
(Hermawan, 2015).
Jenis-jenis limbah radioaktif antara lain sebagai berikut (Hermawan,
2015):
 Dari segi besarnya aktivitas dibagi dalam limbah aktivitas tinggi, aktivitas
sedang dan aktivitas rendah.
 Dari umurnya di bagi menjadi limbah umur paruh panjang, dan limbah
umur paruh pendek.
 Dari bentuk fisiknya dibagi menjadi limbah padat, cair dan gas.
Limbah radioaktif dikelola sedemikian rupa sehingga tidak
membahayakan masyarakat, pekerja dan lingkungan, baik untuk generasi
sekarang maupun generasi yang akan datang. Cara pengelolaannya dengan
mengisolasi limbah tersebut dalam suatu wadah yang dirancang tahan lama
yang ditempatkan dalam suatu gedung penyimpanan sementara sebelum
ditetapkan suatu lokasi penyimpanan permanennya (Hermawan, 2015).
Apabila dimungkinkan pengurangan volume limbah maka dilakukan
proses reduksi volume, misalnya menggunakan evaporator untuk limbah cair,
pembakaran untuk limbah padat maupun cair yang dibakar, ataupun
pemanfaatan untuk limbah padat yang bisa dimanfaatkan. Penyimpanan
permanen dapat berupa tempat di bawah tanah dengan kedalaman beberapa
ratus meter untuk limbah aktivitas tinggi dan waktu paruh panjang, atau dekat
permukaan tanah dengan kedalaman hanya beberapa puluh meter untuk limbah
aktivitas rendah-sedang (Hermawan, 2015).
Karena limbah memancarkan radiasi, maka apabila tidak diisolasi dari
masyarakat dan lingkungan maka radiasi limbah tersebut dapat mengenai
manusia dan lingkungan. Misalnya, limbah radioaktif yang tidak dikelola
dengan baik meskipun telah disimpan secara permanen di dalam tanah,

7
radionuklidanya dapat terlepas ke air tanah dan melalui jalur air tanah tersebut
dapat sampai ke manusia.
Bahaya radiasi adalah, radiasi dapat melakukan ionisasi dan merusak
sel organ tubuh manusia. Kerusakan sel tersebut mampu menyebabkan
terganggunya fungsi organ tubuh. Disamping itu, sel-sel yang masih tetap
hidup namun mengalami perubahan, dalam jangka panjang kemungkinan
menginduksi adanya tumor atau kanker. Ada kemungkinan pula bahwa
kerusakan sel akibat radiasi mengganggu fungsi genetika manusia, sehingga
keturunannya mengalami cacat (Hermawan, 2015).
2.8 Isotop Cesium-137
Cesium-137, atau radiocesium, adalah isotop radioaktif cesium yang
terbentuk sebagai salah satu produk fisi yang lebih umum oleh fisi nuklir
uranium-235 dan isotop fisi lainnya dalam reaktor nuklir dan senjata nuklir.
BATAN sebagai lembaga litbang nuklir di Indonesia perlu mempelajari
137
metode atau teknik melakukan pembuatan sumber radisi gamma isotop Cs
di dalam negeri dari limbah hasil pengujian bahan bakar bekas PEB U3Si2-Al
yang sudah berada di hotcell laboratorium radiometalurgi BATAN selama 18
tahun. Keberhasilan penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan sumber
daya manusia untuk memahami metodologi dan teknologi pemungutan isotop
137
Cs sebagai sumber radiasi gamma dengan harga yang lebih murah (Ginting
dkk, 2014).
2.9 Manfaat Isotop 137Cs
137
Isotop Cs memiliki manfaat yang besar dalam segala bidang.
Beberapa manfaat isotop 137Cs antara lain sebagai berikut (Ginting dkk, 2014):
1. Manfaat dalam Bidang Industri
137
Di bidang konstruksi intalasi industri minyak bumi isotop Cs
digunakan dalam pengujian kualitas las pada waktu pemasangan pipa
minyak/gas serta instalasi kilang minyak. Teknik radiografi sering dipakai
pada tahap-tahap konstruksi dan teknik ini digunakan juga pada uji kualitas
las dari ketel uap tekanan tinggi serta uji kekerasan dan keretakan pada
konstruksi beton.

8
Selain dalam bidang konstruksi, isotop 137Cs dapat digunakan sebagai
bahan perunut untuk mendeteksi ketebalan bahan, mendeteksi kebocoran,
keausan atau kekeroposan pipa tanpa merusak (Non Destructive Test, NDT),
137
sedangkan di dalam industri perikanan isotop Cs digunakan sebagai
sumber irradiator untuk pengawetan ikan tuna, kepiting dan udang sewaktu
dilakukan pengiriman dalam skala besar di dalam kontainer ke luar negeri
serta dapat membantu petani dan nelayan untuk mengawetkan udang atau
bandeng dalam mengembangkan kegiatan usaha kecil menengah (UKM).
2. Manfaat dalam Bidang Kesehatan
Di bidang kesehatan atau rumah sakit, industri nuklir yang
menghasilkan radiofarmaka dapat dimanfaatkan untuk terapi tumor dan
kanker. Karena sel kanker lebih sensitif (lebih mudah rusak) terhadap
radiasi dari pada sel normal, maka dilakukan penggunaan radioisotop untuk
membunuh sel kanker dengan mengatur arah dan dosis radiasi.
3. Manfaat dalam Bidang Industri Pertambangan
137
Di dalam industri pertambangan, isotop Cs aktivitas tinggi
digunakan sebagai probe pada alat gamma logging disekitar batuan atau
137
sedimen pada sistem geophysical logging. Isotop Cs aktivitas tinggi
digunakan oleh geologist sebagai probe dalam mendeteksi kedalaman
sumber minyak pada saat pemboran minyak dan kedalaman batu bara, nikel,
emas dan hasil tambang lainnya pada saat pencarian hasil tambang tersebut.
Hal ini sudah umum dilakukan oleh ahli geologist dalam menjejaki dan
mencari batuan maupun mineral di industri pertambangan.

9
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Isotop 137Cs Sebagai Sumber Radiasi dalam Industri di Indonesia


Cesium-137, atau radiocesium, adalah isotop radioaktif cesium yang
terbentuk sebagai salah satu produk fisi yang lebih umum oleh fisi nuklir
uranium-235 dan isotop fisi lainnya dalam reaktor nuklir dan senjata nuklir.
BATAN sebagai lembaga litbang nuklir di Indonesia perlu mempelajari
metode atau teknik melakukan pembuatan sumber radiasi gamma isotop 137Cs
di dalam negeri dari limbah hasil pengujian bahan bakar bekas PEB U3Si2-Al
yang sudah berada di hotcell laboratorium radiometalurgi BATAN selama 18
tahun. Limbah tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembuatan sumber radiasi
137
sinar gamma isotop Cs. Hal ini dapat membantu bidang industri dalam
memenuhi kebutuhan sumber radioaktif dalam negeri karena selama ini
137
kebutuhan isotop Cs di Indonesia masih tergantung dari luar negeri serta
dalam penggunaan, pengadaan dan transportasinya diperlukan persyaratan
yang cukup ketat. Hal ini dikarenakan harus mendapatkan izin persetujuan
terlebih dahulu dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional (BAPETEN),
137
sehingga menyebabkan harga isotop Cs menjadi mahal untuk sampai di
Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut BATAN sebagai lembaga litbang nuklir di
137
Indonesia perlu mempelajari pembuatan sumber radiasi gamma isotop Cs
dari larutan hasil pengujian bahan bakar nuklir U3Si2Al pasca radiasi. Manfaat
137
isotop Cs sangat luas antara lain digunakan dalam menganalisis sampel
lingkungan, industri migas, konstruksi, radiografi, perikanan, rumah sakit dan
pertambangan.
3.2 Metodologi Pembuatan Isotop 137Cs
137
Pembuatan sumber radiasi gamma isotop Cs dimulai dari
pengumpulan limbah hasil pengujian PEB U3Si2-Al. Limbah larutan hasil
137
pengujian mengandung isotop Cs dan isotop lainnya. Pemungutan isotop
137
Cs di dalam bahan bakar bekas PEB U3Si2-Al dilakukan dengan
penambahan zeolit Lampung. Larutan PEB U3Si2-Al pasca iradiasi berasal dari

10
limbah hasil pengujian dikumpulkan di dalam botol kaca yang tahan radiasi di
dalam hotcell. Sebelum cuplikan sampel dibawa keluar dari hotcell terlebih
dahulu harus dilakukan pengukuran paparan radiasi dipermukaan vial
menggunakan surveymeter radiasi gamma. Pemungutan isotop 137Cs dilakukan
dengan metode penukar kation. Hasil proses penukar kation menunjukkan
137 137
bahwa isotop Cs terikat dengan zeolit dalam padatan Cs-zeolit sebagai
fasa padat dan isotop lainnya dalam fasa cair
Hasil pemungutan diperoleh padatan 137Cs-zeolit dalam fasa padat dan
isotop lainnya berada dalam fasa cair. Untuk menghilangkan kandungan
airnya, padatan 137Cs-zeolit kemudian dikeringkan sehingga diperoleh padatan
137
Cs-zeolit berbentuk serbuk. Padatan137Cs-zeolit kering kemudian kemudian
ditimbang dan diukur aktivitasnya menggunakan spektrometer-γ. Untuk
137 137
menjadi sumber radiasi gamma Cs, padatan Cs-zeolit akan dikemas
dengan cara memasukkan ke dalam wadah tertutup (shield source) berbentuk
137
kapsul dari stainless steel oleh PTKMR. Selanjutnya sumber Cs tertutup
tersebut disertifikasi oleh PTKMR sehingga diperoleh sumber radiasi gamma
isotop 137Cs bersertifikat.
Validasi metode dilakukan di luar hotcell dengan mengukur aktivitas
standar 137Cs. Selain validasi metode, yang harus diketahui sebelum melakukan
137
pemungutan isotop Cs di dalam larutan PEB U3Si2-Al adalah recovery
pemungutan dengan metode penukar kation. Hasil proses penukar kation
137
menunjukkan terjadinya pemisahan antara isotop Cs yang terikat dengan
137
zeolit dalam bentuk Cs-zeolit sebagai fasa padat dengan isotop lainnya
beserta unsur pengotor dalam fasa cair. Padatan 137Cs-zeolit kemudian diukur
menggunakan Spektometri-γ dengan waktu cacah 1000 detik, sehingga
diperoleh kandungan isotop 137
Cs di dalam 50 μL sebagai hasil pengukuran,
137
kemudian dibandingkan dengan kandungan isotop Cs dari sertifikat
sehingga diperoleh recovery sebesar 97,55%.
3.3 Manfaat Isotop 137Cs Sebagai Sumber Radiasi Gamma dalam Industri
Keberhasilan PTBBN-PTKMR BATAN dalam membuat sumber
137
radiasi gamma isotop Cs dapat meningkatkan kemampuan SDM untuk
memahami metodologi dan teknologi pemungutan isotop 137Cs sebagai

11
sumber radiasi gamma. Oleh karena itu, hasil penelitian ini memberi peluang
bagi BATAN untuk bekerja sama dengan perusahaan maupun industri untuk
mengembangkan penggunaan bahan dan teknologi nuklir diberbagai bidang
industri.
137
Selain itu manfaat Isotop Cs dalam bidang industri sangat beragam,
137
meliputi pada bidang konstruksi intalasi industri minyak bumi isotop Cs
digunakan dalam pengujian kualitas las pada waktu pemasangan pipa
minyak/gas serta instalasi kilang minyak. Teknik radiografi sering dipakai pada
tahap-tahap konstruksi dan teknik ini digunakan juga pada uji kualitas las dari
ketel uap tekanan tinggi serta uji kekerasan dan keretakan pada konstruksi
beton.
137
Selain dalam bidang konstruksi, isotop Cs dapat digunakan sebagai
bahan perunut untuk mendeteksi ketebalan bahan, mendeteksi kebocoran,
keausan atau kekeroposan pipa tanpa merusak (Non Destructive Test, NDT),
sedangkan di dalam industri perikanan isotop 137Cs digunakan sebagai sumber
irradiator untuk pengawetan ikan tuna, kepiting dan udang sewaktu dilakukan
pengiriman dalam skala besar di dalam kontainer ke luar negeri serta dapat.
Pemanfaatan sumber radiasai dalam ilmu industri ditinjau dari sifat
radiasi itu sendiri beberapa manfaat dapat diambil antara lain:
1. Sifat dapat membunuh mikroba atau organisma lainnya sehingga dapat
digunakan untuk mensterilkan alat kedokteran, bahan baku obat dan
kosmetika, memperpanjang masa simpan komoditi pangan, membunuh
mikroba patogen pangan untuk menghindarkan penyakit serta membunuh
organisma patogen dari Iimbah untuk dapat digunakan kembali secara
aman.
2. Mempercepat reaksi kimia untuk membuat produk baru atau menguraikan
produk yang tidak diinginkan.
3. Dapat mengubah sifat DNA dari organisma hidup yang digunakan untuk
membuat mutan tanaman atau mutan mikro-organisma baru dengan sifat
yang diinginkan, menunda pertunasan dan lain sebagainya.

12
4. Kekuatan radiasi akan berubah kalau melewati bahan, sifat ini banyak
digunakan untuk inspeksi uji tidak menisak yang menunjang industri atau
sebagai perunut dibidang industri, kedokteran dan pertanian.
5. Sumber radiasi yang dipancarkan oleh setiap isotop mempunyai waktu
paroh yang berbeda, sifat ini dapat digunakan antara Jain untuk menentukan
umur bahan (Hilmy,1995).

13
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Cesium-137, atau radiocesium, adalah isotop radioaktif cesium yang
terbentuk sebagai salah satu produk fisi yang lebih umum oleh fisi nuklir
uranium-235 dan isotop fisi lainnya dalam reaktor nuklir dan senjata nuklir.
137
Pemungutan isotop Cs dilakukan dengan metode penukar kation. Manfaat
137
isotop Cs sangat luas antara lain digunakan dalam menganalisis sampel
lingkungan, industri migas, konstruksi, radiografi, perikanan, rumah sakit dan
pertambangan. Selain itu, keberhasilan PTBBN-PTKMRBATAN membuat
137
sumber radiasi gamma isotop Cs juga dapat meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia untuk memahami metodologi dan teknologi pemungutan
isotop 137Cs sebagai sumber radiasi gamma. Oleh karena itu, hasil penelitian ini
memberi peluang bagi BATAN untuk bekerja sama dengan perusahaan maupun
industri untuk mengembangkan penggunaan bahan dan teknologi nuklir
diberbagai bidang industri.
4.2 Saran
Sebaiknya dengan keberhasilan PTBBN-PTKMRBATAN dalam
137
membuat sumber radiasi gamma isotop Cs dapat membuka lapangan
pekerjaan bagi masyarakat Indonesia agar masyarakat mengetahui pemanfaatan
sumber radiasai dalam ilmu industri dan teruata kegunaan dari isotop 137Cs.

14
DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, Achmad. 2008. Kimia Inti dan Radiokimia: Radiokimia dan


Penggunaan Radioisotop. Tangerang: Pusat Pengembangan Informatika
Nuklir BATAN.
Batan. 2003. Radioaktifitas. Serial online:
http://www.batan.go.id/ensiklopedi/08/01/01/03/07-01-01-03edit.html.
[Diakses pada 30 Maret 2019, pukul 07.30 WIB].
Djuhariningrum, Tyas, Richard Hutabarat, dan Endang Muhtar. 2003. Tinjauan
Pustaka Isotop Alam dalam Sistem Hidrologi. Laporan Hasil Penelitian
tahun 2003. Jakarta: Pusat Pengembangan Geologi Nuklir-Batan.
Ginting, Aslina Br., Dian Anggraini, Arif Nugroho, Rosika Kriswarini, Gatot
137
Wurdiyanto, dan Hermawan. 2014. Pembuatan Isotop Cs Sebagai
Sumber Radiasi Gamma untuk Digunakan dalam Industri. Jurnal Urania,
Vol. 20, No. 3, Hal 110-162.
Hermawan, Nanang Triagung Edi. 2015. Dasar-Dasar Keselamatan Radiasi:
Pengangkutan Zat Radioaktif. Yogyakarta: Teknosain.
Hilmy, Nazly. 1995. Manfaat Radiasi Dalam Industri, Lingkungan dan Kesehatan
Masyarakat. Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah. Yogyakarta:
PPNY-BATAN.
Maryanto, Djoko, dan Toto Trikasjono. 2006. Kajian Pemanfaatan Instrumentasi
Nuklir dalam Bidang Industri Perminyakan. Seminar Nasional II.
Yogyakarta: SDM Teknologi Nuklir.

15
16

You might also like